ISSN : 2089-3523 PPRROOFFIILL AANNAAKK IINNDDOONNEESSIIAA 22001155 BB UU KK UU PP RR OO FF II LL AA NN AA KK II NN SSttrruukkttuurr PPeenndduudduukk UUssiiaa 00 -- 1177 TTaahhuunn DD HHaakk SSiippiill ddaann KKeebbeebbaassaann OO NN PPeennggaassuuhhaann AAlltteerrnnaattiiff ddaann PPeerrkkaawwiinnaann UUssiiaa DDiinnii EE SS KKeesseehhaattaann DDaassaarr ddaann KKeesseejjaahhtteerraaaann II AA PPeennddiiddiikkaann AAnnaakk 22 00 PPeerrlliinndduunnggaann KKhhuussuuss 11 55 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Medan Merdeka Barat 15 Jakarta 10110 Tel: (021) 384 2638, 3805563 Fax: (021) 3805562, 3805559 KKEERRJJAASSAAMMAA Jl. Abdul Muis 7 Jakarta 10110 KKEEMMEENNTTEERRIIAANN PPEEMMBBEERRDDAAYYAAAANN PPEERREEMMPPUUAANN Tel: (021) 34835456 Web: http://www.kemenppa.go.id/ DDAANN PPEERRLLIINNDDUUNNGGAANN AANNAAKK KEMENTERIAN DDEENNGGAANN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA BBAADDAANN PPUUSSAATT SSTTAATTIISSTTIIKK Profil Anak Indonesia 2015 Profil Anak Indonesia 2015 PROFIL ANAK INDONES IA 2015 ISSN : 2089-3523 MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Ukuran Buku : B5 17,5 cm x 25 cm REPUBLIK INDONESIA Naskah : Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar Kulit : Badan Pusat Statistik (BPS) SAMBUTAN Diterbitkan Oleh : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) P erwujudan anak-anak sebagai generasi muda yang Dicetak Oleh : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan berkualitas merupakan salah satu upaya memperkuat Anak (KPP&PA) kemampuan daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi, dan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam mengedepankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada umumnya. Mengingat anak merupakan masa depan dan generasi penerus cita-cita bangsa, negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Publikasi ini menyajikan data dan informasi mengenai anak Indonesia yang terbagi dalam 5 (lima) kluster hak anak, yaitu hak sipil dan kebebasan anak, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif bagi anak, pendidikan dan kesehatan anak, serta perlindungan khusus bagi anak. Hal yang menarik dalam publikasi profil Anak Indonesia 2015 dibanding Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya tahun sebelumnya adalah adanya ulasan yang berkaitan dengan anak dan bonus demografi. Dampak sukses dari pembangunan kependudukan dan kesehatan adalah menurunnya jumlah kelahiran, jumlah kematian dan meningkatnya harapan hidup penduduk. Menurunnya jumlah kelahiran dan kematian dalam jangka panjang akan menyebabkan perubahan struktur penduduk, yaitu turunnya proporsi jumlah anak dan meningkatnya proporsi usia produktif. Perubahan struktur umur penduduk dan menurunnya beban ketergantungan sampai dibawah 50 persen menandakan Indonesia sudah memasuki periode bonus demografi atau demographic window of opportunity, yaitu penduduk usia kerja lebih dominan daripada penduduk lainnya. Bonus demografi akan iii Profil Anak Indonesia 2015 Profil Anak Indonesia 2015 Profil Anak Indonesia 2015 PROFIL ANAK INDONES IA 2015 ISSN : MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Ukuran Buku : B5 17,5 cm x 25 cm REPUBLIK INDONESIA Naskah : Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar Kulit : Badan Pusat Statistik (BPS) SAMBUTAN Diterbitkan Oleh : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) P erwujudan anak-anak sebagai generasi muda yang Dicetak Oleh : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan berkualitas merupakan salah satu upaya memperkuat Anak (KPP&PA) kemampuan daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi, dan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam mengedepankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada umumnya. Mengingat anak merupakan masa depan dan generasi penerus cita-cita bangsa, negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Publikasi ini menyajikan data dan informasi mengenai anak Indonesia yang terbagi dalam 5 (lima) kluster hak anak, yaitu hak sipil dan kebebasan anak, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif bagi anak, pendidikan dan kesehatan anak, serta perlindungan khusus bagi anak. Hal yang menarik dalam publikasi profil Anak Indonesia 2015 dibanding Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya tahun sebelumnya adalah adanya ulasan yang berkaitan dengan anak dan bonus demografi. Dampak sukses dari pembangunan kependudukan dan kesehatan adalah menurunnya jumlah kelahiran, jumlah kematian dan meningkatnya harapan hidup penduduk. Menurunnya jumlah kelahiran dan kematian dalam jangka panjang akan menyebabkan perubahan struktur penduduk, yaitu turunnya proporsi jumlah anak dan meningkatnya proporsi usia produktif. Perubahan struktur umur penduduk dan menurunnya beban ketergantungan sampai dibawah 50 persen menandakan Indonesia sudah memasuki periode bonus demografi atau demographic window of opportunity, yaitu penduduk usia kerja lebih dominan daripada penduduk lainnya. Bonus demografi akan iii iii Profil Anak Indonesia 2015 Profil Anak Indonesia 2015 memberikan dampak yang positif terhadap pembangunan di Indonesia, dengan catatan, dapat memanfaatkan kondisi ini dengan menyediakan lapangan kerja yang memadai dan KATA PENGANTAR dibarengi dengan situasi kesehatan yang membaik. Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk tahun 2010-2035, Indonesia sedang mengalami bonus demografi, dimana rasio ketergantungan penduduk sebesar 48,6. Puncak Sepertiga dari penduduk Indonesia merupakan anak-anak. Mereka adalah bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2031 dan angka ketergantungan penduduk generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan akan mencapai titik terendah, yaitu 46,9. Bonus demografi tersebut hanya akan terjadi satu kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan mempersiapkan kali dalam perjalanan suatu bangsa, dan Indonesia sedang berada pada kondisi tersebut. masa depan bangsa yang lebih baik. Menurunnya jumlah anak dan bertambahnya persentase penduduk usia produktif akan Publikasi Profil Anak Indonesia 2015 merupakan hasil kerjasama antara memberikan keleluasaan untuk meningkatkan pengeluaran yang difokuskan untuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk kualitas anak diberbagai bidang dengan Badan Pusat Statistik (BPS).Publikasi ini mengulas tentang profil anak dan pembangunan dalam upaya pemenuhan haknya. beberapa indikator yang menggambarkan pencapaian pembangunan anak-anak dari berbagai aspek. Dengan demikian publikasi ini diharapkan dapat menambah referensi bagi pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan, program, dan kegiatan dalam upaya Publikasi ini diharapkan dapat digunakan oleh KPP dan PA serta pemenuhan hak anak. kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk mendukung penyusunan berbagai kebijakan dalam peningkatan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak terutama kepada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) beserta jajarannya atas Kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian publikasi ini, upaya dan kerjasamanya sehingga tersusunnya publikasi ini. Semoga kerjasama yang telah disampaikan penghargaan dan terima kasih.Kritik dan saran dari semua pihak terjalin dapat terus ditingkatkan pada masa yang akan datang. sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Jakarta, November 2015 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Desember 2015 Republik Indonesia Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin, M.Sc Yohana Susana Yembise iv v ProfiPl rAonfialk A Innadkon Iensidao 2n0es1i5a 2015 memberikan dampak yang positif terhadap pembangunan di Indonesia, dengan catatan, dapat memanfaatkan kondisi ini dengan menyediakan lapangan kerja yang memadai dan KATA PENGANTAR dibarengi dengan situasi kesehatan yang membaik. Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk tahun 2010-2035, Indonesia sedang mengalami bonus demografi, dimana rasio ketergantungan penduduk sebesar 48,6. Puncak Sepertiga dari penduduk Indonesia merupakan anak-anak. Mereka adalah bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2031 dan angka ketergantungan penduduk generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan akan mencapai titik terendah, yaitu 46,9. Bonus demografi tersebut hanya akan terjadi satu kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan mempersiapkan kali dalam perjalanan suatu bangsa, dan Indonesia sedang berada pada kondisi tersebut. masa depan bangsa yang lebih baik. Menurunnya jumlah anak dan bertambahnya persentase penduduk usia produktif akan Publikasi Profil Anak Indonesia 2015 merupakan hasil kerjasama antara memberikan keleluasaan untuk meningkatkan pengeluaran yang difokuskan untuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk kualitas anak diberbagai bidang dengan Badan Pusat Statistik (BPS).Publikasi ini mengulas tentang profil anak dan pembangunan dalam upaya pemenuhan haknya. beberapa indikator yang menggambarkan pencapaian pembangunan anak-anak dari berbagai aspek. Dengan demikian publikasi ini diharapkan dapat menambah referensi bagi pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan, program, dan kegiatan dalam upaya Publikasi ini diharapkan dapat digunakan oleh KPP dan PA serta pemenuhan hak anak. kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk mendukung penyusunan berbagai kebijakan dalam peningkatan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak terutama kepada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) beserta jajarannya atas Kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian publikasi ini, upaya dan kerjasamanya sehingga tersusunnya publikasi ini. Semoga kerjasama yang telah disampaikan penghargaan dan terima kasih.Kritik dan saran dari semua pihak terjalin dapat terus ditingkatkan pada masa yang akan datang. sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Jakarta, November 2015 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Desember 2015 Republik Indonesia Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin, M.Sc Yohana Susana Yembise vv Profil APnroafikl IAnndaokn Iensidao n2e0si1a5 2015 Profil Anak Indonesia 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Publikasi Profil Anak Indonesia 2015 menggambarkan keadaan anak Indonesia berumur 0-17 tahun pada tahun 2014. Sekitar 82,85 juta (proyeksi penduduk hasil SP 2010) anak Indonesia berumur 0-17 tahun yang merupakan calon-calon pemegang estafet cita-cita pembangunan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, mereka harus dipersiapkan dengan baik, guna menyongsong masa depan bangsa yang paripurna. Sementara itu, hasil Susenas 2014, menunjukkan bahwa masih ada 21,7 persen anak berumur 0-17 tahun di Indonesia yang tidak memiliki akte kelahiran, dan hampir separuh (40,1 persen) beralasan karena mahalnya pembuatan akte. Dampak sukses dari pembangunan kependudukan dan kesehatan adalah menurunnya jumlah kelahiran, jumlah kematian dan meningkatnya harapan hidup penduduk. Perubahan struktur penduduk tersebut akan menyebabkan turunnya beban ketergantungan yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif.Perubahan struktur umur penduduk dan menurunnya beban ketergantungan sampai dibawah 50 persen menandakan Indonesia sudah memasuki periode bonus demografi atau demographic window of opportunity. Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk tahun 2010-2035, Indonesia sedang mengalami bonus demografi, dimana rasio ketergantungan penduduk sebesar 48,6. Puncak bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2030 dan angka ketergantungan penduduk akan mencapai titik terendah, yaitu 46,9. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu fase pendidikan yang sangat penting peranannya bagi anak-anak. Namun, pada tahun 2014, tercatat baru 17,83 persen anak 0-6 tahun di seluruh Indonesia yang mengikuti PAUD. Bahkan di perdesaan tercatat hanya 15,34 persen yang mengikuti PAUD, dan di perkotaan sebesar20,41 persen. Penyebab pernikahan dibawah umur sangat kompleks, diantaranya adalah ketidaksetaraan jender, kemiskinan, praktik agama dan nilai-nilai tradisi yang negatif, kegagalan hukum, konflik, bencana dan keadaan darurat lainnya. Tahun 2014 tercatat 1,60 persen anak perempuan 10-17 tahun di Indonesia berstatus pernah kawin. vvii vii Profil Anak Indonesia 2015 ProfiPl rAonfialk A Innadkon Iensidao 2n0es1i5a 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Publikasi Profil Anak Indonesia 2015 menggambarkan keadaan anak Indonesia berumur 0-17 tahun pada tahun 2014. Sekitar 82,85 juta (proyeksi penduduk hasil SP 2010) anak Indonesia berumur 0-17 tahun yang merupakan calon-calon pemegang estafet cita-cita pembangunan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, mereka harus dipersiapkan dengan baik, guna menyongsong masa depan bangsa yang paripurna. Sementara itu, hasil Susenas 2014, menunjukkan bahwa masih ada 21,7 persen anak berumur 0-17 tahun di Indonesia yang tidak memiliki akte kelahiran, dan hampir separuh (40,1 persen) beralasan karena mahalnya pembuatan akte. Dampak sukses dari pembangunan kependudukan dan kesehatan adalah menurunnya jumlah kelahiran, jumlah kematian dan meningkatnya harapan hidup penduduk. Perubahan struktur penduduk tersebut akan menyebabkan turunnya beban ketergantungan yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif.Perubahan struktur umur penduduk dan menurunnya beban ketergantungan sampai dibawah 50 persen menandakan Indonesia sudah memasuki periode bonus demografi atau demographic window of opportunity. Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk tahun 2010-2035, Indonesia sedang mengalami bonus demografi, dimana rasio ketergantungan penduduk sebesar 48,6. Puncak bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2030 dan angka ketergantungan penduduk akan mencapai titik terendah, yaitu 46,9. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu fase pendidikan yang sangat penting peranannya bagi anak-anak. Namun, pada tahun 2014, tercatat baru 17,83 persen anak 0-6 tahun di seluruh Indonesia yang mengikuti PAUD. Bahkan di perdesaan tercatat hanya 15,34 persen yang mengikuti PAUD, dan di perkotaan sebesar20,41 persen. Penyebab pernikahan dibawah umur sangat kompleks, diantaranya adalah ketidaksetaraan jender, kemiskinan, praktik agama dan nilai-nilai tradisi yang negatif, kegagalan hukum, konflik, bencana dan keadaan darurat lainnya. Tahun 2014 tercatat 1,60 persen anak perempuan 10-17 tahun di Indonesia berstatus pernah kawin. vi vviiii Profil APnroafikl IAnndaokn Iensidao n2e0si1a5 2015 Profil Anak Indonesia 2015 Dalam hal kesehatan dasar, Indonesia berhasil menurunkan angka kematian balita TIM PENYUSUN dari 97 per seribu kelahiran pada 1991 menjadi 40 per seribu kelahiran pada 2012 (SDKI 2012). Dalam hal pemberian ASI eksklusif, baru sekitar 48,38 persen anak berumur 2-4 tahun mendapatkannya. Imunisasi lengkap pada anak berumur 1-4 tahun baru mencakup55,72 persen. Dalam beberapa dekade terakhir, hasil pembangunan telah dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia, tidak terkecuali penduduk berusia 0-17 tahun.Keberhasilan tersebut diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pada 2014, sekitar 83,83 persen anak 5-17 tahun berstatus masih sekolah. Meskipun jika dilihat menurut kelompok umur, kecenderungannya adalah semakin meningkat umur maka semakin menurun persentase penduduk masih sekolah. Pada kelompok umur 7-12 tahun, persentase yang masih sekolah adalah 98,92 persen dan menurun sekitar 5 persen (94,44 persen) pada kelompok umur 13-15 tahun dan menurun lagi hampir 20 persen pada kelompok umur 16-17 tahun menjadi hanya 78,39 persen saja. Sementara itu, Angka Putus Sekolah pada jenjang pendidikan SD adalah sebesar 1,41 persen pada tahun 2014, pada jenjang pendidikan SMP,angka putus sekolah mencapai2,24 persen dan pada jenjang pendidikan sekolah menengah angka putus sekolah mencapai 1,74 persen. Ada sebesar 39,48 persen anak berumur 7-17 tahun yang putus sekolah disebabkan karena tidak adanya biaya, 9,77 persen karena bekerja, 3,92 persen karena sekolah jauh, 4,86 persen karena menikah atau mengurus rumahtangga, dan sisanya karena alasan lainnya. Selain itu, masih ada sekitar 0,30 persen anak berusia 16-17 tahun yang tidak mempunyai kemampuan baca tulis. Di bidang ketenagakerjaan, masih ada 2,7 juta jiwa atau 7,06 persen anak berumur 10-17 tahun yang bekerja. Lebih dari separo (55,53 persen) yang bekerja, berpendidikan maksimal tamat SD. Anak yang bekerja lebih banyak terserap di sektor pertanian yaitu 45,80 persen. Di sisi lain, ada sebesar 60,27 persen anak yang bekerja merupakanpekerja keluarga tidak dibayar.Rata-rata upah/gaji/pendapatan anak-anak yang bekerja adalah sekitar 767 ribu rupiah per bulan. vviiiiii ix Profil Anak Indonesia 2015 ProfiPl rAonfialk A Innadkon Iensidao 2n0es1i5a 2015 Dalam hal kesehatan dasar, Indonesia berhasil menurunkan angka kematian balita TIM PENYUSUN dari 97 per seribu kelahiran pada 1991 menjadi 40 per seribu kelahiran pada 2012 (SDKI 2012). Dalam hal pemberian ASI eksklusif, baru sekitar 48,38 persen anak berumur 2-4 tahun mendapatkannya. Imunisasi lengkap pada anak berumur 1-4 tahun baru mencakup55,72 persen. Dalam beberapa dekade terakhir, hasil pembangunan telah dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia, tidak terkecuali penduduk berusia 0-17 tahun.Keberhasilan tersebut diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pada 2014, sekitar 83,83 persen anak 5-17 tahun berstatus masih sekolah. Meskipun jika dilihat menurut kelompok umur, kecenderungannya adalah semakin meningkat umur maka semakin menurun persentase penduduk masih sekolah. Pada kelompok umur 7-12 tahun, persentase yang masih sekolah adalah 98,92 persen dan menurun sekitar 5 persen (94,44 persen) pada kelompok umur 13-15 tahun dan menurun lagi hampir 20 persen pada kelompok umur 16-17 tahun menjadi hanya 78,39 persen saja. Sementara itu, Angka Putus Sekolah pada jenjang pendidikan SD adalah sebesar 1,41 persen pada tahun 2014, pada jenjang pendidikan SMP,angka putus sekolah mencapai2,24 persen dan pada jenjang pendidikan sekolah menengah angka putus sekolah mencapai 1,74 persen. Ada sebesar 39,48 persen anak berumur 7-17 tahun yang putus sekolah disebabkan karena tidak adanya biaya, 9,77 persen karena bekerja, 3,92 persen karena sekolah jauh, 4,86 persen karena menikah atau mengurus rumahtangga, dan sisanya karena alasan lainnya. Selain itu, masih ada sekitar 0,30 persen anak berusia 16-17 tahun yang tidak mempunyai kemampuan baca tulis. Di bidang ketenagakerjaan, masih ada 2,7 juta jiwa atau 7,06 persen anak berumur 10-17 tahun yang bekerja. Lebih dari separo (55,53 persen) yang bekerja, berpendidikan maksimal tamat SD. Anak yang bekerja lebih banyak terserap di sektor pertanian yaitu 45,80 persen. Di sisi lain, ada sebesar 60,27 persen anak yang bekerja merupakanpekerja keluarga tidak dibayar.Rata-rata upah/gaji/pendapatan anak-anak yang bekerja adalah sekitar 767 ribu rupiah per bulan. viii iixx Profil Anak Indonesia 2015 Profil Anak Indonesia 2015 AKRONIM ABH AngkaButaHuruf AKA Angka Kematian Anak AKABA Angka Kematian Balita AKB Angka Kematian Bayi APK AngkaPartisipasiKasar APM AngkaPartisipasiMurni APS AngkaPartisipasiSekolah ASEAN Association of South East Asian Nations ASI Air Susu Ibu BA Bustanul Athfal Bappenas Badan Perencana Pembangunan Nasional BBLR Berat Badan Lahir Rendah BCG Basillus Calmatto Guenin BKB Bina Keluarga Balita BKG Balita Kurang Gizi BPS BadanPusatStatistik DI Daerah Istimewa Dikdas Pendidikan Dasar DKI Daerah KhususIbukota DPT Difteri Pertusis Tetanus KB Kelompok Bermain KF Keaksaraan Fungsional KLA Kota Layak Anak Kemendiknas KementerianPendidikanNasional Kemendagri KementerianDalamNegeri Kemenkeu KementerianKeuangan Kemenag Kementerian Agama KPP dan PA Kementerian Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak MDGs Millenium Development Goals MI Madrasah Ibtidaiyah MTs Madrasah Tsanawiyah MA Madrasah Aliyah Menkokesra MenteriKoordinasiKesejahteraan Rakyat NTB Nusa Tenggara Barat PAUD Pendidikan Anak Usia Dini PUS Pendidikan Untuk Semua PMS Penyakit Menular Seksual PNBAI Program Nasional Bagi Anak Indonesia Posyandu Pos Pelayanan Terpadu PPI Program Pengembangan Imunisasi PT Perguruan Tinggi Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat Pustu Puskesmas Pembantu RA Raudatul Athfal Riskesdas Riset Kesehatan Dasar x xi
Description: