ebook img

LM RUSPAN TAKASI, S.Pd Dr. ARIS, M.Hum. PDF

99 Pages·2016·0.84 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview LM RUSPAN TAKASI, S.Pd Dr. ARIS, M.Hum.

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INDONESIA SD KELAS TINGGI BERBASIS BUDAYA SEBAGAI ANTISIPASI KONFLIK ETNIK DI KOTA KENDARI Ketua Peneliti: L.M RUSPAN TAKASI, S.Pd Anggota Peneliti: Dr. ARIS, M.Hum. UNIVERSITAS TERBUKA KENDARI 2012 2 Lembaran Pengesahan Usulan Penelitian Madya Bidang Ilmu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 1. a. Judul Penelitian : Pengembangan Materi Ajar Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi Berbasis Budaya sebagai Antisipasi Dini Konflik Antaretnik di Kota Kendari. b. Bidang Penelitian : Keilmuan c. Klasifikasi Penelitian : Mula 1. Ketua Peneliti a. Nama dan gelar : L.M Ruspan Takasi, S.Pd. b. NIP : 19801201 200812 1 003 c. Golongan Kepangkatan : Penata Muda /III a d. Jabatan Akademik/Fakultas/Unit kerja : Asisten Ahli e. Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Anggota a. Nama dan gelar : Dr. Aris, M.Hum. b. NIP : 19710101 20012 1 001 c. Golongan Kepangkatan : III d d. Jabatan Akademik/Fakultas/Unit Kerja : Lektor Kepala/FKIP Haluoleo e. Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Periode Penelitian : 2012 4. Lama Penelitian : 8 Bulan 5. Biaya Penelitian : Rp 10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah) 6. Sumber Biaya : Universitas Terbuka 7. Pemanfaatan Penelitian : Pengembangan Keilmuan (Jurnal) Mengetahui : Kendari, Februari 2012 Kepala UPBJJ-UT Kendari, Ketua Peneliti, Drs. Wawan Ruswanto, M.Si. L.M Ruspan Takasi, S.Pd. NIP. 196307151991031006 NIP. 19801201 200812 1 003 Menyetujui, Menyetujui, Ketua LPPM Kepala Pusat Keilmuan Universitas Terbuka Agus Joko Purwanto Endang Nugraheni NIP. 19660508 199203 1 003 NIP. 19570422 198503 2 001 3 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ………………………………….…………… ii DAFTAR ISI …………………………………………….………………….. iii ABSTRAK …………………………………………………….…………….. v PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1 B. Tujuan Khusus Penelitian ……………………………………. 2 C. Manfaat Penelitian …………………………………………… 2 D. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 2 STUDI PUSTAKA A. Penulisan Buku Ajar Bahasa Indonesia di SD ………………. 4 B. Hakikat Pembelajaran Budaya ……………………………….. 6 C. Hakikat Budaya dalam Pendidikan …………………………… 8 D. Hakikat Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar ………… 9 E. Penerapan Pembelajaran Berbasis Budaya …………………… 9 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………. 11 B. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 11 C. Teknik Analisis Data ………………………………………… 12 D. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………………………………. 12 E. Kerangka Konseptual Penelitian dan Luaran ………………… 12 HASIL PENELITIAN A. Asal-Usul Budaya Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Tolaki ....................................................... 14 2. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 18 3. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 23 4. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 26 B. Kesenian Tradisional Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Tolaki ....................................................... 30 2. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 33 3. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 33 4. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 37 C. Permainan Tradisional Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Tolaki ....................................................... 40 4 2. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 42 3. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 45 4. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 47 D. Pakaian Adat Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 48 2. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 50 3. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 54 E. Makanan Tradisional Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Tolaki .................................................... 56 2. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 57 3. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 60 4. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 64 F. Perayaan Budaya Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Tolaki .................................................... 66 2. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 66 3. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 73 4. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 74 G. Cerita Rakyat Pada Etnik Yang Ada di Kota Kendari 1. Budaya Etnik Tolaki .................................................... 76 2. Budaya Etnik Muna …………………………………….. 79 3. Budaya Etnik Buton …………………………………….. 85 4. Budaya Etnik Bugis …………………………………….. 86 H. Rancangan Integrasi Budaya-Budaya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di Kelas Rendah …………………….. 90 PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………. 92 B. Saran ……………………………………………………… 92 5 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 93 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keragaman budaya di Kota Kendari dapat menjadi potensi sekaligus potensi konflik. Keragaman budaya daerah memang memperkaya khasanah budaya dan menjadi modal berharga untuk membangun Indonesia, khususnya Kota Kendari yang multikultural dan multietnik. Namun demikian, kondisi nekabudaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial. Fakta menunjukkan bahwa beberapa konflik yang terjadi di Kota Kendari dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, umumnya sudah tampak adanya benih-benih konflik antaretnik. Hal seperti di atas, telah diprediksi oleh Huntington (2003: ix) “bahwa sumber konflik di masa datang bukan lagi persoalan ideologi atau ekonomi, melainkan masalah seputar budaya.” Kota Kendari sebagai kota yang memiliki 6 komposisi penduduk yang heterogen dari segi etnik dan budaya perlu sejak dini mengantsipasi prediksi Huntington tersebut. Mengantisipasi hal di atas, diharapkan sekolah dapat menjadi wahana yang efektif mentrasformasi nilai-nilai budaya yang merupakan pilar-pilar budaya nasional yang diharapkan sebagai alat pemersatu bangsa. Transformasi nilai-nilai tersebut akan dikembangkan melalui pengembangan bahan ajar bahasa Indoneisa SD kelas tinggi sebagai salah satu solusi mengantisipasi benih-benih konflik antaretnik di Kota Kendari. Untuk mengantisipasi hal di atas, keragaman budaya di Kota Kendari harus diakui sebagai sesuatu yang mesti ada dan dibiarkan tumbuh sewajarnya. Selanjutnya, diperlukan suatu manajemen konflik agar potensi konflik dapat terkoreksi secara dini untuk ditempuh langkah-langkah pemecahannya, termasuk di dalamnya pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia SD kelas tinggi yang materinya diintegrasikan dari aspek-aspek budaya yang ada di Kota Kendari. Untuk mengintegrasikan aspek-aspek budaya tersebut, diperlukan inventarisasi aspek-aspek budaya yang ada pada etnik yang mayoritas di Kota Kendari. Yaitu, etnik Muna, Bugis, Buton, dan Tolaki. B. Masalah Penelitian Berdasarkan masalah penelitian, maka dirumuskanlah masalah penelitian seperti yang berikut. (a) Bagaimanakah aspek-aspek budaya yang ada pada budaya-budaya yang ada di Kota Kendari. (b) Bagaimanakah integrasi aspek-aspek budaya budaya yang ada di Kota Kendari yang dapat dikembangkan menjadi materi ajar bahasa Indonesia di SD kelas tinggi. C. Tujuan Khusus Penelitian Kenyataan selama ini materi pembelajaran bahasa Indonesia di SD kelas tinggi dilakukan jauh dari pengalaman belajar dan budaya peserta didik serta tidak mencerminkan nilai-nilai multikultural di Kota Kendari. Selain itu, materi 7 pembelajaran tumpang tindih dengan mata pelajaran lainnya serta guru tidak memiliki panduan yang jelas dalam mengajarkan materi bahasa Indonesia. Berdasarkan hal di atas, maka dirumuskanlah tujuan khusus penelitian ini seperti yang berikut. (c) Mendeskripsikan secara mendalam aspek-aspek budaya yang ada di Kota Kendari. (d) Mengintegrasikan aspek-aspek budaya -budaya yang ada di Kota Kendari. D. Ruang Lingkup Penelitian Oleh karena banyaknya etnik dan budaya yang berkembang di Kota Kendari, maka pada apenelitian ini difokuskan pada budaya Muna, Bugis, Buton, dan Tolaki. Pemilihan keempat budaya tersebut didasari oleh pertimbangan keempat budaya tersebut lebih menonjol dibanding dengan budaya-budaya lainnya. Selain itu, keempat budaya tersebut memiliki pendukung lebih banyak dibanding dengan budaya lainnya. E. Manfaat Penelitian Jika materi ajar bahasa Indonesia SD kelas tinggi yang dikembangkan dari hasil pengintegrasian budaya-budaya yang ada di Kota Kendari, maka ke depan akan sangat bermanfaat bagi pemaknaan proses dan hasil belajar peserta didik di Kota Kendari. Oleh karena itu, peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual dan bahan apersepsi untuk memahami konsep ilmu pengetahuan dalam budaya lokal yang dimiliki. Di samping itu, model pengingtegrasian budaya dalam pembelajaran dapat memperkaya budaya-budaya lokal tersebut. Pada akhirnya, juga dapat mengembangkan dan mengukuhkan budaya nasional yang merupakan puncak-puncak budaya lokal dan budaya etnis yang berkembang. Secara khusus, manfaat penelitian ini diuraikan seperti yang berikut. 8 1. Materi pembelajaran yang termuat dalam buku ajar bahasa Indonesia kelas tinggi akan mencantumkan hal-hal kultural yang sesuai dengan konteks budaya dan keilmuan peserta didik di Kota Kendari . 2. Meteri pembelajaran yang termuat dalam buku ajar bahasa Indonesia SD kelas tinggi yang dihasilkan akan merepresentasikan keberagaman dan kesatuan di dalam dan lintas kelompok-kelompok budaya yang ada di Kota Kendari. BAB II STUDI PUSTAKA A. Buku Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Budaya Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. (http://id.shvoong.com/exact- sciences/1957182-materi-ajar/: di-download tanggal 9 Juni 2012). Materi yang dimaksud dapat berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Depdiknas (2003) Materi pembelajaran (instructional materials) ialah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Namun demikian, materi ajar yang dimaksud dalam penelitian ini ialah materi tertulis. Oleh sebab itu, materi ajar dalam penelitian ini diartikan sebagai seperangkat materi/substansi pelajaran yang 9 disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik sekolah dasar kelas tinggi dalam kegiatan pembelajaran. Secara teoretik tentang pentingnya aspek-aspek budaya yang dapat dijadikan sebagai materi ajar di sekolah dasar kelas tinggi sebagai berikut. Globalisasi merupakan era yang sangat terbuka dalam berbagai aspek kehidupan. Globalisasi yang berawal dari kepentingan ekonomi berdampak pada semua aspek kehidupan di seluruh dunia. Nilai-nilai yang bersifat global dijadikan sebagai sebuah tatanan yang dapat menggantikan tatanan yang bersifat lokal atau regional. Menurut Hoed (2008: 107) diperlukan pemaknaan ulang dalam proses globalisasi. Pemaknaan tersebut bertujuan untuk memunculkan wacana alternatif. Salah satu alternatif pemikiran itu ialah upaya pemanfaatan budaya-budaya daerah sebagai salah satu materi ajar khususnya pada sekolah dasar kelas tinggi, mengingat pada jenjang tersebut merupakan tahap terpenting dalam menananamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Ide lokal seperti yang dikemukakan di atas sangat memungkinkan dapat digunakan sebagai materi alternatif dalam mendekonstruksi makna globalisasi. Mengacu kepada Rahyono (2009:7), kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok budaya tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya, aspek-aspek budaya yang dimiliki masyarakat lokal merupakan hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut. Nilai-nilai arif itu harus dimunculkan untuk dikenalkan kepada dunia sebagai wacana alternatif dalam usaha pemenuhan dekonstruksi itu. Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas tinggi dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, aspek kompetensi kebahasaan. Kompetensi kebahasaan dapat dilihat dari kualitas keterampilan berbahasa peserta didik, seperti menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Kedua, pemahaman budaya dalam berkomunikasi. Semakin tinggi pemahaman budaya peserta didik semakin kecil juga gegar budaya dan semakin tinggi toleransinya. Jadi, pemahaman 10 budaya yang dibangun dari pemahaman materi ajar berupa budaya Indonesia, salah satunya berupa kearifan lokal, akan sangat membantu pembelajar dalam meningkatkan kompetensi berbahasa. Penggunaan aspek kearifan lokal dalam materi ajar berarti mengangkat nilai lokal dalam pemahaman pembelajar. Nilai lokal ini akan menunjukkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Pada saat informasi dengan sangat mudah diakses oleh siapa pun, kekuatan lokal akan mempunyai daya jual dan daya tawar yang tinggi. Nilai lokal yang unik inilah yang akan menjadi sebuah nilai jual dalam komunitas global. Hampir semua nilai lokal yang masuk dalam nilai-nilai kearifan lokal dapat dijadikan sumber dan inspirasi untuk memperkaya pengembangan nilai-nilai kehidupan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal banyak membantu masyarakat dalam mempertahankan hidup. Menurut Quaritzch Wales kearifan lokal merupakan kumpulan ciri budaya dari mayoritas masyarakat sebagai hasil dari pengalaman hidup mereka (Rahyono 2009:7). Pengertian tersebut menyangkut: (1) ciri budaya, (2) sekelompok manusia sebagai pemilik budaya, dan (3) pengalaman hidup yang menghasilkan ciri budaya. Pendapat lain mengatakan bahwa kearifan lokal adalah sebuah kebijaksanaan setempat yang dikonsepsikan oleh masyarakat dan konsep tersebut mempunyai dampak daya tahan terhadap masalah yang timbul di masyarakat. Sebuah komunitas di masyarakat akan mempunyai cara tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan demikian, aspek yang muncul dalam kearifan lokal akan sangat menarik bagi pemelajar asing karena adanya aspek khusus mengenai ciri budaya, pemilik budaya, kebijaksanaan memecahkan masalah. ‘Penggalian’ budaya sebagai salah satu materi ajar salah satunya untuk melestarikan budaya. Menurut Rahyono (2009:9), pembelajaran yang memperhatikan nilai-nilai budaya lokal mempunyai posisi yang strategis. Posisi strategis itu, antara lain: (1) kearifan lokal salah satu pembentuk identitas, (2) kearifan lokal bukan merupakan sebuah nilai yang asing bagi pemiliknya, (3) keterlibatan emosional masyarakat dalam penghayatan kearifan lokal kuat, (4) kearifan lokal mampu menumbuhkan harga diri, dan (5) kearifan lokal mampu

Description:
E. Penerapan Pembelajaran Berbasis Budaya … . Salah satu alternatif pemikiran itu ialah upaya pemanfaatan budaya-budaya daerah .. Ketika Belanda mulai menanamkan pengaruh kekuasaan di Muna tahun 1906, Letak mesjid .. Tarian mondotambe dilakukan oleh masyarakat remaja Tolaki.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.