SERIAL BUKU PENGAWASAN PARTISIPATIF PARTISIPASI P DALAM PEMILU A R SECARA SADAR T SERIAL BUKU PENGAWASAN PARTISIPATIF I S I PARTISIPASI DAN CERDAS P A S Panduan berdemokrasi dan berpolitik I DALAM PEMILU D yang selaras dengan Buddhadharma A SECARA SADAR L A M DAN CERDAS P “Buku ini adalah referensi bagi para tokoh agama dalam E menyampaikan materi pada masyarakat. Bawaslu berharap M Panduan berdemokrasi dan berpolitik I buku ini menjadi bahan bacaan yang dapat dipakai para tokoh L yang selaras dengan Buddhadharma U agama untuk menyakinkan masyarakat bahwa semua agama S E mengajarkan melawan politik uang. Bahwa semua agama C A mengajarkan untuk tidak saling membenci sebagai bentuk R politisasi SARA. A S A Melalui buku ini, Bawaslu mengajak tokoh agama menjadi D A agen untuk sosialisasi pencegahan pelanggaran Pemilu. R Sebab di dalam buku ini tertuang energi penyelenggaraan D A Pemilu yang berisikan wawasan pencegahan, sosialisasi, dan N pengawasan terhadap praktik politik uang dan politisasi SARA C E dalam Pemilu. ” R D A Abhan S Ketua Bawaslu BAGIAN SOSIALISASI BIRO TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPASI DALAM PEMILU SECARA SADAR DAN CERDAS Panduan Berdemokrasi dan Berpolitik yang Selaras dengan Buddhadharma Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Jl. M. H. Thamrin 14 Jakarta Pusat Indonesia PENGARAH Abhan Mochammad Afifuddin Ratna Dewi Pettalolo Rahmat Bagja Fritz Edward Siregar PEMBINA Gunawan Suswantoro PENANGGUNG JAWAB Ahmad Khumaidi KETUA TIM Feizal Rachman WAKIL KETUA Fathul Andi Rizky Harahap Bugi K. Widianto Erni Kusumastuty PENELITI Eko Nugroho Rahardjo Masykurudin Hafidz Muhammad Ikhsan Deitry Aritonang Muhammad Zaid Nugroho Noto Susanto Sarmidi Husna Pdt. Hariman Pattianakotta Antonius Beny Wijayanto I Made Wirayasa Peter Lesmana ASISTEN PENELITI Hanif Vidi Yuwono Nurdiansyah Kelfin Roy D. Boseren Sonta S. Aji Nugroho Keke Eskatario A. Farichin Beka Asep Saepurrohman Ike Aprilina Sudarmin Nurdani Riedo Adi Saputri DESAIN & TATA LETAK Mohd Chalel PARTISIPASI DALAM PEMILU SECARA SADAR DAN CERDAS Panduan Berdemokrasi dan Berpolitik yang Selaras dengan Buddhadharma SAMBUTAN Tokoh agama adalah aktor penting dalam melakukan pendidikan politik masyarakat. Tokoh agama juga pelaku utama yang mampu menyampaikan pesan kedamaian antarumat beragama terutama di tengah gejolak politik yang dapat membangun praktik politik uang dan politisasi Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Untuk itu, kehadiran literasi damai dan menyejukkan sangat dibutuhkan. Untuk menelurkan itu, Bawaslu menginisiasi sebuah gagasan sebagai bentuk upaya strategis agar para Tokoh agama dapat mendukung Pemilu yang terbebas dari praktik politik uang dan politisasi isu SARA. Dengan begitu dapat tercipta Pemilu yang aman dan berkualitas. Gagasan untuk melibatkan tokoh-tokoh agama dalam menciptakan Pemilu damai, aman dan berkualitas dimanifestasikan dengan menggelar pertemuan-pertemuan. Forum-forum yang dibangun itu membahas persoalan-persoalan dalam Pemilu, pencegahannya dan solusinya. Dari pertemuan-pertemuan tersebut tergagaslah pembuatan Buku Materi Ceramah Pengawasan dengan Perspektif Agama. Buku ini adalah referensi bagi para tokoh agama dalam menyampaikan materi pada masyarakat. Bawaslu berharap buku ini menjadi bahan bacaan yang dapat dipakai para tokoh agama untuk menyakinkan masyarakat bahwa semua agama mengajarkan melawan politik uang. Bahwa semua agama mengajarkan untuk tidak saling membenci sebagai bentuk politisasi SARA. 5 Melalui buku ini, Bawaslu mengajak tokoh agama menjadi agen untuk sosialisasi pencegahan pelanggaran Pemilu. Sebab di dalam buku ini tertuang energi penyelenggaraan Pemilu yang berisikan wawasan pencegahan, sosialisasi, dan pengawasan terhadap praktik politik uang dan politisasi SARA dalam Pemilu. Pada akhirnya buku ini hadir sebagai oase baru di tengah-tengah maraknya isu politisasi uang dan SARA dalam pemilu. Sehingga ke depan, Pemilu dapat berjalan lebih baik, aman dan berkualitas. “Bersama rakyat awasi Pemilu, Bersama Bawaslu tegakkan keadilan Pemilu” Abhan Ketua Bawaslu PENGANTAR P artisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi, baik sebagai peserta Pemilu, pengguna hak pilih, maupun sebagai pengawas dalam proses pemungutan suara sangat diperlukan sebagai wujud kepedulian dan keterlibatan nyata dalam penyelenggaraan negara. Akan tetapi partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik di Indonesia akhir-akhir ini diwarnai dan dipenuhi dengan wacana politisasi SARA; meruncingnya primordialisme (pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama); perselisihan antar pendukung partai atau aktor-aktor politik; merebaknya ujaran kebencian (hate speech); berita palsu dan informasi yang menyesatkan (hoaks); kampanye hitam, bahkan fitnah, yang menyebar melalui jejaring media sosial yang semuanya menimbulkan keresahan di masyarakat. Di samping itu praktik politik uang dan berbagai pelanggaran Undang-Undang Pemilu masih marak terjadi. Menyikapi kondisi yang demikian, maka Bawaslu berupaya untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat khususnya dalam proses pengawasan Pemilu dengan melibatkan para cendekiawan dan tokoh agama melalui penyusunan Buku Ceramah Pengawasan Pemilu. Pada kesempatan ini, penulis selaku alumnus HIKMAHBUDHI sekaligus mewakili komunitas Buddhis mendapat kepercayaan dari Bawaslu RI untuk menuangkan gagasan dan pemikiran dalam sebuah buku bergaya ilmiah populer. Buku ini diharapkan akan bisa menjadi bacaan penunjang bagi komunitas buddhis yang memerlukan suatu referensi dan panduan bila ingin berpartisipasi aktif dalam ruang demokrasi dan politik di Indonesia. Buku ini terdiri atas lima bab yang membahas tentang landasan Dharma dan filosofi buddhis dalam demokrasi dan politik; akuntabilitas kepemimpinan yang selaras dengan Dharma; politik uang dan cara menghindarinya; tentang toleransi dan cara terhindar dari politisasi SARA; serta bagaimana menjadi pemilih yang sadar dan cerdas. Target utama pengguna buku ini adalah para pandita, penceramah, dan dharmaduta yang memiliki ruang dan kapasitas menyampaikan pesan-pesan Dharma dan bisa memberikan arahan kepada umat agar dapat terlibat secara aktif, cerdas, dan berkesadaran dalam ruang demokrasi Pancasila. Diharapkan melalui penyampaian yang tepat, gagasan-gagasan dalam buku ini lebih jauh lagi akan dapat memotivasi umat Buddha untuk tidak lagi alergi dengan dunia politik dan bahkan secara positif dapat memaknai politik sebagai ladang untuk mengaktualisasikan nilai- nilai Dharma universal dan semangat Bodhisattva dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terakhir, tentu saja masih banyak yang perlu disempurnakan dari karya tulis ini. Untuk itu diharapkan masukan, kritik, dan saran dari sidang pembaca sebagai bahan penyempurna untuk edisi cetak berikutnya. Tak lupa ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bawaslu RI; PP HIKMAHBUDHI, perwakilan MBI, Magabudhi, WBI, Wandani, Walubi dan SIDDHI yang terlibat aktif dalam proses penyuntingan akhir, Rekan-rekan Institut Nagarjuna; dan kepada Pak Jo Priastana selaku penelaah tulisan ini, serta semua pihak yang berkontribusi hingga terselesaikannya buku ini. Semoga Dharma semakin membumi dan dapat dirasakan manfaatnya dalam segala aspek kehidupan demi mewujudkan kebahagiaan bagi semua makhluk. Appamadena sampadetha! Eko Nugroho Rahardjo Penulis DAfTAR ISI SAMBUTAN 5 BAB 01 LANDASAN DHARMA DAN FILoSoFIS BERDEMoKRASI SESUAI AGAMA BUDDHA 13 1. Pendahuluan : Perkembangan Praktik-Praktik demokrasi di indonesia 13 2. Permusyawaratan sebagai Pondasi kerukunan dan kesejahteraan 17 3. Pemilu sebagai instrumen mewujudkan kesejahteraan 20 4. Politik di sebagian negara yang diPengaruhi oleh Perkembangan agama buddha. 22 BAB 02 AKUNTABILITAS KEPEMIMPINAN 37 1. PemimPin Politik yang selaras dengan dharma 37 2. raja-dharma sebagai Pedoman 42 3. memilih PemimPin yang memberi solusi dan Perubahan lebih baik 52
Description: