* Oleh: M. Amin Abdullah "... Having raised the question of in- Bahkan yang lain lebih berani lagi ternational relations, politics, and eco- berpendapat bahwa konsep Islam nomics, that does not mean that schol- sebagai "wahyu" tidak lagi dapat ars of religion must become economists dipertahankan, dan apa yang disebut or political scientists. However, the lslam tidak lain adalah apa yang dibuat study of religion will sufler ifits insights clan dilakukan orang, kelompok, atau do not take coqnizance of.how the masyarakat dengan mengatasnamakan discources ofpolitics, economics, and Islam. Islam dapat "digunakan" sebagai culture impact on the performance of alat gerakan untuk meraih kemajuan religion and vice-verse " (Ebrahim atau sebagai alat pembenar kesen- Moosa) jangan ekonomi dan sosial dalam masya- - Dengan meminjam kaca mata rakat. Dengan kata lain, inenurut penda- pandang Ibrahim M. Abu Rabi', mengamati pat ini, Islam tidak dapat diistimewakan dan memperbincangkan "Islam" secara sebagai suatu entitas yang "suci" akademis era sekarang, setidaknya ada Secara praktis dapat dikatakan bahwa beberapa pendapat yang perlu di- Islam telah tersusupi oleh lebih dari satu pertimbangkan : pengertian atau definisi. 1. Dataran filosofis/teologis/ideologis. 2. Dataran teologis. Islam telah menjadi permasalahan Pada dataran teologis, Islam mem- filosofis/teologis/ideologis dalam dunia peroleh makna yang terbuka (open- Arab modem dan permkiran keislaman ended), sejak dari percaya kepada pada umumnya. Sebagian orang Tuhan yang satu sampai kepada membicarakan sosok atau wajah Islam ketersambungan teologis dengan seluruh elit, yakni Islam resmi (ofJicial Islam), wahyu yang mendahuluinya, sedang sedang yang lain membicarakan Islam yang lain, dapat dipahami dengan popular (oppositional Islam). Kedrla pengertian yang sederhana- sebagai posisi pengamatan tersebut sepakat bahwa Islam dapat menjadi kekuatan yang bersifat "pasif' maupun "revolusioner" dalam masyarakat. ' Penulis adalah Rektor IAlN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan anggota PP Muharnrnadiyah Amin Abdullah; Pengembangan Metode Studi Islam "penyerahan diri sebagai Tuhan yang bahwa Islam memiliki sisi normatif. satu". Dengan lain ungkapan, seseorang Namun demikian, dalam evolusi per- dapat meneliti dan menguji sifat dasar kembangan sejarahnya, Islam telah teologi Islam dari perspektif sejarah mendorong lahirnya tradisi kultural, agama-agama, khususnya dari Kristen sosial, literer, filosofis, dan politis yang dan Yahudi. Atau orang yang dapat kompleks dan hingga sekarang mash melihat Islam dari sudut pandang membentuk pandangan hidup masya- teologis inklusif, yakni Ke-Esaan Tuhan. rakat Muslim. Islam telah menjah isu yang menarik dalam hal-hal yang terht 3. Dataran teks (nass). dengan kekuasaan dan organisasi sosial Teks (Nass) adalah inti pokok kebuda- dan politik. Penting untuk dicatat bahwa yaan Islam. Menurut pendapat umum berbagai gerakan intelektual dan politik ahli-ahli hukum Islam, baik al-Qur7an telah menafsirkan tradisi ini secara maupun al-Hadits membentuk dasar- berbeda-beda. Dalam pengertian ini, dasar tekstual Islam, yang memuat tradisi dapat berarti sebagai kekuatan dasar-dasar pokok teologi Islam. Oleh yang bersifat pasif maupun karenanya, dapat dibenarkan untuk ' revolusioner. mengatakan bahwa sejak awal mula Berdasar hal-ha1 tersebut para sejarah Islam, telah ada hubungan dia- pengamat lalu mengatakan bahwa lektis antara teks dan sejarah kemanu- Pemilnran Islam (Islamic Thought) dan siaan dan antara teks dan pemikiran Sejarah Islam (Islamic History), dua manusia. Dengan lain ungkapan, Sejarah dimensi pokok yang mengiringi esensi Is- dan pemikiran Muslim adalah merupa- lam Teologis, telah mendorong munculnya kan hasil perpaduan yang kompleks berbagai kekuatan dan sikap yang bersifat antara yang bersifat "manusia" (hu- keagamaan dan ideologis, yang mengambil man) dan yang bersifat "ketuhananl al-Qur 'an dan alSunnah sebagai awal mula keilahiahan" (divine); atau antara tempat berangkat. Munglun, ada manfaat- tulisan keagamaan (religious) dan nya jika disini kita diingatkan kembali akan faktor-faktor sosio ekonomi dan politik. adanya berbagai makna yang dibawa serta 4. Dataran realitas antropologis. oleh Islam: Islam sebagai teks (naskah) dan Ada juga yang rnenghadirka Islam teologi/kalam; Islam sebagai pemikiran sebagai fakta aQu realitas antropologi kemanusiaan; Islam iebagai sejarah dan yang menyeluruh. Memang benar Islam sebagai satu atau sekian banyak I lbrahim M. Abu Rabi', "A post-September 11 Critical Assessment of Modem Islamic History" dalam Ian Markham dan lbrahim 11 September : Religious Peepective on the Causes and Consequences, M. Abu RabiV(Ed);O xford: Oneworld Publications. 2002. h. 30-1. 2 TARJIH,E disi ke 6, Juli 2003 Amin Abdullah; PengembanganM etode Studi Islam lembaga (Institution). Dengan berbagai Kegelisahan akademik ilmuan Islamic pengertian Islam di dalam benak para Studies kontemporer: Kesinam-bungan pengamat sosial - keagamaan seperti yang dan perubahan antara wilayah "great antara lain tersebut di atas, lalu orang sah tradition" dan "little tradition" dalam menyebut atau mengangkat isu bahwa Is- studi keislaman. . lam memang "problematik". Beberapa pemllur Muslim kontem- Dari sinilah bermula muncul porer, sebut saja antaranya almarhum pentingnya "metode" (process and pro- Fazlur Rahman, Mohammad Arkoun, cedure to ob.stazn data) dan "pendekatan" Hassan Hanafi, Muhammad Shahrur, (the way to think) dalam studi atau kajian Abdullahi Ahmed al-Na'im, kffat Hassan, keislaman. Sebuah isu yang sudah mulai Fatima Marnisi menyorot secara tajam diangkat sejak tahun 70-an oleh Prof. Mukti paradigma keilmuan Islamic Studies Ali: namun hingga sekarang masih tetap khusus-nya paradigma keilmuan fikih dan relevan untuk didiskusikan lantaran kalarn. Filuh dan irnpllkasinyap ada tatanan kompleksnya persoalan "keislaman" yang pola pikir dan pranata sosial yang muncul akhr-akhir ini. Hanya saja, pada dihadirkannya dalam kehidupan Muslim era Mukti Ali tekanan lebih pada "metode" dianggapnya terlalu kaku sehingga kurang (method), sedang era sekarang, 25 tahun responsif terhadap tantangan dan tuntutan - kemudian, selain pada metode juga pada perkembangan jaman, khususnya dalam corak pendekatan (approach) berikut hal-ha1 yang terkait dengan persoalan- kerangka teori yang digunakan. UINIIAINI persoalan hudud, hak asasi manusia, STAIN adalah lembaga akademik yang hukum publik, wanita, dan pandangan paling bertanggungjawab di tanah air untuk tentang non-Muslim. Meshpun pintu ijtihad menjelaskan kepada masyarakat luas telah dibuka, -banyak juga yang berpen- dengan menggunakan metode dan pen- dapat bahwa sebenamya pintu ijtihad tidak dekatan mutakhir yang dapat diper- pernah ditutup- tetapi tetap saja tanggungjawabkan (bandingkan dengan ' Ulumuddin khususnya ilmu-ilmu fikih dan lampiran-lampiran di akhir tulisan ini) . kalam tidak dan belum berani mendekati, Bahasa akademik yang digunakan oleh apalagi memasuki pintu yang selalu terbuka UIN/IAIN/STAIN pun tidak boleh tersebut. Tegasnya, keilmuan fikih yang "eksklusif ', yang hanya dapat dimengerti berimplikasi pada cara pandang dan dan dipahami oleh kalangan dalam sendiri, tatanan pranata sosial dalam masyarakat tetapi hams bersifat inklusif, yang dapat Muslim belum berani dan selalu menahan dlpahanu oleh disiplin ~lmuso sial, humaniora diri untuk bersentuhan dan berdialog dan studi agama (religious studies) yang langsung dengan ilmu-ilmu baru yang umumnya dikembangkan di universitas- muncul pada abad-k e- 18- 19, seperti universitas modem di sekelilingnya. TARJIH, msik e 6, Juli 2003 3 Arnin Abdullah; pengembangan Metode Studi lslam antropologi, sosiologi, budaya, psikologi, pola pilur keilmuan tersebut bertemu dan filsafat dan begitu ~elanjutnya.~ berdialog, maka kerangka teori, metode, Adalah &chard C. Martin seorang pendekatan dan epistemologi yang diguna- ahli studi keislaman dari Arizona Univer- kan pun perlu berubah. Kerangka teoritik sity dalam bukunya Approaches to Islam yang digunakan Fazlur Rahman meng- in Religious Studies3 dan Muhammed anggap bahwa tidak lagi cukup memadai Arkoun dari Sorbonne, Paris dalam untuk menggunakan teori fikihlusul fikih bukunya Tarikhiyyah al-Fikr al- 'Araby yang biasa sangat populer di kalangan al-lslamy4 juga Nasr Hamid Abu Zaid dari usuliypn dan fiqaha yaitu "qat'iyyat" dan Mesir dalam bukunya Naqd al-Khitab al- "zanniyyat". Ia telah memodifikasinya DzniySy ang dengan tegas ingin membuka dengan teori "double movement" dalam kemungkinan kontak dan pertemuan formula hubungan yang bersifat relasional- langsung antara tradisi berplkir keilmuan intrinsik antara wilayah "ideal moral" al- dalam lslamic Studies secara tradisional Qur'an dan "legal spesifik" fikih.7 atau apa yang disebut oleh Imam Abu Muhammed Arkoun mempertanya- Hamid al-Ghazali sebagai 'Ulumuddin kan menghilangnya dimensi "tarihyyat" pada abad ke- 1O - 11 dan tradisi berpikir (h~storisitasd) ari keilrnuan fikih dan Kalam. keilmuan dalam Religious Studies Ia dengan tegas mempertanyakan kontemporer yang telah memanfaatkan keabsahan pengekalan teari-teori Kalam, kerangka teori, metodologi dan pendekatan fikih clan sudah barang tentu juga tasawwuf yang digunakan oleh ilmu-ilmu sosial dan yang disusun beberapa puluh abad yang humanities yang berkembang sekitar abad lalu untuk diajarkan terus-menerus pada era ke- 18 dan 19. Dialog dan pertemuan antara sekarang setelah permasalahan dan keduanya telah mulai dirintis oleh ilmuan- tantangan jaman terus-menerus berubah ilmuan muslim kontemporer yang tidak lagi seperti sediakala. Saya kutip sebahagian diantara mereka telah penggalan pendapat Arkoun sebagai disebutkan dirn~kaK.~e tika kedua tradisi berikut: j Kegelisahan akademik para ilmuan Islamic Studies sebahagian dihimpun secara baik oleh Charles Kunman (Ed.), Libeml lslam A Sourcebook, (New York:Oxford University Press. 1988). Sudah barang tentu uraian ini terlalu digeneralisasikan, karena mulai ada beberapa cendekiawan muslim Indonesia yang menyadari pentingnya ha1 ini sehingga mendorong munculnya matakuliah Sejarah Sosial Hukum Islam. Lebih lanjut M. Atho Mudzhar. 'Social HistoryA pproach to Islamic la^ al-Jami'ah, No. 6111998. h. 87-88. ' Richard C. Martin (Ed.), Approaches to lslam in Religious Studies, Tucson:The University of Arizona Press. 1985. khususnya h. 1-18. Mohammed Arkoun. Tarikhlyyah al-Fikral-'Araby al-'lslamy,tibanon,:Markaza l-inma' alqaumy. 1986. h. 51-63 Nasr Hamid Abu Zaid. Naqd al-Khltab, aCDiniy. (Qahira. Sina li al-nasyr, 1994). Sebagai penbandingan lihat "Kata Pengantaf yang penulis tulis untuk terjemahan buku Richard C. Martin dalam bahasa Indonesia Pendekatan Kajian lslam dalam Studi Agama, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2001), h. iii-ix. ' Fazlur Rahman, lslam dan Modernity:Transformation ofan intellectual Dadition, Chicago dan London:The University of Chicago Press, 1982, khususnya 13-42. 4 'I'ARJIH,E disi ke 6, Juli 2003 Amin Abdullah; pengembangan Metode Studi Islam ... para ahlifikih yang sekaligus teolog tas diabaikan dun dibuang oleh orto- (1Mutakallimun) tidak mengetahui ha1 doksi yang mapan. Keadaan seperti itu itu. Mereka mempraktikkan jenis berlangsung terus sampai hari ini. interpretasi terbatas dun membuat bahkan pembuangan historisitas itu metodologi tertentu, yakni fikih dun menjadi bertambah-tambah dengan perundang-undangan. Dua ha1 in; perjalanan waktu. metzgubah diskursus Al-Qur 'an yang Al-Na'im mempertanyakan teori merilpunyai makna mitis-majazi, yang naskh-mansukh yang biasa dipahami terbuka bagi berbagai makna dun ulama Usul fikih selama ini dengan pengertian, menjadi diskursus baku mengajukan tesis bahwa ayat-ayat yang kaku dun ... telah menyebabkan diabaikannya historisitas norma- Makkiyyah yang lebih menekankan pada norma etika-keagamaan dun hukum- bobot nilai-nilai universal kemanusiaan hukumfikih. Jadilah norma-norma dun tidak dapat dihapus begitu saja oleh ayat- hukum-hukum Jikih itu seakan-akan ayat Madaniyyah yang lebih berorientasi berada di luar sejarah dun di luar pada persoalan yang lebih partikular- kemestian sosial; menjadi suci: tidak ~pesifik.S~e dangkan Fatima Mernissi, boleh disentuh dun didiskusikan ... Riffat Hassan, dan Amina Wadud - Muhsin Para ahli fikih telah mengubah dan banyak yang lain mempertanyakan fenomena-fenomena sosio-historisy ang keabsahan hadis-hadis missoginik"' dengan temporal dun bers fat kekinian nienjadi menggunakan perangkat analisis gender. semacam ukuran-ukuran ideal dun Jika analisis mereka benar dan diterima hukum transenden yang kudushuci, secara luas oleh kalangan akademisi dan yang tak dapat diubah dun tak dapat praktisi dalam masyarakat muslim diganti. Semua bentuk kemapanan dun praktik yang lahir dari hukum-hukum kontemporer, maka dampaknya pada dun ukuran-ukuran ini kemudian keilmuan hukum Islam dan fikih atau rnendapat aarde (ardiyyah) pengku- Ulumuddin in its classical paradigm dusan atau pensakralan dun transen- pada umumnya akan sangat luas sekali. densi ketuhanan yang mencabutnya Karya-karya Muhammad Shahrur seperti dari fondasi atau dari persyaratan- al-Kitab wa al-Qur 'an, dengan teori persyaratan biologis, sosial, ekonomi, "hudud" yang diperkenalkannya juga dun ideologis. Demikianlah, historisi- mempertanyakan akurasi analisis dan Muhammed Arkoun. Al-Islam: a/-Akhlaq wa a/-Siyasah, 8ei~Mta nkaz al-inma' al-qaumi, 1986, h. 172-173. Terjernahan dalam bahasa Indonesia oleh Penulis. ?AbdullahiA hmed An-Na'im, Towardan Islamic Reformation: Civil Liberties, Human RightandhtemationalL aw, New York: Syracuse University Press, 199D. '"Fatima Mernissi. Beyondt he Veil ' Male-Female Dynamics in the Modern Muslim Society, Bloomingloon: Indian University Press. 1987; Riffat Hassan dan Fatima Mernissi, Setara di Hadapan Allah, terjemahan tim LSPPA, Cet. ke-2, Yogyakarta: Lernbaga Studi Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA). 1996. TARJIH,E disi ke 6, Juli 2003 5 Amin Abdullah; pengembanganM etode Studi Islam kerangka keilmuan Islam klaslk jlka hams intensif antara "Tradisi Besar" (Great Tra- diterapkan seluruhnya pada era kontem- dition) pada wilayah dam pilaran, konsep, porer. Kesemuan ya ini hanyalah ide, teori, keyakinan, gagasan dan "Tradisi " dimaksudkan untuk mengupayakan Kecil" (Little Tradition) yang merupakan "pengembangan" dan pengayaan wacana wilayah apllkasi praktis di lapangan dm analisis keilmuan dan penelitian Dirasat teori konsep, ide, keyakinan dan gagasan Islamiyyah (Islamic Studies), khususnya tersebut dalam wilayah kehidupan konknt dimensi fikih dan kalam, lantaran cara pada budaya dan penggal sejarah tertentu. berpikir: beribadah dalam artian luas, Perubahan (Change) akan ter jah ketlka bergaul, berdialog, berhubungan dengan tradisi baru yang datang mempunyai orang lain, bermasyarakat, berbangsa dan kekuatan dan daya dorong lebih besar bernegara era abad ke-20 dan lebih-lebih dibanding tradisi keilmuan yang telah ada abad ke-21 adalah sama sekali berbeda dari dan mapan sebelurnnya. Jika tradisi baru era abad ke- 10 ketika kerangka fondasi dan yang datang hanya merniliki kekuatan dan formulasi keilmuan Islam era 'asr tadwin daya dorong yang lebih kecil dibanding itu dilakukan. Istilah yang muncul kekuatan tradisi keilmuan yang lama, maka belakangan sesuai dengan perkembangan yang terjadi adalah tidak adanya perubahan paradigma filsafat ilmu adalah adanya (Status quo). Dalam ilmu-ilmu agama dan - keinginan bahkan tuntutan untuk melakukan kajian keislaman lebih-lebih lagi, sungguh- humanisasi hukum Islam, bahkan lebih pun terjadi perubahan, maka perubahan luas lagi yaitu humanisasi ilmu--ilmu yang ada tidak akan serta merta terputus keislaman12 yang berbeda cara ker janya begitu saja dari tradisi keilmuan lama yang dari lslamisasi ilmu pengetahuan. telah ada sebelumnya. Disinilah kelebihan Kegelisahan akademik para ilmuan sekaligus kerumitan dalam kajian I.slarnic Studies kontemporer dapat keislaman. Masih ada kesinambungan yang diilustrasikan lewat perspektif teori sosial berkelanjutan dengan tradisi keilmuan yang Great tradition dan Little tradition dan lama meskipun telah muncul paradigma sejaah (continuity and change). Bahwa baru. Dengan demikian, proses kesinam- perubahan sosial, ekonomi, budaya, ilmu bungan dan perubahan (Continuity and pengetahuan, dan hukum yang terjadi Change) masih tetap terlihat dalam ilrnu- dalam dunia Islam yang berinteraksi ilmu agama. (lihat skema ). Para pemerhati dengan dunia internasional non-Islam, studi keislaman perlu mencermati dan selalu melibatkan proses dialektika yang menguasai model-model kerangka teori " Muhammad Shahrur, ACKitab wa ai-Qur'an : Qira'ah mu'asirah, Dimasq, 1990. lstilah "hurnanistik"b egitu populer sekarang sebagai counter theoryterhadap kecendemngan "positivistik" dalam filsafat ilrnu. Perubahan paradigma filsafat ilmu ini merambah kemana-rnana sampai-sampai ada judul buku yang diberi titel Human- izing the classmom oleh John P. Miller. Tanpa terkecuali, wacana tersebut juga masuk ke ilmu-ilmu keislarnan. Arnin Abdullah; Pengembangan Metode Siudi lslam ISLAMIC STUDlESlDlRASAH ISLAMIYAH DALAM PERSPEKTIF TEORl SOSIAL DAN SEJARAH Great Tradition - Kajian Teori Syari'ah - Kajian teori Tasawuf Little Tradition - Praktek dan amalan Fikih - Praktek dan arnalan Tarekat 1 Surnber: IAlN Sunan Kalijaga yang dibangun oleh para ilmuan dan diikuti,I3 pendekatan (approach) berikut mencermati pola-pola perbedaan yang ada kerangka teori (the way to think) yang antar satu periode ke p-eriode sejarah digunakan, peran akal, tolok ukur validitas benkutnya. keilmuan, prinsip-prinsip dasar, hubungan subjek dan objek14 adalah merupakan "Filsafat 1.lmu" ilmu-ilmu keislaman : beberapa ha1 pokok yang terkait dengan Perangkat Analisis keilmuan Kajian struktur fundamental yang melekat pada Ke-Islaman yang terlupakan. bangunan sebuah bangunan keilmuan, tanpa Ilrnu apapun yang disusun, dikonsep, terkecuali baik ilmu-ilmu kealaman, ilmu- ditulis secara sistematis kemudian diko- ilmu sosial, humaniora, ilmu-ilmu agama munikasikan, diajarkan dan disebarluaskan (Ulumuddin), studi agama (relrgrous baik lewat lisan maupun tulisan tidak bisa studies) maupun ilmu-ilmu keislaman (Is- tidak mempunyai paradigma kefilsafatan. lamic Studies). Dengan demkan, tidak ada Asumsi dasar seorang ilmuan berikut sebuah ilmupun - lebih-lebih yang telah metode (process and procedur) yang Untuk menyebut diantaranya adalah metode deduksi qiyas mantiqy untuk bidang aqidah, analogi qiyas fiqhy untuk bidang syari'ah, proses falsifikasi (ta'arudl a/-adillah) dan verifikasi (tahqiq). '' Lebih lanjut lihat M. Amin Abdullah, "al-Ta'wil al-'llmi: Kearah Perubahan Paradigma Penafsiran Kitab Suci" dalam H.M. Amin Abdullah dkk., (Ed.) Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multikultural, Yogyakarla: IAlN Sunan Kalijaga - Kurnia Kalam Semesta, 2002. h. 1-34. TARJIH,W sik e 6, Juli 2003 7 Arnin Abdullah; Pengembangan Metode Studi Islam tersistimatisasikan sedemikian rupa - yang sis of the logical structure of completed tidak memiliki struktur fundamental y ~ g theories is of much less interest than dapat mengarahkan dan menggerakkan attempting to understand the rational kerangka kerja teoritik maupun praksis basis of scientzjc discovery and theory "' keilmuan serta membimbing arah penelitian change. dan pengembangan lebih lanjut. Struktur Ter jemahan bebas ke dalam bahasa fundamental yang mendasari, melatar Indonesia oleh penulis kurang leblh sebagai belakangi dan mendorong kegiatan praksis berikut: "Sebahagian besar penelitian keilrnuan adalah yang dimaksud dengan keilmuan merupakan usaha yang terus- filsafat ilmu dalam tulisan ini. Dalam menerus untuk menafsirkan dan memahami membahas wilayah kerja filsafat ilmu seluk-beluk alum (dalam tulisan inr Harold I. Brown menulis sebagai berikut: penulis kemhangkan menjadz sosial, "Most scientijc research consists, in kemanusian, keagamaan, keislaman) this view of a continuing attempt to lewat kerangka kerja teoritik yang disusun interprete nature in terms of a presup- terleblh dahulu oleh para ilmuanlpeneliti : posed theoretical framework. This Kerangka kerja teoritik memainkan peran pamework plays a fundamental role in yang sangat besar dalam menentukan determining what problems must be permasalahan (problem) apakah yang solved and what are to count as soltr- harus dipecahkan dan hal-hal apa sajakah tions to these problems; the most im- yang dapat dianggap sebagai pemecahan portant events in the history of science terhadap permasalahan tersebut; sebaha- are revolutions which change the gian besar peristiwa-peristiwapenting yang framework. Rather than observations tercatat dalam sejarah ilmu pengetahuan providing the independent data (history of science) selalu merupakan against which we test our theories, fun- temuan-temuan radikal (revolution) yang damental theories play a crucial role mampu merubah kerangka kerja teoritik in determining what is observed, and the sign$cance of observational data keilmuan yang disusun oleh para ilmuan is changed when a scient9c revolution sebelumnya. Bukannya penelitian dan takes place. Perhaps the most impor- pengamatan (observation) yang menyu- tant theme of the new philosophy ofsci- guhkan data-data lepas dan dengan data- ence is its emphasis on continuing re- data tersebut kita uji teori-teori yang kita search, rather than accepted result, as miliki, tetapi teori-teori vann funda- the core of science. As a result, analy- mentallah vang lebih memerankan peran l5 Sebagai bahan perbandingan Harold 1. Brown, Perception, Theoryand Commitment : The New Philosophy of Science, (Chicago and London : The University of Chicago Press, 1977), h. 9-11, Untuk wilayah humanities dan Social Sciences lihat Steve Fuller, Social Epistemology, (Bloomingtooon and Indianapolis, Indiana University Press. 1988). Amin Abdullah; pengembanganM etode Studi Islam yang sangat berarti ddalam menentukan merumuskan ulang . kerangka berpikir arti data yang sedang diteliti. Lebih-lebih filsafat ilmu dalam wilayah Islamic Stud- lagi, dalam kenyataan di lapangan, arti ies. Jlka Islamic Studies adalah bangunan penting data-data yang terkumpulkan dari keilmuan biasa, karena ia disusun dan lapangan akan segera berubah maknanya dirumuskan oleh ilmuan agama, ulama, ketlka revolusi ilmu pengetahuan terjadi. fuqaha, mutakallimun, mutasawwifun, Boleh jadi, tema-tema yang paling penting mufassirun, muhaddithun, dan cerdik dalam filsafat ilmu yang baru adalah pandai pada era terdahulu dengan penekanannya pada penel itian yang tantangan kemanusiaan dan keagamaan herkesinambungan dan bukannya pada yang dihadapi saat itu seperti layaknya hasil-hasil yang telah diterima sebagai inti bangunan ilinu-ilmu yang lain, maka tidak pokok kegiatan ilmu pengetahuan. Sebagai ada alasan lain yang dapat dipertang- hasilnya, analisis terhadap struktur loglka gungjawabkan untuk menghindarkan diri dari teori-teori yang telah mapan dan dari pertemuan, perbincangan dan sempurna tidak lagi begitu menarik pergumulannya dengan telaah filsafat dibandingkan usaha-usaha untuk memaha- ilrnu.17 mi basis-basis rasionalitas dan penemuan- Terus terang saya pribadi agak ragu penemuan ilmiah clan pen~bahan-perubahan apakah dosen yang mengajarkan ilmu-ilmu - kerangka teori".16 keislaman di UIN, LAIN maupun STAIN Dalam sudut pandang filsafat ilmu, memahami dengan baik persoalan yang Kerangku Teori ternyata sangat pokok dan amat fundamental ini. Jangan-jangan memiliki kedudukan yang vital dalam mereka mengajarkan cabang-cabang wilayah kerja keilmuan, karena basis keilmuan Islamic Studies (Dirasat rasionalitas keilmuan memang ada disitu. Islamiyyah), yang mungkin saja sudah Tidak hanya itu, arah dan kedalaman sangat mendetail, tetapi terlepas begitu saja analisis akademik juga dapat dilacak dan dan kurang begitu memahami asumsi- dipantau dari kerangka teori yang asumsi dasar dan kerangka teori yang digunakan. Untuk itu, adalah tugas para digunakan oleh bangunan keilmuan tersebut pemerhati, praktisi, dan pengajar Islamic serta implikasi dan konsekwensinya pada Studies untuk menjawab, mencermati dan wilayah praksis sosial-keagamaan. Apalagi 'Walam perspeMif filsafat ilmu post positivistik, ungkapan bahwa ilmu-ilmu al- Qur'an telah "matang dangosongVj ustru dianggap tidak menarik karena dengan demikian menutup rapat-rapat kemungkinan dilakukannya penelitian terhadap basis- basis rasionalitas yang melatarbelakangi rumusan-rumusan atau dalil-dalil keilmuan keagamaan yang dianggap matang tersebut. " Lebih lanjut M. Amin Abdullah, "Preliminary Remarks on the Philosophy of Islamic Religious Science" a/-Jami'ah,N o.61, TH. 1998, h. 1-26; juga "Kajian ilmu Kalam di LAIN Menyongsong Perguliran Paradigma Keilmuan Keislaman Pada Era Mileniurn Ketiga" al-Jami'ah, No. 65N1/2001. h. 78-101. TARJIH,E &si ke 6, Juh 2003 - -9 Arnin Abdullah; PengembanganM etode Studi Islam sampai mampu melakukan perbandingan gerakan sosial - keagamaan maupun para antara berbagai sistem epistemologi pengajarldosen-dosen Islamic Studies di pemkiran keagamaan Islam dan melaku- UIN, IAIN, STAIN dan dosen-dosen kan auto kritik terhadap bangunan keilmuan agama pada perguruan-perguruan tinggi yang biasa diajarkan untuk maksud umum dapat dipahami. Alubatnya, hanya pengembangan lebih lanjut. Belum lagi lantaran perbedaan kerangka teori, kernampuan menghubungkan asurnsi dasar, metodologi, epistemologi serta variasi dan kerangka teori, paradigma, metode, kedalaman literatur yang digunakan, pendekatan, serta epistemologi yang &rnilki pemimpin umat Islam dengan mudah sekali oleh satu disiplin ilmu dan disiplin ilmu yang memurtadkan, -mengkafirkan bahkan lain untuk memperluas horizon dan menghalalkan darah sesamanya. Dengan cakrawala analisis keilmuan. lain ungkapan, fenomena taqdis al-a&r Belum lagi jika hams pula memper- aI-diniyyah lebih mudah menyulut emosi timbangkan perkembangan diskusi filsafat individu dan kelompok dibandingkan ilmu era post positivistik. Pada era post kemampuannya untuk mematangkan positivistk: tidak ada satu bangunan keilrnu- kepribadian, membina integritas dan an dalam wilayah apapun -termasuk mendewasakan cara berpikir individu dan didalamnya wilayah agama- yang terlepas kelompok. dan tidak terkait sama sekali dari persoalan- Dalam kenyataan di. lapangan, agak persoalan kultural, sosial dan bahkan sosial sulit diperoleh jawaban mengapa dosen- politik yang melatarbelakangi munculnya, dosen yang mengajarkan Islamic Studies disusunnya dan bekerjanya sebuah atau 'Ulumuddin (KaladAqidah, Filuh, paradigma keilmuan. Dengan demikian, Falsafah Islam, Nahwu, Balaghah, Lflum untuk era sekarang, filsafat ilmu tidak dapat al-Qur'an, Ulum al-Hadis, Tasawuf, juga berdiri sendiri. Ia perlu berdampingan dan Pendidikan dan Dakwah) di UIN/IATN/ berdiskusi dengan sosiologi ilmu STAIN dan perguruan tinggi baik negeri pengetahuan Jika persentuhan dan dia- maupun swasta kurang begitu tertarik untuk .I8 log antara keduanya tidak dilakukan maka memahami asumsi dasar, kerangka teori, apa yang disinyalir oleh Muhammed paradigma, epistemologi, cara ke rja dan Arkoun, tentang adanya gejala pensakralan struktur fundamental keilmuan yang pemikiran keagamaan (Taqdis al-afkar melatarbelakangi dibangunnya ilmu--ilrnu al-diniyyah) di lingkungan umat Islam baik tersebut oleh generasi pencetus ilmu-ilmu di lingkungan orang awam, para aktivis tersebut ratusan tahun yang lalu. Salah satu 'BGreg~rBya urn. Tmth BeyondRelativism: Karl Mannheim's Sociology ofKnowledge. Telah diterjernahkan ke dalarn bahasa Indonesia oleh Achrnad Mustajib (dkk) dengan judul. Agama dalam bayang-bayang relativisme: Sebuah analisis sosiologi pengetahuan Karl Mannheim tentang sintesa kebenaran historis-nomatifvogyakarla: PT. Tiara Wacana. 1999). 10 TARJIH,E hsi ke 6, Juli 2003
Description: