ebook img

Metodologi Penelitian Antropologi Sastra PDF

263 Pages·2013·6.28 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Metodologi Penelitian Antropologi Sastra

Metodologi Penelitian Antropologi Sastra Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 : 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 : 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perb uatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. Metodologi Penelitian Antropologi Sastra www.penerbitombak.com 2013 METODOLOGI PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA Copyright©Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum., 2013 Diterbitkan kembali oleh Penerbit Ombak (Anggota IKAPI), 2013 Perumahan Nogotirto III, Jl. Progo B-15, Yogyakarta 55292 Tlp. (0274) 7019945; Fax. (0274) 620606 e-mail: [email protected] facebook: Penerbit Ombak Dua website: www.penerbitombak.com PO.***.**.’13 Penulis: Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. Tata letak: Nanjar Tri Mukti Sampul: Dian Qamajaya Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) METODOLOGI PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013 ** + *** hlm.; 14,5 x 21 cm ISBN: 978-602-258-***-* Daftar Isi Membaca Sandiwara Hitam BAB I APA DAN BAGAIMANA ANTROPOLOGI SASTRA A. Konsep Antropologi Sastra B. Kedekatan Sastra dan Antropologi C. Antara Sastra, Antropologi, dan Budaya D. Munculnya Antropologi Sastra E. Daya Tarik Penelitian Antropologi Sastra BAB II TEORI PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Karakteristik Penelitian Antropologi Sastra B. Teori Representasi dan Refleksivitas Budaya C. Teori Merebut Makna dalam Antropologi Sastra D. Teori Analisis Data: Berguru pada Bahan Lapangan BAB III METODE PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Desain, Paradigma, dan Pendekatan B. Realitas, Fakta, dan Data C. Ruang Lingkup Antropologi Sastra D. Fokus dan Proses Analisis Antropologi Sastra BAB IV INTERDISIPLINER DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Sastra, Tradisi, dan Seni B. Antara Tradisi Lisan dan Tradisi Tulis v vi Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. C. Tradisi Lisan dalam Sastra Diaspora D. Pertunjukan Tradisi Lisan BAB V TEKS DAN KONTEKS DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Teks Etnografi Sastra dan Sastra Etnografi B. Teks Sastra dan Keragaman Budaya C. Keluar Masuk Teks Sastra D. Konteks Sastra dan Budaya BAB VI INTERPRETASI DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Tafsir Antropologi Sastra B. Interpretasi Puisi Antropologi C. Hermeneutika dan Semiotika dalam Antropologi Sastra D. Antropologi sastra dalam Teks Humanistik dan Ilmiah BAB VII ANTROPOLOGI SASTRA MEMANDANG PENGALAMAN SASTRA A. Pengalaman Fiksi dan Budaya Simbol B. Pengalaman Etnografi Sastra dan Saksi Budaya C. Simulacrum, Pengalaman Sastra, dan Dunia Nyata D. Pengalaman Sastra, Realitas, dan Budaya Rakyat E. Pengalaman Imajinatif dan Permainan Politik BAB VIII ANTROPOLOGI SASTRA MEMAHAMI KOLABORASI PERTUNJUKAN SASTRA A. Kolaborasi Sastra dan Pengalaman Budaya B. Fiksi Kolaboratif Merekam Keanekaragaman Budaya C. Membaca Sugesti Dramatik Sastra Kolaboratif D. Perjuangan Menuju Kolaborasi Sastra Metodologi Penelitian Antropologi Sastra vii BAB IX ETNOGRAFI SASTRA DAN PERMAINAN BUDAYA DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Memberi Vitamin untuk Etnografi Sastra B. Menulis Etnografi Sastra dan Kurator Budaya C. Etnografi Sastra dan Simbol Polisemik Budaya D. Etnografi dan Retorika Budaya BAB X ANTROPOLOGI SASTRA MEMANDANG POLITIK, AGAMA, DAN BUDAYA A. Politik, Sastra, dan Agama B. Menghayati Sastra dan Budaya Rakyat C. Puisi Menyuarakan Identitas Budaya Lokal D. Puisi dan Tradisi Lokal BAB XI POSMODERNISME DALAM PENELITIAN ANTROPOLOGI SASTRA A. Antara Eksperimentasi dan Refleksi Budaya B. Karya Sastra Eksperimental dan Feminisme C. Posisi Antropolog dan Sastrawan dalam Budaya Kosmopolitanisme D. Etnografer dan Sastrawan DAFTAR PUSTAKA Membaca Sandiwara Hitam Bahwa dunia ini panggung sandiwara, memang benar. Sandiwara hitam, penuh dengan pura-pura (lamis). Hal itu selalu saya temui di sekitar kehidupan saya, juga dalam sastra. Sejak saya akan mengajukan jabatan yang dikatakan sebagai “profesi”, senantiasa ada orang di sekitar saya yang iri hati. Hatinya berbulu, kejam, tetapi berpenampilan halus dan sangat nyata. Itu semua ada dalam karya sastra dan realitas sebagai budaya busuk yang konon berbau tidak sedap (tengik). Pengalaman saya membaca beratus-ratus bahkan beribu-ribu karya sastra, jelas sama halnya sedang mempelajari hidup ini, hidup yang mau tidak mau harus berhadapan dengan the other yang harus dimaki-maki, dicerca, ditertawakan sinis, dibohongi, dibantai, dan ditelanjangi. Mungkin itu sebuah potret zaman edan, gendheng, dan sekaligus dhegleng. Saya juga seperti sedang bertamasya, keliling dunia, yaitu dunia imajiner karena harus diuji dengan kesabaran, kadang-kadang juga seperti mengunjungi tempat-tempat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Keragaman budaya seperti budaya kekerasan, perselingkuhan, kedengkian, jegal-menjegal, dan sebagainya selalu ada dalam dunia mungkin itu. Keasyikan memahami seluk beluk budaya dalam fakta imajinatif itulah yang semakin mendewasakan saya. viii Metodologi Penelitian Antropologi Sastra ix Begitulah esensi yang saya tawarkan lewat buku ini. Buku ini mencoba membuka mata agar para peneliti sastra semakin kaya kreasi baru. Antropologi sastra adalah jawabannya agar perjuangan menemukan identitas diri semakin jernih. Lewat antropologi sastra, kita akan paham simbol-simbol lamis di balik sastra. Adalah mirip antara menghayati karya sastra dan ketika saya pernah belajar antropologi berhari-hari di lapangan. Di situ, saya harus berpartisipasi dengan aneka budaya, mengamati, dan mewawancarai informan. Aktivitas ini juga tidak jauh berbeda dari membaca dunia ini dari sisi kemanusiaan. Yang dapat saya petik dari pengalaman hidup itu ialah ternyata, baik sastra maupun antropologi sebenarnya banyak mengungkapkan “sandiwara- sandiwara hitam”. Maksudnya, hidup ini sengaja dipoles, dipelintir demi keuntungan orang tertentu. Sungguh aneh dan kadang- kadang mengherankan, tetapi itulah realitas. Intinya, kalau saya belajar antropologi sastra, memang mempelajari manusia dari sisi gelap, abu-abu, dan putih. Oleh karena itu, apabila sajian dalam buku ini diterapkan sungguh- sungguh dalam karya sastra, peneliti akan menemukan bahwa budaya saling serang, ingin menang sendiri, ingin menekak yang lain, iri hati, dan sejenisnya selalu menjadi fokus hidup manusia. Perjuangan itu masih panjang. Detik demi detik, saya selalu hidup dalam suasana was-was, hidup yang selalu disangsikan oleh orang lain dan sungguh memilukan. Orang yang tampaknya tertawa, tersenyum, ternyata dia seorang pendengki. Dia seseorang yang mudah iri hati. Memang amat menyakitkan ketika semua langkah saya harus dihadang dengan duri-duri tajam. Dari kisah pedih dan menjengkelkan itu, saya baru yakin bahwa ada orang yang x Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. tampaknya baik, berjabat tangan, tetapi ternyata tidak tulus. Ada sebuah catatan hitam yang dia beberkan dengan maksud untuk menjungkalkan nasibku. Itulah tingkah yang mewarnai orang yang sedang “sakit budayanya”. Di saat itu, pemeo lama sempat terdengar di telingaku: dia memang bangga dan bahagia menyaksikan orang dekatnya susah dan teraniaya. Begitulah yang saya rasakan ketika menulis buku ini. Teman-teman yang semula baik, tiba-tiba berubah jadi musuh. Begitulah yang saya saksikan. Itulah pengalaman menelan pil pahit. Yang tidak lain, saya juga sedang menikmati budaya latah dalam hidup ini. Ternyata, yang saya alami itu tidak berbeda dari seorang peneliti antropologi sastra ketika membaca celah-celah budaya dalam sastra. Budaya ingin selalu menang, serakah, mencekik teman, membunuh karakter, menelanjangi orang lain, dan sejenisnya adalah roh belajar antropologi sastra. Meneliti sastra dengan sudut pandang antropologi sastra berarti sedang menghayati hidup ini yang penuh sandiwara. Penelitian antropologi sastra selama ini sebenarnya sudah ada, bahkan banyak dilakukan oleh para siswa dan mahasiswa. Namun, istilah antropologi sastra memang belum terlembagakan resmi menjadi mata kuliah. Di perguruan tinggi yang membuka Program Studi Antropologi pun juga belum ada mata kuliah antropologi sastra. Program Studi Sastra saya kira juga masih sedikit ragu ketika akan menyelenggarakan mata kuliah antropologi sastra. Dengan terbitnya buku ini, saya berharap peneliti antropologi sastra akan semakin banyak. Oleh karena itu, mempelajari sastra lewat jalur ini semakin mengasyikkan. Paling tidakk, peneliti akan seperti “berenang” dengan mengapung-apung sambil menghayati

Description:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Lingkup Hak . memang tidak dikenal di Jurusan Antropologi, tetapi mewarnai di Fakultas Ilmu Budaya UGM, tahun 1998, ada keraguan. Apakah . bahwa di dalam budaya tertentu (culture-bound), ada wilayah dan.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.