NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM ASMA’ WA AL-SHIFAT MENURUT SHALIH BIN FAUZAN BIN ABDULLAH AL-FAUZAN (TELAAH DALAM KITAB AL-TAUHĪD LI AL-SHAFF AL-AWWAL AL-‘ĀLI FI AL-MA’ĀHID AL-ISLĀMIYAH) TESIS DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR MAGISTER PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM (PI) Oleh AZWAR NIM : 0904 S2 967 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2011 ABSTRAK NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAMASMA’ WA AL-SHIFAT MENURUT SHALIH BIN FAUZAN BIN ABDULLAH AL-FAUZAN By : Azwar–NIM 0904 S2 967–Created : 2011-05-26, with 1 file Keyword : Nilai-nilai Pendidikan Tauhidasma’ wa al-shifatShalih Fauzan Latar belakang penelitian ini adalah bahwa idealnya seorang muslim yang berpegang teguh pada aqidah (tauhid) yang benar menurutShalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan secara teoritik, praksis, maupun filosofis tentunya dapat dan mampu menjadi sebuah instrument bagi upaya penegakan moralitas di tengah-tengah masyarakat, namun dalam kenyataannya, perilaku yang tidak bermoral yang sering terjadi seperti penipuan, penganiayaan, ketidak adilan, kesewenang-wenangan, korupsi, penindasan dll. Tentunya nilai-nilai pendidikan tauhid dalamasma’ wa al-shifat sebagaimana yang diutarakanShalih bin Fauzan harus mempunyai peran dalam membentuk kepribadian seorang muslim yang berakhlak mulia. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan tauhid dalam asma’ wa al-shifat menurut Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan (telaah dalam kitab at-tauhid lish shaffil awwal al-‘ali) serta bagaimanakah cakupan nilai-nilai pendidikan tauhid asma’ wa al-shifat tersebut dalam asma’ al-husna. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan serta mendapatkan data dan fakta yang sahih mengenai nilai-nilai pendidikan tauhid dalam asma’ wa al-shifat menurut Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan dalam kitabnya at-tauhid lish shaffil awwal al-‘ali li al- ma’ahid al -islamiyah, sehingga dapat menjawab permasalahan tentang nilai-nilai pendidikaantauhiddalam tauhidasma’ wa al-shifatsecara memuaskan.Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih dalam pengembangan khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam pendidikan Islam. Jenis penelitian yang digunakan dalam tesisini adalah penelitian perpustakaan (library research), dimaksud untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan menentukan tindakan yang akan diambil dalam kegiatan ilmiah. Dalam penelitian ini data diolah dan digali dari berbagai buku, surat kabar, majalah dan beberapa tulisan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan:Pertama,nilai-nilai pendidikaantauhiddalam tauhid asma’ wa al-shifat menurut Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan dibagi menjadi dua, Pertama, nilai-nilai yang berhubungan dengan muamalah dengan Allah yang terdiri dari: (1) tunduk dan khusuk, takut dan berharap serta bertawassul kepada Allah, (2) Bermuraqabah (selalu merasa diawasi Allah), (3) Taubat dan beristighfar kepada Allah, (4) Mahabbah dan bertaqarrub kepada Allah.Kedua, Nilai-nilai yang berhubungan dengan bermuamalah dengan makhluk yaitu berbuat baik dan berkasih sayang kepada sesama makhluk. Keduacakupan nilai-nilaipendidikan tauhid dalamasma’ wa al-shifatdalamasma’ al-husna menunjukkan bahwa yang lebih dominan adalah nilai-nilai mahabbah dan taqarrub kepada Allah menempati rangking pertama dengan prosentase (57.59%). Dan dilanjutkan dengan nilai kedua yaitu nilai tunduk dan khusuk, takut dan mengharap, serta tawassul kepada Allah SWT dengan prosentase (24.26%) dan dilanjutkan nilai ketiga yaitu nilaimuraqabah(selalu merasadiawasi Allah)dengan prosentase (13,15%)dan kemudian dilanjutkan dengan nilai keempat yaitu nilai taubat dan beristighfar kepada Allah dengan prosentase ( 5,00% ) dan nilai Kelima (terakhir) adalah nilai berbuat baik dan berkasih sayang kepada sesama makhlukdengan prosentase ( 100%). DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………...……….. i NOTA DINAS ………………………………………………………………………..……… ii PERSETUJUAN KETUA PRODI …………………………………………………………. iii RENGESAHAN DIREKTUR ………………………………………………………………. iv TRANSLITERASI ……………………………………………………………………..……. v KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….…… vii ABSTRAKSI …………………………………………………………………………….….. x DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….... xi BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………... 1 A. Latar Belakang Masalah ….……………………………………................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………………… 11 C. Tujuan dan Manfat Penelitian …………………………………………...….. 12 D. Metode Penelitian ………………………………………….………………… 13 E. Sistematika Penulisan ……………………………………………………….. 15 BAB II: BIOGRAFI SHALIH FAUZAN BIN ABDULLAH AL-FAUZAN................... 17 A. Riwayat Hidup Shalih Fauzan ................................................................... 17 B. Latar Belakang Pendidikannya ................................................................. 17 C. Karirnya .................................................................................................... 18 D. Guru-gurunya ............................................................................................ 19 E. Karya-karyanya......................................................................................... 20 i F. Wafatnya ................................................................................................... 22 G. Kitabal-Tauhīd li al-Shaff al-Awwal al-‘Āli fi al-Ma’āhid al-Islamiyah 22 BAB III: KAJIAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM, TAUHID DAN TAUHIDASMA’ WA AL-SHIFAT.............................................................. 25 A. Pendidikan Islam ...................................................................................... 25 a. Pengertian Pendidikan Islam ................................................................ 25 b. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam .......................................................... 29 c. Tujuan Pendidikan Islam ...................................................................... 42 B. Tauhid ....................................................................................................... 57 a. Pengertian Tauhid ................................................................................ 57 b. Pembagian Tauhid ............................................................................... 62 c. Ruang lingkup PembahasanTauhid ..................................................... 68 C. Asma’ wa al-Shifat.................................................................................... 69 a. PengertianAsma’ wa al-Shifat............................................................. 69 b. Makna TauhidAsma’wa al-Shifat........................................................ 71 c. Manhaj Salaf dalamAsma’ wa al-Shifat............................................... 73 d. Asma’ al-Husnadan KandunganAsma’ al-husna................................ 75 e. Klasifikasi Ulama’ dalamAsma’ wa al-Shifat........................................ 78 f. Metode Dan Prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Dalam Memahami Nama dan Sifat-Sifat Allah ……………………………………...………… 84 D. Kajian Terdahulu yang Relevan ………………………………………......… 95 ii BAB IV: KEUTAMAAN MENGETAHUI NAMA DAN SIFAT ALLAH SERTA NILAI- NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAMASMA’ WA AL-SHIFAT................ 99 A. Keutamaan Mengenal dan Mengetahuai Nama dan Sifat Allah SWT...... 99 B. Nilai-NilaiPendidikan Tauhid Dalam TauhidAsma’ wa al-Shifat............... 104 a. Nilai-Pilai Pendidikan Tauhid dalam Bermuamalah dengan Allah SWT 104 b. Nilai Pendidikan Tauhid dalam Bermuamalah dengan Makhluk.......... 119 C. Analisis Data ………………………………………………………………….. 124 a. Nilai-Nilai Pendidikan Pauhid dalam Asma’ wa al-Shifat dalam Pandangan Shalih Fauzan ……………………………………................ 124 b. Cakupan Nilai-Nilai Pendidikan Tauhid Asma’ wa al-Shifat dalam Asma’ al-Husna................................................................................... 125 BAB V PENUTUP.................................................................................................. 140 A. Kesimpulan……………………………………………………………...……… 140 B. Saran–saran………………………………………………………………..… 141 DAFTAR KEPUSTAKAAN ……………………………………………………………….. 143 LAMPIRAN CURRICULUM VITAE iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemungkas semua agama, dan Allah juga telah menyempurnakan agama Islam untuk hamba-hamba-Nya, mencakup nikmat-Nya, dan telah meridhai agama Islam sebagai agama mereka.1 Oleh karena itu, seseorang tidak akan diterima agamanya jika ia menganut selain agama Islam. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Ali Imran ayat 19.2 Agama Islam terdiri dari dua aspek; akidah dan syariat, dimana kedua hal itu memiliki kesempurnaan yang luar biasa, juga merupakan agama yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1. Memerintahkan kepada manusia untuk meng-esa-kan Allah SWT dan melarang mereka untuk berbuat syirik 2. Memerintahkan manusiauntuk berkata jujur dan melarangnya untuk berdusta 3. Memerintahkannya untuk berbuat adil dan melarangnya dari perbuatan zhalim 1Bunyi ayat adalah : Artinya : “Pada hari ini telah ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku dan telah ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (QS.al-Maa’idah 5:3) 2Bunyi ayat adalah : Artinya :“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.”(Qs. Aali’Imraan 3:19) 1 4. Memerintahkannya untuk menjaga amanah dan melarangnya dari perbuatan khianat 5. Memerintahkannya untuk menepati janji dan melarangnya dari perbuatan melanggar janji 6. Memerintahkannya untuk berbakti kepada orang tua dan melarangnya dari perbuatan durhaka kepada mereka 7. memerintahkannya untuk menyambung tali silaturrahim atau mempererat hubungan dengan para kerabat dan melarangnya untuk memutus tali silarurrahimtersebut 8. memerintahkannya untuk berbuat baik kepada para tetangga dan melarangnya untuk berbuat jelek kepada mereka3 Secara umum, Islam memerintahkan kepada manusia untuk berpegang pada semua akhlak yang mulia dan melarangnya dari semua akhlak yang hina, serta memerintahkannya untuk melakukan setiap perbuatan baik dan melarangnya dari setiap perbuatan jelek Tauhid merupan ajaran yang paling esensial bagi setiap individu muslim sekaligus ujung (tujuan) dari seluruh kehidupannya. Artinya, seluruh aktifitas kehidupannya harus ada dan tetap dalam bingkai (frame) tauhid. Tauhid tidak hanya mengisi ”sisi kosong” kesadarannya, tetapi selalu mengaliri seluruh ruang kesadarannya dalam waktu kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun (fa’ainama tuwallu fatsamma wajhu Allah). Gagasan tentang tuhan –dalam bahasa Arab disebut ”Allah’-yang terdapat dalam konsep tauhid ini meresap ke dalam setiap aspek kesadaran, pemikiran, dan prilaku Muslim. Dengan 3Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,Sifat-Sifat Allah Dalam Pandangan Ibnu Taimiyah, Terj. Abu Nabila, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2005), h.18-21 2 kerangka demikian ini, maka seharusnya seluruh kehidupan umat Islam di dasarkan pada pandangan dunia tauhid. Ini berarti tidak boleh ada pemisahan atau pembedaan antara aktifitas duniawiyah dan aktivitas ukhrowiyah. Dalam pandangan tauhid, seluruh aktifitas muslim adalah manifestasi dari pengabdian totolnya pada Allah (’ibadah). Jadi, tidak dibenarkan adanya ”pewilayahan” antara aktifitas mental –ruhaniyah (ukhrowi).untuk Allah dan aktifitas fisik-badaniyah (duniawi) untuk selain Allah.4 Kita menyaksikan masih banyaknya kontradiksi-kontradiksi dalam tubuh umat Islam, berarti ada yang salah dalam memamahi tuhid dan bertauhid. Salah satu tercecahnya keutuhan tauhid ialah pada pengalaman umat Islam sendiri yang telah terbiasa merenggangkan tautan hablun min Allah dan hablun min al-nas, antara ibadah dan muamalah. Hubungan dengan Allah digambarkan secara pertikal, sedangkan hubungan dengan sesama manusia digambarkan secara horisontal. Wujud dari pengambaran ini adalah keterpisahan hubungan antara yang pertikal dan horisontal, adi- duniawi dan duniawi, metafisik dan fisik, spiritual material. Masing-masing garis berada pada titik yang berbeda dan ”memanjang” pada titik yang berlainan pula. Resultante pemahaman relegius semacam ini akan menggambarkan citra sekularisme (pemisahan) antara tatanan ibadah kepada Allah dan tatanan amal sosial sesama makluk, yang bukan nyaris lagi namun boleh dibilang pasti akan memporak-porandakan keutuhan tauhid yang diinginkan Islam5 Pendidikan Tauhid merupakan landasan utama seorang muslim, identitasnya ditentukan oleh ketauhidannya yang benar, dia adalah sebuah pondasi bangunan, kuat tidaknya bangunan ditentukan oleh “pondasinya”, ia adalah akar sebuah pohon, hidup 4 Muhammad Irfan & Mastuki HS, Teologi Pendidikan, Tauhid Sebagai Paradigma Pendidikan Islam, (Friska Agung Insani, 2008), h. 2. 5Dedy Suardi,Vibrassi Tauhid, (Bandung : Rosdakarya, I/1993), h. 35 3
Description: