POLA PEMBELLAJARANN PROBLEEM BASEDD LEARNNING (PBLL) DENGGAN PENDDEKATANN KURIKKULUM 2013 UNTUUK MATAA PELAAJARAN AKUNTAANSI KEUUANGAN DI SMK BATIK 1 SSURAKARRTA Disusun seebagai salah satu syarat mmenyelesaikkan Programm Studi Strataa I pada Juruusan Pendidikann Akuntansi FFakultas Kegguruan dan IIlmu Pendiddikan Oleh: Anisa Yunniarti A 210 140 105 PROGGRAM STUUDI PENDIDDIKAN AKKUNTANSI FAKULTTAS KEGUURUAN DAAN ILMU PEENDIDIKAAN UNIVERSITAS MMUHAMMAADIYAH SUURAKARTAA 2018 POLA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN KURIKULUM 2013 UNTUK MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan. Jenis Penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inti pokok permasalahan dalam mata pelajaran akuntansi keuangan di SMK Batik 1 Surakarta yaitu mengenai pencatatan kartu piutang karena siswa kesulitan memahami istilah-istilah dalam menyelesaikan jurnal. Dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) yang lebih terpenting adalah segi proses bukan hanya hasil dan tanggapan siswa yang diperoleh. Dalam penelitian ini guru pengampu mata pelajaran akuntansi keuangan SMK Batik 1 Surakarta belum memahami mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Tetapi dalam proses pembelajaran sudah menggunakan langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hanya saja dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurang mendetail. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa seluruh siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan untuk respon (tanggapan) siswa yaitu belum sepenuhnya paham dan terkadang sulit untuk dipahami karena mata pelajaran akuntani keuangan ini seharusnya lebih banyak dalam praktek menyelesaikan tugas-tugas dalam memecahkan permasalahan tersebut. Kata kunci: Pembelajaran, Problem Based Learning, Kurikulum 2013, Proses Problem Based Learning, Respon siswa Abstract The purpose of this study was to find out Problem Based Learning (PBL) Learning. In the 2013 Curriculum on Financial Accounting Subjects. This type of research is a qualitative research method. Data collection methods used are interviews and observations. The results of the study show that the core problem in financial accounting subjects in Surakarta Batik Vocational School 1 is the recording of accounts receivable cards because students have difficulty understanding terms in completing journals. In the learning strategy using themodel Problem Based Learning (PBL), the most important is the aspect of the process, not only the results and responses of students obtained. In this study the teachers of financial accounting subjects in Surakarta Batik 1 SMK did not understand about the Learning Implementation Plan (RPP) using themodel 1 Problem Based Learning (PBL). But in the learning process, it has used thelearning model Problem Based Learning (PBL), only in making the Lesson Plan (RPP) less detailed. Student learning outcomes usinglearning models Problem Based Learning (PBL)indicate that all students have achieved the Minimum Completeness Criteria (KKM) while for students' responses, they are not fully understood and sometimes difficult to understand because these financial accounting subjects should be more in practice completing tasks in solving these problems. Keywords: Learning, Problem Based Learning, 2013 Curriculum,Process Problem Based Learning, Student Response 1. PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Permasalahan mutu pendidikan seringkali dikaitkan dengan merosotnya prestasi belajar yang dicapai siswa. Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di dalam pedoman diklat guru tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013, terdapat pembelajaran yang mendukung kreativitas siswa yaitu dua per tiga dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, satu per tiga berasal dari genetik. Kemampuan kreativitas dapat diperoleh melalui: observing (mengamati), questioning(menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking (membentuk jejaring). Dalam Permendikbud No. 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, disebutkan bahwa 2 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 menekankan 4 aspek kompetensi peserta didik yakni sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Peserta didik diharapkan tidak hanya memiliki nilai tinggi tetapi juga karakter diri yang baik. Untuk mencapai tujuan Kurikulum 2013 tersebut, guru dan siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kurikulum 2013 yaitu metode problem based learning, Menurut Sanjaya (2010:220) menyatakan bahwa: Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran Berbasis Masalah membantu siswa menggunakan pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Pembelajaran yang diterapkan di SMK Batik 1 Surakarta dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centre). Guru adalah sumber informasi utama bagi siswa, dan guru merupakan subjek aktif yang tugasnya memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, sedangkan siswa hanya pasif karena tugas mereka hanya menampung apa saja yang diberikan guru ke dalam pikirannya. Sehingga pada akhir proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan guru di dalam kelas dan tidak ada kemampuan aktif dalam proses pembelajaran, seperti inilah yang disebut dengan pembelajaran berorientasi pada guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran akuntansi keuangan (24 April 2018) memaparkan bahwa pada umumnya proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi keuangan yang berlangsung adalah dengan menggunakan 3 model pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, sehingga pembelajarannya didominasi dengan tidak melibatkan siswa. Waktu yang digunakan proses pembelajaran siswa mengenai materi selama 3 x 4 menit digunakan untuk ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal. Guru lebih sering menyampaikan informasi dan siswa hanya mencatat materi yang ditulis guru dipapan tulis selain itu saat guru menjelaskan siswa tidak memperhatikan dengan sunguh-sunguh. Dari permasalahan diatas dapat dikatakan bahwa metode yang dipakai di SMK Batik 1 Surakarta kurang berjalan secara maksimal, sedangkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75, sehingga KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditargetkan oleh sekolah tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut, dalam hal ini guru berperan dalam memperbaiki nilai siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan cara memberikan tugas sebagai pengganti nilai yang kurang (Remidial).Hasil belajar Akuntansi Keuangan di SMK Batik 1 Surakartayang belum sesuai harapan juga disebabkan oleh strategi yang digunakan oleh guru. Umumnya guru menggunakan strategi ceramah, dengan strategi ceramah ini siswa hanya berperan pasif dalam memperoleh pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran atau motivasi siswa rendah. Tujuan pendidikan yang sangat penting harus diperhatikan oleh para guru. Untuk mencapai tujuan itu guru hendaknya merancang pembelajaran yang mengubah peran siswa yang pasif menjadi aktif dan meningkatkan motivasi siswa. Sebagai alternatif guru bisa menggunakan strategi Problem Based Learningyang dapat meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan strategi pembelajaran dalam menyajikan materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Strategi pembelajaran problem based learning di SMK Batik 1 Surakarta dalam pelaksanaanya guru sudah menggunakan metode problem based learning dengan baik. Namun, dalam praktiknya di lapangan, guru lebih banyak menggunakan metode konvensional dengan didominasi oleh ceramah. Dalam proses pembelajarannya, siswa diberikan satu permasalahan siswa diberikan satu permasalahan dimana siswa dituntut untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan-tahapan 4 problem based learning. Dalam praktiknya guru memberikan permasalahan tersebut kepada siswa ketika jam pembelajaran hampir selesai. Metode problem based learning yang sudah dipraktikkan tersebut mendapat respon yang tidak sesuai dengan tujuan penerapan problem based learning. siswa masih kurang memahami dan tidak merasa senang dalam proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hasil pertimbangan dalam paparan tersebut, maka diperlukan suatu alternatif lain yaitu bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan di SMK Batik 1 Surakarta suatu materi agar siswa merasa senang dan paham terhadap materi yang akan dipelajari, sehingga akan muncul kreatifitas pada siswa meliputi adanya ide-ide dan gagasan baru yang dapat meningkatkan kreatifitas dalam belajar. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “POLA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN KURIKULUM 2013 UNTUK MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA.’’ 2. METODE Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Sugiono (2014: 14) mengemukakan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snawball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dalam penelitian metode pengumpulan data terdiri dari: 1) Wawancara untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan. 2) Observasi yang digunakan peneliti adaah observasi partisipan. Data yang dikumpulkan berupa proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (Riduwan, 2012: 69) 5 Teknik analisis terdiri dari tiga langkah yaitu: 1) Reduksi data yaitu proses pemilihan. 2) Penyajian data yaitu untuk menyusun data hasil penelitian berupa tabel dan grafik. 3) Verifikasi data/kesimpulan yaitu menarik kesimpulan hasil data yang di peroleh (Sugiyono, 2014: 431). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini berisi tentang proses Problem Based Leaning (PBL) akan dijalankan bila pengajaran siap dengan segala perangkat yang diperlukan (masalah, formulir perlengkap dan lain-lain) di SMK Batik 1 Surakarta, dan respon (tanggapan) siswa dengan menggunakan model Problem Based Leaning (PBL) di SMK Batik 1 Surakarta. Adapun permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di SMK Batik 1 Surakarta, hasil diskusi dan dialog dengan guru pengampu mata pelajaran akuntansi keuangan SMK Batik 1 Surakarta bahwa dalam strategi pembelajaran dengan Problem Based Leaning (PBL) yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP). Yang menjadi inti pokok permasalahan dalam mata pelajaran akuntansi keuangan di SMK Batik 1 Surakarta yaitu mengenai materi piutang, karena siswa kesulitan memahami istilah-istilah dalam pencatatan data mutasi piutang ke kartu piutang sampai kesulitan dalam membuat buku jurnal. Kemudian dalam proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di SMK Batik 1 Surakarta, guru pengampu mata pelajaran akuntansi piutang merumuskan permasalahan (pencatatan data mutasi piutang ke kartu piutang) yang menjadi fakta dalam penelitian kemudian guru memberikan bimbingan agar siswa mengerti masalah mereka sendiri kemudian siswa mencoba memikirkan ide-ide untuk memecahkan masalah. Hasil penelitian diatas, jika dihadapkan dengan penelitian Caska dan Henny Indrawati (2014) dengan judul optimalisasi hasil belajar ekonomi koperasi sekolah menengah atas (SMA) melalui problem basedlearning (PBL) di kota pekanbaru. Pola problrm based learning (PBL) menunjukkan sudah diterapkan dalam Ekonomi Koperasi di Kota Pekanbaru dalam katagori cukup. Penilaian ini diukur dengan menggunakan 10 (sepuluh indikator, yaitu: 1) kesesuaian komponen RPP; 2) memenuhi unsur saintifik/ ilmiah; 3) membuat siswa menjadi lebih sering bertanya; 4) membuat siswa menjadi 6
Description: