PROSIDING ‐SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 STUDI KOMPARASI AJARAN KANDA PAT PADEPOKAN SASTRA JENDRA DAN KANDA PAT PERGURUAN SERULING DEWATA Oleh Ida Bagus Benny Surya Adi Pramana Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram [email protected] ABSTRAK Perguruan Seruling Dewata merupakan salah satu perguruan bela diri tertua di Indonesia disamping mengajarkan ilmu bela diri dan kanuragan. Perguruan Seruling Dewata juga mengajarkan ilmu agama Hindu, sesuai warisan Yogi dan Yogini zaman dahulu, yang pernah menuntut ilmu di Perguruan Seruling Dewata. Perguruan ini pada awalnya, merupakan salah satu cabang dari perguruan bulan. Dimana pada zaman dahulu, ada 2 perguruan Silat besar di pulau Bali yaitu perguruan bulan dan perguruan matahari. Selain dari Perguruan Seruling Dewata terdapat juga Perguruan Kanda Pat Bali yang bergerak di bidang meditasi, pengobatan dan pencerahan sampai saat ini Indonesia kaya akan budaya karena terdiri dari berbagai macam suku, ras, adat dan agama. Sejak masuknya budaya agama Hindu ke Indonesia, terciptalah berbagai macam kearifan lokal. Salah satu ajaran, yang memuat kearifan lokal khususnya di Bali adalah Kanda Pat. Karena begitu banyaknya sekte-sekte atau perguruan ilmu kebatinan yang berkembang saat ini, sehingga menyebabkan banyaknya perbedaan dan simpang siurnya ajaran Kanda Pat. Bali yang merupakan salah satu pusat spiritual dunia, berbagai aliran spiritual dan kebathinan tumbuh dan berkembang di pulau Dewata ini. salah satunya adalah Kanda Pat, yang merupakan ilmu kebathinan khas Bali yang didalamnya menguraikan tentang berbagai teori tentang kehidupan manusia dari awal sampai akhir kehidupannya serta berbagai kekuatan yang diberkahi Dewa untuk melindungi manusia dari berbagai macam gangguan. hampir semua dukun, balean, dalang, pemangku dan lain lain, mendapatkan kekuatan bathinnya dari hasil berlatih ilmu yang bersumber dari Kanda Pat. Namun sebagian dari mereka sangat jarang yang mengetahui tentang asal usul Kanda Pat tersebut. kalaupun tahu hanyalah sepenggal-sepenggal dan biasanya mengatakan bahwa Kanda Pat merupakan warisan peninggalan leluhurnya yang sakti mandraguna. Kata Kunci: kanda pat, padepokan, sastra jendra, seruling dewata. I UNIVERSITAS HINDU INDONESIA 101 PROSIDING ‐ SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 I. PENDAHULUAN Pada umunya masyarakat di Bali mengenal 4 macam Kanda Pat yaitu : 1 ) Kanda Pat Bhuta, 2 ) Kanda Pat Rare, 3 ) Kanda Pat Sari dan Kanda Pat Dewa. ada pula sebuah aliran kepercayaan yang sangat terkenal di Bali yang anggotannya hampir menyebar di seluruh Indonesia yaitu Perguruan Sapta Kanda Pat Dharma Murti yang menyebut ilmunya bersumber dari 7 ( tujuh ) Kanda Pat menyebutkan ada 7 macam Kanda Pat yaitu : Kanda Pat Bhuta, 2 ) Kanda Pat rare, 3 ) Kanda Pat Nyama, 4 ) Kanda Pat Dewa, 5 ) Kanda Pat Subiksa, 6 ) Kanda Pat Sari , 7 ) Kanda Pat Moksa ( menurut majalah Bianglala edisi I ( mutiara spiritual Bali ), Perguruan Sapta Kanda Pat Dharma Murti ). Banyaknya versi dari ajaran Kanda Pat ini menyebabkan masyarakat yang menggemari ilmu kebatinan menjadi bingung, untuk menentukan asal-usul dari ajaran Kanda Pat ini. Perguruan Seruling Dewata merupakan salah satu perguruan bela diri tertua di Indonesia disamping mengajarkan ilmu bela diri dan kanuragan. Perguruan Seruling Dewata juga mengajarkan ilmu agama Hindu, sesuai warisan Yogi dan Yogini zaman dahulu, yang pernah menuntut ilmu di Perguruan Seruling Dewata. Perguruan ini pada awalnya, merupakan salah satu cabang dari perguruan bulan. Dimana pada zaman dahulu, ada 2 perguruan Silat besar di pulau Bali yaitu perguruan bulan dan perguruan matahari. Peguruan Matahari mempunyai 11 aliran dan Perguruan Bulan memiliki 12 aliran, yang salah satunya Seruling Dewata yang menguasai 72 ilmu silat. Tetapi entah kenapa, 2 Perguruan Silat ini terjadi persaingan dan dendam turun temurun yang mengakibatkan pertempuran habis-habisan di gunung Batur selama 7 hari 7 malam yang mengakibatkan punahnya kedua perguruan tersebut. Tetapi masih ada seorang siswa dari Perguruan Bulan cabang Seruling Dewata yang masih hidup dan terluka parah yang Bernama I Goplo. I Goplo kemudian kembali ke pertapaan Perguruan Bulan di gunung Watukaru, guna menyembuhkan dirinya dan memperdalam ilmu silatnya. Kemudian baru pada abad ke V caka datanglah ke pulau Bali seorang pendeta Budha ahli silat yang masih muda dari India yang bernama Budhi Darma, dan di Bali dikenal dengan sebutan Biksu Dharmo, Budhi Darma menguasai Kundalini, Ilmu Kundalini Saktinya sangat sempurna yang di pelajarinya selama 40 tahun dari seorang Maha Guru di India yang bernama Swami Prajnatara. I 102 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA PROSIDING ‐SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 II. PEMBAHASAN 1) Ajaran Kanda Pat Versi Perguruan Seruling Dewata. Meditasi Kanda Pat harus mendapat panugrahan , tuntunan dan perlindungan serta panyupatan dari Para Sesepuh Perguruan Seruling Dewata agar medapatkan keberhasilan dalam melakukannya, (disadur dari buku serial Kanda Pat, Meditasi MaduKama, ditulis oleh sesepuh Generasi IX, Ki Nantra) Tuntunan meditasi Kanda Pat mempelajari 18 Kanda Pat, dan 55 bentuk meditasi), tuntunan meditasi Kanda Pat didirikan di Desa Kukuh, Kerambitan, Bali, tanggal Februari 2004. Sementara itu menurut Parampara dalam Perguruan Seruling Dewata mengenal 18 Kanda Pat , adapun ke 18 Kanda Pat tersebut adalah : 1. Kanda Pat Madu Kama 2. Kanda Pat Sari, 3. Kanda Pat rare, 4 . Kanda Pat sari, 5. Kanda Pat Nyama, 6. Kanda Pat Manusa Prakerti, 7. Kanda Pat Muka, 8. Kanda Pat Pengarada, 9. Kanda Pat Krakah, 10. Kanda Pat Presanak, 11. Kanda Pat Madu Pemurtian, 12. Kanda Pat Keputusan, 13. Kanda Pat Pasuk Wetu, 14. Kanda Pat Subiksa, 15. Kanda Pat Suksma, 16. Kanda Pat Moksa, 17. Kanda Pat Dewa, 18. Kanda Pat Tanpa Sastra. Adapun ke 18 ( delapan belas ) Kanda Pat ini diperoleh dari usaha semadhi yang dilakukan olah 21 orang yogi dari Perguruan Seruling Dewata yang di perintahkan langsung oleh sesepuh Generasi II , Ki Mudra sekitar saka warsa 796 , adapun ke 21 (dua puluh satu) yogi namanya disebutkan dibawah ini , adapun tujuan ke 18 Yogi ini melakukan meditasi selama 18 hari tanpa makan dan minum adalah untuk mendapatkan rahasia serta kekuatan gaib agar bisa mengimbangi serta mengalahkan Sekta Durga dan Bairawa yang telah berkembang di masyarakat Bali Dwipa saat itu yang hampir semuanya bersifat merusak dan negatif. Akhirnya setelah melakukan meditasi yang khusyuk, tekun tahan terhadap godaan, serta melihat kesungguhan hati semua Yogi tersebut, mereka semuanya akhirnya mendapatkan anugrah oleh Betari Durga serta Dewa Siwa, Para Yogi ( 18 orang ) yang mendapatkan penugrahan dari Betari Durga maupun Betara Siwa ( 3 orang ) setelah melakukan meditasi dan semadhi selama 108 hari agar mendapatkan rahasia kekuatan bathin yang mampu menanggulangi kekuatan sesat para penganut Sekte Durga dan Sekte Bairawa yang saat itu berkembang sangat pesat di Bali Dwipa , adapun para Yogi Paiketan Paguron Suling Dewata yang mendapatkan penganugrahan Kanda Pat dari Betari Durga adalah sebagai berikut : 1. Ki Dangka (Kanda Pat Madu Kama), 2. Ki Umbalan (Kanda Pat Sari), 3. Ki Sadra (Kanda Pat rare), 4 . Ki Bakas (Kanda Pat sari), 5. Ki Teleng (Kanda Pat Nyama), 6. Ki Juntal (Kanda Pat Manusa Prakerti), 7. Ki Wirat (Kanda Pat Muka), 8. Ki Manggal (Kanda Pat Pengaradan), 9. Ki Wirada (Kanda Pat I UNIVERSITAS HINDU INDONESIA 103 PROSIDING ‐ SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 Krakah), 10. Ki Reka (Kanda Pat Presanak), 11. Ki Dangki (Kanda Pat Madu Pemurtian), 12. Ki Biksa (Kanda Pat Keputusan), 13. Ki Ruga (Kanda Pat Pasuk Wetu), 14. Ki Manot (Kanda Pat Subiksa), 15. Ki Darja (Kanda Pat Sukma), 16. Ki Bergu (Kanda Pat Moksa), 17. Ki jaka (Kanda Pat Dewa), 18. Ki Canging (Kanda Pat Tanpa Sastra). Ke 18 ( delapan belas yogi ini di diksa atau di inisiasi oleh Betari Durga ) , sementara untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan seperti misalnya menyalah gunakan ajaran Kanda Pat yang telah diturunkan oleh Betari Durga, akhirnya Betara Siwa segera memberikan Panugrahan kepada 3 orang Yogi lainnya yaitu : 1 ) Ki Bagus, 2 ) Ki Meranggi, 3 ) Ki Bantiran mereka di berikan " Tuntunan Samadhi kanda Pat ", untuk menuntun orang yang mempelajari Kanda Pat agar tidak salah jalan serta salah arah. jadi tentang Kanda Pat kelengkapannya ada " Teori Kanda Pat " sebanyak 18 macam Kanda Pat yang diturunkan oleh Betari Durga dan ada " Tuntunan Samadhi Kanda Pat ", yang diturunkan oleh Betara Siwa yang berisikan pedoman, panduan , tata cara berlatih Kanda Pat agar tidak " Sesat " dan " Salah Arah " . sementara ada tiga Yogi yang mendapatkan penganugrahan Tuntunan Semadhi Kanda Pat dari Hyang Siwa adalah sebagai berikut : KI Bagus, Ki Meranggi dan Ki Bantiran. 2) Jenis-Jenis Kanda Pat. a. Meditasi Kanda Pat Madu Kama Kanda Pat Madu Kama terdiri dari 21 bentuk meditasi dan dari 21 bentuk meditasi kebanyakan yang besifat negatif dan sementara ada 3 ( tiga ) meditasi lainnya yang yang berisfat positif yaitu ( Meditasi Kanda Pat Madu Kama, Meditasi Kanda Pat Panunggalan Semara, dan Meditasi Kanda Pemutus Semara ) ketiganya yang harus dikuasai agar tidak bisa di ganggu oleh mereka yang menguasai 18 kanda Pat Madu Kama yang sifatnya negatif , salah satu Kanda Pat Madu Kama yang bersifat positf adalah Meditasi Kanda Pat Madu Kama, berikut penulis akan memberikan dan mengenalkan salah satu Meditasi Kanda Pat Madu Kama yang penulis sadur dari Serial Kanda Pat seri II, Meditasi Kanda Pat Madu Kama yang ditulis oleh Sesepuh Generasi II, Ki Nantra. dalam buku teori Kanda Pat Madu Kama dijelaskan bahwa kita sebagai manusia sebenarnya sudah ada sejak orang tua kita baru menginjak remaja, pada waktu itu kita berwujud Cinta Kasih ( Smara ). Meditasi II dari Tuntunan Meditasi Kanda Pat yang dinamakan Meditasi Madu Kama bertujuan menguatkan atau meningkatkan kekuatan Cinta Kasih ( Smara ) mengarahkan hal hal yang positif pada diri manusia serta menekan dan memunaskan hal hal yang bersifat I 104 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA PROSIDING ‐SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 negatif pada diri manusia dan pada puncaknya kekuatan ( tenaga ) Cinta Kasih ( smara ini ), diarahan untuk membuat " Dewa Sih, Manusa Sih, Bhuta Sih, Gumatap Gumitip Sih, Kumangkang Kumingking Sih ", kekuatan cinta kasih ( Smara ) , membuat semuanya sih pada diri kita, tidak mengganggu kita, bahkan semuanya muncul keinginan melindungi diri kita dari berbagai gangguan serta menolong kita saat di butuhkan. b. Meditasi Kanda Pat Butha Kanda Pat Bhuta terdiri dari 27 bentuk meditasi , dari 27 bentuk meditasi tersebut kebanyakan bersifat negatif atau merusak, sementara 3 ( tiga ) yang baik yaitu ( Meditasi Kanda Pat Somyaning Butha , Meditasi Kanda Pat Penundung Butha dan Meditasi Kanda Pat Pemrelina Butha ) , ketiga Meditasi Kanda Pat Bhuta yang baik ini harus di kuasai agar tidak bisa ganggu oleh mereka yang menguasai Kanda Pat Bhuta yang bersifat negatif .Menurut tutur yang terdapat dalam pustaka suci bahwasanya di dalam raga manusia terdapat unsur kekuatan Dewa dan unsur kekuatan Butha dan apa yang terdapat di Buana Agung ( alam Semesta ), juga terdapat dalam Buana Alit ( diri kita ), sebaliknya juga begitu, salah satu diantara tersebut adalah tentang Butha, bahwasanya didalam diri manusia terdapat Butha begitu juga di Buana Agung atau Alam Semesta yang bahkan jumlah butha di Buana Agung jemlahnya ribuan jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di dalam diri manusia atau dalam buana alit. sedikit pengetahuan Bhuta yang ada dalam diri manusia ( Buana Alit ) dan Butha yang ada di alam semesta ( Bhuana Agung ), di jelaskan dalam Pustaka Kanda Pat Bhuta sebagai berikut : pada saat manusia berada didalam kandungan ( duk manusa kantun ring telengin cecupu manik ), kita memiliki empat saudara sejati " Catur Sanak ", yang bernama I Anta - I Preta - I Kala - I Dengen . selanjutnya ketika manusa lahir : I Dengen menjadi Yeh Nyom selanjutnya menjadi I Bhuta Petak , selanjutnya menjadi I Bhuta Janggitan selanjutnya menjadi I Bhuta Anggapati, Sedangkan I Kala menjadi Getih selanjutnya menjadi I Bhuta Abang selanjutnya menjadi I Bhuta Karuna selanjutnya menjadi I Bhuta Merajapati , sedangkan I Preta menjadi Lamas selanjutnya menjadi I Bhuta Ireng selanjutnya menjadi I Bhuta Taruna selanjutnya menjadi I Bhuta Banaspati, sedangkan I Anta menjadi Ari Ari selanjutnya menjadi Bhuta Kuning, selanjutnya menjadi Bhuta Lembukania, selanjutnya menjadi Bhuta Banaspati, disamping bhuta yang ada didalam diri manusia ( Bhuana Alit ), juga terdapa Bhuta Kala yang ada di alam semesta ( Bhuana Agung ), malahan jumlahnya jauh lebih banyak dari pada yang ada di Bhuana Alit , Bhuta yang ada di alam semesta jumlahnya ribuan dan di pimpin oleh 108 Butha dan 108 Kala , 108 Bhuta ( I UNIVERSITAS HINDU INDONESIA 105 PROSIDING ‐ SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 diantaranya adalah Bhuta Bucari, Bhuta Ulu Singa, Butha Ulu Gajah, Bhuta Ulu Wresabha , Butha Ulu Sliwah , Bhuta Kalika , Bhuta Basang Basang , dan yang lainnya , sementara 108 Kala ( diantaranya adalah Sang Kala Bucari, Sang Kala Dangastra , Sang Kala Mreka , Sang Kala Sada , .Sang Kala Guna Guna , dan yang lainnya ). c. Meditasi Kandat Pat Rare Kanda Pat Rare, terdiri dari 19 bentuk meditasi , dari 19 bentuk meditasi tersebut kebanyakan bersifat negatif atau merusak dan tiga yang bersifat potisif yaitu ( Meditasi Kanda Pat Pengancing Garba, Meditasi Kanda Pat Pemungkah Lawang, Meditasi Kanda Pat Pengempon Rare ), ketiga meditasi yang bersifat positif ini harus dikuasai agar tidak bisa di ganggu oleh mereka yang menguasai Meditasi Kanda Pat Rare yang bersifat merusak. Dalam meditasi " Pengancing Garbha ", dalam meditasi ini para siswa di latih bagaimana mengarahkan unsur kekuatan yang ada pada diri manusia ini agar dapat menutup pintu rahim wanita dan secara gaib untuk menolong orang yang sering keguguran dan susah atau gagal mempunyai anak. menjadi kuat rahimnya dan dapat hamil seperti wanita umumnya serta dapat mempunyai anak secara normal. d. Meditasi Kanda Pat Sari Dalam meditasi Kanda Pat Sari terdiri dari 33 bentuk meditasi , dari ke 33 bentuk meditasi tersebut kebanyakan bersifat merusak atau negatif, sementara ada 3 bentuk meditasi Kanda Pat Sari yang bersifat positif yaitu ( Meditasi Sarining Merta, Meditasi Sarining Ucap, Meditasi Sarining Raksa ), dimana ketigannya harus di kuasai agar tidak di ganggu oleh mereka yang telah berhasil menguasai Kanda Pat Sari lainnya yang bersifat merusak. Tuntunan Meditasi Kanda Pat Sari Saring Merta , dalam meditasi ini para siswa dilatih bagaimana mengarahkan kekuatan bathin unutk menghidupkan atau nguripang merta dalam diri yang merupakan penugrahan yang bermanfaat dalam kehidupan , sementara dalam Meditasi Kanda Pat Sarining Ucap, para siswa dilatih bagaimana mengarahkan kekuatan bathin unutk menghidupkan atau nguripang kekuatan ucapan agar ucapan kata-kata mengandung keuatan gaib yang maha dahsyat sehingga apa yang di ucapkan dipercaya banyak orang dan apa yang dikatakannya di turuti oleh banyak orang dan kekuatannya melebihi kekuatan sihir , dan apabila seseorang telah berlatih dengan sempurna apa yang di ucapkannya akan terjadi, makanya disarankan bagi mereka yang menguasai Meditasi Kanda Pat Sarining Ucap ini haruslah berhati hati dalam dalam ucapannya. sementara Meditasi I 106 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA PROSIDING ‐SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 kanda Pat Sarining Raksa, yang merupakan Meditasi Kanda Pat ke tiga yang bersifat positif, dalam meditasi ini para siswa dilatih bagaimana para siswa mengarahkan kekuatan bathin, untuk melindungi atma ( Raksa Atma ), untuk melindungi jiwa ( Raksa Jiwa ), melindungi Sabda ( Raksa Sabda ), melindungi Bayu ( Raksa Bayu ), dan melindungi Idep ( Raksa Idep ), sehingga kelima unsur kekuatan utama ( atma, jiwa, sabda, bayu, idep ) yang ada pada diri manusia menjadi sangat kuat dan kokoh dan tidak mudah di ganggu oleh orang lain dengan kekuatan ilmu hitamnya. e. Meditasi Kanda Pat Nyama Kanda Pat Nyama terdiri dari 36 bentuk Meditasi, dari 36 bentuk meditasi tersebut kebanyakan bersifat merusak atau negatif, dan hanya 3 ( tiga ) dari bentuk Meditasi tersebut bersifat positif dan harus di kuasai dan di pelajari , ketiga tersebut adalah ( Meditasi kanda Pat Catur Sanak Raksa Kemit, Meditasi Kanda Pat Catur Sanak Merta Bhuana, Meditasi Catur Sanak Urip Waras ). Meditasi Catur Sanak Raksa Kemit misalnya mengajarkan siswa dilatih bagaimana cara memenggil , cara berkomunikasi memerintah atau memberi tugas kepada Sang Catur Sanak ( Nyama Catur = empat saudara Sejati ), agar mau membantu kita sesuai dengan kebutuhan yaitu kebutuhan akan perlindungan gaib ( Ngraksa Kemit ) secara niskala selama satu hari satu malam untuk diri , keluarga dan harta benda milik kita agar tidak rusak , hilang dsb, ataupun tugas tugas lain sesuai dengan kebutuhan kita. f. Meditasi Kanda Pat Manusia Prakerti Kanda Pat Manusa Prakerti terdiri dari 18 bentuk Meditasi , dari 18 bentuk meditasi tersebut kebanyakan bersifat negatif, hanya 3 Meditasi yang bersifat positif dan yang harus di kuasai dan di pelajari seperti ( Meditasi Pengampak Sabda Pawetuan Manusia Prakerti, Meditasi Penebasan Oton Manusa Prakerti, Meditasi Penyampet Sorong Manusa Prakerti ), melalui meditasi ini , yang diakhiri dengan Pediksan, seorang mempunyai wewenang secara niskala membuka sabda rahasia manusia dengan prakerti ( sifat bawaan ), orang yang lahir pada hari tertentu, bagaimana perawakannya, bagaimana sifat-sifatnya, bagaimana rejekinya, sakit apa saja yang akan menimpanya, siapa bhuta kala yang bertugas menagih hutang secara niskala, jika melakukan " Pengelukatan Penebasan Oton ( bayuh Oton ), mantram apa yang dipakai dalam pengelukatan, berapa kali harus melukat penebasan oton dalam hidupnya, 1 kali, 2 kali , 3 kali dsb . I UNIVERSITAS HINDU INDONESIA 107 PROSIDING ‐ SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 g. Meditasi Kanda Pat Madu Muka Dalam Pustaka Kanda Pat Muka ini ada 18 bentuk Meditasi, 15 bentuk meditasi bersifat merusak tatanan kehidupan manusia sedangkan 3 bentuk meditasi bersifat menunjang tatanan kehidupan manusia sehingga perlu dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan manusia yaitu Meditasi Tri Maya Sakti Murti, Meditasi Panca Ratna Wijaya Murti, dan Meditasi Dasa Surya Sumedang Murthi. Meditasi Tri Maya Sakti Murti , mengajarkan siswa bagaimana cara menyatukan , memadukan kekuatan dan menggabungkan kekuatan bathin diri kita sendiri dengan kekuatan Ibu dan Bapak , sehingga terbentuk suatu kekuatan baru yang memiliki kekuatan yang luar biasa yang di namakan " Bayuning Tri Maya Sakti Murti ", dengan kekuatan gabungan ini kita mendapatkan anugrah dirgayusa , kita mampu mengatasi dan menawarkan wisya, cetik, kita dijauhkan dari segala macam penyakit, serta kekuatan gabungan ini mampu menjaga kesucian dengan menghilangkan segala sebel kandel, mala-papa petaka-lara -roga wigna dan sebagainya. Mantramnya adalah sebagai berikut : “Ong niat ingsun ngrangsukang Yoga Samadhi Tri Maya Sakti Murti kang anugrahaken dirgayusa, tan keneng sehananing wisya, cetik, racun, lan tan keneng sehananing pinakit, angruat dasa mala, sebel kandel, papa petaka, lara roga wigna. Ong idep aku Sang Hyang Kundi Swara matunggalan aku maring”. h. Meditasi Kanda Pat Pengaradan Dari sekian banyak bentuk meditasi yang sebagian besar merusak tatanan kehidupan manusia, terdapat 3 yang bersifat postif yang harus di pelajari, yaitu : Pengaradan Bhuta, Pengaradan Manusa dan Pengaradan Dewa. Pengaradan Bhuta. Melalui meditasi ini kita diajarkan dan dilatih bagaiman menyerap, menarik dan memasukan kekuatan Bhuta agar menyatu dengan kekuatan manusia selanjutnya diarahkan pada penggunaan yang bersifat mulia berdasarkan tuntunan dharma”. Mantramnya adalah sebagai berikut : “Ong niat ingsun ngrangsukang yoga semadhi Pengaradan Bhuta kang angisep lan nunggalakna sehananing daya sakti para Bhuta kala Kabeh kang luluh masaria tunggal ring ingsun prasida ta ngulun muncar mumbul ikanang bayu. Ong Sanghyang Kunda Meles angurip Mantramku asing mati bangun pada kaurip. teka urip. teka urip. teka urip”. Sementara Pengaradan Manusa , kita di latih dan di ajarkan bagaimana menarik, menyerap dan memasukan kekuatan manusa yang digjaya, mumpuni dengan diri kita, kalau I 108 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA PROSIDING ‐SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 kita menyerap kekuatan Ki Gajah Mada, misalnya maka segala macam ilmu yang dimilikinya ketika beliau hidup akan terwujud dalam diri kita sehingga kemampuan , kedigjayaan, kawisesan, kasidian, kesakten kita akan meningkat pesat dalam waktu yang singkat. selanjutkan kekuatan itu dikendalikan dan di arahkan tentunya untuk tujuan yang mulia sesuai dengan tuntunan dharma. Meditasi pengaradan Dewa, melalui meditasi ini kita di ajarkan dan dilatih bagaimana caranya menyerap kekuatan para Dewa, seperti misalnya kekuatan Dewa Siwa, kekuatan Dewa Wisnu, kekuatan Dewa Surya dan sebagainya , setelah kekuatan di gabungkan itu menyatu dengan diri selanjutnya dikendalikan dan di arahkan untuk tujuan uang mulia sesuai dengan tuntunan Dharma. i. Meditasi Kanda Pat Krakah Dalam Pustaka Kanda Pat Krakah ini ada 12 bentuk meditasi, dimana 9 ( sembilan ), bentuk meditasi yang bersifat negatif atau merusak tatanan kehidupan manusia dan ada 3 ( tiga ) bentuk meditasi yang bersifat menunjang tatanan kehudupan manusia sehingga perlu dipelajari dan di amalkan , ketiga bentuk meditasi tersebut adalah Meditasi Jnana Siddhi, Meditasi Pustaka Jati, Meditasi Jarwa Dirga Utama . Meditasi jnana Siddhi, mengajarkan pada umat manusia bagaimana caranya Nyurat ( membaca / menulis ), dan bagaimana caranya Ngwacen ( membaca ), tanpa kesalahan berbagai bentuk rerajahan dan sastra jendra, serta bagaimana caranya agar manusia mendapatkan suatu kekuatan gaib berupa kemampuan berhak membuat dan membaca berbagai bentuk rerajahan dan sastra jendra tanpa terancam ( bebas ), dari pastu kutuk dan rajapinulah. Meditasi Pustaka Jati, meditasi ini mengajarkan bagaimana manusia atau seseorang mampu menghidupkan berbagai bentuk rerajahan dan sastra jendra sehingga seolah olah hidup dan bernyawa sehingga dapat menerima ( diisi ), berbagai macam kekuatan gaib sesuai dengan yang di kehendaki, serta bagaimana seseorang mampu memperoleh kekuatan gaib sehingga memiliki daya sakti mampu menghidupkan ( nguripan) berbagai bentuk rerajahan dan sastra jendra dengan terbebas dari pastu kutuk dan raja pinulah. Meditasi Jarwa Dirga Pluta, meditasi ini mengajarkan kepada umat manusia tentang bagaimana caranya mengisi berbagai macam rerajahan dan sastra jendra dengan berbagai kekuatan gaib melalui suatu proses yang dinamakan " Pasupati ", serta bagaimana caranya agar seseorang mempunyai kekuatan gaib / kemampuan sehingga berhak ( ngawiwenang I UNIVERSITAS HINDU INDONESIA 109 PROSIDING ‐ SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 ), memasupatiberbagai bentuk rerajahan dan sastra jendra dan terbebas dari pastu kutuk dan rajapinulah. . j. Meditasi Kanda Pat Prasanak Dalam Pustaka Kanda Pat Prasanak ini terdapat 18 ( delapan Belas ), bentuk meditasi , dimana 15 ( lima belas ) bentuk meditasi bersifat merusak tatanan kehidupan manusia , sedangkan ada 3 ( tiga ) bentuk meditasi yang bersifat menunjang kehidupan manusia dan wajib di pelajari, ketiga bentuk meditasi tersebut adalah : Meditasi Manusa Cenik Sakti Utama, Meditasi Manusa Sakti Sidhi Mandi, Meditasi Manusa Sakti Dharma Wisesa. Meditasi Manusa Cetik Sakti Utama, meditasi ini mengajarkan pada umat manusia bagaimana caranya agar melalui meditasi berkomunikasi dengan nyama catur dan prasanaknya sehingga kita mendapat panugrahan memiliki kekuatan bebas tidak terkena sapa, pastu, kutuk , sumpah, tulah, tidak terkena santet, desti, teluh , teranjana, tidak terkena berbagai acep acepan-rerajahan-pepasangan-pependeman, tidak terkenan sesawangan- gegandu-gentawang-moro-sukik-ikik-parang-gombeng-bebekuk, tidak terkena berbagai guna guna , guna lanang-guna wadon-guna jawa-guna bali-gunan sasak-gunan rimrim dsb. Meditasi Manusa Sakti Sakti Sidhi Mandi, meditasi ini mengajarkan umat manusia agar seseorang melalui meditasi berkomunikasi dengan nyama catur dan prasanaknya mendapatkan panugrahan daya sakti mampu mengungguli segala macam satru musuh, mengguguli kesakten-kawisesan dan kedigjayaan satru musuh kabeh. sesakti saktinya musuh tidak mampu mengalahkan kita selama kita menapak di pertiwi. Meditasi Manusa Sakti Dharma Wisesa, meditasi ini mengajarkan umat manusia agar seseorang melalui meditasi berkomunikasi dengan nyama catur dan prasanaknya mendapatkan panugrahan mampu menyucikan diri sendiri, mampu ngeruat / ngelukat berbagai macam penyakit, mampu mengobati diri sendiri dan orang lain dari berbagai macam penyakit edan-buduh-gila-sedeng-gendeng-sableng. k. Kanda Pat Pemurtian Dalam Pustaka Kanda Pat Pemurtian ini terdapat 20 ( Dua Puluh ), bentuk meditasi , dimana 15 ( lima belas ) bentuk meditasi bersifat merusak tatanan kehidupan manusia , sedangkan ada 5 ( lima ) bentuk meditasi yang bersifat menunjang kehidupan manusia dan wajib di pelajari, kelima bentuk meditasi tersebut adalah : Meditasi Siwa Geni, Meditasi Banyu Pinaruh, Meditasi Dasa Bayu, Meditasi Sri Pertiwi, Meditasi Somyaning Sunya. I 110 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
Description: