Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... MENGENAL POKOK-POKOK AJARAN KONG HUCU Oleh: Ahmad Zarkasi* Abstrak Sebelum kelahiran Konghucu kepercayaan agama masyarakat Tiongkok adalah Taoisme dan Buddhisme, yang mengarah pada pemujaan alam, penghormatan kepada leluhur dan pemujaan langit. Kekuatan alam dikuasai oleh Yang (tenaga laki-laki) dan Yin (tenaga perempuan). Kemudian di langit bersemayam dua kekuatan, yakni Tao sebagai sumber hukum alam dan Syangti sebagai pusat alam semesta. Dalam suasana seperti itu, Konghucu lahir pada tahun 551 SM dengan julukan Tsin atau Confusius dalam bahasa latin atau Kung Fu Tse menurut ejaan Cina yang berarti Tuan Kung. Konfusionisme yang diajarkannya lebih mengarah pada filsafat keagamaan tentang etika dan susila, yang akhirnya diakui sebagai agama Nasional. Ajaran Konghucu mengandung unsur pembentukan akhlak yang mulia bagi bangsa Tiongkok. Konghucu selalu menghindari pembicaraan tentang metafisika, ketuhanan, jiwa, dan berbagai hal yang ajaib. Namun ia tidak meragukan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa. Kata Kunci: Konghucu, Ajaran, Meng Tsu, Hsun Tsu. Pendahuluan Tokoh yang erat kaitannya dengan kebudayaan Cina adalah Konfusius akan tetapi ada juga y ang menyebutnya dengan nama Kung Fu Tzu atau Kung sang Guru. Kong Hu Cu adalah seorang ahli Filsafat Cina yang terkenal sebagai pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang mendasar. Ajarannya menyangkut kesusilaan perorangan dan gagasan bagi pemerintah agar melaksanakan pemerintahan dan melayani rakyat dengan teladan berperilaku yang baik. Kong Hu Cu dilahirkan sekitar tahun 551 SM di kota kecil Lu diwilayah propinsi Shantung sekarang. Sejak mudanya ia menderita, karena ditinggal wafat ayahnya, dan hanya dibesarkan oleh ibunya. Menjelang dewasa ia bekerja sebagai pegawai kecil Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 21 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... dipemerintahan untuk beberapa tahun saja, kemudian berhenti dan selama 16 tahun menjadi guru, sehingga berangsur-angsur ia mempunyai pengikut. Memasuki umur 50 tahun namanya memuncak dan mendapat kedudukan tinggi dalam pemerintahan.1 Akan tetapi tidak lama jabatannya terpaksa ditinggalkan, bahkan ia terpaksa pula meninggalkan kotanya, dikarenakan adanya fitnah dari orang yang membencinya, sehingga ia diseret kepengadilan. Sekitar 13 tahun lamanya ia merantau tidak tentu arahnya, menjadi guru keliling, dan baru kembali pada tahun 479 SM. Dalam ajaran-ajarannya ia tidak suka mengkaitkan dengan paham ketuhanan, ia menolak membicarakan tentang akhirat dan soal-soal yang bersifat metafisika, ia hanya seorang filosof sekuler yang mempermasalahkan moral kekuasaan dan akhlak pribadi manusia yang baik. Namun dikarenakan ajaran-ajarannya lebih banyak mengarah pada kesusilaan dan mendekati ajaran keagamaan maka ia sering digolongkan dan dianggap sebagai pembawa agama.2 Tentang pribadi Kong Hu Cu dan cara hidupnya digambarkan dalam tulisan para muridnya yang terhimpun di dalam ‡/XQ(cid:3)<X· yaitu suatu analisis kehidupan Kong Hu Cu. Ia berasal dari keluarga sederhana, yang jujur dan setia berbakti kepada Thian. Leluhur Nabi Kongcu adalah baginda suci Oey Tee (2698- 2598 SM). Ayahnya bernama Kong Hut alias Siok Liang, ibunya seorang marga Gan bernama Tien Cay. Kong Siok Liang Hut adalah seorang perwira yang sudah lanjut usia, namun dalam hatinya selalu gundah, karena beliau mempunyai 9 anak putri dan 1 anak putra yang cacat. Ketika waktu untuk melahirkan makin dekat, ibu Gan pergi ke Khong song, sebuah Gua digunung Selatan (Lam San). Pada malam menjelang kelahiran, turunlah dua ekor naga berjaga dikiri-kanan, terdengar alunan musik merdu diangkasa, dua bidadari menampakkan diri dan menaburkan bebauan harum seolah memamdikan sang bunda. Ketika bayi lahir muncul sumber 1Fung Yu Lan, Short History of Chinese Philosophy diterjemahkan oleh John Rinaldi, Sejarah Filsafat Cina, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), hlm. 47. 2 Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 246. 22 Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... air hangat dari lantai Khong Song dan mengering setelah bayi dimandikan. Kelahiran Nabi Kongcu pada tahun 551 SM. Bila dihitung mundur jatuh pada tanggal 3 Oktober atau menurut penanggalan Kongcu Lik pada tanggal 27 bulan 8. Ayah Nabi Kongcu wafat ketika Nabi berusia 3 tahun (tahun 548 SM), sedangkan sang ibu, Gan Tien Cay wafat ketika Nabi berusia 26 tahun. Pada usia 50 tahun ia diangkat menjadi hakim kepala di kota Chung-Tu dan selanjutnya ia diangkat pula menjadi Menteri kehakiman. Karena pengetahuan dan pengalamannya, ia dapat melaksanakan sistem administrasi pemerintahan yang teratur dan dapat memelihara ketentraman dan keadilan bagi kehidupan masyarakat. Sehingga dinegerinya kerusakan akhlak dan kejahatan dapat berangsur menjadi hilang. Pada tahun 497 SM ia jatuh dari jabatannya, karena keadilan yang diterapkannya membuat ia mendapat lawan dari musuh-musuh yang berusaha menggulingkannya. Kemudian bersama murid-muridnya yang setia ia menjadi guru keliling dari tempat satu ketempat yang lain selama 13 tahun. Dalam umur 68 tahun ia diizinkan kembali kenegerinya dan kemudian wafat pada tahun 470 SM. Setelah wafat ajarannya dilanjutkan oleh para muridnya Meng Tsu dan Syuun Tze dengan cara penekanan dan penafsiran yang berbeda terhadap ajaran-ajaran gurunya, maka ajaran Kong Hu Cu yang tersebarluas menjadi berbeda-beda pula. Sehingga timbul sekitar delapan aliran paham tentang ajaran Kong Hu Cu.3 Pokok-Pokok Ajaran Konghucu Ajaran Kong Hu Cu mengandung unsur pembentukan akhlak yang mulia bagi bangsa Tiongkok. Kong Hu Cu selalu menghindari pembicaraan tentang metafisika, ketuhanan, jiwa, dan berbagai hal yang ajaib. Namun ia tidak meragukan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa yang dianut masyarakatnya. Pokok-pokok ajarannya dapat diketahui sebagai berikut : 3 Hilman Hadikusuma, Op.Cit., hlm.247. Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 23 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... 1. Hidup ini ada dua nilai yaitu Yen dan Li.4 Yen mengandung suatu pengertian hubungan ideal diantara sesama manusia. Setiap manusia harus terdapat dalam dirinya suatu kebaikan, budi pekerti, cinta dan kemanusiaan. Orang yang telah memiliki Yen, akan senantiasa bersedia mengurbankan dirinya untuk menjaga keseimbangan dirinya dengan orang lain. Dalam hubungan ini Kun Fu Tse menyatakan sebagai berikut: ‡-DQJDQODK(cid:3) EHUEXDW(cid:3) VHVXatu terhadap orang lain yang tidak WXDQ(cid:3)LQJLQL(cid:3)DNDQ(cid:3)PHQLPSD(cid:3)GLUL(cid:3)WXDQ(cid:3)VHQGLUL·(cid:17)(cid:3)$GDSXQ(cid:3)RUDQJ(cid:3) yang memiliki Yen menurut Kun Fu Tse, digambarkan VHEDJDL(cid:3)‡RUDQJ(cid:3)\DQJ(cid:3)WHODK(cid:3)EHQDU-benar terbentuk dalam dirinya sikap dan watak yang senantiasa berusaha memperluas sampai kepada pandangan yang tidak mengenal batas-batas nasional. Bagi orang yang memilki Yen, hanya mengenal bahwa semua orang yang berada dalam daerah empat samudera adalah satu VDXGDUD·(cid:17)(cid:3) 3HUQ\DWDDQ(cid:3) VHSHUWL(cid:3) LQL(cid:3) PHQ\HEDENDQ(cid:3) SDUD(cid:3) DKOL(cid:3) memberi nilai ajarannya sebagai ajaran yang bersifat universal. Li artinya keserangkaian antara perilaku, ibadah, adat istiadat, tata krama dan sopan santun. Untuk tetap menjaga Li dalam kaidah dan peraturan keseimbangan maka Kong Hu Cu mengajarkan hal-hal sebagai berikut:5 a. Orang harus menggunakan nama-nama yang baik dan benar, oleh karena bila nama-nama yang dipergunakan tidak tepat, maka bahasa tidak akan sesuai dengan kebenaran segala sesuatu, dan segala usaha tidak dapat dilaksanakan untuk mencapai sukses. b. Orang harus memiliki sifat-VLIDW(cid:3) \DQJ(cid:3) GLVHEXW(cid:3) ‡&KXQJ(cid:3) <XQJ·(cid:3)\DLWX(cid:3)VLIDW(cid:3)DWDX(cid:3)VLNDS(cid:3)\DQJ(cid:3)VHQDQWLDVD(cid:3)WHWDS(cid:3)EHUDGD(cid:3) ditengah-tengah antara hidup berlebih-lebihan dan kekurangan yang dapat memberikan keseimbangan terhadap perbuatan berlebih-lebihan serta mengendalikan perbuatan-perbuatan tersebut sebelum terwujud. 4 Ibid, hlm. 252. Baca juga, Huston Smith, Agama-agama Manusia, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 210-213. Abdullah Ali, Agama dalam Ilmu Perbandingan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), hlm. 183. 5 HM. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1998), hlm. 31-32. 24 Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... c. Orang harus menjaga adanya lima hubungan timbal balik sebagai sesuatu lingkaran keseimbangan hidup, hal ini dapat juga dikatakan ajaran Kong Hu Cu dibidang Kesusilaan, yaitu: - Hubungan antara ayah dan anak; ayah mencintai anaknya, anak menghormati ayahnya. - Hubungan antara saudara tua dengan saudara muda. - Hubungan antara suami dan isteri. - Hubungan antara teman dengan teman. - Hubungan penguasa dengan warga masyarakatnya.6 Kong Hu Cu juga mengatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi tempat orang besar, yaitu kagum terhadap perintah Tuhan, kagum terhadap orang-orang penting dan kagum terhadap kata-kata bijaksana.7 2. Pandangan Kong Hu Cu tentang dunia, bahwa dunia itu dibangun atas dasar moral, jika masyarakat dan negara rusak moralnya, maka begitu pula tatanan alam menjadi tertanggu, terjadilah bahaya peperangan, banjir, gempa, kemarau panjang, penyakit merajalela dan lain-lain. Kong Hu Cu mengatakan bahwa bukan sistem yang membuat manusia itu hebat, melainkan orang-orang yang membuat sistem itu yang hebat. (Lun Yu, 15;29).8 3. Ajaran tentang budi luhur terdapat dalam kitab Lun Yu sebagai berikut :9 - Laksanakan apa yang diajarkan, baru kemudian ajarkan apa yang dilaksanakan (Lun Yu 2;13). - Orang cerdas mengerti apa yang benar, orang yang kurang cerdas mengerti apa yang dijual (Lun Yu 4;16). - Orang yang berada mencintai jiwanya, orang yang kekurangan mencintai miliknya. 6 Huston Smith, Op. Cit., hlm. 214. Baca juga, Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Rahmat Fajri dkk. (ed.), Agama-agama Dunia, (Yogyakarta, Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm. 287. 7 Hilman Hadikusuma, Op. Cit., hlm. 252 8 Ibid, hlm. 253 9 Agussalim Sitompul, Loc. Cit. Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 25 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... - Orang atasan selalu teringat bagaimana ia dihukum karena salahnya, orang rendahan selalu teringat pada hadiah yang diterimanya (Lun Yu, 4;11). - Orang atasan akan menyalahkan diri sendiri, orang rendahan akan menyalahkan orang lain. (Lun Yu, 15;20) - Orang atasan jika dihargai merasa senang tetapi tidak bangga, orang bawahan itu bangga tetapi tidak dihargai. (Lun Yu, 13;26). - Orang ungggul bersifat liberal terhadap pendapat orang lain, tetapi tidak menyetujuinya dengan sempurna, orang rendahan hanya menyetujui dengan sempurna pendapat orang lain, tetapi tidak liberal terhadap mereka. (Lun Yu, 13;23). - Orang-orang cerdas berpandangan universal, jujur dan adil, orang-orang awam tidak jujur dengan pandangan yang tidak universal (LunYu, 12;14). 4. Setiap manusia harus memelihara kekuatan batin yang disebut ‡7(· menurut Kong Hu Cu mengandung pengertian SVLNRORJLV(cid:3) \DQJ(cid:3) GDODP(cid:15)(cid:3) \DQJ(cid:3) EHUDUWL(cid:3) ‡NHNXDWDQ(cid:3) DWDX(cid:3) NHNXDVDDQ·(cid:3)\DQJ(cid:3)WLGDN(cid:3)KDQ\D(cid:3)WHUEDWDV(cid:3)SDGD(cid:3)NHNXDWDQ(cid:3)SV\FKLV(cid:3) saja akan tetapi meluas sampai kepada kekuatan physik (jasmaniah). Oleh karena itu dipandang tidak baik bilamana ada yang beranggapan bahwa kekuasaan yang efektif itu hanya dalam bentuk lahiriyah saja sebagaimana anggapan orang-orang yang beraliran realisme. Kong Hu Cu menganggap inti kekuasaan manusia adalah terletak di dalam kekuatan rohaniahnya.10 5. Konsep terpenting dari Kong Hu Cu ialah apa yang disebut dengan ‡:HQ· \DQJ(cid:3) DUWLQ\D(cid:3) ‡GDPDL·(cid:17)(cid:3) %HUDUWL(cid:3) MXJD(cid:3) EHQWXN(cid:3) kehidupan yang tentram, jauh daripada peperangan. Bentuk hidup seperti ini hasil dari kebudayaan yang tinggi. Menurut Kong Hu Cu kesuksesan atau kemenangan yang diperoleh suatu negara atas negara lain bukan disebabkan besarnya jumlah tentara, melainkan kemenangan tersebut disebabkan ROHK(cid:3)‡:(1·(cid:3)\DNQL(cid:3)NHEXGD\DDQ(cid:3)\DQJ(cid:3)EHUQLODL(cid:3)WLQJJL(cid:3)DWDX(cid:3)VHQL(cid:3) yang terindah atau filsafat dan syair-syair yang bermutu tinggi. Baginya syair-syair yang bermutu tinggi merupakan kekuatan 10 HM. Arifin, Op. Cit., hlm. 32. 26 Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... rohaniah yang dapat membangkitkan jiwa manusia, demikian pula dengan musik tujuan hidup dapat dicapai. Nyanyian bersama dapat menggerakkan getaran jiwa dan dapat mengantarkannya kepada ketenangan batin dan mendidik perasaan, serta meringankan perasaan duka nestapa, bahkan dapat menghindarkan seseorang dari keinginan berbuat dosa.11 Konsep Dasar Mengenai Kehidupan dan Kematian (Dunia dan Akhirat) Didalam Kitab Suci Ya King atau kitab perubahan, kitab kejadian semesta alam dijelaskan bahwa Tuhan itu Maha Sempurna/ Maha Pencipta (Gwan), Maha Menjalin/Menembusi/ Maha Luhur (Hing), Maha pemberi Rahmat dan Berkah/Maha Adil (Li) dan Maha Abadi Hukum-Nya (Cing). Didalam kitab Tengah Sempurna Tuhan itu Maha Roh, Kebajikan-Nya Yang Maha Besar dan Maha Kuasa menjadikan dan menyertai tiap wujud dan makhluk dengan masing-masing sifatnya. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, pembawa sifat Tuhan dan Dunia. Manusia diciptakan melalui kekuatan alam (Yin dan Yang), persatuan antara roh-roh suci (sheng) dan sifat-sifat hewaniah (kuei), serta hakekat yang terhalus dan abstrak, yaitu lima unsur ( bumi, tumbuh- tumbuhan,logam,api dan air). Unsur Yin adalah sifat wanita dan unsur Yang adalah sifat pria. Keduanya saling melengkapi atau menggenapi. Menurut ajaran Konghucu semua manusia ketika dilahirkan ke dunia membawa kodrat sebagai makhluk yang pada hakikatnya baik adanya. Kodrat manusia yang baik itu disebut Xing atau watak sejati. Xing adalah benih yang harus ditumbuhkembangkan. Manakala terdapat badan manusiawi, maka terdapatlah Xing yang utamanya adalah hati yang bercinta kasih. Cinta kasih adalah hati manusia. Agar Xing dapat berkembang dan manusia menjadi makhluk yang sempurna, maka manusia harus senantiasa berada dalam jalan kebenaran (jalan suci). Karena manusia mempunyai sifat hewani yang apabila tidak dikendalikan merupakan sumber kelemahan, maka manusia memerlukan suatu tuntunan agar manusia hidup di dalam jalan 11 Ibid., hlm. 35., baca juga; Huston Smith, Op. Cit., hlm. 218-219. Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 27 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... kebenaran. Tuntunan ke dalam Jalan Kebenaran (Suci) itulah yang disebut Agama.12 Manusia haruslah memanusiakan dirinya. Caranya dengan mengembangkan benih-benih kebajikan yang sudah ada dalam watak sejatinya yang antara lain mempunyai kualitas Jien (cinta kasih). Yong dan Gie (berani menegakkan kebenaran, karena mampu membedakan mana yang benar dan mana pula yang salah). Lee (kesusilaan/mengenal ketertiban dan hukum), ti (hikmat kebijaksanaan) dan sien (tulus ikhlas/dapat dipercaya). Kewajiban Pengikut Konghucu: 1. Beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Beriman bahwa hidupnya (oleh dan) mengemban firman Tuhan. 3. Beriman bahwa Firman Tuhan itu menjadi tugas Suci yang wajib dipertanggung jawabkan dan sekaligus menjadi rahmat dan kemampuan di dalam hidupnya. 4. Beriman bahwa hidupnya mampu mengikuti, tepat, selaras, serasi, dan seimbang dengan watak sejati itu. 5. Beriman bahwa agama merupakan karunia bimbingan Tuhan Yang Maha Esa untuk membina diri menempuh jalan kebenaran(suci). 6. Beriman bahwa jalan suci itu menghendaki hidup memahami, menghayati, mengembangkan, menggemilangkan kebajikan, benih kesucian dalam watak sejatinya. 7. Beriman bahwa kesetiaan menggemilangkan kebajikan wajib diamalkan dengan mencintai, teposaliro sesama manusia, sesama makhluk dan menyayangi lingkungan 8. Beriman bahwa kewajiban suci ialah menggemilangkan kebajikan dan mengamalkannya sampai puncak baik. 9. Beriman hanya di dalam kebajikan itu Tuhan berkenan, hidup itu bermakna apabila dapat setia kepada Khaliknya dan saudara sejati kepada sesamanya. 10. Beriman bahwa kebajikan itulah jalan keselamat, kebahagiaan tertinggi di dalam harkat dan martabat manusia sebagai makhluk termulia ciptaan Tuhan.13 12 Wiwin Siti Aminah dkk. (ed.), Op. Cit., hlm. 55 13 Ibid. 28 Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... Pada saat mengalami kematian roh seorang manusia meninggalkan badan dan orang yang semasa hidupnya mampu hidup sesuai dengan fitrah/watak sejatinya, rohnya menjadi sheng. ‡2UDQJ(cid:3) \DQJ(cid:3)VXQJJuh sepenuh hati menempuh jalan suci, lalu PDWL(cid:15)(cid:3)GLD(cid:3)OXUXV(cid:3)GL(cid:3)GDODP(cid:3)ILUPDQ·(cid:3)(cid:11)%LQJFX(cid:3)9,,$(cid:12)(cid:17)(cid:3)6KHQJ(cid:3)QDLN(cid:3)NH(cid:3) surga dan immortal, artinya hidup abadi di dalam Surga (Sian Thian) di samping Tuhan. Sebaliknya orang yang berlumuran dosa, yang mengingkari jalan suci rohnya menjadi kuei/hantu dan turun keneraka. AJARAN MENG TSU DAN HSUN TSU Sumbangan Meng Tsu dalam melengkapi ajaran gurunya Kong Hu Cu menekankan pada sifat perilaku manusia yang baik, sikap perilaku itu sudah dimiliki sejak lahir, yaitu Jen (kebesaran hati), Yi (sifat berbudi), Li (kesopanan) dan Chich (kebijaksanaan).14 Dengan demikian jika sikap perilaku seseorang berubah menjadi jahat dalam hidupnya bukanlah bawaannya sejak lahir. Begitu pula halnya dengan rasa terharu itu bukan merupakan kemanusiaan, rasa malu merupakan sifat budiman, sifat hormat merupakan kesopnan, merasa benar dan merasa salah merupakan kebijaksanaan. Sifat-sifat tersebut bukan karena diajarkan tetapi memang melekat dalam sifat dasar manusia.15 Dalam hal pemerintahan Meng Tsu mendukung penuh ajaran gurunya Kong Hu Cu, bahwa pemerintahan yang baik itu bukan bergantung pada kekuatan tanpa perikemanusiaan, tetapi pada teladan yang baik dari penguasa. Untuk mencapai pemerintahan yang baik peranan rakyat penting diikutsertakan dalam pemerintahan. Rakyat bukan sekedar akar dan dasar bagi pemerintah, tetapi juga merupakan peradilan terakhir bagi pemerintah, apakah pemerintah itu berhasil mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Jika Meng Tsu penganjur ajaran Kong Hu Cu yang ideal, maka Hsun Tsu menjadi penganjur ajaran gurunya yang realistik. Hsun Tsu dikenal karena teorinya yang menyatakan bahwa sifat dasar manusia adalah jahat. Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan Konghucu sebagai gurunya juga pendapatnya 14 Hilman Hadikusuma, Op. Cit., hlm. 255. 15 Rahmat Fajri dkk. (ed.), Op. Cit., hlm. 290. Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014 29 Ahmad Zarkasi, Mengenal Pokok-pokok....... Meng Tsu.16 Menurut Konghucu manusia bijaksana, agar dapat PHQMDGL(cid:3) VHRUDQJ(cid:3) PDQXVLD(cid:3) ELMDNVDQD(cid:3) KDUXV(cid:3) ‡PHQJHWDKXL(cid:3) $ODP(cid:3) .HWXKDQDQ·(cid:17)(cid:3)7HWDSL(cid:3)+VXQ(cid:3)7VX(cid:3)PHPLOLNL(cid:3)SHQGDSDW(cid:3)\DQJ(cid:3)EHUWRODN(cid:3) EHODNDQJ(cid:29)(cid:3)(cid:181)+DQ\D(cid:3)PDQXVLD(cid:3)ELMDNVDQD(cid:3)\DQJ(cid:3)WLGDN(cid:3)EHUXVDKD(cid:3)XQWXN(cid:3) PHQJHWDKXL(cid:3) $ODP(cid:3) .HWXKDQDQ·(cid:17)(cid:3) 0HQXUXW(cid:3) SDQGangan Hsun Tsu sifat dasar manusia adalah jahat kebaikannya diraih melalui latihan-latihan. Hsun Tsu tidak percaya pada adanya Tien (surga) sebagai pribadi Tuhan. Menurut pendapatnya Tien itu adalah hukum alam yang tidak berubah, seperti halnya bintang-bintang, musim-musim dan lainnya, adalah ketentuan hukum yang besar. Manusia itu kata Hsun Tsu bukanlah Tien yang bertanggung jawab atas kehidupannya, ataupun kebahagiaan dan bencana alam yang dialaminya. Jadi apabila sandang pangan tersedia cukup dan dimanfaatkan secara ekonomi, tidaklah surga akan membuat negara miskin. Begitu pula apabila rakyat terus menerus menggunakan tenaganya dengan memadai sesuai dengan musim, tidaklah surga akan menimpa kehidupan rakyat, dan begitu juga jika Tao diikuti dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan, maka surga tidak akan mendatangkan kemalangan. Hsun Tsu menolak semua yang sifatnya tahayul, seperti ilmu firasat atau ramalan nasib, dan ia juga mempersoalkan NHPDQMXUDQ(cid:3)WHQWDQJ(cid:3)GR¶D-GR¶D(cid:3)SHUPRKRQDQ(cid:17)(cid:3)-LND(cid:3)RUDQJ(cid:3)EHUGR¶D(cid:3) meminta hujan kemudian hujan turun, baginya kesemuanya itu VDPD(cid:3)VDMD(cid:15)(cid:3)WLGDN(cid:3)DQHK(cid:15)(cid:3)DSDNDK(cid:3)DGD(cid:3)RUDQJ(cid:3)EHUGR¶D(cid:3)DWDX(cid:3)WLGDN(cid:3)DGD(cid:3) yDQJ(cid:3)EHUGR¶D(cid:17)(cid:3) Kitab Suci Agama Konghucu Kitab yang penting untuk memahami Konghucu, riwayat hidup dan pengajarannya adalah Lun Yu (analekta Konfusius) yang berisi kumpulan perkataan Kong Hu Cu, yang disusun oleh para pengikutnya setelah Kong Hu Cu wafat. Kitab ini ada tiga PDFDP(cid:30)(cid:3) YHUVL(cid:3) QDVNDK(cid:3) NXQR(cid:15)(cid:3) YHUVL(cid:3) 6KL¶L(cid:3) GDQ(cid:3) YHUVL(cid:3) Lu. Yang kebanyakan dipakai sekarang adalah versi Lu.17 16 Fung Yu Lan, Op. Cit., 187. 17 Rahmat Fajri (ed.), Op. Cit., hlm. 295. 30 Al-AdYaN/Vol.IX, N0.1/Januari-Juni/2014
Description: