ebook img

KONSEPSI TASAWUF AMALI SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-GHUNYAH LI ... PDF

20 Pages·2017·0.42 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview KONSEPSI TASAWUF AMALI SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-GHUNYAH LI ...

Al-Ghazwah : Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan ISSN : 2477-833I8l m u Penget ahuan dal am Lemba ga Forma l d hit tpI:n//djuornnaels.yiuad harta.ac.id/v2/index.php/al-ghazwah E-ISSN (Online) :- Volume 1, Nomor 2, September 2017 KONSEPSI TASAWUF AMALI SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-GHUNYAH LI THALIB THARIQ AL-HAQ Khafidhotul Ilmia dan Saifulah [email protected] Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak: Dalam perkembangan zaman era globalisasi yang sangat pesat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, adalah salah satu untuk mewujudkan cita-cita suatu masyarakat adil dan makmur. Namun, ternyata modernisasi yang diterapkan tersebut membawa dampak yang kurang baik bagi kehidupan manusia sendiri, terutama di bidang spiritual. Pergeseran nilai tersebut dirasakan dampaknya yaitu munculnya individu-individu yang gelisah, gundah gulana, rasa sepi yang tak beralasan bahkan sampai pada tingkat keinginan untuk bunuh diri. Untuk mengetahui konsepsi tasawuf amali syaikh abdul qodir al-jilai dalam kitab al-Ghunyah Li Tholib Thoriq al-Haq, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang memfokuskan diri pada studi kepustakaan (library reseach) dan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Konsepsi dan penerapan tasawuf amali Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dalam kitab al-Ghunyah Li Tholib Thoriq al-Haq ini sangat dibutuhkan bagi seseorang yang menginginkan kedekatan dirinya kepada Allah. Dalam kitab yang kami telaah terdapat 7 ajaran tasawuf menurut Syaikh Abdul QOdir al-Jilani diantaranya yaitu Mujahadah, tawakkal, akhlaq yang baik, syukur, sabar, ridha, shiddiq. 2) menunjukkan pengaruh dari penerapan tasawuf amali Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dalam kitab al-Ghunyah Li Tholib Thoriq al-Haq, bahwa setelah seseorang tersebut menerapkan dari tasawuf amali akan merasakan pengaruhnya, tidak lain seseorang tersebut akan merasakan ketentraman pada dirinya. Kata Kunci: Konsepsi, Tasawuf Amali, Syaikh Abdul Qodir al-Jilani, al-Ghunyah Li Tholib Thoriq al-Haq A. Pendahuluan Dalam perkembangan zaman era globalisasi yang sangat pesat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, adalah salah satu untuk mewujudkan cita- cita suatu masyarakat adil dan makmur. Yakni dengan melakukan proses modernisasi di berbagai kehidupan, termasuk dibidang teknologi dan ilmu Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 169 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia pengetahuan. Menurut Wibert E. Moore, Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi social dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh Negara- negara barat yang telah stabil.1 Namun, ternyata modernisasi yang diterapkan tersebut membawa dampak yang kurang baik bagi kehidupan manusia sendiri, terutama di bidang spiritual. Persoalan besar yang muncul di tengah-tengah umat manusia sekarang ini adalah krisis spiritualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dominasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme, ternyata membawa manusia kepada kehidupan modern dimana sekularisme menjadi mentalitas zaman dan karena itu spiritualisme menjadi suatu tema bagi kehidupan modern. Sayyed Hossein Nasr dalam bukunya, yang dikutip oleh Syafiq A. Mughni menyayangkan lahirnya keadaan ini sebagai The Plight Of Modern Man, nestapa orang-orang modern.2 Selanjutnya dalam buku yang sama, Abdul Muhayya menerangkan: Ada dua pertanyaan yang sangat penting untuk dijawab sebelum kita membahas peranan tasawuf di tengah krisis spiritual. Pertanyaan tersebut adalah: Pertama, kenapa krisis spiritual itu dapat menurunkan martabat manusia dan bahkan dapat mengancam peradaban dan eksistensi manusia itu sendiri? Kedua, mengapa manusia modern terkena penyakit krisis spiritual? Untuk menjawab pertanyaan pertama dibutuhkan penjelasan yang mendalam dan cermat tentang substansi manusia. Kedua, problema spiritualitas bagi manusia modern merupakan hal yang tidak mudah untuk dipecahkan begitu saja.3 Seiring dengan lepasnya pemikiran religius dan filosofis, manusia menyadari pentingnya aspek esoteris (batiniah) di samping aspek eksoteris (lahiriah). Aspek esotoris ini sering dikenal dengan sebutan ilmu tasawuf dalam sejarahnya pertama kali muncul karena para zahid yang tinggal di Serambi Masjid Nabawi. Mereka adalah golongan orang-orang yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, jauh dari kemewahan duniawi, dan sangat taat kepada Allah dan Rasul-Nya.4 Namun kenyataan menunjukkan bahwa aspek esoteris tertinggal jauh di belakang kemajuan aspek eksoteris. Akibatnya orientasi manusia berubah menjadi kian materialistis, individualistis, dan keringnya aspek spiritualitas. Terjadilah iklim yang makin kompetitif yang pada gilirannya melahirkan manusia-manusia buas, kejam, dan tak berprikemanusiaan sebagai 1 Kun Maryati dan Juju Suryawati , Sosiologi, (Erlangga, 2001), 33. 2 Syafiq A. Mughni, Nilai-Nilai Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 95. 3 Syafiq A. Mughni, Nilai-Nilai Islam, 15-21. 4 Ahmad Najib Burhani, Sufisme Kota, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001), v. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 170 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia dikatakan Tomas Hobbes sebagaimana disitir oleh Nasruddin Razak, Homo Homini Lupus Bellum Omnium Contra Omnes (manusia menjadi srigala untuk manusia lainnya, berperang antara satu dengan lainnya).5 Pergeseran nilai sebagaimana diungkapkan di atas, mulai dirasakan dampaknya yaitu munculnya individu-individu yang gelisah, gundah gulana, rasa sepi yang tak beralasan bahkan sampai pada tingkat keinginan untuk bunuh diri. Keadaan ini tentunya sudah menyangkut pada aspek rohani manusia dalam mengarungi kehidupan yang makin kompleks. Mulailah manusia melirik disiplin ilmu tasawuf dengan segala cabang-cabangnya guna memberikan solusi dalam menyikapi gejolak nafsu manusia yang sudah sampai pada tataran yang mengkhawatirkan. Pada zaman ini ilmu tasawuf telah makin memikat para cendekiawan, bahkan orang awam pun turut mengkaji ulang keberadaan ilmu tersebut. Saat ini referensi ilmu tasawuf yang terpampang di toko-toko buku laku keras, baik yang berorientasi falsafi, akhlaqi maupun amali. Bersamaan dengan itu, sebagian orang meneliti dan mengkaji ulang pemikiran tasawuf amali Syaikh Abdul Qadir al-Jilani. Beliau merupakan tokoh lama yang sudah tentu pemikiran dan gagasannya cukup efektif pada zamannya, dan dihubungkan dengan konteks masa kini pun masih relevan dalam hubungannya dengan esensi sufisme. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut mendorong peneliti mengangkat tema ini dengan judul: Konsepsi Tasawuf Amali Syaikh Abdul Qadir al-Jilani (Dalam kitab al-Ghunyah li Tholib al-Thoriq al-Haq). B. Fokus Penelitian Secara garis besar yang menjadi topik dari skripsi ini adalah konsepsi tasawuf amali Syaikh Abdul Qodir al-Jilani. Secara spesifik skripsi ini akan membahas beberapa permasalahan: 1. Bagaimana konsepsi dan penerapan tasawuf amali Syaikh Abdul Qodir al- Jilani dalam kitab al-Ghunyah Li Tholib Thoriq al-Haq? 2. Bagaimana Pengaruh dari konsepsi tasawuf amali Syaikh Abdul Qodir al- Jilani di kitab al-Ghunyah Li Tholib Thoriq al-Haq dalam kehidupan? C. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Konsepsi Pengertian Konsepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Pendapat, rancangan (cita-cita dan sebagainya) yang telah ada dalam 5 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1973), 19. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 171 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia pikiran.6 Pengertian konsepsi ini berbeda dengan kata konsep. Makna konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah idea atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.7 Jadi, perbedaan dari kedua kata tersebut bahwa konsepsi merupakan tafsiran seseorang terhadap suatu konsep tertentu. Maka dapat dikatakan bahwa konsepsi adalah cara pandang seseorang terhadap suatu konsep. 2. Tasawuf Kata tasawuf berasal dari kata Shufi (ٝفٛص) dari ٝفبص dan ٝفص yaitu suci. Seorang shufi adalah orang yang disucikan dan kaum shufi adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dan lama.8 Ada salah satu ulama’ besar yang mendefinisikan tentang sufi beliau bernama Imam al-Junaidi yakni: : بًضْ٠َا َيبَلَٚ خٍ ْ١ٍَِِ ًُُو بٌَِئ بَِِْٕٙ ُجُشْخَ٠ بٌََٚ خٍ ْ١ِجَل ًُُو بَْٙ١ٍََػ ُحَشْط٠َ ِضْسَأٌَْبو ِْٟفْٛصُّ ٌا : ِْٞذْ١َُٕج َيَبلَٚ 9. ٍءْٟ َش ًُ ُو ًُِظرَ ِءبََّغٌبَوَٚ شُ ِجبَفٌْاَٚ شُ َجٌْا بَْ٘ٛئُْط٠َ ِضْسَلأْبَو ِْٟفْٛصُّ ٌا Artinya: orang sufi bagaikan bumi yang mana segala keburukan dia terima dengan selalu membalasnya dengan kebaikan. Orang sufi itu bagaikan bumi yang mana di atasnya berjalan segala sesuatu yang baik maupun yang buruk (semua diterimanya). Orang sufi itu bagaikan langit yang menaungi segala sesuatu yang ada di bawahnya, dan seperti air hujan yang menyirami segala sesuatu (tanpa membeda- bedakannya). Berikut ini adalah beberapa bagian dari definisi-definisi tasawuf yang dituturkan oleh para sufi ataupun pakar tasawuf: a. Al-Ghozali di dalam kitabnya, al-Munqidz min al-Dhalal, menulis bahwa para sufi adalah mereka yang menempuh (suluk) jalan Allah swt, yang berakhlaq tinggi nan bersih, bahkan juga berjiwa cemerlang lagi bijaksana.10 b. Amin al-Kurdi, mengatakan bahwa tasawuf adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan keburukan jiwa, bagaimana cara membersihkan sifat-sifat buruk dan menggantinya dengan sifat-sifat terpuji, serta bagaimana jalan menuju keridhaan Allah swt.11 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2002, hlm. 589 7M. Dahlan al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola). 366. 8 Mz Labib, Rahasia Ilmu Tasawuf, (Surabaya, Bintang Usaha Jaya, 2001), 11. 9 10 H. Hamzah Tualeka Zn., Dkk, Akhlaq Tasawuf ,(Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), 218. 11 Al-Qushayri, ar-Risalah al-Qushayriyah, (Mesir, Bab al-Halaby, 1959), 552. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 172 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia c. Abdul Malik Karim Amrullah mengatakan tasawuf adalah membersihkan jiwa dari pengaruh benda dan alam, supaya mudah menuju kepada Tuhan.12 d. Al-Junaidi juga mendefinisikan Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa saja yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada semua orang, memegang teguh janji dengan Allah swt dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syari’at.13 Munculnya nama tasawuf ini adalah pada abad 1 dan 2. Pada dasarnya sejarah awal perkembangan tasawuf ada sejak zaman kehidupan Nabi Saw. Hal ini dapat dilihat bagaimana peristiwa dan prilaku kehidupan Nabi Saw. Sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau mulai memperbanyak mengasingkan diri dari kota Mekkah dengan membawa roti dan gandum dan air, beliau pergi ke gua Hira’ di Jabul Nur yang berjarak sekitar dua mil dari Mekkah.14 Disana Nabi Saw lebih banyak berdzikir dan tafakkur dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Pengasingan diri Nabi Saw di gua Hira’ inilah yang merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalwat. Pola kehidupan Rasulullah Saw diyakini merupakan benih-benih timbulnya tasawuf, dimana dalam kehidupan sehari hari Nabi Saw sangatlah sederhana, zuhud, dan tak pernah terpesona oleh kemewahan duniawi. Dalam ilmu tasawuf ini terdapat sumber dasar tertentu, sumber dasar dari tasawuf adalah al-Qur’an dan Hadits. Dalam kedua sumber suci tersebut sarat dengan tuntutan dan ajaran-ajaran moral yang memberi bimbingan serta mengarahkan hidup seorang muslim supaya menjadi baik dalam pandangan Allah swt dan manusia, sebagaimana yang telah dipraktikan oleh para sufi selama ini. Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang mendorong manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, seperti ayat yang memerintahkan agar manusia selalu mensucikan jiwanya. Diantaranya adalah: 12 Barmawi Umarie, Sytematik Tasawuf, (Yogyakarta: Sitti Sjamsijah, 1966), 10. 13 Solihin m, Anwar Rosihon, Ilmu Tasawuf, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2014), 14-15. 14 Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, (Bandung, Sygma Publising, 2010), 82. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 173 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia a. QS. al-Qoshash [28] ayat 88, yang berbunyi;                        Artinya: “Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu selain Dia bersifat sementara dan fana.”15 Secara hakiki, manusia terdiri dari tiga unsure utama, yaitu ruh, akal, dan jasad. Menurut al-Qur’an, kemuliaan manusia dibandingkan makhluk yang lain adlah karena manusia memiliki unsure ruh ilahi. Ruh yang dinisbatkan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Hijr ayat 29, yang berbunyi;           Artinya: “Maka apabila Aku (Allah) telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya degan bersujud.”16 Ruh ilahi inilah yang menjadikan manusia memiliki sisi kehidupan rohani yang dapat diistilahkan dengan makna tasawuf, dimana kecondongan ini juga dimiliki oleh semua manusia dalam setiap agama, karena perasaan itu memang merupakan fitrah manusia.17 3. Pembagian Tasawuf a. Tasawuf Akhlaqi Tasawuf akhlaqi adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimum, manusia harus lebih dahulu yang mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ketuhanan melalui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan berakhlaq mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal dengan takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu menangkap cahaya ketuhanan).18 Oleh karena itu, tasawuf akhlaqi merupakan kajian ilmu yang sangat memerlukan praktik untuk menguasainya. Tidak hanya berupa teori 15 Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf, 63. 16 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 263. 17 Hamzah Tualeka Zn., Dkk, Akhlaq Tasawuf, 236. 18 Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 63. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 174 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia sebagai sebuah pengetahuan, tetapi harus terealisasi dalam rentang waktu kehidupan manusia. Agar mudah menempatkan posisi tasawuf dalam kehidupan bermasyarakat atau bersosial, para pakar tasawuf membentuk spesifikasi kajian tasawuf pada ilmu tasawuf akhlaqi, yang didasarkan pada sabda Nabi Saw. “Sesungguhnya aku telah diutus (dengan tujuan) untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq.”19 b. Tasawuf Falsafi Yaitu tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan rasional sebagai penggagasnya. Tasawuf falsafi ini muncul dengan jelas dalam islam sejak abad VI Hijriyah. 20 Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa di pandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya di dasarkan pada dasar dzauq, dan tidak pula bisa di kategorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering di ungkapkan dengan bahasa filsafat. Konsep-konsep mereka yang disebut dengan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. ajaran filsafat yang paling banyak dipergunakan dalam analisis tasawuf adalah Paham emanasi neo-Plotinus. Dalam upaya mengungkapkan pengalaman rohaninya, para shufi falsafi sering menggunakan ungkapan-ungkapan yang samar, yang sering di kenal dengan syathahiyyat, yaitu suatu ungkapan yang sulit difahami, yang seringkali mengakibatkan kesalahpahaman pihak luar, dan menimbulkan tragedy. Tokoh-tokohnya ialah Abu Yazid al-busthami, al- Hallaj, Ibn Arabi, dan sebagainya. Abu Yazid al-Busthami lahir tahun 804 M/ 188H dan wafat wafat pada tahun 264 Hijriyah / 878 .21 c. Tasawuf Amali Tasawuf amali adalah tasawuf yang menekankan pada amaliah berupa dzikir dan amaliah lainnya. Dalam istilah dzikir ini mempunyai perbedaan dengan istilah wirid. Bahwa dzikir adalah lebih bersifat generik segala upaya yang dilakukan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pendekatan itu dilakukan melalui penyebutan nama-nama atau kalimat-kalimat mulia, seperti membaca nama-nama mulia Allah (al- 19 H.R. Imam Ahmad dan Baihaqi 20 Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 64. 21 Ibid, 253-255. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 175 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia asma al-husna),22 sedangkan wirid adalah amalan yang dikerjakan di dunia secara tertib berupa ibadah yang dilakukan dengan terus menerus. Tasawuf amali/haddah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu, dan menghadapi total dari segenap esensi diri hanya kepada Allah SWT.23 Dikatakan bahwa tasawuf amali lebih menekankan pada amaliahnya, bukan berarti tasawuf amali kosong dari teori, hanya saja bahwa dalam tasawuf amali sisi amal di dalamnya lebih dominan. Dalam tasawuf amali lebih identik dengan thariqah yaitu sebagai wujud dari amalan yang telah dilakukan. Dalam tasawuf amali ini terdapat beberapa unsur yang di dalamnya terdiri dari beberapa praktik ibadah yang semata- mata hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maksudnya, bahwa dalam tasawuf amali tidak hanya sekedar mengetahui tentang eori, akan tetapi langsung dipraktikkan dalam ibadahnya, sehingga dalam bertasawuf seseorang lebih bisa merasakan tujuan tasawuf tersebut, yaitu kedekatan seorang hamba kepada yang Maha Kuasa.24 4. Syaikh Abdul Qodir al-Jilani a. Biografi Syaikh Abdul Qodir al-Jilani Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dilahirkan di desa Jilan/Kaelan, Baghdad pada malam 1 Romadlon 471 H/1078 M. ibunya bernama Syarifah bernama Sayid Abi Sholeh Musa Jangkidaosat/Jangkadaosat. Ketika Syarifah Fatimah mengandung bayi Abdul Qodir, beliau sudah berusia lanjut yakni 60 tahun dan sudah menopause. Ini merupakan salah satu keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada Syaikh Abdul Qodir al-Jilani. Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dilahirkan di bulan Ramadlon. Ada keistimewan pada diri abdul Qodir. Tidak seperti bayi pada umumnya yang setiap saat selalu menyusu, beliau hanya mau menyusu kepada ibunya ketika matahari sudah terbenam (maghrib). Oleh masyarakat sekitar kejadian ini dijadikan patokan atau tanda, bahwa apabila Syaikh Abdul Qodir al-Jilani Mau menyusui berarti waktu berbuka sudah tiba.25 Syaikh Abdul Qodir al-Jilani wafat setelah sebelumya menderita sakit dalam waktu yang cukup singkat. Konon, sakit beliau ini 22 http://asaarham.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-dzikir-wirid-tafakur-tazakur.html. diakses 02 Mei 2017. 12:36 23 http://azimasyarifah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tasawuf-amali.html. diakses 30 maret 2016 24 Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, 64. 25 Solehudin, Lebih Dekat Dengan Syaikh Abdul Qodir al-Jilani, (DI Yogyakarta: Lintang rasi aksara books, 2014), 11. Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 176 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia berlangsung hanya satu hari satu malam. Beliau wafat dalam usia 91 tahun, tepatnya pada malam Sabtu, 10 Robiul Awwal, tahun 561 H dan dimakamkan di kota Bagdad, Irak. Sepanjang usia beliau dihabiskan untuk berbuat baik, mengajar dan membimbing masyarakat.26 Garis keturunan Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dari sisi ayahnya bersambung hingga kepada Sayidina Hasan ra. Yang bergelar as-Sabth. Adapun dari sisi ibunya, perlu diketahui bahwa garis keturunan beliau bersambung hingga kepada Sayidina Husain. Tak hanya itu, garis keturunan Syaikh Abdul Qodir al-Jilani juga bersambung kepada tiga khalifah lainnya, yaitu Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.27 D. Pembahasan 1. Konsepsi dan Penerapan Tasawuf Amali Syaikh Abdul Qodir al-Jilani Dalam Kitab al Ghunyah li Tholib at Thariq al-Haq Dalam kitab al-Ghunyah Li Thalib Thariq al-Haq ini, berisi mengenai beberapa pendapat yang menyangkut Akhlaq, Tasawuf, Adab-adab islami. Dari beberapa pokok bahasan dalam kitab al-Ghunyah Li Thalib Thariq al- Haq ini terdapat gambaran tentang konsepsinya Syekh Abdul Qodir al Jilani yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi manusia yang sempurna dengan memiliki kedekatan dengan Tuhannya. 2. Konsepsi tasawuf amali Syekh Abdul Qodir al Jilani a. Mujahadah Diriwayatkan dari Abu Said Pal-Khudri dalam kitab al-Ghunyah Li Thalib Thariq al-Haq mengenai jihad, bahwa: ٍََُْعَٚ ِْٗ١ٍََػ للها ٍََٝص للها ُيْٛعُ سَ ًَِئُع :َيبَل َُْٕٗػ للها َِٝضَس ِْٜسْذُخٌْا ُذْ١ِغَع ِٝثَأ َْٓػ ِحشَ ْضَٔ ْٛثَُأ َِٜٚسُ َٚ 28.َُْٕٗػ للها َِٝضَس ُذْ١ِؼَع ِٝثَأ بًْٕ١َػ ْذؼَُِِدُٚشِئَبج ِْبَطٍُْع ذَِْٕػ ٍكدَ ٌخٍََِّو :َيبَل ِدبَِٙجٌْا ًَُضْفَأ َْٓػ Artinya: “Dari Abu Said ak-Khudri, ketika Nabi Muhammad Saw ditanya tentang jihad yang paling utama, beliau bersabda, yaitu mengucapkan kebenaran dihadapan pemimpin yang dzalim.” Dari riwayat diatas dapat disimpulkan bahwa jihad yang paling utama menurut Rasulullah Saw adalah mengucapkan kebenaran dihadapan pemimpin yang dzalim. Pada dasarnya mujahadah ini adalah menahan hawa nafsu dengan bertaqwa kepada Allah Swt, dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. 26 Agus Khudlori, Futuhul Ghaib, terj. (Jakarta Selatan: Madania (Armasta Group), 2016), XX 27 Ibid, XV. 28 Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 177 ~ Ilmu Pengetahuan dalam Lembaga Formal di Indonesia b. Tawakkal Pengertian tawakkal menurut Abu Turab an-Nakhsyabi dalam kitab al-Ghunyah Li Thalib Thariq al-Haq adalah: ,ِخَ١ِثْٛثُُشٌبِث ِتٍَْمٌْا ُكٍََؼَرَٚ خَِ٠ِدْٛجُُؼٌْا َٝف َِْذَجٌْا ُحَشَط َُٛ٘ :ٌٝبَؼَر ُللها َُِّٗدَس ِْٟجَشخْ ٌَٕا ةاَشُر ْٛثَُأ يبَلَٚ 29 .ِشْجَص َغََِٕ ِْْئَٚ ,ِشْىُش َٝطػْ َأ ِْْاَف ,ِخَ٠بَفِىٌْا ٌَِٝئ ِخَْٕ١ِْٔأَُّطٌاَٚ Artinya: “Abu Turab an-Nakhsyabi berkata, Tawakkal adalah menyibukkan diri dengan ibadah, menggantungkan hati kepada Allah swt, dan ridha terhadap sekalian takdir-Nya. Jika Allah swt memberinya, ia bersyukur. Jika tidak, ia bersabar.” Dari riwayat diatas dapat disimpulkan bahwa tawakkal adalah menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah Swt. Dan meridhai atas apa yang ditakdirkan-Nya. Dapat dijelaskan bahwa tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt setelah kita melaksanakan usaha keras dan melaksanakannya sesuai dengan kemampuan. c. Akhlaq yang baik Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. mengenai beriman yang paling utama, bahwa: ؟بًٔبَّْ٠ِئ ًَُضْفَأ َْٓ١ِِِْٕإٌُّْا َِٜأ للها َيْٛعُ سَ بَ٠ :ًَْ١ِل :َيبَل ََُٗٔأ َُْٕٗػ للها َِٝضَس هٌِبَِ ِْٓث ْظََٔأ َْٓػ َِٜٚسُ بََِٚ 30.بًمٍُُخ َُُُْٕٙغدْ َأ :ٍََُْعَٚ ِْٗ١ٍََػ للها ٍََٝص للها ُيْٛعُ سَ َيبَل Artinya: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa ketika Rasulullah Saw ditanya orang tentang orang beriman yang paling utama, beliau menjawab, yaitu yang terbaik akhlaqnya." Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw menjawab pertanyaan orang yang bertanya mengenai orang yang beriman yang paling utama, kamudian Rasulullah menjawab bahwa paling utama orang yang beriman adalah akhlaq yang baik. Seseorang dapat dikatan berakhlaq jika timbul ddengan sendirinya dan didorong oleh maotivasi daridirinya sendiri untuk bisa berakhlaq yang baik. d. Syukur Menurut ahli tahqiq Syukur adalah pengakuan nikmat Allah Swt dengan cara tunduk kepada-Nya.31seseorang bisa dikatakan bersyukur atas nikmat Allah Swt adalah ketika orang tersebut mendapatkan kenikmatan banyak sedikit dia selalu berterimakasih dan selalu menerima apa yang diberikan-Nya. Asy-Syibli juga berkata dalam kitab al-Ghunyah Li Thalib Thariq al-Haq bahwa: 29 30 31 Al-Ghazwah Volume 1 Nomor 2 September 2017 ~ 178 ~

Description:
tasawuf amali Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dalam kitab al-Ghunyah Li kenapa krisis spiritual itu dapat menurunkan martabat manusia dan bahkan . 11 Al-Qushayri, ar-Risalah al-Qushayriyah, (Mesir, Bab al-Halaby, 1959), .. Maraqi (al), Abi Lathif al-Hakim Mukhlikh bin abdu al-Rohman, Manaqib
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.