Vol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN : 2356-153X Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Jurnal Arabiyât merupakan wahana ekspresi ilmiah para akademisi, praktisi, dan pemerhati pendidikan bahasa Arab yang merekam puncak-puncak pemikiran dan penelitian mutakhir seputar pendidikan bahasa Arab dan kebahasaaraban. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa llllllllllllll Aziz Fahrurrozi PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee nnnnnnnnnnnnnnnn Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Syafi’i (Kajian Struktural Genetik) dddddddddddddddddddddddddd idididididididididddidiididididiidid Ari Khairurrijal Fahmi dan Nuruddin iiiiiiiiiiiiiiiiii kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk aaaaaaaaaaaaa nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn Model Pembelajaran Diskoveri Sebagai Strategi Pembelajaran Bahasa Arab BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB aaaaaaaaaaaa Erta Mahyudin hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa sssssssss aaaaaaaaaaaaaaaaaa Memanfaatkan Kajian Fonetik untuk Pengembangan Pembelajaran Ilmu Tajwid AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA Ahmad Sayuti Anshari Nasution rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr aaaaaaaaaaaa bbbbbbbbbb Analisis Ketampanan Nabi Yusuf dalam Perspektif Semiotika Al-Qur'an dddddddddd aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Muhammad Akrom nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK eeeeeeeeeeeeeeeeee Unsur-Unsur Budaya dalam Amtsâl ’Arabiyyah (Peribahasa Arab) bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb aaaaaaaaa Siti Mahwiyah hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaa ssssssssss aaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Pola-Pola Penggunaan Kata Isim dan Fi’il dalam Al-Qur'an rrrrr aaaaaa bbbbbbbbbb Ridhoul Wahidi aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa nnnnnnnnnnnnnnnnnnnn ﻡﻷﺍ ﻢ(cid:1672)(cid:1618)ﻐﻟ ﻦﻣ ﺎهﻮﺒﺴتﻛﺍ (cid:1827)(cid:1752)ﻟﺍ ﺔﻘيﺮﻄﻟﺎﺑ ﺎهﺮ(cid:1544)ﻐب ﻥ(cid:1544)ﻘﻃﺎﻨﻠﻟ ﺔﻴبﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌت VVVV V VVV Abdalla Shobak Muhammad oooooooooo l. IllIIIIIIIl. . .. IIIIIIIllIII , NNNNNNNNNN,,,,,,,, N N N NNNNNNNNNNNN ooooooooooooooooo ي(cid:1700)ﺎﻤﺘﺟﻻﺍ ﻲئﺎﻨﺒﻟﺍ ﻞﺧﺪﳌﺍ ﺀﻮﺿ ي(cid:2153) ﺓﺀﺍﺮﻘﻟﺍ ﺓﺭﺎهﻣ ﺲيﺭﺪﺗ . 22... 22 , DDDDDDDDD, , , DDDDDDDDDDDDD N. Lalah Alawiyah eeeeeeeeeeeeee ssssssssssssssssssssssss eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm ﺖﻧﺮ(cid:1541)ﻧﻹﺍ ﻝﻼﺧ ﻦﻣ ﺎﻳﺩﺍﺮﻔﻧﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻠﻌﺘﻟ ﺔﻟﻭﺎﺤﻣ :ﺔﻳ(cid:1602)(cid:1544)بﺮﻌﻟﺍ ﺮهﺍﻮﻈﻟﺍ bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb eeeeeeeeeeeeeeeeeee rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr 2222222222 2 2 2 2 2222222222 Fatima El-Zahraa 00000000000000000000000 111111111111 4444444444444444444444444444 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan IMLA (Ittihâd Mudarrisî al-Lughah al-'Arabiyyah, Asosiasi Dosen Bahasa Arab se-Indonesia). 9 772356 153006 2014 Vol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN : 2356-153X Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan IMLA (Ittihâd Mudarrisî al-Lughah al-'Arabiyyah, Asosiasi Dosen Bahasa Arab se-Indonesia). Berkala ilmiah ini fokus pada isu-isu mutakhir sekitar Kebahasaaraban dan Kependidikan Bahasa Arab dan terbit dua kali dalam satu tahun, yakni Juni dan Desember. Mitra Bestari : Moh. Matsna HS (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Emzir (Universitas Negeri Jakarta) Oman Fathurrahman (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Khalid Khamis Farraj (Jami'ah al-Imam Muhammad Ibn Su'ud al-Islamiyah Riyadh) Yayan Nurbayan (UPI Bandung) Pemimpin Redaksi : Toto Edidarmo Penyunting Pelaksana : Muhbib Abdul Wahab N. Lalah Alawiyah Azkia Muharom Albantani Desain Grafis : M. Arif Rakhman Hakim Yazid Hady Sekretariat : Yazid Hady Alamat Redaksi : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan Telp./Faks. (62-21 7443328) ekst. 1711/27 website : www.arabiyat-uinjkt.ac.id email : [email protected] Daftar Isi © Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya Aziz Fahrurrozi (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) .................................. 161-180 © Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Syafi’i (Kajian Struktural Genetik) Ari Khairurrijal Fahmi dan Nuruddin (Prodi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta) ....................................................................................................................... 181-194 © Model Pembelajaran Diskoveri Sebagai Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Erta Mahyudin (Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Jakarta) ........................... 195-208 © Memanfaatkan Kajian Fonetik untuk Pengembangan Pembelajaran Ilmu Tajwid Ahmad Sayuti Anshari Nasution (Universitas Islem Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) .................................................................... 209-222 © Analisis Ketampanan Nabi Yusuf dalam Perspektif Semiotika Al-Qur'an Muhammad Akrom (Prodi Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya - Universitas Indonesia) ................................................................................................................................ 223-236 © Unsur-Unsur Budaya dalam Amtsâl ’Arabiyyah (Peribahasa Arab) Siti Mahwiyah (MTs Al-Manshuriyah PPI Kota Tangerang) ........................................................... 237-252 © Pola-Pola Penggunaan Kata Isim dan Fi’il dalam Al-Qur'an Ridhoul Wahidi (Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tembilahan Riau) .......................................................................................................................................... 253-266 © ﻡﻷﺍ ﻢ(cid:1672)(cid:1618)ﻐﻟ ﻦﻣ ﺎهﻮﺒﺴتﻛﺍ (cid:1827)(cid:1752)ﻟﺍ ﺔﻘيﺮﻄﻟﺎﺑ ﺎهﺮ(cid:1544)ﻐب ﻥ(cid:1544)ﻘﻃﺎﻨﻠﻟ ﺔﻴبﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌت Abdalla Shobak Muhammad (LIPIA Jakarta) ................................................................................... 267-282 © ي(cid:1700)ﺎﻤﺘﺟﻻﺍ ﻲئﺎﻨﺒﻟﺍ ﻞﺧﺪﻤﻟﺍ ﺀﻮﺿ ي(cid:2221) ﺓﺀﺍﺮﻘﻟﺍ ﺓﺭﺎهﻣ ﺲيﺭﺪﺗ N. Lalah Alawiyah (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan -Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) ...................................................................................................................... 283-292 © ﺖﻧﺮ(cid:1541)ﻧﻹﺍ ﻝﻼﺧ ﻦﻣ ﺎﻳﺩﺍﺮﻔﻧﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻠﻌﺘﻟ ﺔﻟﻭﺎﺤﻣ :ﺔﻳ(cid:1602)(cid:1544)بﺮﻌﻟﺍ ﺮهﺍﻮﻈﻟﺍ Fatima El-Zahraa (Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta) .................................................................. 293-312 PEMBELAJARAN BAHASA ARAB : PROBLEMATIKA DAN SOLUSINYA* Aziz Fahrurrozi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta email : [email protected] Abstract There are some factors in(cid:976)luencing teaching and learning of foreign language. In teaching Arabic, for example, linguistic factors, such as Phonology, Grammatical rules, Morphology, and Vocabulary. Non linguistic factor also in(cid:976)luences teaching and learning Arabic, for example, teaching aids, teaching method, age and environment. Teaching method in Arabic classroom is one of the important factor. This article discusses how linguistic factor and non linguistic factor in(cid:976)luenced Arabic Classroom. Keywords: teaching method, linguistic factors, non linguistic factors, Arabic classroom ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺺخلﻣ .ﺎهﻟﻮﻠﺣ ﺩﺎﺠﻳﺇ ﻦﻣ ﻦﻜﻤﺘﻳ (cid:1826)(cid:1752)ﺣ ﺎ(cid:1672)(cid:1645) ﻡﺎﻤﺘهﻻﺍﻭ ﺮ(cid:1544)ﻜﻔﺘﻟﺍ (cid:1827)(cid:1756)(cid:1594)ﺘﻘﺗ ﻞكﺎﺸﻣ ﺓﺪﻋ ﺔﻴبﻨﺟﺃ ﺔﻐﻟ ﺔﻳﺃ ﻢﻴﻠﻌت ﻪﺟﺍﻮﻳ ﺕﺍﺩﺮﻔﳌﺍﻭ ﺕﺍﻮﺻﻷﺍ ي(cid:2221) ﺮهﻈﺗ ﺔيﻮﻐﻠﻟﺎﻓ .ﺔيﻮﻐﻠﻟﺍ ﺮ(cid:1544)ﻏﻭ ﺔيﻮﻐﻠﻟﺍ ﺕﻼكﺸﳌﺍ ى(cid:1714)ﺇ ﺔﻴبﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌت ﺕﻼكﺸﻣ ﻢﺴﻘﻨﺗﻭ ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﻞﺋﺎﺳﻮﻟﺍﻭ ﺎهﻤﻠﻌت ى(cid:1714)ﺇ ﺏﻼﻄﻟﺍ ﻊﻓﺍﻭﺪﺑ ﻂﺒﺗﺮ(cid:1541)ﻓ ﺔيﻮﻐﻠﻟﺍ ﺮ(cid:1544)ﻏ ﺎﻣﺃﻭ ؛ﺐﻴﻛﺍﺮ(cid:1541)ﻟﺍﻭ ﺔﻴﻓﺮﺼﻟﺍ ﻭﺃ ﺔيﻮﺤﻨﻟﺍ ﺪﻋﺍﻮﻘﻟﺍﻭ ﺔﻴبﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻠﻌت ﺕﺎبﻮﻌﺻ ﻒﻠﺘﺨﺗﻭ .ﺎهﺮ(cid:1544)ﻏﻭ ﺔيﻮﻐﻠﻟﺍ ﺔﺌيﺒﻟﺍﻭ ﺔﺳﺍﺭﺪﻟﺍ ﺔﺻﺮﻓﻭ ﺲيﺭﺪﺘﻟﺍ ﻕﺮﻃﻭ ﺱﺭﺪﳌﺍ ﺓﺀﺎﻔﻛﻭ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌت ﺕﻼكﺸﻣ ﻦﻋ ﻒﺸﻜﺗ ﺔﻟﺎﻘﳌﺍ ﻩﺬه .ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻪﻤﻠﻌت ﺀﺎﻨﺛﺃ ﺎ(cid:1672)(cid:1621)ﻓ ﺶيﻌي (cid:1827)(cid:1752)ﻟﺍ ﺔﺌيﺒﻟﺍﻭ ﺱﺭﺍﺪﻟﺍ ﻦﺴﻟ ﺎﻌﺒﺗ .ﻥ(cid:1544)ﻠهﺆﳌﺍ ﻥ(cid:1544)ﺳﺭﺪﳌﺍ ى(cid:1716)ﻋ ﺎهﻘﻴﺒﻄﺗ ي(cid:1703)ﺒنﻳ (cid:1827)(cid:1752)ﻟﺍ ﺎهﺟﻼﻋ ﻕﺮﻃﻭ ﻥ(cid:1544)ﻴﺴيﻧﻭﺪﻧﻹﺍ ﺏﻼﻄﻟﺍ ﻯﺪﻟ ﺔﻴبﺮﻌﻟﺍ ﺲيﺭﺪﺘﻟﺍ ﻕﺮﻃ ،ﺔيﻮﻐﻟ ﺮ(cid:1544)ﻏﻭ ﺔيﻮﻐﻟ ﺕﻼكﺸﻣ ،ﺔﻴبﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌت :ﺔﻤﻛﺎحلﺍ ﻁﺎﻘﻨﻟﺍ Abstrak Pengajaran bahasa Arab di Indonesia sering kali menghadapi problem linguistik dan non- linguistik yang harus segera dituntaskan. Problem linguistik, seperti fonetik, morfologi, dan struktur, sedangkan problem non-linguistik, antara lain, motivasi belajar, sarana belajar, metode pengajaran, waktu belajar, dan lingkungan pembelajaran. Persoalan pembelajaran bahasa sangat bervariasi sesuai dengan usia pelajar dan lingkungan tempat belajar. Artikel ini mengungkap problematika pengajaran bahasa Arab di Indonesia sekaligus bagaimana cara mengatasinya. Kata Kunci: bahasa Arab, pembelajaran, problem linguistik, problem non-linguistik, metode pengajaran *Naskah diterima: 1 September 2014, direvisi: 9 Oktober 2014, disetujui: 7 November 2014. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Pendahuluan kebahasaan yang sering disebut problem Bahasa Arab, meskipun diakui sebagai linguistik, dan problem non-kebahasaan bahasa kitab suci, tidak berpengaruh secara atau non-linguistik. Pengetahuan guru signi(cid:976)ikan terhadap sikap belajar siswa dan tentang kedua problem itu sangat penting hasil belajarnya. Karena itu, bahasa Arab agar ia dapat meminimalisasi problem dan seharusnya dibelajarkan oleh orang yang mencari solusinya yang tepat sehingga menguasai bahasa Arab dan memahami pembelajaran bahasa Arab dalam batas pembelajarannya secara akademik dan minimal dapat tercapai dengan baik. Sikap pedagogik. Dan, pengetahuan guru mengeluh tanpa mencari jalan keluar adalah tentang problematika pengajaran Bahasa hal utopis. Arab mutlak diperlukan agar ia mampu Problem kebahasaan adalah persoalan- menemukan solusi yang tepat dalam persoalan yang dihadapi siswa atau membelajarkannya. pembelajar (pengajar) yang terkait langsung Problem pembelajaran bahasa Arab dengan bahasa. Sedangkan, problem non- yang paling serius untuk ditangani adalah kebahasaan adalah persoalan-persoalan keseriusan belajar siswa dan keseriusan gu- yang turut mempengaruhi, bahkan domi- ru dalam mengajar. Keseriusan belajar dan nan bisa menggagalkan, kesuksesan pro- mengajar ini tidak bisa diawali oleh sikap gram pembelajaran yang dilaksanakan.1 terpaksa untuk mengikuti sebuah struktur Problem kebahasaan dapat kurikulum sehingga memasung kebebasan diidenti(cid:976)ikasi, antara lain, sebagai berikut: berkreasi untuk memperoleh pengetahuan 1. Problem Ashwât ʻArabiyyah dan menajamkan keterampilan. Belajar Problem ashwât adalah persoalan sejatinya memberdayakan aspek (cid:976)isik dan terkait dengan sistem bunyi atau psikis manusia agar menjadi pribadi unggul fonologi. Bunyi bahasa Arab ada yang efektif. yang memiliki kedekatan dengan Berbagai keluhan tentang rendahnya bunyi bahasa pebelajar dan ada pula yang tidak memiliki padanan dalam prestasi pembelajaran bahasa Arab acap bahasa pebelajar. Secara teori, bunyi kita dengar dari beragam penelitian dan yang tidak memiliki padanan dalam tulisan. Usaha untuk memperbaiki mutu bahasa pebelajar diduga akan banyak pembelajaran pun telah dilakukan dengan menyulitkan pebelajar daripada bunyi berbagai upaya. Namun, hasilnya tetap saja yang mempunyai padanan. Karena itu, masih jauh dari memadai. Karena itu, ada solusinya adalah memberikan pola baiknya diidenti(cid:976)ikasi kembali problematika latihan intens dan contoh penuturan pembelajaran bahasa Arab disertai upaya untuk mencari solusi yang tepat. Tulisan ini dari kata atau kalimat yang beragam.2 Dalam hal ini, guru dituntut memiliki akan memetakan problematika dan solusi keterampilan ekspresif dalam memberi pembelajaran bahasa Arab secara akademik contoh sebanyak mungkin agar dan pedagogik. pengayaan kosakata juga terbangun Problematika Pengajaran Bahasa Arab 1 Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing (Jakarta: Bania Secara teoretis, ada dua problem Publishing, 2010), h. 1. yang sedang dan akan terus dihadapi 2 Muhammad ʻAli al-Khûlı,̂ Asâlîb Tadrîs al- pembelajaran bahasa Arab, yaitu: problem Lughah al-ʻArabiyyah (Riyadh: Maktabah al-Farazdaq, 1989), h. 147. 162 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X secara baik dan membentuk kumulatif. dan penyerapan kata-kata bahasa Ini berarti pemilihan contoh juga harus Arab ke bahasa Indonesia itu dapat berupa kosakata yang mempunyai juga menimbulkan problem tersendiri, kebermaknaan. antara lain: a. Penggeseran arti kata serapan Banyak kata atau ungkapan yang 2. Problem Kosakata (Mufradât) diserap dalam bahasa Indonesia Bahasa Arab adalah bahasa yang pola artinya berubah dari arti sebenarnya pembentukan katanya sangat beragam dalam bahasa Arab. Contohnya, dan (cid:976)leksibel, baik melalui cara derivasi ungkapan “ﷲ ﺀﺎﺷ ﺎﻣˮ (mâ syâʼa Allâh). (tashrîf isytiqâqî) maupun dengan cara Dalam bahasa Arab, “mâ syâʼa Allâhˮ in(cid:976)leksi (tashrîf iʻrâbî). Melalui dua cara digunakan untuk menunjukkan rasa pembentukan kata ini, bahasa Arab takjub (terhadap hal-hal yang indah menjadi sangat kaya dengan kosakata dan luar biasa) tetapi dalam bahasa (mufradât). Dalam konteks penguasaan Indonesia, maknanya berubah kosakata, Rusydi Ahmad Thuʻaimah untuk menunjukkan hal-hal yang berpendapat: “Seseorang tidak akan bernuansa negatif atau keluhan, dapat menguasai bahasa sebelum ia seperti ungkapan ”Masya-Allah... menguasai kosakata bahasa tersebut”.3 anak ini kok bandel amat!” Dengan karakter bahasa Arab yang b. Perubahan lafal dari bunyi bahasa pembentukan katanya beragam dan Arabnya (cid:976)leksibel tersebut, problem pengajaran Contohnya, kata “berkatˮ yang kosakata bahasa Arab akan terletak pada berasal dari kata ﺔﻛﺮﺑ (barakah) dan keanekaragaman bentuk marfologis kata “kabarˮ yang berasal dari kata (wazan) dan makna yang dikandungnya, ﺮ(cid:1540)ﺧ (khabar). serta akan terkait dengan konsep- c. Perubahan arti tetapi lafalnya konsep perubahan derivasi, perubahan tidak berubah in(cid:976)leksi, kata kerja (afʻâl/verb), mufrad Misalnya, kata “kalimatˮ berasal dari (singular), mutsannâ (dual), jamak kata ﺔﻤﻠك (kalimah/t). Dalam bahasa (plural), ta’nîts (feminine), tadzkîr Arab, kalimah/t berarti “kata” tetapi (masculine), serta makna leksikal dan dalam bahasa Indonesia, ia berubah fungsional. artinya menjadi “susunan kata Dalam konteks pengajaran bahasa, yang lengkap maknanya”. Padahal, ada realita lain yang terkait dengan susunan kata dalam bahasa Arab kosakata yang perlu diperhatikan, disebut ﺐﻴﻛﺮﺗ (tarkîb) atau ﺔﻠﻤﺟ yaitu banyaknya kata dan istilah Arab (jumlah). Begitu juga dengan yang telah diserap ke dalam kosakata beberapa kata dan istilah yang bahasa Indonesia atau bahasa daerah. telah mengalami penyempitan dan Pada satu sisi, kondisi tersebut perluasan makna. memberi banyak keuntungan, tetapi pada saat yang sama, perpindahan Selanjutnya, menurut mazhab struktural, kata adalah suatu wujud 3 Rusydı ̂ Ahmad Thuʻaimah, Taʻlîm al- minimal yang bebas. Kata adalah ʻArabiyah li Ghair-al-Nâthiqîna bihâ: Manâhijuhâ wa asâlîbuhâ (Rabath: Isesco, 1989), h. 194. unit terkecil dari suatu bahasa yang Aziz Fahrurrozi 163 Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban bersifat independen.4 Takrif kata atau dengan pendekatan hafalan. Padahal, mufradât sangat beragam sesuai dengan pembelajaran kaidah menurut hemat pandangan para pakar terhadapnya. penulis seharusnya dibelajarkan Karena itu, pembelajar sebaiknya me- dengan pendekatan analogi atau mahami hakikat pengajaran mufradât qiyâsî dan bukan dengan pendekatan sehingga terhindar dari kesalahan bunyi samâʻî (mengikuti tuturan pemilik dan arti, serta pergeseran makna. bahasa). Menurut al-Ghalayaini, ilmu sharf sebagai bagian dari gramatika 3. Problem Qawâʻid dan Iʻrâb yang berbicara tentang dasar-dasar Tata bahasa Arab atau qawâʻid, baik pembentukan kata harus mendapat terkait pembentukan kata (shar(cid:980)iyyah) perhatian dalam pembelajaran bahasa.5 maupun susunan kalimat (nahwiyyah), sering kali dianggap kendala besar bagi 4. Problem Tarâkîb (Struktur Kalimat) pelajar bahasa Arab. Apa pun anggapan Problem tarâkîb (struktur kalimat) kita terhadap kesulitan qawâʻid itu merupakan salah satu masalah tidak akan mengubah eksistensinya. kebahasaan yang sering dihadapi Sebab, guru pada akhirnya tetap oleh pembelajar dan pelajar bahasa dituntut memahami apa yang dirasakan Arab. Masalah ini dapat diatasi dengan sulit oleh pebelajar bahasa Arab, lalu memberikan pola kalimat ismiyyah dan menawarkan cara yang mudah untuk (cid:980)iʻliyah yang frekuensinya tinggi, dengan menguasai bahasa Arab dalam waktu keragaman bentuk dan modelnya, relatif singkat. lalu melatihkannya dengan pola Menurut penulis, upaya yang harus pengembangan yang beragam. Inilah dilakukan adalah menyederhanakan di antara problem linguistik yang akan dua hal, yaitu binyah al-kalimah (bentuk selalu dihadapi oleh guru bahasa Arab. kata) dan mawâqiʻ al-iʻrâb (fungsi Adapun problem non kebahasaan (non- kata dalam kalimat). Penyederhanaan linguistik), antara lain, meliputi: dimaksud adalah menghindari dan 1. Motivasi dan minat belajar bahkan membuang hal-hal yang kurang fungsional atau yang frekuensi Motivasi dan minat belajar penggunaannya sangat jarang. Binyah merupakan problem non-linguistik al-kalimah (konstruk kata) yang dipilih yang banyak dijumpai di kelas-kelas adalah yang fungsionalnya baik dalam pembelajaran bahasa Arab, dan bahasa lisan atau membaca teks. pencapaian hasil belajar sering kali Fakta menunjukkan bahwa di antara dipengaruhi oleh motivasi dan minat wazan-wazan (neraca/pola kata) yang belajar.6 Belajar tanpa motivasi tidak diperkenalkan dalam pembelajaran 5 Musthafa al-Ghalayaini, Jâmiʻ al-Durûs al-ʻArabiyyah (Beirut: al-Maktabah al-ʻAshriyyah, bahasa Arab—kecuali (cid:980)iʻil dan mashdar 2003), h. 9. yang bersumber pada kata dasar tiga 6 Para pakar motivasi, seperti Maslow dengan huruf—banyak yang tidak produktif teorinya: hierarki kebutuhan, McClelland dengan “motivasi berprestasi”, Mc Gregor (teori X dan Y), untuk kepentingan berbahasa dan juga teori motivasi Hezberg, dan teori ERG Aldefer, hanya membangun cara belajar sama-sama meyakini bahwa keberhasilan belajar 4 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik dipengaruhi oleh motivasi dan kebutuhan atau (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 163. keinginan kuat untuk berprestasi. 164 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X dapat mencapai hasil yang maksimal, 6. Lingkungan berbahasa (yang dapat apalagi jika dalam diri orang yang mendorong siswa berani berbicara belajar tertanam perasaan tidak suka tanpa ada rasa malu dan takut salah). terhadap materi pelajaran dan guru Makin tinggi rasa malu dan takut salah, yang mengajarkannya. Belajar yang makin tidak akan pernah tercipta sukses adalah yang melibatkan siswa suasana berbahasa. secara untuh, baik (cid:976)isik maupun psikis. Dari kedua problem di atas, tampak Oleh karena itu, guru harus mendorong bahwa yang paling dominan mempengaruhi siswa untuk menyukai bahasa Arab yang keberhasilan pembelajaran bahasa Arab akan berguna bagi kehidupannya kelak. adalah problem-problem non-kebahasaan, 2. Sarana belajar salah satunya adalah metode. Hal lain Sarana belajar dapat menjadi yang tidak kalah penting dari problem problem apabila tidak kondusif, seperti non-linguistik adalah motivasi belajar kondisi yang bising, panas, dan tidak nya- siswa. Sebab, belajar bahasa dengan hanya man. Sarana yang tidak kondusif akan mengandalkan waktu yang tersedia di kelas memperburuk pencapaian hasil belajar dapat dipastikan tidak akan sukses kecuali bahasa Arab. Sebaliknya, suasana yang hanya untuk memenuhi kriteria ketuntasan menyenangkan dan membuat siswa minimal rapor. betah berada di ruang belajar akan mendukung pencapaian hasil belajar Kunci Pembelajaran Bahasa Asing yang maksimal. Ada tiga kata kunci yang perlu dipahami dengan baik terkait dengan pembelajaran 3. Kompetensi guru bahasa Arab sebagai bahasa asing, yaitu: Guru yang tidak kompeten akan pendekatan (al-madkhal), metode (al- menjadi problem dalam pembelajaran tharîqah), teknik (al-uslûb al-ijrâʼî). bahasa Arab. Kompetensi guru dinilai 1. Pendekatan (Madkhal/Approach) dari segi profesional, pedagogik, Pendekatan adalah sejumlah asumsi kepribadian, dan sosial. Masalahnya, yang berkaitan dengan sifat alami banyak guru bahasa tidak berlatar bahasa, sifat alami pengajaran bahasa, pendidikan guru bahasa, tetapi sekadar dan pembelajarannya. Pendekatan mengetahui bahasa Arab. berbentuk asumsi-asumsi dan konsep 4. Metode pembelajaran yang digunakan tentang bahasa, pembelajaran bahasa, (dipilih secara tepat sesuai tujuan, dan pengajaran bahasa. Orang-orang sesuai materi, sesuai sarana tersedia bisa berbeda pendapat tentang dan tingkat kemampuan pembelajar). suatu asumsi. Oleh karena itu, dalam Ketidak tepatan memilih metode apa- pengajaran bahasa juga ditemukan lagi tidak tahu metode apa yang harus berbagai asumsi yang berbeda tentang dipilih tentu sangat mempengaruhi hakikat bahasa dan pengajarannya. terhadap keberhasilan belajar Dari asumsi-asumsi tentang bahasa dan mengajar. pembelajaran bahasa, suatu metode 5. Waktu yang tersedia (cukup waktu akan dikembangkan, dan bisa jadi untuk mendapat layanan, baik di kelas beberapa metode dilahirkan dari satu maupun di luar kelas). pendekatan yang sama. Aziz Fahrurrozi 165 Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Richards dan Rodgers menyatakan juga didasarkan pada hal-hal yang bahwa paling tidak ada tiga aliran bersifat ketatabahasaan. Karena itu, pandangan yang berbeda tentang materi evaluasinya diorientasikan sifat alami bahasa, yakni: aliran secara gramatikal. Begitu juga halnya struktural, aliran fungsional, dan aliran dengan metode lain yang dikembangkan interaksional. Aliran struktural melihat berdasarkan dua aliran tentang sifat bahasa sebagai suatu sistem yang alami bahasa. terbentuk dari beberapa elemen/unsur Metode-metode yang berbeda yang berhubungan secara struktural. berasal dari teori-teori atau asumsi- Aliran fungsional menganggap bahasa asumsi yang berbeda tentang sifat sebagai suatu alat (media) untuk alami bahasa. Asumsi-asumsi tentang mengungkapkan makna-makna fung- sifat alami bahasa bisa berbeda karena sional. Aliran ini menekankan tidak berbeda orang bisa menyepakati asumsi- hanya pada elemen-eleman tata bahasa asumsi tertentu sementara beberapa (seperti aliran struktural) tetapi juga orang lain bisa menyepakati asumsi- seputar topik-topik atau konsep-konsep asumsi yang lain. Mereka tidak harus yang ingin dikomunikasikan oleh saling membantah mengapa sebagian para pebelajar bahasa. Adapun aliran dari orang menyepakati asumsi-asumsi interaksional memandang bahwa ba- yang mereka tidak setujui. Asumsi- hasa adalah suatu sarana (media) untuk asumsi di bawah ini merupakan asumsi- menciptakan hubungan-hubungan asumsi yang umum seputar sifat alami interpersonal dan interaksi-interaksi bahasa. sosial antar individu.7 Ketiga pandangan 1. Bahasa adalah sekumpulan bunyi yang berbeda tentang sifat alami bahasa yang memiliki maksud tertentu dan tersebut akan mengarahkan masing- diorganisir oleh aturan-aturan tata masing orang memiliki asumsi-asumsi bahasa (Metode Guru Diam). yang berbeda tentang apa itu bahasa 2. Bahasa adalah ungkapan percakapan dan pada akhirnya melahirkan beragam sehari-hari dari kebanyakan orang metode dalam pengajaran bahasa. yang diucapkan dengan kecepatan Sebagai contoh, metode-metode normal (Metode Audiolingual). pengajaran bahasa yang telah 3. Bahasa adalah suatu sistem untuk dikembangkan berdasarkan aliran mengungkapkan maksud (Metode struktural menyarankan para guru Komunikatif). bahasa untuk memilih bahan-bahan 4. Bahasa adalah seperangkat aturan pengajaran mereka berdasarkan tata bahasa dan bahasa terdiri dari pertimbangan yang bersifat tata bagian-bagian kecil bahasa (Metode bahasa. Mereka memilih unsur-unsur Respons Fisik Total).8 tata bahasa lalu menyajikannya dalam Selanjutnya, prinsip-prinsip dalam suatu urutan dalam keseluruhan pengajaran bahasa asing dikembangkan rencana pengajaran mereka. Evaluasi dari satu aksioma tentang bahasa. pembelajaran dan proses pembelajaran Penulis melihat bahwa prinsip-prinsip berikut dikembangkan dari satu aksioma 7 Richards dan Rodgers, Approaches and Methods in Language Teaching (Cambridge: 8 Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyudin, op. cit., Cambridge University Press, 2001), h. 20-21. h. 3. 166 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X bahwa bahasa adalah sekumpulan Secara umum, sebuah pendekatan bunyi yang memiliki maksud tertentu mempunyai jawaban untuk kedua dan diorganisir oleh aturan-aturan tata pertanyaan tersebut tetapi bisa juga bahasa. hanya menekankan pada salah satu dari 1. Silabus tersusun dari struktur- dua pertanyaan itu. Beberapa contoh struktur linguistik. asumsi yang berhubungan dengan 2. Bahasa pada tahapan awal dipelajari teori-teori pembelajaran adalah sebagai sebagai bunyi lalu dikaitkan dengan berikut. makna. 1. Pembelajaran akan lebih mudah 3. Pengulangan bahan pengajaran manakala para pebelajar bahasa didasarkan pada struktur-struktur menemukan sendiri dibandingkan linguistik. dengan melalui pengulangan dan hafalan yang tidak dibarengi Ketiga prinsip di atas menyiratkan pemahaman tentang apa yang bahwa pengajaran bahasa harus dipebelajarinya (Metode Guru dilakukan dengan suatu silabus yang Diam). diatur berdasarkan sudut pandang tata 2. Pembelajaran melibatkan fungsi- bahasa. Penyajian bahan-bahan ajar fungsi tak-sadar, sebagaimana juga dalam pengajaran bahasa tidak selalu melibatkan fungsi-fungsi sadar dilakukan dengan cara demikian. Dalam (Metode Suggestopedia). menyampaikan bahan ajar, ada beberapa 3. Norma-norma dalam masyarakat jenis silabus yang dikembangkan dari sering kali menghalangi asumsi-asumsi yang berbeda tentang proses pembelajaran (Metode sifat alami bahasa, dan masing-masing Suggestopedia). jenis silabus akan menjadi karakter 4. Pembelajaran bahasa akan pembeda suatu metode. berlangsung jika para pebelajar Mencermati bahwa pendekatan juga bahasa mempunyai rasa aman terkait dengan asumsi-asumsi tentang (Metode Pembelajaran Bahasa pengajaran dan pembelajaran bahasa, Berkelompok). maka asumsi-asumsi tentang sifat alami 5. Pembelajaran bahasa adalah suatu bahasa perlu didukung oleh teori-teori proses pembentukan kebiasaan tentang pembelajaran. Ada banyak (Metode Audiolingual). teori tentang pembelajaran. Richards dan Rodgers menyatakan bahwa suatu Lalu, bagaimana suatu asumsi landasan teori pembelajaran yang tentang pembelajaran bahasa berhubungan dengan pendekatan berkembang menjadi prinsip-prinsip atau metode terkait dengan dua suatu metode? Hal ini dapat dijelaskan pertanyaan mendasar, yaitu: (1) apa dengan ilustrasi berikut. Ketika guru saja proses psikolinguistik dan kognitif bahasa mempunyai asumsi bahwa yang dilibatkan dalam pembelajaran ‘Pembelajaran akan lebih mudah jika bahasa, (2) apa saja kondisi yang harus para pebelajar bahasa menemukan dipenuhi demi terlaksananya proses sendiri dibandingkan dengan melalui pembelajaran tersebut.9 pengulangan dan hafalan yang tidak dibarengi pemahaman’, maka ia akan 9 Richards dan Rodgers, op. cit., h. 22. Aziz Fahrurrozi 167
Description: