ebook img

Tuntunan Pelajaran Tajwid - KOMUNITAS ACEH SELATAN | "Hai PDF

22 Pages·2002·0.07 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Tuntunan Pelajaran Tajwid - KOMUNITAS ACEH SELATAN | "Hai

MuslimRuhr©2002 Tuntunan Pelajaran Tajwid Pertemuan 1 (Januari) Keutamaan membaca Al-Qur’an dan Cara membacanya Pendahuluan pelajaran Tajwid • Makhraj huruf Hija’iyah • Tanda-tanda baca di dalam al-Qur’an ................................................................................ 4 Pertemuan 2 (Februari) Mengulangi pelajaran 1 Mengenal hukum-hukum nun mati dan tanwin (1) • Izhhaar • Idhgham ................................................................................................................................. 8 Pertemuan 3 (Maret) Mengulangi pelajaran 2 Mengenal hukum-hukum nun mati dan tanwin (2) • Iqlab • Ikhfa ......................................................................................................................................... 11 Pertemuan 4 (April) Mengulangi pelajaran 2 dan 3 Mengenal hukum-hukum mim mati • Idgham Mutamatsilayn • Ikhfa Syafawi • Izhhaar Syafawi Mengenal Ghunnah ........................................................................................................................ 13 Pertemuan 5 (Mei) Mengulangi pelajaran 4 Mengenal Qalqalah Mengenal Hukum Alif-Lam Mengenal hukum membaca Lam pada kata “Allah” ................................................................ 14 Pertemuan 6 (Juni) Mengulangi pelajaran 5 Mengenal hukum Mad (1) • Mad Ashli/Thabi’i • Mad Far’i (1) ........................................................................................................................... 16 Pertemuan 7 (Juli) Mengulangi pelajaran 6 Mengenal hukum Mad (2) • Mad Far’i (2) ........................................................................................................................... 18 Pertemuan 8 (Agustus) Mengulangi pelajaran 6 dan 7 Mengenal huruf-huruf Isti’la Halaman 1 dari 24 halaman Tuntunan Pelajaran Tajwid Mengenal hukum membaca huruf “Ra” Mengenal aturan membaca tanwin bertemu huruf dengan sukun ......................................... 20 Pertemuan 9 (September) Mengulangi pelajaran 8 Mengenal Waqaf Mengenal lebih jauh hukum Idgham • Idgham Mutamatsilayn • Idgham Mutaqoribayn • Idgham Mutajanisayn ........................................................................................................... 22 Pertemuan 10 (Oktober) Mengulangi Pelajaran 1-9 Beberapa tambahan informasi pada Mushaf Al-Qur’an Saudi Praktik Pelajaran 1-9 pada Q.S. Al-Hajj, 22:1-20 Halaman 2 dari 22 halaman MuslimRuhr©2002 Kata Pengantar dan Petunjuk Modul Sesuai dengan himbauan Koordinator MuslimRuhr 2002, bahwa tema tahun pembinaan MuslimRuhr kali ini adalah Al-Qur’an. Dengan tema ini dan dengan tumbuhnya kesadaran dari beberapa jama’ah untuk memperbaiki dan melancarkan bacaan Al-Qur’annya, maka program pelajaran Tajwid memerlukan perhatian yang lebih serius. Mengingat pentingnya hal itu, maka disusunlah modul pelajaran ini sebagai tuntunan pelajaran Tajwid selama sepuluh pertemuan. Insya Allah, sesuai dengan rancangan waktu yang telah dibuat dan harapan kita semua, kiranya apa yang diperoleh dalam program pelajaran Tawid ini mulai dari Pelajaran 1 hingga pelajaran 10 dapat dipraktikkan sepanjang bulan Ramadhan 1423 H (November-Desember 2002). Meskipun modul ini masih perlu banyak penyempurnaan, namun dengan penggunaan referensi pelajaran Tajwid selama berjalannya program ini, maka sedikit demi sedikit dapat kita perbaiki. Oleh karena itu, sekiranya terdapat kekeliruan ataupun gagasan lain mengenai isi maupun penampilan modul ini, tentu saja hal tersebut akan sangat berharga dalam penyempurnaan modul pelajaran ini. Beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan dalam mempergunakan modul ini maupun dalam melaksanakan program ini antara lain: 1. Peserta diharapkan dapat mempergunakan mushaf yang sama, yaitu mushaf Al-Qur’an dari Saudi untuk menghindari beberapa perbedaan penulisan dan memudahkan penyampaian aturan-aturan bacaan. 2. Lamanya pelajaran adalah 60 menit, mencakup teori dan praktik bacaan Al-Qur’an. Dengan demikian diharapkan peserta pelajaran Tajwid hadir sedikitnya 75 menit sebelum ta’lim bulanan dimulai. 3. Bersama dengan modul pelajaran ini, terdapat pula lembaran Lampiran dengan tulisan Arab yang merupakan ringkasan dari keseluruhan pelajaran yang tercakup dalam modul ini. Lembaran inilah yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai contekan selama praktik membaca Al-Qur’an untuk mengingat-ingat beberapa aturan yang telah diajarkan tanpa harus menelusuri lebih jauh modul setiap pelajaran. 4. Di dalam setiap pelajaran terdapat beberapa petunjuk bacaan yang sesuai dengan aturan-aturan yang sudah dipelajari. Tentu saja tidak dapat semua aturan dapat dituliskan didalamnya. Oleh karena itu, diharapkan sekiranya peserta memiliki waktu yang lapang dapat menambahkannya sendiri sebagai catatan pribadinya, ataupun dapat menambahkannya pada modul ini untuk penyempurnaan di waktu yang akan datang. 5. Sebaiknya di rumah, ayat-ayat yang disarankan untuk dibaca dipraktikan secara kontinu karena berlatih secara kontinu merupakan jalan yang paling efektif untuk dapat meraih apa yang diharapkan dalam program ini. 6. Ingatlah selalu, kesungguhan dan keikhlasan merupakan kunci keberhasilan dalam memahami dan mengamalkan pelajaran2 ini, disamping tetap berdo’a dan memohon pertolongan Allah SWT. Semoga Allah SWT membantu kita untuk senantiasa dapat meluruskan niat kita dan membimbing kit selama melaksanakannya. Halaman 3 dari 22 halaman Tuntunan Pelajaran Tajwid Pelajaran 1 Pendahuluan Pelajaran Tajwid Materi: Keutamaan membaca Al-Qur’an, Adab dan Cara membacanya Pendahuluan pelajaran Tajwid • Makhraj huruf Hija’iyah • Tanda-tanda baca di dalam Al-Qur’an Keutamaan Membaca dan Mendengarkan Al-Qur’an Definisi Al-Qur’an: “Kalam Allah swt yang merupakan Mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang dituliskan dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya merupakan ibadah.” “Sesungguhnya hasud itu dilarang, kecuali pada dua hal, yaitu kepada orang yang diberi Allah Kitab Suci Al-Qur’an dan ia membacanya siang dan malam, dan kepada orang yang Allah anugerahkan kepadanya harta, maka ia pergunakannya harta itu siang dan malam untuk segala sesuatu yang diridhoi Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim) “Kepada kaum yang suka berjama’ah di rumah-rumah ibadat, membaca Al-Qur’an secara bergiliran dan mengajarkan terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan terlimpah padanya rahmat, dan mereka akan dijaga oleh malaikat, dan Allah akan selalu mengingat mereka.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah ra) “Hendaklah kamu beri nur (cahaya) rumah tanggamu dengan shalat dan dengan membaca Al- Qur’an.” (H.R. Baihaqi dari Anas ra) “Perbanyaklah membaca Al-Qur’an di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tidak ada orang membaca Al-Qur’an, akan dijumpai sedikit sekali kebaikan di rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya merasa selalu susah.” (H.R. Daru Quthni dari Anas ra) Di dalam Kitab Riyadush-shalihin disebutkan riwayat Muslim dari Abu Umamah ra, Rasulullah pernah bersabda: “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nanti pada hari Kiyamat akan datang memberi syafa’at kepada orang yang membacanya.” (H.R. Muslim) “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan. Setiap kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (H.R. At Turmudzi dari Ibnu Mas’ud) Mengenai mendengarkan Al-Qur’an dalilnya di dapat di dalam Al-Qur’an berikut ini. “Apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah (dengan baik) dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-A’raaf, 7:204) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetar hatinya, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Q.S. Al-Anfaal, 8:2) Rasulullah saw suatu malam terlambat pulang dikarenakan terpikat oleh bacaan Abu Musa Al Asy’ari. Begitupula pada saat beliau gelisah hatinya, ia meminta dibacakan Al-Qur’an kepada Ibnu Mas’ud hingga matanya meneteskan air. Halaman 4 dari 22 halaman MuslimRuhr©2002 Adab Membaca Al-Qur’an Beberapa adab penting dalam membaca Al-Qur’an adalah 1. Disunatkan berwudhu sebelum membaca Al-Qur’an, dibaca di tempat yang bersih (diutamakan di masjid), dan menghadap ke arah qiblat. 2. Membaca ta’awudz sebelum memulai bacaan, dilanjutkan dengan membaca basmallah. 3. Disunatkan membaca dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan dan tenang. 4. Disunatkan membaca dengan suara yang bagus lagi merdu. 5. Ketika membaca, hendaklah tidak diputuskan oleh karena suatu hal, misalnya berbicara dengan orang lain, hingga pembacaan dituntaskan hingga batas tertentu. Belajar Al-Qur’an dan Mengajarkannya Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan karakteristik dari generasi Rabbani sebagaimana yang digambarkan Allah dalam Surah Ali Imran ayat 79. Rasul memerintahkan kaum Muslimin untuk mengajarkan anak-anak untuk membaca Al- Qur’an sejak umur 5-6 tahun, sebab pada umur 7 tahun sudah disuruh mengerjakan sembahyang, “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat bila sudah berumur 7 tahun, dan pukullah ia bila tidak mengerjakannya kalau sudah berumur 10 tahun.” Cara Pembacaan Al-Qur’an Penulisan Al-Qur’an sudah dimulai sejak masa khulafaur rasyidin, namun masih belum mempergunakan tanda-tanda baca. Disebabkan perbedaan penulisan Al-Qur’an, maka muncul berbagai qiraat yang dikenal sebagai qiraat sab’ah, qiraat sepuluh, dan qiraat empat belas. Qiraat sab’ah merupakan qiraat yang mutawatir. Pada masa Muawiyah, kemudian tulisan Al-Qur’an diberi tanda-tanda baca dengan menggunakan titik-titik dengan warna yang berbeda-beda, yang dilakukan oleh Abul Aswad Ad-Duali. Namun karena lama- kelaman warna itu hampir menjadi serupa, maka setelah abad ke-4 Hijriah, Al Khalil membuat tanda-tanda baru yang kemudian dikenal oleh kita hingga sekarang. Makhraj Huruf Hija’iyah Makhraj artinya tempat keluar. Makhraj huruf hija’iyah artinya tempat keluarnya huruf- huruf hija’iyah dari mulut. Mengingat huruf Arab berbeda dengan huruf latin, maka cara pembacaannya berbeda dengan bacaan pada bahasa melayu. Perbedaan pembacaan/bunyi huruf dalam bahasa Arab ditentukan oleh makhraj hurufnya. Tanda Baca dalam Al-Qur’an Beberapa tanda baca dalam Al-Qur’an yang dikenal standard ada delapan buah, yaitu tanda sukun/mati, fathah, kasrah, dhommah, tanwin (3 macam), dan tasydid. Selain itu pula ada tanda baca lain untuk menyatakan tempat-tempat berhenti/dilarang berhenti, yaitu Waqaf. Mengenai waqaf akan dibahas pada Pelajaran 9. Latihan Mari kita mulai dengan membaca Al-Qur’an Surah Al-Anbiya, 21:1-10 sebagai pemanasan dan pengenalan beberapa hukum-hukum bacaan yang akan diperdalam pada pelajaran- pelajaran berikutnya. Halaman 5 dari 22 halaman Tuntunan Pelajaran Tajwid Petunjuk Bacaan Ayat 1 Bacaan Hukum Ket. “iq-q taraba…” Huruf “qaf” dibaca memantul sesuai dengan hukum Pelajaran 5 qalqalah sughra. “…linnaasi…” Bunyi huruf “nun” dibaca mendengung dengan panjang 2 Pelajaran 4 harakat sesuai dengan hukum ghunnah. “…linnaasi…” Huruf “nun” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 2 harakat sesuai dengan hukum mad ashli/thabi’i. “…hisaabuhum…” “…hisaabuhum…” Bunyi huruf “mim” dibaca jelas dengan panjang 1 harakat Pelajaran 4 sesuai dengan hukum izhhaar syafawii. “…wahum…” “…gahflatimmu’ Bunyi huruf “nun” pada tanwin kasrah dimasukkan pada Pelajaran 2 ridhuun…” huruf “mim” dengan mendengung dengan panjang 2 harakat sesuai dengan hukum idgham bighunnah. “…mu’ridhuun…” Huruf “ra” dibaca tipis (tarqiiq) sesuai dengan hukum Pelajaran 8 membaca huruf “ra”. “…mu’ridhuun…” Akhir bacaan diwaqafkan dengan menggunakan sukun, Pelajaran 6 dibaca 2, 4, atau 6 harakat, hukum mad ‘aridh lissukun. Ayat 2 “..tiihim min…” Bunyi huruf “mim” pada mim mati dibaca mendengung Pelajaran 4 sepanjang 2 harakat, hukum idgham mutamatsilayn. “…min-dzikr…” Bunyi huruf “nun” dibaca samar-samar dengan panjang 2 Pelajaran 3 harakat, hukum ikhfa. “…mir- Bunyi huruf “nun” dimasukkan/dilebur dengan huruf Pelajaran 2 rabbihim…” “ra” tanpa mendengung, hukum idgham bilaaghunnah. “…muhdatsin Bunyi huruf “nun” dibaca jelas panjang 1 harakat, hukum Pelajaran 2 illa…” izhhaar. Ayat 3 “..hiyatng-qulu…” Bunyi huruf “nun” dibaca mendengung mendekati bunyi Pelajaran 3 “ng” dengan panjang 2 harakat, hukum ikhfa. “…haadzaa illa…” Huruf “dzal” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. “…wa an-tum…” Bunyi huruf “nun” dibaca agak samar dengan panjang 2 Pelajaran 3 harakat, hukum ikhfa. “…tub-bshi…” Huruf “ba” dibaca memantul sesuai dengan hukum Pelajaran 5 qalqalah sughra. Ayat 4,5 “..fissamaa-i…” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 5 harakat, hukum mad wajib muttashil. “bal qaluu…” Huruf “lam” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. “…ahlamim- Bunyi huruf “nun” dibaca menjadi “m” dengan dengung Pelajaran 3 baliftaraa…” dengan panjang 2 harakat, hukum iqlab. Halaman 6 dari 22 halaman MuslimRuhr©2002 “…’irun-falya…” Bunyi huruf “nun” dibaca dengan samar dengan panjang Pelajaran 3 2 harakat, hukum ikhfa. “…ayaating-kamaa Bunyi huruf “nun” dibaca dengan dengung dengan Pelajaran 3 …” panjang 2 harakat, hukum ikhfa. “…kamaa …” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. Ayat 6 “maa amanat…” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. “qab-b lahum…” Huruf “ba” dibaca memantul sesuai dengan hukum Pelajaran 5 qalqalah sughra. “… lahum min…” Bunyi huruf “mim” dibaca dengan dengung dengan Pelajaran 4 panjang 2 harakat, hukum idgham mutamatsilayn. “…’ming-karya…” Bunyi huruf “nun” dibaca dengan dengung dengan Pelajaran 3 panjang 2 harakat, hukum ikhfa. “…karyatin ahlak Bunyi huruf “nun” dibaca jelas, hukum izhhar. Pelajaran 2 …” “…ahlaknaahaa Huruf “ha’” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3- Pelajaran 6 …” 5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. Ayat 7,8 “wa maa…” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang Pelajaran 6 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. “qab-b laka…” Huruf “ba” dibaca memantul sesuai dengan hukum Pelajaran 5 qalqalah sughra. “…rijaalan nuu…” Bunyi huruf “nun” dibaca dengan dengung dengan Pelajaran 2 panjang 2 harakat, hukum idgham bighunnah. “…nuuhii…” Huruf “ha’” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3- Pelajaran 6 5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. “…fas aluu …” Huruf “ha’” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3- Pelajaran 6 5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. “…ing-kuntum Bunyi huruf “nun” dibaca dengan dengung dengan Pelajaran 3 …” panjang 2 harakat, hukum ikhfa. “…ing-kun-tum Bunyi huruf “nun” dibaca samar dengan panjang 2 Pelajaran 3 …” harakat, hukum ikhfa. “…jasadal laa …” Bunyi huruf “nun” dimasukkan/dilebur dengan huruf Pelajaran 2 lam dan dibaca 2 harakat, hukum idgham bilaghunnah. Pada ayat 3 terdapat dua tanda waqaf. Kedua tanda ini akan dibahas pada Pelajaran 9. Keterangan bacaan ayat 9 dan 10 akan dijelaskan pada pertemuan pelajaran ini. Halaman 7 dari 22 halaman Tuntunan Pelajaran Tajwid Pelajaran 2 Mengenal Hukum Nun Mati dan Tanwin (1) Materi: Mengenal hukum-hukum nun mati dan tanwin: • Izhhaar • Idhgham Hukum Nun Mati dan Tanwin Hukum nun mati dan tanwin dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti yang nampak pada skematik Gambar 1 dalam Lampiran. Pada pelajaran ini akan dibahas hanya dua bagian saja, yaitu izhhaar dan idgham, selebihnya akan dibahas pada pelajaran berikutnya. 1. Izhhaar Izhhaar secara bahasa berarti jelas. Dalam ilmu tajwid, yang dimaksud dengan izhhaar adalah bacaan dimana bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf izhhaar dibaca jelas. Bacaan izhhaar adalah satu harakat. Huruf-huruf izhhaar adalah “alif”, “hamzah”, “ ‘ain”, “ghin”, “ha”, “kha”, dan “ha’ ” 2. Idgham Idgham berarti memasukkan/merubah bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf idgham kepada huruf-huruf idgham. Setiap bacaan idgham adalah dua harakat. Huruf-huruf idgham terangkum dalam kata “yarmaluwna”, yaitu “ya”, “ra”, “mim”, “lam”, waw”, dan “nun”. Idgham terbagi atas dua macam, yaitu idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah, seperti nampak pada skema Gambar 1. 2.1 Idgham Bighunnah Hukum bacaan idgham bighunnah terjadi apabila nun mati menghadapi huruf-huruf “ya”, “nun”, “mim”, dan “waw”. Bighunnah artinya dengan dengung, mengandung makna bahwa pada saat membaca idhgam ini bunyi huruf dimasukkan ke hidung seakan seperti orang mendengung. 2.2 Idgham Bilaghunnah Hukum bacaan idgham bilaghunnah merupakan kebalikan dari idgham bighunnah, dimana bacaan idgham tidak dengan memasukkan bunyi pada hidung, tetapi tempat keluarnya huruf idgham tersebut (pada makhrajnya). Huruf idgham bilaghunnah adalah “lam” dan “ra”. Halaman 8 dari 22 halaman MuslimRuhr©2002 Latihan Mari kita lihat beberapa contoh berikut ini, lalu tentukanlah apa hukum yang nampak pada contoh-contoh tersebut serta praktikkanlah cara membacanya. 1. Q.S. 1:7 2. Q.S. 2:2 3. Q.S. 2:6 4. Q.S. 2:8 5. Q.S. 2:10 6. Q.S. 2:12 7. Q.S. 2:18 8. Q.S. 2:24 Sekarang kita lanjutkan bacaan kita pada surah Al-Anbiya, 21:11-24. Carilah pada bacaan ayat-ayat tersebut yang mempergunakan aturan-aturan yang sudah dipelajari. Petunjuk Bacaan Ayat 11-13 Ayat Bacaan Hukum 11 “…ming-qaryatin…” Bunyi huruf “nun” dibaca dengung dengan panjang 2 harakat, hukum ikhfa. (P.3) 11 “karyating-kaa nat…” Bunyi huruf “nun” dibaca dengung dengan panjang 2 harakat, hukum ikhfa. (P.3) 11 “…zhaalimataw-wa Bunyi huruf “nun” dibaca dengung dengan panjang 2 an…” harakat, hukum idgham bighunnah. 11 “…wa an-sya’ na…” Bunyi huruf “nun” dibaca samar-samar dengan panjang 2 harakat, hukum ikhfa. (P.3) 11 “…man aakhariin …” Bunyi huruf “nun” dibaca jelas, hukum izhhaar. 12 “falam maa…” Bunyi huruf “mim” dibaca mendengung dengan panjang 2 harakat sesuai dengan hukum ghunnah. (P.4) 12 “…falammaa…” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3- 5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 12 “…ba’ sanaa…” Huruf “nun” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 12 “…idzaa hum min…” Bunyi huruf “mim” pada mim mati dibaca mendengung sepanjang 2 harakat, hukum idgham mutamatsilayn. (P.4) 12 “…min haa yarku…” Bunyi huruf “nun” dibaca jelas, hukum izhhaar. 13 “…warji-’uu…” Huruf “’ain” dengan baris dhomah dibaca dengan panjang 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 13 “…ilaa maa…” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3- 5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 13 “…utriftum fiih…” Bunyi huruf “mim” pada mim mati dibaca jelas dengan sepanjang 1 harakat, hukum izhhaar syafawii. (P.4) Halaman 9 dari 22 halaman Tuntunan Pelajaran Tajwid Ayat 14-16 Ayat Bacaan Hukum 14 “…yaa waylanaa…” Huruf “nun” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 14 “naa innaa kunnaa…” Bunyi huruf “nun” dibaca mendengung dengan panjang 2 harakat sesuai dengan hukum ghunnah. (P.4) 14 “…zhaalimataw-wa Bunyi huruf “nun” dibaca dengung dengan panjang 2 an…” harakat, hukum idgham bighunnah. 15 “…hashiidan Bunyi huruf “nun” dibaca jelas, hukum izhhaar. khamiiduun…” 16 “…khalaq-qnaa…” Huruf “qaf” dibaca memantul sesuai dengan hukum qalqalah sughra. (P.5) 16 “…nas samaa-a …” Huruf “mim” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 5 harakat, hukum mad wajib munttashil. (P.6) Ayat 17 17 “…law arad-dnaa…” Huruf “dal” dibaca memantul sesuai dengan hukum qalqalah sughra. (P.5) 17 “…ard-dnaa…” Huruf “nun” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 17 “…annat takhidza…” Bunyi huruf “nun” dalam hal ini mengandung dua hukum, yaitu ghunnah dan idgham bighunnah. Ada yang mengatakan pada keadaan ini bacaan dibaca 4 harakat, namun ada pula yang mengatakan 2 harakat dengan alasan bacaan ghunnah sudah termasuk dalam idghamnya. 17 “…lah wal lat takhadz Bunyi huruf “nun” dimasukkan/dilebur dengan huruf naa…” “lam” tanpa mendengung, hukum idgham bilaaghunnah. 17 “…mil ladunnaa…” Bunyi huruf “nun” dimasukkan/dilebur dengan huruf “lam” tanpa mendengung, hukum idgham bilaaghunnah. 17 “…ladunnaa…” Bunyi huruf “nun” dibaca mendengung dengan panjang 2 harakat sesuai dengan hukum ghunnah. (P.4) 17 “…ladunnaa…” Huruf “nun” dengan baris fathah dibaca dengan panjang 3-5 harakat, hukum mad jaaiz munfashil. (P.6) 17 “…ing-kunnaa…” Bunyi huruf “nun” dibaca dengung dengan panjang 2 harakat, hukum ikhfa. (P.3) 17 “…ing-kunnaa…” Bunyi huruf “nun” dibaca mendengung dengan panjang 2 harakat sesuai dengan hukum ghunnah. (P.4) Keterangan bacaan ayat 18 hingga 24 akan dijelaskan pada pertemuan pelajaran ini. Halaman 10 dari 22 halaman

Description:
Tuntunan Pelajaran Tajwid Halaman 4 dari 22 halaman Pelajaran 1 Pendahuluan Pelajaran Tajwid Materi: Keutamaan membaca Al-Qur’an, Adab dan Cara membacanya
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.