ebook img

pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keputusan pendanaan, dan kebijakan PDF

15 Pages·2017·1.05 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keputusan pendanaan, dan kebijakan

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: MAHARANI TRI SULISTYANI B 200 130 065 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 2 2 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015) ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 perusahaan. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Model regresi telah lulus uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, nilai perusahaan ABSTRACT The aim of this research was to analyzed the effect of managerial ownership, institutional ownership, financing decisions, and dividend policy on the firm value. Population of this research was all of manufacturing firms listed on the Indonesia Stock Exchange the period 2012-2015. The sampling method used in this research was purposive sampling with the total sample as much as 45 companies. Data analysis used by multiple regression analysis. Meanwhile the regression model has been examined by a classical assumption of regression analysis. The result show that financing decisions affect the firm value while managerial ownership, institutional ownership, and dividend policy not affect the firm value. Keywords: managerial ownership, institutional ownership, financing decisions, dividend policy, firm value 1 1. PENDAHULUAN Setiap perusahaan harus memiliki visi dan tujuan yang jelas untuk mampu bertahan dalam segala kondisi. Salah satu tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan profit yang maksimal sehingga nilai perusahaan yang direfleksikan dengan harga sahamnya di pasar modal akan meningkat. Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan salah satu cara memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Struktur kepemilikan saham dalam perusahaan merupakan perbandingan dari masing-masing jumlah pemilik saham dalam suatu perusahaan. Saham dalam perusahaan dapat dimiliki oleh pihak baik secara publik, institusional, maupun dalam perusahaan bersangkutan atau manajerial. Kepemilikan manajerial adalah suatu kondisi dimana manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di perusahaan. Penelitian Wida dan Suartana (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian dari Ikbal, Sutrisno, dan Djamhuri (2011), yang meyimpulkan bahwa kepemilikan insider (kepemilikan manajerial) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Struktur kepemilikan lain dalam mekanisme good corporate governance adalah kepemilikan institusional, yang diartikan sebagai kepemilikan saham perusahaan oleh institusi atau lembaga tertentu (Tarjo, 2008 dalam Wida dan Suartana, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sukirni (2012), menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian dari Sugiarto (2011), kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kebijakan hutang sebagai variabel intervening. 2 Upaya peningkatan nilai perusahaan sering kali memiliki kendala mengenai permasalahan keagenan, hal tersebut dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan. Konflik keagenan dapat diminimalisir dengan melakukan suatu mekanisme pengawasan yang dapat menyelaraskan kepentingan-kepentingan terkait. Namun biaya agensi juga akan muncul seiring dilakukannya mekanisme tersebut. Menurut Wahidahwati (2002) dalam Sugiarto (2011), terdapat beberapa pilihan alternatif untuk biaya agensi. Pertama, dalam meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen untuk mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham. Kedua, rasio pembayaran dividen dapat ditingkatkan, karena berkurangnya aliran kas bebas di perusahaan, manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Ketiga, meningkatkan pendanaan melalui hutang. Dengan meningkatkan hutang sebagai pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Terakhir, penggunaan investor institusional seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dan kepemilikan oleh institusi lain sebagai monitoring agent akan menyebabkan manajer merasa diawasi di dalam menentukan kebijakan finansial. Keberhasilan dan kesuksesan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dari keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer keuangan perusahaan (Sari, 2013). Keputusan yang menyangkut investasi akan berhubungan dengan sumber dana yang digunakan untuk pembiayaannya. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan dari eksternal perusahaan berupa hutang atau penerbitan saham baru. Suatu kombinasi yang optimal atas penentuan pendanaan sangat penting karena dapat meningkatkan nilai perusahaan (Fenandar dan Raharja, 2012). Dalam penelitian Aprianto dan Arifah (2014), keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Sari (2013) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang diukur dengan debt equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price book value. Kebijakan dividen adalah suatu hal tidak bisa dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Penetapan kebijakan dividen akan berdampak pada risiko 3 perusahaan dan akhirnya mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan manajer keuangan yang menyangkut seberapa besar proporsi para pemegang saham akan memperoleh dividen dalam periode tertentu. Menurut penelitian Fenandar dan Raharja (2012), kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian Ananta, Suardikha, dan Ratnadi (2014), menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas terdapat ketidak-konsistenan hasil dari beberapa penelitian sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan mengambil judul: “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015) 2. METODE 2.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang ditentukan dengan menggunakan kriteria tertentu oleh peneliti. 2.2 Nilai Perusahaan (Variabel Dependen) Dalam penelitian ini, variabel dependen yang akan digunakan adalah nilai perusahaan (value of the firm). Nilai perusahaan adalah suatu proksi yang menggambarkan kemakmuran pemegang saham. Proksi untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Price Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen dan organiasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan Houston, 2001 dalam Fenandar dan Raharja, 2012). PBV = 4 2.3 Kepemilikan Manajerial (Variabel Independen) Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen. Untuk menghitung kepemilikan manajerial dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian Sartono (2010:487) dalam Wida dan Suartana (2014) dengan rumus sebagai berikut: Kepemilikan Manjerial = x100 2.4 Kepemilikan Institusional (Variabel Independen) Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menghitung persentase kepemilikan institusional berdasarkan penelitian Sartono (2010:487) dalam Wida dan Suartana (2014) dengan rumus sebagai berikut: Kepemilikan Institusional = x100 2.5 Keputusan Pendanaan (Variabel Independen) Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001) dalam Fenandar dan Raharja, 2012). DER= 2.6 Kebijakan Dividen (Variabel Independen) Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menyalurkan hak pemegang saham berupa dividen.Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasikan melaui Devident Payout Ratio (DPR). Menurut Bringham dan Houston (2001) dalam Fenandar dan Raharja (2012), rasio pembayaran dividen adalah persentase laba dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. DPR = 5 2.7 Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan metode regresi linier berganda. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut : PBV = α + KM β + KIβ +DER + DPR + ε 1 2 3 4 Keterangan: α = Konstanta β1,2,3,4 = Penaksiran koefisien regresi ε = Standar Error PBV = Nilai Perusahaan KM = Kepemilikan Manajerial KI = Kepemilikan Institusional DER = Keputusan Pendanaan DPR = Kebijakan Dividen 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Asumsi Klasik Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,294 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hasil uji multikolineritas menunjukkan bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam peneitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hasil autokorelasi dengan menunggunakan Durbin-Watson menunjukkan nilai D-W sebesar 1,612 yang berarti mengandung masalah autokorelasi. Masalah tersebut kemudian diobati dengan menggunakan Runs Test. Hasil pengujian Runs Test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,071 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan model persamaan regresi dalam penelitian ini tidak mengandung masalah autokorelasi lagi. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas. 6

Description:
Menurut penelitian Fenandar dan Raharja (2012), kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian Ananta,
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.