JJJJJuuuuurrrrrnnnnnaaaaalllll KKKKKeeeeebbbbbuuuuudddddaaaaayyyyyaaaaaaaaaannnnn IIIIIssssslllllaaaaammmmm SSSSSUUUUURRRRRAAAAATTTTT DDDDDAAAAAKKKKKWWWWWAAAAAHHHHH NNNNNAAAAABBBBBIIIII MMMMMUUUUUHHHHHAAAAAMMMMMMMMMMAAAAADDDDD SSSSSAAAAAWWWWW (((((AAAAANNNNNAAAAALLLLLIIIIISSSSSIIIIISSSSS TTTTTEEEEEMMMMMAAAAATTTTTIIIIIKKKKK AAAAATTTTTAAAAASSSSS SSSSSUUUUURRRRRAAAAATTTTT-----SSSSSUUUUURRRRRAAAAATTTTT NNNNNAAAAABBBBBIIIII MMMMMUUUUUHHHHHAAAAAMMMMMMMMMMAAAAADDDDD KKKKKEEEEEPPPPPAAAAADDDDDAAAAA PPPPPAAAAARRRRRAAAAA RRRRRAAAAAJJJJJAAAAA))))) Ubaidillah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsda Adisutjipto Yogyakarta 55281 E-mail: [email protected] HP. +62-81804244284 AAAAAbbbbbssssstttttrrrrraaaaacccccttttt: This paper aims to find the themes of propagation of Islam Prophet Muhammad in the early spread of Islam that can be used uswah h}asanah by preachers in Indonesia in spreading Islam in accordance with the present context. Letters were used as the data in this study are the letters sent by the Prophet Muhammad to the king superpower in the Roman and Per- sian kings and their little under the authority of the king of the super- power. The letters are including in these types of letter are ten letters. Stanton thematic theory which states that the theme (theme) is contained in the meaning of a story, become the basic theory in this study. In addi- tion, there is also a theme in the study of the distribution of known theme with theme of major and minor themes. In analyzing the data, before entering the core analysis, the author uses the method of analysis and match with sub-method translational match. In this case, the letters of the Prophet Muhammad first translated into Indonesian, after it analyzed according issues to be answered. The findings of this thematic analysis form the major theme of “propagation of Islam” whose content is tailored to the circumstances of the king recipients. Of the major themes, there are minor themes are used to support the universality of the major themes of these letters, they are: dakwah must be by the name of God, pray for salvation only to Muslims, Jesus is not the son of God, all the religions of Semitic is unity of God (tawh}i>d), religion God recognized only Islam, and Islam is tolerant religion. AAAAAbbbbbssssstttttrrrrraaaaakkkkk::::: Tulisan ini bertujuan untuk mencari tema-tema dakwah Islam Nabi Muhammad pada awal penyebaran Islam yang dapat dijadikan uswah h}asanah oleh para da’i di Indonesia dalam menyebarkan agama Islam yang sesuai dengan konteks kekinian. Surat yang dijadikan data pada penelitian ini adalah surat-surat yang dikirim oleh Nabi Muhammad kepada para 28 | Vol. 13, No. 1, Januari - Juni 2015 UUUUUbbbbbaaaaaiiiiidddddiiiiillllllllllaaaaahhhhh::::: SSSSSuuuuurrrrraaaaattttt DDDDDaaaaakkkkkwwwwwaaaaahhhhh NNNNNaaaaabbbbbiiiii MMMMMuuuuuhhhhhaaaaammmmmmmmmmaaaaaddddd SSSSSAAAAAWWWWW............... (((((hhhhhaaaaalllll..... 2222288888-----4444466666))))) raja adidaya di Romawi dan Persi beserta raja-raja kecil yang berada di bawah kekuasaan kedua raja adidaya tersebut. Yang temasuk dalam jenis surat ini sejumlah sepuluh pucuk surat. Teori tematik Stanton dan Kenny yang menyatakan bahwa tema (theme) adalah makna yang dikandung sebuah cerita, menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Selain itu, terdapat pula pembagian tema yang dalam kajian tema dikenal dengan tema mayor dan tema minor. Dalam menganalisis data, sebelum masuk pada analisis inti, penulis menggunakan metode analisis padan dengan submetode padan translasional. Dalam hal ini, surat-surat Nabi Muhammad tersebut diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia, setelah itu dianalisis sesuai permasalahan yang ingin dijawab. Temuan dari analisis tematik ini berupa tema mayor tentang “dakwah Islam” yang isinya disesuaikan dengan keadaan para raja penerima surat. Dari tema mayor tersebut, terdapat tema-tema minor yang digunakan untuk mendukung keuniversalan tema mayor surat-surat tersebut, yaitu berdakwah harus karena Allah, mendoakan keselamatan hanya untuk muslim, Nabi Isa bukan anak Tuhan, seluruh ajaran agama semitik adalah pengesaan Allah, agama yang diakui Allah hanya Islam, dan Islam agama yang toleran. KKKKKaaaaatttttaaaaa KKKKKuuuuunnnnnccccciiiii: surat, dakwah, Nabi Muhammad SAW, tawh}i>d, dan Islam. A. P ENDAHULUAN Ketika Nabi Muhammad mengadakan gencatan senjata dengan Quraisy Makkah yang menentang ajaran agama Islam, peristiwa ini digunakan oleh beliau untuk menyebarkan ajaran agamanya ke luar wilayah Madinah melalui media surat yang dikenal dengan da’wah bi al-qalam. Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad mulai berdakwah dengan surat terhitung sejak dimulainya gencatan senjata yang dikenal dengan perjanjian damai Hudaibiyah (S{ulh}u Hudaybiyyah) tahun ke-6 Hijriyah hingga beliau wafat, yakni tahun ke-10 Hijriyah (Lings, 2007: 489-491). Baginya, Perjanjian damai Hudaibiyah adalah kesempatan emas untuk menyebarkan Islam melalui surat, baik di semenanjung Arab, maupun di luar semenanjung Arab (al-T{abari>, T.T. [I]: 415). Dalam mendakwahkan agama barunya dengan media tulisan yang berupa surat resmi berstempel kenabian ini, kesuksesan banyak diraih. Tidak sedikit pemimpin kerajaan dan rakyatnya yang berbondong-bondong memeluk Islam hanya dengan membaca sepucuk surat Muhammad yang dikirimkan melalui utusannya. Dari sekian banyak raja, baik yang berada di Jazirah Arab maupun di luar Jazirah Arab, hanya ada satu raja yang marah dan menyobek-nyobek surat beliau yang berisi ajakan untuk memeluk agama Islam tersebut, yaitu ISSN : 1693 - 6736 | 29 JJJJJuuuuurrrrrnnnnnaaaaalllll KKKKKeeeeebbbbbuuuuudddddaaaaayyyyyaaaaaaaaaannnnn IIIIIssssslllllaaaaammmmm Kisra, raja dari kerajaan adidaya Persia. Adapun raja dari kerajaan adidaya lainnya, yaitu Kerajaan Romawi yang bernama Kaisar Heraklius, meyakini kenabian Muhammad setelah melakukan investigasi siapa sesungguhnya Muhammad. Hanya saja, ia tidak berani mengikuti ajakan Muhammad untuk memeluk agama baru karena takut kehilangan kedudukannya akibat memeluk agama baru tersebut. Sementara itu, raja-raja kecil beserta rakyatnya, selain kedua kerajaan adidaya tersebut, mengakui kenabian Muhammad dan meng- ikuti ajakan Muhammad melalui sepucuk surat yang sampai kepada mereka (Ibn T{u>lu>n, 1986: 18-22). Melihat pengaruh yang ditimbulkan dari isi surat terhadap raja-raja di atas, penulis tertarik untuk mencari makna yang terkandung di dalamnya. Jika mempertanyakan tentang makna sebuah karya, berarti hal yang perlu dicari dari isi surat-surat tersebut adalah tema (Nurgiyantoro, 2010: 66). Sebagai surat yang mengandung gaya bahasa Arab yang indah, surat-surat Nabi Muhammad ini dapat disebut sebagai karya sastra (Ibn T{u>lu>n, 1986: E). Adapun gagasan yang melandasi adanya sebuah karya sastra adalah tema (Sudjiman, 1991: 51). Dengan demikian, pada tulisan ini akan dicari tema apa saja yang terkandung dalam surat-surat Nabi Muhammad SAW kepada para raja. Dengan menemukan tema-tema ini, diharapkan dapat terlihat tema dakwah Islam yang dapat dijadikan uswah h}asanah oleh para da’i di Indonesia dalam menyebarkan agama Islam yang santun dengan cara yang santun pula. B. K T K S AJIAN EMATIK DALAM ARYA ASTRA Menurut Stanton (1965) tema (theme) adalah makna yang dikandung sebuah cerita. Dalam karya sastra, tema merupakan makna atau gagasan dasar umum sebuah karya yang tidak mungkin hadir tanpa unsur bentuk yang menampungnya (Nurgiyantoro, 2010: 74). Adakalanya, gagasan itu begitu dominan sehingga menjadi kekuatan yang mempersatukan pelbagai unsur yang bersama-sama membangun karya sastra (Sudjiman, 1991: 51). Jika tema terkait dengan makna, dimungkinkan akan banyak ditemukan tema dalam sebuah karya sastra mengingat banyaknya makna yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, akan ditemukan makna pokok dan makna khusus dalam sebuah karya sastra yang dalam kajian tema dikenal dengan tema pokok dan subtema (Nurgiyantoro, 2010: 74). Tema pokok yang disebut juga dengan tema mayor adalah makna pokok yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum sebuah karya. Subtema atau tema tambahan adalah makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian terentu, atau biasa disebut dengan tema 30 | Vol. 13, No. 1, Januari - Juni 2015 UUUUUbbbbbaaaaaiiiiidddddiiiiillllllllllaaaaahhhhh::::: SSSSSuuuuurrrrraaaaattttt DDDDDaaaaakkkkkwwwwwaaaaahhhhh NNNNNaaaaabbbbbiiiii MMMMMuuuuuhhhhhaaaaammmmmmmmmmaaaaaddddd SSSSSAAAAAWWWWW............... (((((hhhhhaaaaalllll..... 2222288888-----4444466666))))) minor. Makna tambahan bukan merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, me- lainkan terpisah dari makna pokok yang menjadi satu kesatuan dengan tema pokok. Tema tambahan bersifat mempertegas eksistensi makna utama atau makna pokok. Singkatnya, makna pokok dan makna tambahan saling me- lengkapi (Nurgiyantoro, 2010: 82-83). Selanjutnya, Nurgiyantoro (2010: 320-321) melengkapi konsep tema dengan menyamakan antara tema dan moral atau amanah. Amanah merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra. Gagasan mendasari dicip- takannya karya sastra sebagai pendukung pesan. Sudjiman menguatkan pendapat Nurgiyantoro tersebut dengan mengatakan bahwa karya sastra yang mengandung tema sesungguhnya merupakan suatu penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Dalam karya sastra, ada kalanya dapat diangkat suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang yang disebut amanah. Jika permasalahan yang diajukan diberi jalan keluar oleh pengarang, jalan keluarnya itulah disebut amanah (Sudjiman, 1991: 57). C. S - N M URAT SURAT ABI UHAMMAD Dalam artikel ini, yang dimaksud surat kepada raja adalah surat-surat yang dikirim oleh Nabi Muhammad kepada para raja adidaya di Romawi dan Persi beserta raja-raja kecil yang berada di bawah kekuasaan kedua raja adidaya tersebut. Ada sepuluh pucuk surat, yaitu: a. Surat untuk Raja Najasy (Kerajaan H}abasyah/Etiopia), b. Surat untuk Raja Kisra (Kerajaan Persia), c. Surat Raja Heraklius (Kerajaan Romawi), d. Surat untuk Raja Muqawqis (Pemerintahan Mesir di bawah kekuasaan Romawi), e. Surat untuk Raja al-H}a>rits al-Gasasani (Pemerintahan Gasasinah, Siria di bawah kekuasaan Romawi), f. Surat untuk Raja al-Munz\ir bin Sa>wa> (Pemerintahan Bahrayn di bawah kekuasaan Persia), g. Surat untuk Raja Jaifar dan Abdu Waqil, dua bersaudara putra al-Julandai (Pemerintahan Oman di bawah kekuasaan Persia) h. Surat untuk Raja H}auz}ah al-Hanafi> (Pemerintahan Yamamah, Nejd di bawah kekuasaan Persia) i. Surat untuk Raja al-H}a>rits al-H}imya>ri> (Pemerintahan Yaman di bawah kekuasaan Persia) (Ibn Hisya>m, 1995 [IV]: 301-303; Ibn Sa’ad, 2001 [I]: 222-226) ISSN : 1693 - 6736 | 31 JJJJJuuuuurrrrrnnnnnaaaaalllll KKKKKeeeeebbbbbuuuuudddddaaaaayyyyyaaaaaaaaaannnnn IIIIIssssslllllaaaaammmmm Dilihat dari sisi geografis, wilayah kekuasaan raja nomor 1 s.d. 5 berada di luar Jazirah Arab, sedangkan raja nomor 6 s.d. 9 berada di wilayah Jazirah Arab. Dari letak wilayah kekuasaan yang berbeda-beda, yang juga menunjukkan dominasi agama apa yang ada di wilayah tersebut, dapat dilihat perbedaan surat- surat Nabi Muhammad kepada para raja tersebut, baik dari materi yang disam- paikan kepada raja yang memeluk agama Nasrani, paganisme, maupun raja yang sudah memeluk Islam. Surat-surat Nabi Muhammad SAW kepada para raja adalah bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam pengumpulan datanya, digunakan metode simak teknik sadap. Menurut Mahsun (2006: 102), penggunaan metode simak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi metode simak juga dapat digunakan pada penelitian dengan data yang berwujud data tertulis. Penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis dimungkinkan jika peneliti berhadapan tidak dengan orang yang sedang berbicara atau bercakap-cakap, tetapi berupa bahasa tertulis, semisal naskah-naskah kuno, teks narasi, dan bahasa-bahasa pada media massa. Adapun dalam menganalisis data yang ada, artikel menggunakan metode analisis data Menurut Eunar Haugen. Dalam menganalisis data bahasa, ada dua metode analisis yang digunakan, yaitu metode analisis padan dan distribusional (agih). Metode padan digunakan untuk menganalisis bahasa dengan meman- faatkan hal-hal lain di luar data bahasa yang diteliti, sedangkan metode agih adalah jika peneliti memanfaatkan unsur-unsur bahasa yang diteliti sebagai metode analisisnya. Karena surat-surat Nabi Muhammad yang dijadikan data ini berupa bahasa Arab, maka dalam penyajiannya, sebelum masuk pada analisis inti, penulis menggunakan metode analisis padan dengan submetode padan translasional, yakni menganalisis data bahasa menggunakan alat bantu dari bahasa lain (Subroto, 1992: 59). Dalam hal ini, surat-surat Nabi Muhammad tersebut diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia, setelah itu dianalisis sesuai permasalahan yang ingin dijawab. D. A T M M NALISIS EMA AYOR DAN INOR Untuk menemukan tema surat-surat Nabi Muhammad SAW kepada para raja, berikut dipaparkan tema mayor surat beserta tema-tema minornya yang berfungsi sebagai tema pelengkap tetapi keberadaannya sangat dibutuhkan untuk melengkapi keutuhan pesan dalam surat-surat tersebut. Secara umum, surat-surat Nabi Muhammad kepada para raja memiliki satu tema mayor, yaitu dakwah Islam. Akan tetapi, dari tema mayor ini, masih 32 | Vol. 13, No. 1, Januari - Juni 2015 UUUUUbbbbbaaaaaiiiiidddddiiiiillllllllllaaaaahhhhh::::: SSSSSuuuuurrrrraaaaattttt DDDDDaaaaakkkkkwwwwwaaaaahhhhh NNNNNaaaaabbbbbiiiii MMMMMuuuuuhhhhhaaaaammmmmmmmmmaaaaaddddd SSSSSAAAAAWWWWW............... (((((hhhhhaaaaalllll..... 2222288888-----4444466666))))) terdapat tema-tema minor yang satu sama lain saling mendukung keberadaan tema mayor. Dalam surat-surat Nabi Muhammad ini, tema-tema minor yang keberadaannya menjadi pendukung tema mayor dijelaskan pada uraian berikut. 11111..... BBBBBeeeeerrrrrdddddaaaaakkkkkwwwwwaaaaahhhhh kkkkkaaaaarrrrreeeeennnnnaaaaa AAAAAllllllllllaaaaahhhhh Dalam surat-surat Nabi Muhammad yang menjadikan dakwah sebagai tema mayor, terdapat tema minor yang berupa ajaran agar ketika berdakwah harus diniatkan karena Allah semata. Hal ini tertuang dalam awal setiap surat Nabi Muhammad yang ditulis untuk seluruh raja tanpa membedakan apakah raja tersebut muslim atau pun bukan. Awal setiap surat Nabi Muhammad selalu diawali dengan lafal bismilla>h, yang secara lengkap tertulis: ْ ﱠ ْ ﱠ ْ ﻢِﻴﺣِﺮﻟا ﻦِ ﻤﺣﺮﻟا ﷲِ ﻢِ ﺴ(cid:15)ِ Bismillah> al-rahm} an> al-rahi}m> Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad memberikan pelajaran kepada umat Islam bahwa ketika hendak berdakwah atau melakukan apapun hendaknya diawali dengan lafal bismilla>h (bismilla>h ar-rah}ma>n ar- rah}i>m) ‘Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’. Ketika mengawali segala perbuatan dengan lafal tersebut, hendaknya seorang muslim menyadari bahwa perbuatannya itu dilakukan karena Allah, bukan karena faktor lain. Demikian pula pengiriman surat kepada raja-raja, baik yang ada di Jazirah Arab maupun di luar Jazirah Arab yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, tentunya ini dilakukan tulus karena Allah dalam rangka menyebarkan ajaran baru yang dibawanya ke seluruh penjuru dunia karena misi Tuhan kepada Nabi Muhammad adalah menebarkan kasih sayang bagi alam semesta (rah}matan li al-‘a>lami>n). 22222..... MMMMMeeeeennnnndddddoooooaaaaakkkkkaaaaannnnn KKKKKeeeeessssseeeeelllllaaaaammmmmaaaaatttttaaaaannnnn HHHHHaaaaannnnnyyyyyaaaaa uuuuunnnnntttttuuuuukkkkk MMMMMuuuuusssssllllliiiiimmmmm Dalam surat-surat Nabi Muhammad yang menjadikan dakwah sebagai tema mayor, terdapat tema minor yang berupa ajaran bahwa mendoakan keselamatan dalam bentuk ucapan salam hanya ditujukan kepada kaum muslimin. Sementara itu, mendoakan keselamatan kepada orang yang masih belum memeluk agama Islam tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad. Dalam surat-surat Nabi Muhammad kepada para raja, ada 8 pucuk surat yang ditujukan kepada raja non muslim, dan sisanya ditujukan kepada 2 raja muslim. Dari delapan surat yang ditujukan kepada raja non muslim tersebut, ISSN : 1693 - 6736 | 33 JJJJJuuuuurrrrrnnnnnaaaaalllll KKKKKeeeeebbbbbuuuuudddddaaaaayyyyyaaaaaaaaaannnnn IIIIIssssslllllaaaaammmmm pada ungkapan salam di awal surat, Nabi Muhammad selalu mengucapkan salam dengan bentuk salam yang tidak biasa ditujukan kepada sesama muslim. Adapun bentuk ucapan salam tersebut adalah: َ ُ ْ َ َ ﱠ ْ َ َ ٌ َ َ ىﺪ(cid:20)ﻟا ﻊﺒﺗا ﻦﻣ (cid:25)(cid:26)ﻋ مﻼﺳ Salam> un ‘ala >man ittaba’a al-huda.> Semoga keselamatan (tercurah) bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Bentuk salam seperti ini terdapat dalam semua surat Nabi yang ditujukan kepada raja non muslim. Ucapan salam dari Nabi Muhammad yang bermakna permohonan keselamatan dari Allah kepada orang kedua yang diajak berbicara sangat eksklusif. Dalam data di atas, permohonan keselamatan ini hanya ditu- jukan kepada raja yang telah mengikuti petunjuk Islam, sedangkan mereka yang belum mengikuti ajaran Islam secara otomatis tidak termasuk orang yang mendapat doa keselamatan dari sang Nabi, meskipun di awal suratnya Nabi Muhammad mengucapkan salam yang ditujukan kepada mereka. Menurut Ibnu H{ajar (T.T. [I]: 50-51) ini bukanlah salam penghormatan tetapi sebuah doa keselamatan dari azab Allah bagi orang yang memeluk Islam. Jadi, maksud ucapan salam di atas bukan bolehnya mengawali ucapan salam kepada orang-orang tidak beriman, meskipun maknanya demikian. Namun, yang dimaksud adalah jika dia tidak mengikuti petunjuk Nabi Muhammad maka ia tidak selamat dari azab Allah. Adapun kepada raja yang telah memeluk Islam, Nabi Muhammad meng- ucapkan salam seperti biasa, yakni permohonan keselamatan dari Allah yang dimintakan secara langsung untuk lawan bicaranya. Ucapan salam itu terdapat dalam data berikut. Sala>mun ‘alayka. (semoga) keselamatan (tercurah) atasmu. ُ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ﱠ َ ﮫﺗﺎ$ﺮ%و ﷲِ ﺔﻤﺣرو ﻢﻜﻴﻠﻋ مﻼﺴﻟاو Wa as-salam> ‘alaykum wa rahm} atullah> wa barakat>uh. (semoga) keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah (tercurah) atasmu. Ucapan salam pertama (sala>mun ‘alayka) ditujukan kepada Raja al-Munz}ir bin Sa>wa di Bahrain yang telah memeluk Islam. Permohonan keselamatan itu ditujukan langsung untuk sang Raja. Sebelumnya, ketika belum memeluk Islam, Raja al-Munz}ir bin Sa>wa juga pernah dikirimi surat oleh Nabi 34 | Vol. 13, No. 1, Januari - Juni 2015 UUUUUbbbbbaaaaaiiiiidddddiiiiillllllllllaaaaahhhhh::::: SSSSSuuuuurrrrraaaaattttt DDDDDaaaaakkkkkwwwwwaaaaahhhhh NNNNNaaaaabbbbbiiiii MMMMMuuuuuhhhhhaaaaammmmmmmmmmaaaaaddddd SSSSSAAAAAWWWWW............... (((((hhhhhaaaaalllll..... 2222288888-----4444466666))))) Muhammad, tetapi dengan diawali ucapan salam yang berbeda, yakni ucapan salam yang khusus diberikan kepada para raja yang belum memeluk Islam. Adapun ucapan salam yang kedua (wa as-sala>m ‘alaykum wa rahmatulla>h wa baraka>tuh) merupakan ucapan salam yang ditujukan kepada Raja al-H}a>rits al-H}imya>ri> di Yaman yang juga telah memeluk Islam. Dengan demikian, dari makna salam pembuka dalam surat-surat tersebut dapat dikatakan bahwa mendoakan keselamatan kepada orang-orang non muslim, tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad, tetapi yang diper- bolehkan adalah mendoakan mereka agar memperoleh hidayah Allah, seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad kepada Abu> T{a>lib, pamannya (Ibn Katsi>r, 2000 [X]: 474). Meskipun demikian, bukan berarti mengucapkan salam kepada non muslim, seperti ucapan “selamat pagi”, “selamat tinggal”, “selamat jalan” tidak diperbolehkan dalam Islam. Hal ini tidak menjadi perso- alan mengingat ucapan-ucapan salam tersebut lebih mengacu kepada makna penghormatan (tahni’ah/greeting), bukan bermakna doa. Di sisi lain, dengan berkembangnya kemajuan zaman, saat ini telah banyak sekali acara diskusi, seminar, dan rapat yang pesertanya terdiri dari pemeluk berbagai agama, dan di Indonesia acara tersebut sering didominasi oleh keha- diran umat Islam, sedangkan non muslim masih sangat minim. Akhirnya, dengan keadaan demikian pembicara sering mengawali acaranya dengan meng- ucap lafal as-sala>mu ‘alaykum wa rah}matulla>h wa baraka>tuh, baik ditujukan kepada peserta yang beragama Islam sebagai mayoritas, maupun kepada peserta non muslim sebagai minoritas. Melihat fenomena ini, peneliti menganggap bahwa hal ini dalam hukum Islam dianggap sebagai istih}sa>n2 sehingga hukumnya diperbolehkan. Kasus demikian belum pernah terjadi pada zaman Rasulullah, sehingga sangat mung- kin Nabi Muhammad membedakan ucapan salam antara sesama orang yang beragama Islam dan non muslim. Akan tetapi, jika hal ini diterapkan pada saat ini, khususnya dalam satu ruang acara yang terdiri dari berbagai agama, niscaya akan menumbuhkan benih-benih kebencian sesama umat manusia, dan tentu- nya hal ini bukanlah yang diharapkan dalam Islam sebagai agama yang rah}ma- tan li al-‘a>lami>n. 2Istih}sa>n adalah mengalihkan hukum sesuatu yang sudah terdapat dalam al-Qur’an maupun Hadis kepada hukum baru karena adanya alasan yang lebih kuat, atau lebih sesuai dengan kemaslahatan umat (Sodiqin, 2012: 90). ISSN : 1693 - 6736 | 35 JJJJJuuuuurrrrrnnnnnaaaaalllll KKKKKeeeeebbbbbuuuuudddddaaaaayyyyyaaaaaaaaaannnnn IIIIIssssslllllaaaaammmmm 33333..... NNNNNaaaaabbbbbiiiii IIIIIsssssaaaaa BBBBBuuuuukkkkkaaaaannnnn AAAAAnnnnnaaaaakkkkk TTTTTuuuuuhhhhhaaaaannnnn Tema minor yang ditemukan berikutnya dalam surat-surat Nabi Muham- mad adalah penyebutan bahwa Nabi Isa bukan anak Tuhan. Hal ini dapat dilihat pada proses penciptaan Nabi Isa yang disebutkan oleh Nabi Muhammad dalam suratnya. Untuk meyakinkan kenabiannya, Nabi Muhammad menyampaikan berita gaib tentang proses penciptaan Nabi Isa. Hal ini hanya disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada Raja Najasy di Habsy. Raja Najasy adalah pengikut ajaran agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. Oleh karena itu, Nabi Mu- hammad menyampaikan hal ini kepada sang Raja, sebagaimana pada kutipan surat berikut. َ ّ ﱠ ْ ُ ّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ْ ﱠ ُ َ ْ َ ﺔِ ﺒﻴِﻄﻟا لِﻮﺘﺒﻟا ﻢ5ﺮﻣ (cid:25)(cid:26)ﻋ ﺎGﺎﻘﻟأ ﮫﺘﻤﻠِ$و ﷲِ حور ﻢ5ﺮﻣ ﻦﺑ 9:;<ﻋِ نأ ﺪ(cid:20)ﺷأ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ﻩِ ﺪِ ﻴﺑِ مدآ ﻖﻠﺧ ﺎﻤﻛ ﮫِ ﺨِ ﻔﻧو ﮫِ ﺣِ ور ﻦﻣِ ﷲ ﻖﻠﺨﻓ 9:;<ﻌِ (cid:15)ِ ﺖﻠﻤﺤﻓ ﺔِ ﻨ<ﺼِ WXا ْ َ َ ﮫِ ﺨِ ﻔﻧو dan Aku bersaksi bahwa Isa putera Maryam adalah (tiupan) ruh dari Allah dan (yang tercipta) dengan perkataan-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, serta wanita yang terjaga kesuciannya, lalu mengandung Isa kemudian Allah menciptakan Isa dari ruh dan tiupan-Nya, sebagaimana Dia menciptakan Adam dengan kekuasaan-Nya dan tiupan-Nya (al-T{abari>, T.T. [I]: 418). Mendengar penjelasan gaib yang mustahil bagi Muhammad—nabi yang ummi—mengetahuinya dari kitab suci agama ahli kitab, Raja Najasy mengirim- kan surat balasan yang di antara kalimatnya tertulis kesepakatannya tentang penciptaan Nabi Isa ini. َ ْ َ َ َ َ ُ ّ َ ً ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ﱠ ْ ْ َ َ ﱠ ّ َ َ َ تﺮﻛذ ﺎﻤﻛ ﮫﻧإو ﺎﻗوﺮﻔﺛ ﺖﻠﻗ ﺎﻣ (cid:25)(cid:26)ﻋ ﺪ5ﺰِ ﻳ ﻻ 9:;<ﻋِ نإ ضِ ر?و ءِﺎﻤﺴﻟا بِ رﻮﻓ Demi Dzat Pengatur langit dan bumi, Isa benar-benar tidak lebih sedikit pun seperti apa yang engkau katakan, dia sungguh seperti yang telah engkau sebutkan (al-Ta{ bari,> T.T. [I]: 418). Bagi penganut agama Nasrani di Timur, terutama di Iraq, Mesir, dan Syam, yang berada di bawah kekaisaran Romawi, dan daerah pesisir Jazirah Arab yang merupakan jajahan Raja Najasy Abissinia, mereka mengikuti Uskup Nestorius3 yang meyakini bahwa Nabi Isa bukan Tuhan atau anak Tuhan. Selain itu, me- reka juga tidak mengakui adanya trinitas. Hal ini mereka yakini karena mereka 3 Nestorius –lelaki kelahiran Suriah, 381 M– adalah Uskup Konstantinopel yang diangkat pada tahun 428 M dan diberhentikan dari keuskupannya pada tahun 431 M karena mengklaim bahwa Yesus bukanlah Tuhan, Maria tidak melahirkan Tuhan, tetapi melahirkan Yesus sebagai manusia (Anthropotokos) (Walsh, 1908: 1-2). 36 | Vol. 13, No. 1, Januari - Juni 2015 UUUUUbbbbbaaaaaiiiiidddddiiiiillllllllllaaaaahhhhh::::: SSSSSuuuuurrrrraaaaattttt DDDDDaaaaakkkkkwwwwwaaaaahhhhh NNNNNaaaaabbbbbiiiii MMMMMuuuuuhhhhhaaaaammmmmmmmmmaaaaaddddd SSSSSAAAAAWWWWW............... (((((hhhhhaaaaalllll..... 2222288888-----4444466666))))) mempelajari agama dari kitab suci yang masih berbahasa Ibrani, yang meng- ajarkan agama tauhid (monoteis), bukan agama trinitas (Zahrah, 1979 [I]: 370- 371). 44444..... SSSSSeeeeellllluuuuurrrrruuuuuhhhhh AAAAAjjjjjaaaaarrrrraaaaannnnn AAAAAgggggaaaaammmmmaaaaa SSSSSeeeeemmmmmiiiiitttttiiiiikkkkk aaaaadddddaaaaalllllaaaaahhhhh PPPPPeeeeennnnngggggeeeeesssssaaaaaaaaaannnnn TTTTTuuuuuhhhhhaaaaannnnn Tema minor lainnya yang mendukung tema mayor surat-surat Nabi pada para raja adalah keesaan Tuhan bagi seluruh pemeluk agama semitik. Tuhan adalah Dzat yang tidak boleh disembah bersamaan dengan makhluk lain. Jika hal ini dilakukan, niscaya pelakunya tidak dianggap sebagai pemeluk agama semitik, yakni agama-agama yang turun kepada Nabi Ibrahim AS dan nabi-nabi keturunannya. Pernyataan ini ditulis oleh Nabi Muhammad dalam suratnya kepada para raja yang menganut agama Nabi Isa AS, yakni kepada Kaisar Heraklius di Romawi dan Muqawqis (Cyrus) di Mesir. Isi ungkapan tersebut dapat dilihat pada data berikut. َ ْ ُ َ َ َ ّ ﱠ َ ُ ْ َ ﱠ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ كﺮِ ﺸ[ ﻻو \ا ﻻإِ ﺪﺒﻌ[ ﻻأ ﻢﻜﻨ<%و ﺎﻨ]ﻴﺑ ءاﻮﺳ ﺔٍ ﻤﻠ$ (cid:25)_إِ اﻮﻟﺎﻌ‘ بِ ﺎﺘﻜِ ﻟا ﻞGأ ﺎﻳ ْ ُ َ ْ ْ ُ ُ َ ْ ْ ﱠ َ َ َ ّ ُ ْ ّ ً َ ْ َ ً ْ َ َ ُ ْ َ َ ﱠ َ َ َ ً ْ َ اوﺪ(cid:20)ﺷا اﻮﻟﻮﻘﻓ اﻮﻟﻮﺗ نﺈِﻓ \ِ ا نِود ﻦﻣِ ﺎﺑﺎ%رأ ﺎﻀﻌ(cid:15) ﺎﻨﻀﻌ(cid:15) ﺬﺨِ ﺘﻳ ﻻو ﺎﺌ<ﺷ ﮫِ ﺑِ َ ُ ْ ُ ﱠ َ نﻮﻤﻠِﺴﻣ ﺎﻧﺄﺑِ “Wahai Ahlul Kitab, marilah (berpegang) kepada kata (ketetapan) yang sama, antara kami dan kamu semua, bahwa kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita (sesama manusia) menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”, jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (al-Bukha>ri,> 1314 H: 9) Dalam al-Qur’an, lafal ini termasuk dalam surat Ali Imran ayat 64, yang turun pada tahun ke-9 H pada utusan Nasrani Najran, sedangkan pengiriman surat kepada raja-raja non muslim yang menganut agama Nabi Isa terjadi antara tahun ke-6 hingga ke-7 H. Oleh karena itu, ahli sejarah mengatakan bahwa ayat tersebut sebelumnya adalah perkataan Nabi Muhammad yang ditulis pada suratnya kepada para raja, lalu lafal tersebut disepakati oleh ayat al-Qur'an yang turun kemudian pada tahun ke-9 H (Ibnu H{ajar, T.T. [I]: 52). Jika makna ungkapan tersebut diperhatikan, ajakan Nabi Muhammad kepada kalimah sawa>’ (kata yang sama) mengandung suatu usaha untuk me- nyeru Ahli Kitab menuju akidah yang benar, lurus dan asli yang sesuai dengan ajaran para nabi dan kitab-kitab Allah yang semula. Pada hakikatnya, seruan ISSN : 1693 - 6736 | 37
Description: