TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS HARTA DARI OLAHRAGA TINJU SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM Oleh: NOVYANDRI RAHMAN NIM: 07380007 Pembimbing: 1. Drs. KHOLID ZULFA, M.Si 2. ABDUL MUGHITS, S.AG., M.AG MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Harta merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, meskipun banyak cara yang halal untuk memperoleh harta, akan tetapi tidak sedikit dari manusia yang menghalalkan segala cara hanya untuk memperkaya diri sendiri. Kendatipun demikian tedapat pula sebuah pekerjaan yang masih diperdebatkan sifat halal atau haram pekerjaan tersebut, sebagai contoh, olahraga tinju. Pelaku tinju atau sering disebut atlet tinju, bisa dikatakan sebagai seorang yang memperbanyak harta kekayaannya dengan beradu fisik (pukulan) dan kekuatan kepada lawan tandingnya dengan cara menjadikan jiwa dan akal sebagai taruhannya untuk mendapatkan gelar dan kemenangannya. Maka dari itu ada suatu permasalahan dari status harta dari olahraga tinju itu apakah halal atau haram masih menjadi kontroversi, melihat risiko akibat dari pukulan tinju demikian hebatnya. Untuk menjawab persoalan di atas, penulis mencoba meneliti terlebih dahulu tentang status olahraga tinju ini, karena sangat berkaitan dengan cara memperoleh harta, dengan melakukan penelitian literatur yang sifatnya kepustakaan dan pencarian data langsung ke lapangan yang dihimpun melalui observasi dan wawancara (interview). Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah induktif, dengan tujuan untuk menjelaskan tentang olahraga tinju dan status hartanya. Adapun pendekatan yang dipakai pada penelitian dalam hukum Islam adalah pendekatan Maqa>s}id al-Syari>’ah yang menitik beratkan pada kemaslahatan bagi jiwa dan akal. Hasil dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa olahraga tinju dan status hartanya adalah haram menurut pandangan Maqa>s}id al-Sya>ri’ah, karena olahraga tinju termasuk olahraga yang menyakiti diri sendiri dengan mengorbankan jiwa dan akal untuk memperoleh harta, di mana dalam teori Maqas<i}d al-Syari’>ah terdapat lima kategori yang harus dijaga, yaitu: melindungi agama, melindungi jiwa, melindungi akal, melindungi kehormatan, dan melindungi harta, serta tidak boleh mencari harta dengan mengorbankan kemaslahatan yang di atasnya, seperti akal, jiwa, dan agama. Dalam olahraga tinju, jelas sekali bahwa harta diperoleh dengan cara mengorbankan akal dan jiwa. ii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alīf tidak dilambangkan - ب Bā’ b Be ت Tā’ t Te ث Ṡsā’ s˙ s (dengan titik di atas) ج Jīm J Je ha (dengan titik di ح Ḥā’ ḥ bawah) خ Khā’ kh ka dan ha د Dāl d De ذ śāl Ŝ z (dengan titik di atas) ر Rā’ r Er ز Zāl z Zet س Sīn s Es ش Syīn sy es dan ye es (dengan titik di ص Ṣād ṣ bawah) de (dengan titik di ض Ḍād ḍ bawah) te (dengan titik di ط Ṭā’ ṭ bawah) zet (dengan titik di ظ Ẓā’ ẓ bawah) ع ‘Aīn ‘ koma terbalik ke atas غ Gaīn g Ge ف Fā’ f Ef ق Qāf q Qi ك Kāf k Ka ل Lām l ‘el م Mīm m ‘em ن Nūn n ‘en vii و Wāwū w W Hā’ h Ha ء Hamzah ‘ Apostrof ي Yā’ y Ye B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap ةدَ'ِّ(َ)َ+ُ Ditulis Muta‘addidah ة',-ِ Ditulis ‘iddah C. Ta’ Marbūt}ah di akhir kata 1. Bila ta’ marbūtah dibaca mati ditulis dengan h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya. ./َ1ْ2ِ Ditulis Ḥikmah .3َْ45ِ Ditulis Jizyah 2. Bila ta’ marbūt}ah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h ء9:َ;ِْو<َ ْا .ُ+َا6َ آَ ditulis Karāmah al-auliyā’ 3. Bila ta’ marbūt}ah hidup atau dengan harakat, fatḥah, kasrah dan dammah ditulis t 6ِ =ْ >ِ;ْا ةُ9آَزَ ditulis zakāh al-fiṭr D. Vokal Pendek --َ------ Fathah ditulis A -ِ------- kasrah ditulis I -------ُ- Dammah ditulis U E. Vokal Panjang 1. Fathah + alif ditulis Ā .:,?ِهِ95َ ditulis jāhiliyyah 2. Fathah + ya’ mati ditulis Ā viii ABَ ـDْEَ ditulis Tansā 3. kasrah + ya’ mati ditulis Ī F3ْ 6ِ آَ ditulis Karīm 4. Dammah + wawu mati ditulis Ū ضْو6ُ Gُ ditulis furūḍ F. Vokal Rangkap 1. Fathah + ya’ mati ditulis Ai ْF1ُDَ:ْHَ ditulis bainakum 2. Fathah + wawu mati ditulis Au لْIJَ ditulis Qaul G. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan tanda apostrof (’). ْF)ُKْأَأَ Ditulis A’antum ْFEُ ْ61َMَ ْNOِ;َ Ditulis La’in syakartum H. Kata Sandang Alīf + Lām 1. Bila kata sandang alīf + lām diikuti huruf Qamariyyah ditulis dengan al. نPْ6Qُ;ْاَ ditulis Al-Qur’ān س9:َQِ;ْاَ ditulis Al-Qiyās 2. Bila kata sandang alīf + lām diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta dihilangkan huruf l (el)-nya. ء9/َB, ;اَ ditulis al-Samā’ R/ْS, ;اَ ditulis al-Syams I. Huruf Besar Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). ix J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya. ضْو6ُ >ُ;ْا ىوِذَ ditulis śawi al-furūḍ .D,BU ;ا Vُ هْ أَ ditulis Ahl al-Sunnah x
Description: