MENULIS BERITA DAN FEATURE’S Juwito 1|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s Juwito MENULIS BERITA DAN FEATURE’S ISBN: 978-979-028 - 210-0 Penerbit:Unesa University Press-2008 iv,149hal. @ 2008-UnesaUniversityPress Dilarang mengutip dan memperbanyaktanpaizintertulisdari Penerbit,sebagianatauseluruhnyadalambentukapapun,baik cetak,fotoprint,mikrofilmdansebagainya. 2|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Buku ini dengan Judul : “MENULIS BERITA DAN FEATURE’S”. Dalam penyusunan buku ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga buku ini dapat diselesaikan. Maka untuk ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibuyangtelahmembantupenyelesaianbukuini Penyusun berharap semoga buku ini dapat berguna bagi semua pihakyangmemerlukan. Penyusun 3|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s DAFTAR ISI Halaman PENGANTAR ...................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................... ii BAGIAN1Menyelami Jurnalistik Indonesia ....................... 1 BAGIAN2Menulis Berita ................................................... 41 BAGIAN3TeknikMenulis Berita........................................ 50 BAGIAN4Menulis Feature ................................................. 80 BAGIAN5 Feature :JurnalistikSastra................................. 85 BAGIAN6TeknikMenulis CeritaFeature.......................... 110 DAFTAR PUSTAKA 4|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s BAGIAN I MENYELAMI JURNALISTIK INDONESIA Apa bedanya jurnalistik dengan pers ? Dalam pandangan awam, jurnalistik dan per seolah sama atau bisa dipertukarkan satu sama lain. Sesungguhnya tidak. Jurnalistik menunjuk pada proses kegiatan, sedangkan pers berhubungan dengan media. Dengan demikian, jurnalistik pers berarti proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan menyebarkan berita melalui media berkala pers yakni surat kabar, tabloid atau majalahkepadakhalayak seluas-luasnyadengansecepat-cepatnya. Selain jurnalistik pers atau jurnalistik media cetak, kita juga mengenal jurnalistik radio dan jurnalistik televisi. Kini bahkan muncul jurnalistik media on line internet yang akan dibahas secara khusus dalam buku lain. Bab ini membahas beberapa aspek pokok yang berkaitan dengan jurnalistik dan pers, yakni pengertian dan definisi jurnalistik, bentuk-bentuk jurnalistik, produk jurnalistik, dan sekilas sejarah perkembangan jurnalistik di duniadan Indonesia. Tinjauan secara historis, dilacak jauh ke belakang sejak Acta Diurna pada zaman Romawi kuno (100-44 SM), kelahiran wartawan pertama, selayang pandang jurnalistik di Eropa, jurnalistik zaman penjajahan Belanda di Indonesia, jurnalistik zaman sesudah proklamasi kemerdekaan, jurnalistik zaman Orde Lama, jurnalistik zaman Orde Baru, sampai kepada jurnalistikerareformasi sejak1998. A.ARTI DANDEFINISI JURNALISTIK 1.Pengertian Jurnalistik Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media 1|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s massabekerjadandiakui eksistensinyadenganbaik. Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya (Assegaff, 1983:9). Menurut Ensiklopedi Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran, dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada (Suhandang, 2004:22). Dalam Leksikon Komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi (Kridalaksana, 1977:44). 2.Definisi Jurnalistik Definisi dari para ahli, diberikan oleh F. Fraser Bond, Roland E. Wolseley, Adinegoro, Astrid S. Susanto, Onong Uchjana Effendy,Djen Amar,dan Kustadi Suhandang. F. Fraser Bond dalam An Introduction to Journalism (1961:1) menulis : jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati. Roland E. Wolsely dalam Understanding Magazines (1969:3) menyebutkan, jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran (Mappatoto, 1993:69-70). Adinegoro menegaskan, jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya (Amar, 1984:30). Astrid S. Susanto menyebutkan, jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan Serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (1986:73).Onong Uchjana Effendy mengemukakan, secara sederhana jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepadamenyebarluaskannyakepadamasyarakat (2003:95). 2|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s Djen Amar menekankan, jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya (1984:30). Erik Hodgins, Redaktur Majalah Time, menyatakan, jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan berpikir yang selalu dapat dibuktikan (Suhandang, 2004:23). Kustadi Suhandang menyebutkan, jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya (2004:23). Setelah memperhatikan dan menyelami para pendapat pakar tersebut, dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka dalam buku ini Saya mendefinisikan jurnalistik sebagai berikut: Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. B.BENTUKJURNALISTIK Dilihat dari segi bentuk dan pengelolaannya, jurnalistik dibagi ke dalam tiga bagian besar: jurnalistik media cetak (newspaper and magazine journalism), jurnalistik media elektronik auditif (radio broadcast journalism), jurnalistik media audiovisual (television journalism), Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, jurnalistik surat kabar mingguan, jurnalistik tabloid harian, jurnalistik tabloid mingguan, dan jurnalistik majalah. Jurnalistik media elektronik auditif adalah jurnalistik radio siaran. Jurnalistik media elektronik audiovisual adalah jurnalistik televisi siaran dan jurnalistik media on line (internet): Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Ciri dan kekhasannya itu antara lain terletak pada aspek filosofi penerbitan, dinamika teknis persiapan dan pengelolaan, serta asumsi dampak yang ditimbulkan terhadap khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Sebagai contoh, filosofi surat kabar harian menekankan 3|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s pada segi keunggulan dan kecepatan dalam perolehan dan penyebaran informasi. Sedangkan filosofi penerbitan majalah berita mingguan lebih banyak menekankan segi kelengkapan dan kedalaman informasi serta ketajaman daya analisisnya. 1.Jurnalistik MediaCetak Jurnalistik media, cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Materi berita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal yang sangat penting. Namun bila berita tersebut tidak ditempatkan dengan baik, dampaknya akan kurang berarti. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh bagian desainvisual, tataletak, atau perwajahan. Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah), selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi). Inilah antara lain yang membedakan karya jurnalistik dengan karya lainnyaseperti karyailmiah. Karya jurnalistik harus benar dan dikemas dalam bahasa dan penyajian yang menarik. Karya ilmiah, maaf, biasanya hanya benar tetapi kurang menarik. Membaca karya jurnalistik cepat tuntas. Membaca karya ilmiah jarang tuntas karena cepat mengantuk. 2. Jurnalistik MediaElektronik Auditif Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan komunikatif. Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erat kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik 4|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s dan kemampuan pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencernasetiappesankataataukalimat yangdisampaikan. 3. Jurnalistik MediaElektronik Audiovisual Jurnalistik media elektronik audiovisual, atau jurnalistik televisi siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, dan gambar yang dihasilkan serta diterima olehpesawat televisi penerimadi rumah-rumah. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Aspek dramatik televisi inilah yang tidak dipunyai media massa radio dan surat kabar. Aspek dramatik televisi menggabungkan tiga kekuatan sekaligus; kekuatan gambar, suara, dan kata-kata. Inilah yang disebut efek bersamaandanefeksimultantelevisi. Dengan aspek dramatik, seluruh pancaindra khalayak pemirsa bekerja secara optimal. Para pakar komunikasi kerap mengatakan, televisi memiliki daya hipnotis luar biasa, sehingga emosi dan perilaku khalayak dapat dengan mudah dimainkan atau diciptakan dalam seketika. Televisi, secara psikologis dan visual, dapat dengan mudah memindahkan setiap peristiwa yang terjadi di dunia, ke ruang tidur atau ruang tamu pemirsa pada saat bersamaan (real time). Semua lengkap dengan emosi dan aspek-aspek psikologi lainnya. C.PRODUKJURNALISTIK Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media on line internet. Namun tidak setiap surat kabar disebut produk jurnalistik. Surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar : (1) berita (news), (2) opini (views), dan (3) iklan (advertising). Dari tiga kelompok besar itu, hanya berita (news) dan opini (views) saja yang disebut produk jurnalistik. Man bukanlah produk jurnalistik, walaupun teknik yang digunakannyamerujukpadateknikjurnalistik. 5|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s Kelompok berita (news), meliputi antara lain berita langsung(straight news), beritamenyeluruh(comprehensivenews), berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas bercerita(featurenews), berita gambar(photonews). Kelompok opini (views), meliputi tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca. Sedangkan kelompok iklan, mencakup berbagai jenis dan sifat iklan mulai dari iklan produk barang dan jasa, iklan keluarga seperti iklan dukacita, sampai kepada iklan layanan masyarakat. Untuk memisahkan secara tegas antara berita (news) dan opini (views), maka tajuk rencana (editorial), karikatur, pojok, artikel, kolom, dan surat pembaca ditempatkan dalam satu halaman khusus. Inilah yang disebut halamanopini (opinionpage). Pemisahan secara tegas berita dan opini tersebut merupakan konsekuensi dari norma dan etika luhur jurnalistik yang akan menghendaki berita sebagai fakta objektif, diwarnai atau dibaurkan dengan opini sebagai pandangan yangsifatnya subjektif. Agar lebih jelas, berikut rincian penjelasan kelompok opini tersebut (Sumadiria,2004: 1-4): 1.Tajuk Rencana Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media pers bersangkutan secara keseluruhan sebagai suatu lembaga penerbitan media berkala. Suara tajuk rencana bukanlah suara perorangan atau pribadi-pribadi yang terdapat di jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi, melainkan suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan pers. Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencanatidakditulis denganmencantumkannama penulisnya. Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana pers papan atas atau pers papan atas atau pers misalnya, memiliki ciri antara lain senantiasa hati- hati, normatif, cenderung konservatif, dan menghindari pendekatan kritik yang bersifat telanjang atau tembak langsung dalam alasan- 6|M e nul is Be ri ta da n Fe at ur e s
Description: