ebook img

lingkungan dan keadilan PDF

118 Pages·2017·3.18 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview lingkungan dan keadilan

ASOSIASI PERGURUAN TINGGI KATOLIK 2017 LINGKUNGAN DAN KEADILAN Kumpulan Materi Hari Studi APTIK 2015 dan Rapat Umum Anggota APTIK 2016 Editor: Yap Fu Lan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik d.a. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jl. Jend. Sudirman 51 Jakarta 12930 Telp. 021-5706059 LINGKUNGAN DAN KEADILAN Kumpulan Materi Hari Studi APTIK 2015 dan Rapat Umum Anggota APTIK 2016 Editor, cover designer, layouter: Yap Fu Lan Foto cover: “Ciliwung di tahun 2005” © APTIK 2017 ISBN: 978-602-14190-4-5 Buku ini diterbitkan hanya dalam bentuk elektronik, tidak untuk dicetak dan diperjualbelikan. ii Daftar Isi Pengantar: 1 Respon Perguruan Tinggi APTIK terhadap Isu Lingkungan Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ Kapitalisme dan Ekologi Kehidupan 12 B. Herry Priyono, SJ Permasalahan Lingkungan dan Upaya Masyarakat untuk 37 Mengatasinya Maria Ratnaningsih Pengalaman Mengembangkan Eco Camp 55 Ferry Sutrisna Wijaya, Pr. Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan 66 Emil Salim Membangun New Citizenship di Lingkungan Perguruan 79 Tinggi APTIK Petrus Sunu Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan 98 Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPT) Arief Yuwono iii Lingkungan dan Keadilan PENGANTAR Respon Perguruan Tinggi APTIK Terhadap Isu Lingkungan Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ Ketua APTIK Isu lingkungan telah diangkat sebagai topik dua acara penting, yakni Hari Studi APTIK, yang diselenggarakan di Yogyakarta, tanggal 8–10 Oktober 2015, dan Rapat Umum Anggota APTIK di Jakarta, tanggal 14–17 Maret 2016. Sejumlah narasumber dengan berbagai latar belakang telah dihadirkan untuk membantu proses pembelajaran bersama terkait isu penting ini. Dengan bantuan para narasumber, segenap peserta dibantu untuk melakukan tinjauan menyangkut aspek pendekatan paradigma, perundang-undangan, praktik masyarakat, tantangan bidang pendidikan serta pembangunan, dan aspek spiritual kemanusiaannya. Kontribusi para narasumber tersebut bagi pembelajaran APTIK dapat dibaca melalui tulisan- tulisan dalam buku edisi khusus APTIK yang dipublikasi secara on- line ini. Demikian respon Perguruan Tinggi APTIK terhadap isu lingkungan telah diawali dengan proses pembelajaran bersama dengan dibantu oleh sejumlah sumber pilihan. Apakah APTIK akan berhenti di sini? Tentunya tidak. Kedua acara APTIK terkait isu lingkungan tersebut dimaksudkan untuk menjawab tiga tantangan sebagaimana dirumuskan dalam Term of Reference (TOR) RUA APTIK 2016 di Jakarta. Ketiga tantangan, yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, meliputi: (1) Bagaimana Perguruan Tinggi APTIK ikut mewujudkan pembaharuan ~ 1 ~ Lingkungan dan Keadilan diri lewat pertobatan ekologis yang bisa terwujud secara nyata di tengah-tengah belahan bumi tropis bernama bumi Nusantara? (2) Bagaimana visi penuh harapan dari Paus Fransiskus dan tokoh-tokoh dunia terkait isu lingkungan bisa dijabarkan dalam paradigma, kerangka kerja dan strategi pencapaian dalam konteks Indonesia saat ini, dan (3) Apa yang ingin dipilih sebagai kontribusi nyata komunitas akademik lingkungan Perguruan Tinggi APTIK untuk tetap terawatnya bumi Nusantara? Tantangan-tantangan ini tentunya tidak berhenti dirumuskan saat acara Hari Studi dan RUA diselenggarakan melainkan menjadi tantangan-tantangan programatik ke depan yang harus dijawab oleh masing-masing Perguruan Tinggi APTIK. Apa yang sekiranya bisa dihasilkan dari proses pembelajaran APTIK untuk menjawab ketiga tantangan terkait isu lingkungan? Sudah adakah rencana tindak lanjut sebagai tanda telah mulai dijalaninya proses pertobatan ekologis? Apakah tindak lanjut yang diambil sudah sesuai dengan harapan Paus Fransiskus sebagaimana disampaikan melalui Ensiklik Laudato Si’? Sudahkah muncul gerakan- gerakan peduli lingkungan di kalangan sivitas akademika? Apakah sudah mulai diambil inisiatif-inisiatif pengambilan kebijakan oleh pengurus Yayasan terkait kepentingan peningkatan efisiensi energi, penghematan penggunaan air, pengolahan sampah, dan penataan lahan kampus agar semakin hijau? Bagaimana pengembangan program-program penelitian serta abdimas (pengabdian kepada masyarakat) di bidang lingkungan yang harus dipikirkan oleh pimpinan Perguruan Tinggi APTIK? ~ 2 ~ Lingkungan dan Keadilan Pertanyaan-pertanyaan bernada reflektif ini layak diajukan sebagai pengingat bahwa isu lingkungan adalah isu serius sekaligus kompleks yang memerlukan perhatian khusus APTIK. Harapan Paus sangatlah tinggi terhadap respon positif dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi Katolik melalui kegiatan penelitian, pengembangan iptek, dan pengabdian bagi proses transformasi masyarakat. Selain sebagai pengingat, pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa dijadikan pegangan bagi penciptaan proses pembelajaran berkelanjutan di lingkungan Perguruan Tinggi APTIK terkait isu lingkungan. Tanggapan positif atas isu lingkungan membutuhkan langkah-langkah strategis berjangka panjang yang hanya bisa dirumuskan secara tepat melalui proses pembelajaran berkelanjutan. Apa sebenarnya harapan Paus Fransiskus kepada perguruan tinggi terkait isu lingkungan? Harapan-harapan Paus kepada perguruan tinggi dapat disarikan dari Bab V dan Bab VI Ensiklik Laudato Si’ terkait orientasi dan aksi khususnya menyangkut perlunya dialog agama-agama dan ilmu pengetahuan serta kepentingan pendidikan ekologis. Harapan-harapan Paus tidak disampaikan secara eksplisit kepada dunia perguruan tinggi. Namun bisa ditarik sebagai sesuatu yang implisit atau tersirat dalam rekomendasi-rekomendasi aksi yang tertuang di bagian akhir ensiklik. Ada empat harapan Paus yang bisa disarikan dari dua bab tersebut yang memiliki kaitan dengan dunia perguruan tinggi, yakni: ~ 3 ~ Lingkungan dan Keadilan 1) perlunya membangun dialog di antara pelbagai bidang ilmu untuk bisa semakin membuka diri bagi penanganan masalah-masalah lingkungan secara lintas ilmu; 2) perlunya memfasilitasi terciptanya perjumpaan dan dialog terbuka antar para pakar bidang ilmu positip dan para pemikir bidang agama, etika, estetika, serta budaya dalam pencarian prinsip- prinsip etika, nilai-nilai spiritual, solusi komprehensif masalah- masalah lingkungan yang bisa menggerakkan penyelamatan masa depan planet bumi secara bersama-sama; 3) perlunya – lewat pendidikan – membangun kesadaran akan asal semua makhluk hidup yang satu serta sama, rasa saling memiliki, dan kesediaan berbagi masa depan dengan semua makhluk hidup yang masih bisa diselamatkan; 4) perlunya – lewat pendidikan bercorak transformatif – membangun budaya baru yang lebih berkelanjutan. Cara yang ditempuh ialah di satu pihak mengambil sikap kritis terhadap konsumerisme, aneka bentuk egoisme kolektif serta keserakahan yang akan membawa penghancuran diri manusia sendiri, dan di lain pihak membuka diri terhadap kebaikan bersama, kebenaran, keindahan serta keharmonisan yang menjamin kehidupan berkelanjutan. Harapan-harapan Paus, yang merupakan rekomendasi-rekomendasi aksi ini, masih perlu dijabarkan ke dalam program-program serta kegiatan-kegiatan konkret kalau mau dijadikan komitmen kelembagaan. Bagaimana Perguruan Tinggi APTIK mau menanggapi harapan-harapan Paus ini dalam kaitan ~ 4 ~ Lingkungan dan Keadilan dengan pengembangan Tridharma, merupakan tantangan tersendiri. Ensiklik Laudato Si’ menyuarakan Ajaran Sosial Gereja dalam konteks dunia yang sedang dilanda krisis ekologi. Perguruan Tinggi APTIK sebagai bagian dari tubuh perutusan Gereja perlu mempelajari ensiklik ini secara mendalam. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup baru yang terkandung di dalamnya perlu dijadikan bahan renungan bagi kepentingan pembaharuan hidup. Segenap sivitas akademika diharapkan mau meresapi nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup baru yang ditawarkan demi pembaharuan kehidupan bersama baik di kampus maupun di luar kampus. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup baru macam apa perlu dijadikan bahan renungan bersama? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup baru tersebut terkait dengan relasi manusia dengan alam, relasi manusia dengan sesamanya, dan pemeliharaan keberlanjutannya. Saling ketergantungan antara manusia dan alam menuntut diakuinya nilai intrinsik komponen-komponen alam seperti ekosistem, mikroorganisme, tumbuh-tumbuhan, ikan, binatang, dan manusia. Seluruh satuan komponen-komponen alam tersebut bernilai dalam dirinya sendiri dan juga bernilai dalam berelasi satu sama lain. Nilai kedua sering dikategorikan sebagai nilai instrumental komponen-komponen alam. Di dalam jaringan komponen-komponen alam terkandung tata keteraturan, hukum sebab-akibat, prinsip daur ulang, dan prinsip konservasi sumber- sumber alam yang tidak bisa diabaikan atau dilanggar begitu saja ~ 5 ~ Lingkungan dan Keadilan oleh manusia demi mencari nilai manfaat dari alam. Keberlanjutan hanya mungkin dijamin kalau ada keseimbangan penghayatan atas nilai intrinskik dan nilai instrumental tersebut dalam relasi manusia dengan alam. Dalam kerangka ekologi integral, sebagaimana ditawarkan oleh Paus, semakin tampak bagaimana relasi manusia dengan alam tak bisa dipisahkan dari relasi manusia dengan sesamanya dan juga relasi manusia dengan Allah Sang Pencipta. Relasi manusia dengan alam yang cenderung eksploitatif serta merusak ternyata berkorelasi positip dengan relasi manusia dengan sesamanya yang cenderung membiarkan terjadinya kesenjangan, menyingkirkan sesama yang miskin, dan tidak peduli terhadap penderitaan berkepanjangan dari sesama yang semakin jauh tersingkir tersebut. Jeritan bumi menyatu dengan jeritan saudara-saudara kita yang tersingkirkan. Di sini Paus mengajak kita untuk merenungkan tentang saling ketergantungan antar makhluk hidup dan alam lingkungannya yang mendasar. Kita diajak mendalami misteri kesatuan asal usul dan pengembangannya secara ekologis dari seluruh alam ciptaan. Kesatuan ini bisa dilacak lewat kesamaan banyak kode-kode genetik yang ditemukan di hampir semua makhluk hidup, kajian teori evolusi yang sudah bisa diterima oleh Gereja, dan refleksi spiritual dari berbagai tradisi keagamaan. Kesatuan ekologis ini sangatlah intim sekaligus rentan terhadap pengrusakan-pengrusakan yang diciptakan oleh ulah manusia yang tak bertanggung-jawab. ~ 6 ~

Description:
konsern keadilan sosial dan urgensi Ajaran Sosial Gereja (ASG) . kekuatan ekonomi yang menjustifikasi sistem global, dengan prioritas pada spekulasi .. sumber daya kelautan dan pesisir, mempertahankan kualitas air dan udara .. menunjuk gaya hidup vegetarian atau vegan sebagai salah satu.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.