ebook img

MEREFLEKSIKAN HUBUNGAN ANTARA ETIKA ARISTOTELIAN DAN BISNIS DENGAN STUDI ... PDF

18 Pages·2015·0.57 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview MEREFLEKSIKAN HUBUNGAN ANTARA ETIKA ARISTOTELIAN DAN BISNIS DENGAN STUDI ...

Arete Volume 02 - Nomor 01 - Februari 2013 _______ 23 MEREFLEKSIKAN HUBUNGAN ANTARA ETIKA ARISTOTELIAN DAN BISNIS DENGAN STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO Agustinus W. Dewantara Abstract Oftentimes, the link between ethics and business escapes our notice. Business practices in Indonesia often wax corruptive and conspiring, with the misuse of representation and power, and rife with immorality. Yet, business is precisely often related to economic power and the ways of controlling it. Ethics allows the science of business to develop virtues through each action that involves the use ofe conomic power. Truly ethical conduct is the dream ofe very man. That is why doing business should not be equated to "dirty play". Aristotle can become a reference point for the study of national ideals organized by a government that is just and good. The discussion of this topic takes the mudflow case of Lapindo in Sidoarjo as an example. We hope that this study could be a little contribution to the study ofe thics in the national life ofI ndonesia and the social life of our people, two things that one feels is continually sinking into the mire as time passes. Keywords Business, Ethics, Aristotle, Lapindo, Virtue. Abstrak Seringkali keterkaitan antara etika dan bisnis luput dari perhatian kita selama ini. Praktek-praktek berbisnis di Indonesia seringkali menampakkan wajah yang koruptif yang berkonspirasi dengan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, serta immoralitas. Padahal, bisnis justru seringkali berkaitan dengan kajian atas kekuatan-kekuatan ekonomi dan bagaimana mengontrolnya. Etika memberi kemungkinan kepada ilmu bisnis untuk mengembangkan keutamaan-keutamaan dalam setiap perilaku yang bertumpu pada kekuatan ekonomi. Kehidupan etis sejatinya merupakan mimpi setiap orang. Oleh karena itu, berbisnis tidak boleh merupakan "permainan kotor". Aristoteles bisa menjadi rujukan pembelajaran bagi cita-cita negara dengan pemerintahan yang adil dan baik. Diskusi dengan tema ini mengambil contoh kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Harapannya, ada secercah kontribusi bagi etika dalam kehidupan bernegara Indonesia dan kehidupan sosial masyarakat kita (dua hal yang dirasakan semakin merosot dari waktu ke waktu). Kata-kata Kunci Bisnis, Etika, Aristoteles, Lapindo, Keutamaan. 24 ----------------------------------JURNAL FILSAFAT 1. Pendahuluan Selama beberapa tahun terakhir ini masyarakat SidoaIjo dihadapkan kepada situasi hidup yang kian hari kian memburuk. Bencana luberan lumpur yang mereka terima akibat eksplorasi serampangan Lapindo telah mengakibatkan mereka kehilangan masa depannya. Berbagai cara dilakukan untuk menuntut tanggungjawab korporasi yang telah merenggut mimpi mereka, tetapi sampai detik ini tidak kunjung membuahkan hasil. Anehnya Polda Jawa Timur bahkan telah mengeluarkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Perkara) atas Lapindo. Kasus Lapindo yang berkepanjangan ini membuat sebagian besar korban lumpur menderita. Jumlah penduduk miskin terus bertambah dari hari ke hari, bahkan banyak dari antara mereka tidak lagi bisa mengembangkan kemanusiaannya secara optimal. Pemerintah pun telah turun tangan. Akan tetapi, apa yang teIjadi? Tidak ada penyelesaian yang tuntas. Pejabat daerah tetap saja tidak bisa berbuat apa-apa dan nasib korban lumpur pun makin terkatung-katung. Situasi di atas tentu menjadi keprihatinan setiap warga yang peduli pada nasib bangsanya. Berbagai upaya telah diambil, terutama oleh pemerintahan yang saat ini sedang berkuasa, namun perbaikan yang diharapkan ternyata belum juga datang dengan segera. Mereka kecewa karena politik dan bisnis tak lagi diabdikan bagi kepentingan mereka. 2. Kasus Lapindo sebagai Bentuk Bisnis Korporasi yang Tidak Menyertakan Etika 2.1. Tragedi Semburan Lumpur Lapindo Banjir lumpur Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, J awa Timur, sejak tangga127 Mei· 2006. Semburan lumpur panas selama ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Arete Volume 02 - Nomor 01 - Februari 2013 _______ 25 Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar dua belas kilometer sebelah selatan Kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi semburan hanya berjarak 150-500 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas sebagai operator Blok Brantas. Semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan. Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50. 000 meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga setinggi enam meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumahjtempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.1 Genangan lumpur Lapindo yang sudah mencapai luas tujuh kilometer persegi dengan kedalaman tiga sampai sepuluh meter sudah 1 Bdk. http://agorsiloku. wordpress.comJ200611 0111 Itragedi -lumpur-lapindo/, diakses pada I Nopember 2011, pk. 09.00 WIB 26 JURNAL FILSAFAT ----------------------------------- semakin membahayakan SidoaIjo, Jawa Timur. Pembuangan lumpur di Sungai Porong memang amat dilematis, di satu sisi hal itu diperlukan untuk menyelamatkan tanggul, tetapi di sisi lain para petambak udang dan ikan akan merugi. Lamhir Syam Sinaga, dosen Universitas Bengkulu yang kini tengah mengikuti pendidikan S-3 PascasaIjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, di Bengkulu, Minggu (18/10), mengatakan: "Bila masyarakat petambak ikan tetap menolak genangan lumpur dialirkan ke Sungai Porong, bahayanya akan lebih besar sehubungan genangan dapat menjebol tanggul."2 Lebih lanjut ia mengatakan, kalau tanggul genangan Lapindo yang sudah seperti lautan itu jebol, maka bukan hanya Porong yang akan tergenang, tetapijuga SidoaIjo. Bahkan sebagian Kota Surabayajuga akan terkena dampaknya. "Luas genangan sudah mencapai tujuh kilometer persegi. Kalau sajajebol, saya tidak dapat membayangkan bagaimana dahsyat dampaknya. Sekarang pengaliran lumpur ke sungai diprotes masyarakat, sehingga terjadi stagnasi. Ini berbahaya. ''3 Tambak ikan adalah pengasilan utama warga Desa Tegal Sari, Jabon, SidoaIjo, yang beIjarak sekitar dua puluh kilometer dari pusat semburan. Dampak ekonomi sangat terasa pasca-Lapindo mengalirkan lumpur ke Sungai Porong. Warga sangat mengeluh dengan turunnya penghasilan karena semburan lumpurtersebut. Penghasilan warga Tegal Sari menurun drastis sejak Lapindo mengalirkan lumpur ke Sungai Porong. Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis),jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginja1.5 2 Bdk.http://www.mcdiaindoncsia.com/rcad!2009110/18/1826/5/ I 01lGcnangan Lumpur-Lapindo-makin-Bahayakan-Sidoad~l1Lill diakses pada 1 Nopember 2012, pk. 09.00 WIB 3 Ibid. 4 Ibid. 5 Ibid. Arete Volume 02 - Nomor 01 - Februari 2013 _______ 27 Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sarna. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya.6 2.2. Lapindo sebagai Sebuah Korporasi Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sarna (KKKS) yang ditunjuk BP-MIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. Saat ini Lapindo memiliki lima puluh persenparticipating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur. Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga "sengaja menghemat" biaya operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangan casing berdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Medco, sebagai salah satu pemegang saham wilayah Blok Brantas, dalam surat bernomor MGT-088jJKTj06, telah memperingatkan Lapindo untuk memasang casing (selubung bor) sesuai dengan standar operasional pengeboran minyak dan gas. Namun, entah mengapa Lapindo sengaja tidak memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada di perut bumi menyembur keluar tanpa kendali. Sebagai legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), Lapindo telah mengantongi izin usaha kontrak bagi hasil/production sharing contract (PSC) dari Pemerintah sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumberdaya alamo Orientasi profit an sich yang menjadi paradigma korporasi menjadikan manajemen korporasi buta akan hal-hal lain yang menyangkut kelestarian lingkungan, peningkatan taraf hidup rakyat, bahkan hingga bencana ekosistem. Di J awa Timur saja tercatat banyak kasus bencana yang diakibatkan lalainya para korporat penguasa tambang migas, seperti kebocoran sektor migas di Kecamatan Suko, Tuban, milik 6 Ibid. _____________________________ JURNALFILSAFAT 28 Devon Canada dan Petro china (2001). Kadar hidro sulfidanya yang cukup tinggi menyebabkan dua puluh petani dirawat di rumah sakit. Kemudian kasus tumpahan minyak mentah karena eksplorasi Premier Oil (2002). Yang terakhir, tepat dua bulan setelah tragedi semburan lumpur Sidoarjo, sumur min yak Sukowati, Desa Campurejo, Kabupaten Bojonegoro terbakar. Akibatnya, ribuan warga sekitar sumur minyak Sukowati harus dievakuasi untuk menghindari ancaman gas mematikan. Pihak Petrochina East Java, meniru modus cuci tangan yang dilakukan Lapindo, mengaku tidak tahu menahu penyebab terjadinya kebakaran.7 Di wilayahakademis, kejahatankorporasibiasanyadimasukansebagai bagian dari kejahatan kerah putih. Kekhasannya adalah kejahatan ini dilakukan oleh korporasi atau agen-agennya (manager, karyawan, pemilik) terhadap anggota masyarakat, lingkungan, kreditur, investor ataupun saingannya Di Indonesia belum tersedia data memadai yang memberi gambaran menyeluruh tentang rentang dan akibat dari jenis kejahatan ini. Akan tetapi, di Australia, total kerugian dari kejahatan korporasi lebih besar dari total kerugian dari seluruh kejahatan individual. 8 Cakupan wilayah kejahatan korporasi sangat beragam. Setidaknya ada sepuluh wilayah pokok kejahatan korporasi: pelanggaran peraturan sekuritas, penggelapan pajak, perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja, perusakan lingkungan, penipuan konsumen, praktek perdagangan yang monopolistis, pelanggaran atas standarnmakanan, pelanggaran prinsip kehati-hatian, pelanggaran atas hak karyawan dan praktek-praktek diskriminatif.9 Bicara tent ang hukum, sarna seperti juga hukum lainnya termasuk kejahatan jalanan, hukum atas kejahatan korporasi adalah sebuah persoalan politis. Yang terjadi dalam peristiwa politis adalah tawar menawar yang mencari keseimbangan antara hak dan kewajiban warga negara. Celakanya, dalam sistem yang demokratis rata-rata kekuatan 7 Ibid. 8 Bdk. Biles, 1987 9 Bdk. Grabosky dan Braithwaite: 1987 Arete Volume 02 - Nomor 01 - Februari 2013 _______ 29 menawar warga telah ditransfer kepada institusi-institusi besar yang menghilangkan akuntabilitas publik. Singkatnya, selalu saja ada jaring jaring bisnis yang mengglobal, demikian juga praktik-praktik politis yang dilakukan oleh korporasi-korporasi raksasa, dan ini teIjadi juga di Indonesia dengan kasus Lapindo. 3. Bisnis Korporasi Yang Beretika dalam Kacamata Etis Aristoteles 3.1. Etika Aristotelian 3.1.1. Apa itu Etika? Secara umum dapat dikatakan bahwa etika adalah filsafat tentang tindakan manusia sebagai manusia. Terminologi "etika" secara etimologis berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti kebiasaan atau karakter yang berkaitan dengan tindakan manusia.lO Etika berbeda dengan etiket. Jika etika berkaitan dengan moral, etiket hanya berurusan dengan sopan santun tanpa menyentuh moralitas.ll Lapangan etiket hanya berkisar pada tindakan dari sudut pandang eksternal, akan tetapi etika menunjuk pada tindakan manusia secara menyeluruh, utuh, dan mendalam. Artinya, etika tidak hanya bersoal jawab dengan cetusan tindakan manusia secara lahiriah, akan tetapi ia juga menyelidiki motivasi dan aneka dimensi yang mendasari tindakan tersebut. Karena etika itu berurusan dengan tindakan manUSIa, maka ia memiliki karakter praktis (karena tindakan itu selalu konkret). Artinya, etika itu langsung berkaitan dengan hidup manusia dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Karena ia berkarakter praktis, etikajuga langsung mengantar manusia untuk bertindak baik dan menjadi baik. Etika yang digagas oleh Aristoteles adalah etika yang mengarahkan kepada hidup yang baik. Dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang hidup yang baik.'2 Manusia itu seharusnya hidup dan bertindak sedemikian rupa 10 Armada Riyanto, eM, Etika, STFT Widya Sasana, Maiang, 2000, hal.2. 11 Ibid 12 Bdk. Franz Magnis Suseno, Tiga Belas Model Pendekatan Etika, Kanisius, JURNAL FILSAFAT ---------------------------------- sehingga mencapai hidup yang baik, bermutu, berhasil, dan bahagia. Bahagia adalah tujuan terakhir hidup manusia, dan etika menawarkan petunjuk untuk mencapainya. 3.1.2. Etika Berkaitan dengan Nilai-Nilai Etika mempunyai kaitan dengan aneka nilai yang ada. Etika dengan demikian mengajukan nilai-nilai bagaimana manusia itu dapat hidup secara baik. Ia juga menawarkan pola-pola etis dan aneka pertimbangan moral dalam menguji tindakan manusia. Lebih lanjut, dengan menawarkan nilai hidup baik tersebut, etika juga hendak membawa manusia kepada tingkah laku yang baik, sikap yang bertanggung jawab, menjunjung tinggi nilai kehidupan, dan mengedepankan kemanusiaan. Lalu apa sebenarnya nilai itu? Apakah ia sarna dengan hukum? Atau apakah ia identik dengan nilai-nilai agama? Nilai sebenarnya adalah rangkaian pertimbangan yang diproduksi oleh akal budi manu sia. Manusia di sini bukan manusia yang beragama tertentu, berkebudayaan tertentu, atau berkebangsaan tertentu. Ia adalah manusia sejauh manusia. Artinya, dari dirinya sendiri ia mempunyai kecemerlangan untuk membedakan mana yang baik dan buruk oleh karena ia memiliki akal budi. Maka nilai dalam etika itu harus bersesuaian dengan akal budi manusia. Etika dengan demikian tidak tunduk kepada nilai agama ataupun adat tertentu. 3.1.3. Etika dan Tindakan Manusia Manusia itu bertindak dan harus bertindak. Bertindak adalah 13 ciri khas setiap makhluk hidup, dan ternyata manusia juga termasuk di dalamnya, maka manusia pasti bertindak. Kalau setiap makhluk hidup itu bertindak(dandemikianjugadenganmanusia),laluapayangmembedakan tindakan manusia dengan tindakan makhlukyang lain? Tindakan manusia adalah penc etus an dirinya sebagai manusia. Tindakan manusia adalah representasi dirinya yang paling umum dan lengkap. Tindakan adalah sarana yang paling meyakinkan untuk menghadirkan diri secara penuh Yogyakarta, 1997, ha1.39. 13 Op.Cit. hal 15 Arete Volume 02 - Nomor 01 - Februari 2013 _______ 31 dan membuatnya sungguh manusiawi. Di sini tampak karakter yang amat kompleks dalam tindakan manusia. Dalam bertindak sejauh sebagai manusia, ia membuat dirinya sebagai subjektindakan.Artinya,diamenyadaritindakannyadanbertanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Di sini manusia tidak hanya tunduk pada dorongan naluri dan rangsangan belaka, akan tetapi mengarahkannya kepada suatu tujuan yang hendak digapai. Manusia ternyata menyertakan akal budinya dalam bertindak. Inilah yang membedakan secara tegas manusia dengan binatang. Inilah pula yang membedakan tindakan yang diambil oleh manusia dan aktifitas binatang. Dalam kejadian sehari-hari, terkadang justru dijumpai tindakan manusia yang tidak menunjukkan karater di atas. Cukup banyak ditemui tindakan manusia yang justru amat brutal dan bersinggungan dengan karater kebinatangan. Ada manusia yang membunuh manusia lain, gila, mencari untung sambil tega merugikan sesama, membakar tanpa rasa bersalah, dan lain sebagainya. Bagaimana hal ini dijelaskan? Bagaimana pula hal ini disoroti dari segi etis? 3.2. Mengupayakan Kacamata EtikaAristotelian dalamAktivitas Ekonomi Etika itu menyoal hidup praktis manusia, maka ia pasti bersinggungan dengan realitas konkret hidup manusia. Hubungan etika dengan realitas keseharian ini terjadi karena ilmu yang satu ini menyentuh tindakan manusia. Tindakan manusia ini bukan sembarang tindakan, akan tetapi ia adalah suatu actus humanus (tindakan tahu, mau, bebas) yang terarah kepada kebaikan. Lalu apa saja yang menjadi lapangan praktis dari tindakan manusia? Yang bisa dimasukkan di sini adalah semua kegiatan ekonomi, bisnis, dan kemasyarakatan. Tampak bahwa ternyata etika mempunyai relasi dengan aktivitas ekonomi. Akan tetapi, di mana relasi ini ditampakkan dalam tulisan Aristoteles? Kita mulai dengan kalimat awal dari buku Aristoteles berjudul Nicomachean Ethics atau Etika Nikomakea. Nicomechean Ethics secara 32 ----------------------------------JURNAL FILSAFAT garis besar adalah buku yang berisikan gagasan Aristoteles tentang Etika Hidup manusia. Frase pertama bukuNicomachean Ethics berbunyi: "Every craft and every investigation, and likewise every action and decision, seems to aim at some good: hence the good has been well described as that at which everything aims."14 Frase pertama Nicomachean Ethics ini setidaknya mengatakan dua hal penting, yaitu: 1). Etika Aristoteles adalah etika yang terarah kepada kebaikan, dan 2). Setiap aktivitas manusia itu terarah kepada kebaikan. Dua hal penting ini menjiwai seluruh etika Aristotelian. Di bagian pertama ditegaskan bahwa etika Aristoteles adalah etika kebaikan, artinya dia menggariskan bahwa setiap aktivitas manusia itu memiliki tujuan mengejar kebaikan. Maka, kebaikan adalah "itu yang dituju" atau "itu yang dikejar." Titik tolak Aristoteles yang mengedepankan telos (tujuan) ini dapat dipandang sebagai cikal bakal teleologisme etika. Lalu, apa yang menggerakkan kehendak dan tindakan manusia? Yaitu yang baik. Yang baik di sini lantas sekaligus memiliki karakteristik ganda, yaitu yang baik sebagai tujuan dan yang baik sebagai nilai. ''Yang baik" sebagai tujuan artinya "yang baik" sebagai sasaran tindakan. ''Yang baik" sebagai nilai, maksudnya kebaikan itulah sang penggerak atau motor yang memotivasi kehendak dan tindakan manusia. ''Yang baik" sebagai tujuan juga mengindikasikan langsung kaitan antara aktivitas dan sasaran tindakan. Manusia bertindak selalu dengan tujuan mengejar kebaikan tertentu, apakah itu kebaikan bagi dirinya atau kebaikan yang dimaksudkan untuk kepentingan lain yang mengatasi dirinya. Lebih lanjut, Aristoteles memiliki formulasi yang sangat tegas mengenai makna "baik." Berikut kutipannya: Then surely knowledge oft his good is also ofg reat importance for the conduct of our lives, and if, like archers, we have a target to aim at, we are more likely to hit the right mark. If so, we should try to grasp, in outline at any rate, what the good is, and which science or capacity is concerned with it/5 14 Aristotle, Nicomechean Ethics, 1094a 1-5 15 Bdk. Aristotle, Nicomachean Ethics, (1094a23-25).

Description:
ARISTOTELIAN DAN BISNIS DENGAN STUDI KASUS. LUMPUR .. Secara sederhana, kebijakan bisnis yang bersifat utilitarian itu dapat dipahami
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.