KEMANDIRIAN TOKOH WANITA DALAM NOVEL-NOVEL KARYA KUNTOWIJOYO Anwar Efendi FBS Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi tokoh wanita dalam novel-novel Kuntowijoyo. Sumber data penelitian adalah empat buah novel karya Kuntowijoyo, yaitu: (1) Khotbah di Atas Bukit, (2) Pasar, (3) Mantra Penjinak Ular, dan (4) Wasripin dan Satinah. Pengumpulan data meng- gunakan teknik studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis interaktif, sehingga pengumpulan dan analisis data dikerjakan secara simultan. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, tokoh wanita tidak sekadar sebagai pelengkap dari dominasi tokoh laki-laki, tetapi dihadirkan secara utuh melalui peran individu, keluarga, dan sosialnya. Kedua, tokoh wanita hadir dengan kemandirian, dapat bersikap dan menentukan pilihan sendiri, dan berada sejajar dengan laki-laki. Ketiga, salah satu cara penggambaran kemandirian yakni dengan melekatkan pekerjaan pada diri tokoh wanita yang memungkinkan menghidupi diri sendiri. Kata Kunci: tokoh wanita, kemandirian, dan dominasi laki-laki THE FEMALE FIGURES’ AUTONOMY IN KUNTOWIJOYO’S NOVELS Abstract This research aims at describing the existence of female figures in Kuntowijoyo’s novels. The research data resources are four novels of Kuntowijoyo; (1) Khotbah di Atas Bukit, (2) Pasar, (3) Mantra Penjinak Ular, dan (4) Wasripin dan Satinah. The data were collected using the documentation tech- nique. The interactive data analysis model was used so that data collection and analysis were con- ducted simultaneously. The research findings are as follows. First, the female figures are not merely complementary to the domination of the male counterparts, but they are present holistically through their individual, familial, and social roles. Second, the female figures are present with autonomy, abi- lity to act and make self-decision, and are at the same level as men. Third, one of the ways of depicting autonomy is through attaching the job on the female figures which enable them to support them- selves. Keywords: female figures, autonomy, and male domination PENDAHULUAN maknaan kreatif dan positif atas kebebasan Salah satu aspek yang menjadi pene- yang dimiliki (Bertens, 1993:201). kanan dalam gagasan sastra profetik yang Dalam konteks sastra profetik, Kun- diungkapkan Kuntowijoyo, yaitu aspek li- towijoyo (2006:21) menyebutkan terdapat berasi. Liberasi berarti pembebasan manu- dua aktivitas liberasi, yakni liberasi dari sia dari segala bentuk penindasan dan ke- kekuatan eksternal dan liberasi dari ke- terbelakangan. Liberasi adalah upaya pem- kuatan internal. Liberasi kekuatan ekstern- bebasan atau memerdekakan. Dalam kon- al antara lain: (1) kolonialisme, (2) agresi sep filsafat, pembebasan mengandung dua negara adikuasa kepada negara lemah, (3) dimensi, yakni (1) bebas dari, dan (2) bebas kapitalisasi dunia yang menyerbu negara- untuk. Dimensi bebas dari merupakan upa- negara ketiga melalui berbagai rekayasa ya menuntut hak-hak semata. Sementara ekonomi. Liberasi kekuatan internal, antara itu, bebas untuk lebih merujuk pada pe- lain: (1) penindasan politik atas kebebasan seni, (2) penindasan negara atas rakyatnya, 331 332 (3) ketidakadilan ekonomi, dan (4) ketidak- lainkan diciptakan baik oleh kaum laki-laki adilan gender. maupun perempuan melalui proses sosial Sebagaimana disebutkan di atas, sa- dan budaya yang panjang. Oleh karena itu, lah satu wujud aspek liberasi yaitu liberasi gender berubah dari waktu ke waktu, dari eksternal yang berkaitan dengan ketidak- tempat ke tempat, bahkan dari kelas ke ke- adilan gender. Kuntowijoyo (2006:21) men- las, sedangkan jenis kelamin (seks) akan te- jelaskan ketidakadilan gender antara lain tap dan tidak berubah (Fakih, 2000:46). disebabkan oleh pemahaman dan praktik Perbedaan gender (gender differences) keagamaan. Beberapa ajaran agama yang yang selanjutnya akan melahirkan peran digugat, yaitu (1) kejadian perempuan gender (gender role) sebenarnya tidak me- yang dianggap rendah, (2) ketimpangan nimbulkan masalah sehingga tidak perlu hak istri-suami dalam perkawinan, dan (3) digugat. Secara biologis (kodrat) kaum pe- ketidakmampuan perempuan menjadi pe- rempuan dengan organ reproduksinya da- mimpin. pat hamil, melahirkan, dan menyusui se- Melalui gagasannya yang diwadahi hingga kemudian mempunyai peran gen- dalam konsep profetik, Kuntowijoyo secara der sebagai perawat, pengasuh, dan pen- konsisten berupaya menghapuskan diskri- didik anak. Akan tetapi, yang menjadi ma- mansi gender. Salah satu cara yang dilaku- salah dan perlu digugat oleh mereka yang kan yakni melalui karya sastra (novel) menggunakan ‘analisis gender’ adalah yang dihasilkan. Dengan cara yang khas, struktur “ketidakadilan” yang ditimbulkan melalui novel yang dihasilkannnya, Kunto- oleh ‘peran gender’ dan ‘perbedaan gen- wijoyo turut mempertanyakan dan meref- der’ tersebut. leksikan posisi dan peran perempuan da- Selanjutnya Fakih (2000:46) menyata- lam kehidupan masyarakat. Tokoh-tokoh kan bahwa berdasarkan studi yang dilaku- wanita yang dihadirkan Kuntowijoyo ada- kan dengan menggunakan analisis gender, lah tokoh-tokoh yang menjadi pembawa ternyata banyak ditemukan berbagai mani- pesan kemandirian dan pembebasan dari festasi ketidakadilan. Manifestasi ketidak- ketidakadilan gender. adilan gender tersebut di antaranya be- Gender sebagai alat analisis umum- rupa: (1) terjadi marginalisasi (pemiskinan nya dipergunakan oleh penganut aliran il- ekonomi), (2) terjadi subordinasi pada sa- mu sosial yang memusatkan perhatian lah satu jenis kelamin (seks, (3) adanya pe- pada ketidakadilan struktural dan sistem labelan negatif (stereotype) terhadap jenis yang disebabkan oleh gender. Gender se- kelamin tertentu, (4) kekerasan (violence) bagaimana dinyatakan oleh Oakley (Fakih, terhadap jenis kelamin tertentu, dan (5) 2000:45) adalah perbedaan yang bukan ber- adanya beban kerja lebih banyak dan lebih sifat biologis dan bukan kodrat Tuhan. Per- lama (double burden). bedaan biologis, yakni perbedaan jenis ke- Wujud marginalisasi (pemiskinan) lamin (seks) adalah kodrat Tuhan karena ekonomi terhadap perempuan salah satu- secara permanen berbeda. Sementara itu, nya terjadi di daerah pedesaan. Banyak pe- gender adalah behavioral differences antara rempuan desa tersingkirkan dan menjadi laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari miskin akibat adanya program Revolusi konstruk sosial (social construction). Gender Hijau yang hanya memfokuskan pada pe- bukanlah perbedaan yang merupakan ko- tani laki-laki. Hal itu berdasarkan asumsi drat Tuhan atau bukan ciptaan Tuhan me- bahwa petani identik dengan petani laki- Kemandirian Tokoh Wanita dalam Novel-novel Karya Kuntowijoyo 333 laki. Di luar dunia pertanian, marginalisasi Kekerasan (violence) terhadap jenis tampak pada adanya anggapan bahwa kelamin tertentu, umumnya perempuan, suatu pekerjaan merupakan pekerjaan pe- juga bisa disebabkan perbedaan gender. rempuan, seperti ‘guru taman kanak- Banyak sekali kekerasan yang terjadi pada kanak’ atau ‘sekretaris’. Oleh karena di- perempuan, seperti pemukulan, pemer- anggap sebagai pekerjaan perempuan, kosaan, dan pelecehan seksual karena ada- maka dinilai lebih rendah dibanding pe- nya stereotype gender. Perbedaan gender kerjaan laki-laki dan hal itu berpengaruh memunculkan anggapan bahwa laki-laki pada perbedaan gaji. lebih kuat dan perempuan secara fisik le- Subordinasi pada salah satu jenis ke- mah dapat mendorong terjadi kekerasan lamin (seks) umumnya terjadinya pada oleh laki-laki terhadap perempuan. Banyak kaum perempuan. Dalam rumah tangga, terjadi kasus pemerkosaan bukan karena masyarakat maupun negara, banyak ke- faktor ketertarikan laki-laki pada kecantik- bijakan dibuat tanpa “menggangap pen- an, tetapi karena upaya menunjukkan ke- ting” perempuan. Misalnya, anggapan bah- kuasaan dan kekuatan yang dilekatkan wa perempuan akhirnya harus ke dapur pada laki-laki(Fakih, 2000:48). sehingga tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Oleh karena peran gender perempu- Contoh lainnya, karena anggapan bahwa an adalah mengelola rumah tangga, ba- perempuan itu “emosional” maka tidak te- nyak perempuan menanggung beban kerja pat untuk menjadi pemimpin partai atau domestik lebih banyak dan lebih lama menjadi manajer. Selama berabad-abad (double burden) (Fakih, 2000:49). Peran gen- atas alasan agama, kaum perempuan tidak der perempuan yang harus menjaga dan boleh memimpin apa pun, termasuk ma- memelihara kerapian tersebut, telah meng- salah keduniawian, tidak dipercaya mem- akibatkan tumbuhnya tradisi dan keyakin- berikan kesaksian, bahkan tidak mendapat- an masyarakat bahwa mereka harus ber- kan warisan. Timbulnya penafsiran agama tanggung jawab atas terlaksananya keselu- yang mengakibatkan subordinasi dan mar- ruhan pekerjaan domestik. Beban kerja ter- ginalisasi kaum perempuan itulah yang sebut menjadi dua kali lipat, terlebih bagi perlu dipersoalkan (Fakih, 2000:47). kaum perempuan yang juga bekerja di luar Pelabelan negatif (stereotype) terha- rumah. Selain bekerja di luar rumah, juga dap jenis kelamin pada umumnya juga me- masih harus bertanggung jawab untuk nimpa kaum perempuan(Fakih, 2000:49). keseluruhan pekerjaan domestik. Pelabelan tersebut pada akhirnya menye- Dalam pandangan Islam, salah satu babkan munculnya diskriminasi dan ber- tema utama dan dianggap prinsip dalam bagai ketidakadilan lainnya. Dalam masya- ajaran Islam adalah persamaan antara ma- rakat banyak sekali stereotype yang dilabel- nusia, baik laki-laki dan perempuan mau- kan kepada perempuan yang akibatnya pun antarbangsa, suku, dan keturunan. membatasi, menyulitkan, memiskinkan, Perbedaan yang digarisbawahi dan yang dan merugikan kaum perempuan. Di ma- kemudian meninggikan atau merendahkan syarakat terdapat keyakinan bahwa laki- seseorang hanyalah nilai pengabdian dan laki adalah pencari nafkah keluarga (bread ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha winner), maka setiap pekerjaan yang di- Esa. Sebagaimana ditegaskan dalam Al- lakukan perempuan hanya dinilai sebagai Quran: ‘tambahan’ dan dapat dibayar lebih murah. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 3, Oktober 2013 334 “Wahai seluruh manusia, sesungguhnya lelaki menjual dan membeli, mengawinkan Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dan kawin, melanggar dan dihukum, me- dari lelaki dan perempuan dan Kami nuntut dan menyaksikan. Di sisi lain, pe- jadikan kamu berbangsa-bangsa dan ber- rempuan juga demikian, dapat menjual suku-suku agar kamu saling mengenal, dan membeli, mengawinkan dan kawin, sesungguhnya yang termulia di antara melanggar dan dihukum serta menuntut kamu adalah yang paling bertaqwa” (QS, dan menyaksikan (Shihab, 2009:420). 48:13). Pertanyaanpentingyangsering mun- cul berkaitan dengan perempuan adalah Ajaran Islam pada hakikatnya mem- apakah asal kejadian berasal dari lelaki? berikan perhatian yang sangat besar serta Dalam perspektif Islam, pertanyaan terse- kedudukan terhormat bagi perempuan. but secara tegas dijelaskan dalam Al-Qur- Berkenaan dengan kedudukan perempuan, an. Di antaranya melalui Surah Al-Nissa’: Muhammad Al-Ghazali menegaskan bah- “Hai sekalian manusia, bertaqwalah ke- wa sejak zaman dahulu, perempuan me- pada Tuhanmu yang telah menciptakan miliki kedudukan istimewa dalam bidang kamu dari jenis yang sama dan darinya sosial dan urusan materi (Shihab, 2009: Allah menciptakan pasangannya dan dari 420). keduannya Allah memperkembangbiakkan “Kalau kita mengembalikan pandangan ke masa sebelum seribu tahun, maka kita lelaki dan perempuan yang banyak.” Ber- akan menemukan perempuan menikmati dasarkan ayat di atas dapat dinyatakan keistimewaan dalam bidang materi dan bahwa pandangan masyarakat yang meng- sosial yang tidak dikenal oleh perem- antar kepada perbedaan antara laki-laki puan-perempuan di kelima benua. Ke- dan perempuan dibantahkan oleh AL- adaan mereka ketika itu lebih baik di- Quran. Seperti termaktub dalam Al-Quran: bandingkan dengan keadaan perempu- “Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyia- an-perempuan Barat dewasa ini, asal saja kan amal orang-orang yang beramal, baik kebebasan dalam berpakaian serta per- lelaki maupun perempuan (QS 3: 195). gaulan tidak dijadikan bahan perban- dingan.” METODE Penelitian ini menggunakan pende- Sejalan dengan Al-Ghazali, Mahmud katan kualitatif. Sesuai dengan karakteris- Syaltut, mantan Syaikh Al-Azhar, mene- tik penelitian kualitatif, data dan hasil yang gaskan bahwa perilaku kemanusiaan anta- diperoleh adalah data verbal yang berupa ra lelaki dan perempuan hampir dapat di- deskripsi tentang sesuatu (Bogdan & Tay- katakan sama. Allah telah menganugerah- lor, 1992: 21), yaitu deskripsi tentang ek- kankepadaperempuansebagaimana meng- sistensi tokoh wanita dalam novel-novel anugerahkan kepada lelaki. Tuhan meng- karya Kuntowijoyo. Proses penelitian me- anugerahkan kepada mereka potensi dan rupakan penafsiran logika untuk menda- kemampuan yang cukup untuk memikul patkan makna dari sumber data yang di- tanggung jawab. Hal itulah yang menjadi- teliti, yaitu berupa novel (Nurgiyantoro, kan kedua jenis kelamin ini dapat melaksa- 1998:50). Dalam hal ini novel dapat dipan- kan aktivitas-aktivitas yang bersifat umum dang sebagai suatu bentuk komunikasi maupun khusus.Berdasarkan hal itulah, yang memiliki elemen-elemen, yaitu sum- hukum-hukum syariat pun meletakkan ke- ber atau pengirim pesan (pengarang), duanya dalam satu kerangka. Di satu sisi, Kemandirian Tokoh Wanita dalam Novel-novel Karya Kuntowijoyo 335 proses penciptaan, pesan, saluran (karya interaktif, bukan hierarkhis-kronologis. Pe- sastra yang ditulis), penerima pesan (pem- ngumpulan dan analisis data dikerjakan baca, peneliti), dan proses pemahaman secara serempak, bolak-balik, dan berkali- oleh pembaca/peneliti (Holsti, 1969:25). kali sampai titik jenuh, sesuai dengan ke- Karakteristik pendekatan kualitatif perluan dan kecukupan. Analis data untuk dianggap relevan dengan pertimbangan menghasilkan pemahaman yang menda- berikut. Pertama, bersifat alamiah, data lam dan utuh tentang eksistensi tokoh wa- dikumpulkan secara langsung dari situasi nita dalam novel-novel Kuntowijoyo. Da- sebagaimana adanya. Peneliti tidak mem- lam konteks ini, untuk memperkaya pe- beri perlakuan dan rekayasa tertentu ter- mahaman tentang tokoh wanita digunakan hadap data dan sumber data. Kedua, meng- perspektif gender berbasis pandangan Is- gunakan peneliti sebagai pengumpul data. lam yang dikenal dengan feminisme pro- Peneliti merupakan instrumen kunci baik fetik (Azis, 2007:213; Hilmy, 2008:244; Fa- dalam pengumpulan maupun analisis da- kih, 2000:45). ta. Ketiga, menggunakan analisis data se- Keabsahan data diperiksa dengan cara induktif. Teori yang dipahami digu- dua cara. Pertama, keabsahan data diperik- nakan untuk titik berangkat dan panduan sa dengan cara membaca dan menelaah awal dalam memahami realitas yang di- berkali-kali sumber data penelitian agar di- temukan dari data. Pemahaman data di- peroleh penghayatan dan pemahaman arti mulai dari realitas sehingga teori tidak di- yang memadai dan mencukupi. Pembaca- jadikan sebagai satu-satunya alat untuk an dan penelaahan berulang juga dilaku- analisis data. Keempat, bersifat deskriptif. kan terhadap berbagai sumber referensi Data yang diperoleh berupa uraian verbal yang relevan dengan fokus penelitian agar dan penyajian atau pelaporannya bersifat diperoleh pemahaman yang memadai dan deskriptif-eksplanatif. mencukupi. Kedua, keabsahan data diperik- Sumber data penelitian adalah novel- sa dengan cara mengecek kepada sejawat. novel karya Kuntowijoyo, yaitu (1) Khotbah Pengecekan sejawat dilakukan dengan cara di Atas Bukit, (2) Pasar, (3) Mantra Penjinak berdiskusi dan bertukar pikiran dengan te- Ular, dan (4) Wasripin dan Satinah. Pengum- man sejawat yang dianggap memiliki kom- pulan data menggunakan teknik studi do- petensi berkaitan dengan fokus penelitian. kumentasi atau kajian pustaka. Teknik ini digunakan karena sumber data bersifat fe- HASIL DAN PEMBAHASAN nomenologis dan idiografis, yakni paparan Penelitian ini berusaha mengungkap teks verbal dalam karya sastra. Sebelum eksistensi tokoh wanita dalam novel-novel melakukan kegiatan tersebut, peneliti me- karyaKuntowijoyo.Dengancarayangkhas, nyusun panduan pengumpulan, analisis melalui novel-novel yang ditulis, Kunto- dan interpretasi data sesuai dengan fokus wijoyo juga turut mempertanyakan dan masalah.Panduantersebutmerupakanpen- merefleksikan posisi dan peran perempuan jabaran konsep-konsep yang tercakup da- dalam kehidupan masyarakat. Tokoh-to- lam fokus dan subfokus masalah. koh wanita yang dihadirkan Kuntowijoyo Model analisis yang digunakan da- adalah tokoh-tokoh yang mandiri, dapat lam penelitian ini adalah model analisis bersikap dan menentukan pilihan sendiri, interaktif (Sutopo, 2002:95). Pengumpulan berada sejajar dan bahkan kadang-kadang data dan analisis data dikerjakan secara dapat “menentang” kehendak laki-laki. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 3, Oktober 2013 336 Walaupun berlatar budaya Jawa, tokoh luas dan terbuka kemungkinan untuk terus wanita yang dtampilkan jauh dari kesan dikenal dan dipelajari. Hal itulah yang wanita dalam stereotype budaya Jawa, yang menjadi penegas bahwa pengetahuan me- masih menggangap wanita sebagai konco nyangkut alam raya dapat mencakup ber- wingking. Tokoh wanita ditampilkan tidak bagai bidang atau disiplin ilmu. sekadar sebagai pelengkap dari dominasi Tokoh-tokoh wanita yang ada dalam tokoh laki-laki tetapi hadir secara utuh novel Kuntowijoyo merupakan sosok wa- melauli peran individu dan sosialnya. Ke- nita yang memiliki latar belakang pendi- mandirian tokoh-tokoh wanita dalam no- dikan yang cukup memadai. Dalam kon- vel Kuntowijoyo dikenali dengan beberapa teks ini, ukuran memadai dikaitkan de- penanda, yakni (1) latar belakang pendi- ngan keberadaan tokoh tersebut dalam re- dikan yang memadai; (2) memiliki peker- lasinya dengan tokoh lain yang ada dalam jaan sebagai sumber kehidupan; dan (3) ke- setiap novel. Tingkat pendidikan tokoh mandirian dalam bersikap dan menentu- wanita disesuaikan dengan posisi dan pe- kan pilihan. rannya bersamaan dengan tokoh-tokoh lain dalam keseluruhan cerita. Ada tokoh Tokoh Wanita Berpendidikan wanita yang berlatar pendidikan sebagai Dalam persepktif Islam, hak dan ke- mahasiswa filsafat (tokoh Popi dalam Khot- wajiban dalam belajar atau memperoleh bah di Atas Bukit), seorang wanita lulusan pendidikan ditujukan kepada laki-laki dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga (tokoh perempuan. Bahkan, wahyu pertama dari Lastri dalam novel Mantra Pejinak Ular), Al-Quran adalah perintah untuk membaca seorang wanita tamatan Sekolah Dasar (to- atau belajar dan perintah tersebut berlaku koh Satinah dalam novel Wasripin dan untuk semua, baik laki-laki maupun pe- Satinah), dan seorang wanita lulusan Se- rempuan. “Bacalah dengan (menyebut) na- kolah Bidan dan menjadi Pegawai Bank ma Tuhanmu Yang Menciptakan… (QS Pasar (Siti Zaitun dalam novel Pasar). Alaq:1). Secara khusus, Al-Quran memberi- Tokoh Popi dalam novel Khotbah di kan pujian kepada ulu al-albab, orang yang Atas Bukit merupakan simbol wanita mo- berdzikir dan memikirkan tentang kejadian dern (Popi pernah kuliah di fakultas filsa- langit dan bumi. Aktivitas dzikir dan pe- fat), yang tahu kerja rumah tangga tetapi mikiran menyangkut hal tersebut akan juga tahu mengatur laki-laki, seperti kata- mengantar manusia untuk mengetahui ra- katanya “hanya wanita nakal yang dapat hasia-rahasia alam raya. Aktivitas untuk menikmatkan lelaki”. Pada sisi lain, Popi mengetahui rahasia-rahasia alam raya itu- mengalah dan bersedia menghibur “suami- lah yang disebut pengetahuan (Shihab, nya” (Barman) yang lemah (impotensi). 2009:432) Popi juga berperilaku seperti pentobat (me- Selanjutnya, Shihab (2009:433) menje- lepaskan diri dari kehidupan kelam seba- laskan bahwa mereka yang disebut dengan gai wanita penghibur) dengan menyucikan ulu al-albab tidak terbatas pada kaum laki- diri dalam keheningan bukit. laki, tetapi juga kaum perempuan. Dengan Tokoh Popi memiliki masa lalu se- demikian, sebagaimana kaum laki-laki, bagai wanita penghibur dan dia memutus- kaum perempuan juga dapat berpikir, kan menerima tawaran Bobi untuk mene- mempelajari, dan mengamalkan apa yang mani Barman hidup di bukit yang sepi. diketahui dari alam raya. Alam raya sangat Dengan penuh kesadaran Popi mau Kemandirian Tokoh Wanita dalam Novel-novel Karya Kuntowijoyo 337 menerima tawaran Bobi dan dia merasa dan. Membuka jahitan di pasar Tegal- mendapat “kehormatan” untuk menjalan- pandan, setelah tamat SKK (Sekolah Ke- kan tugas itu. Di samping memiliki tubuh sejahteraan Keluarga). Ia adalah penyanyi keroncong di sebuah klub amatir, yang yang bagus, Popi juga wanita yang me- pasti muncul di pesta-pesta di kecamatan miliku kecerdasan dan intelegensi tinggi. itu. Ia menikah, suaminya meninggal, be- Popi sengaja dihadirkan sebagai penye- lum punya anak. Jadi, janda kembanglah. imbang bagi “pengembaraan” filosofis da- Setahun setelah suaminya meninggal, ia lam diri Barman. memutuskan untuk kembali ke pasar. Mertuanya berusaha mencarikan suami, Nyatanya, anak lelaki itu telah mem- tapi ditolaknya. Dikatakannya bahwa ia bawa perempuan itu padanya, semuanya ingin hidup sendiri tanpa kesibukan ru- mengagumkan cita rasa tuanya yang arif. mah tangga. Meskipun mertuanya, Pak- Bobi menunjukkan seorang dengan ko- denya, dan orang tuanya menyuruhnya mentar. “Ini hitam, manis Pap.” “Perem- tinggal di tempat mereka, ia berkeras un- puan ini intelegensinya tinggi, Pap. Se- tuk kembali ke pasar. Maka Pakdenya mampai. Tinggi kuning,” kata Bobi me- memberikan tempat itu. Akhir-akhir ini, nunjuk pada sebuah potret. “Dan, ia te- setelah menikah, kesibukkannya bertam- lah memutuskan untuk setia pada lelaki bah: banyak orang memintanya jadi juru mana pun. Seorang laki-laki.” Dalam rias temanten (Mantra Pejinak Ular: 108). warna hitam putih ia dapat membayang- kan kulit perempuan itu, gumpalan da- gingnya, tinggi badannya, kepadatannya. Sosok Satinah dalam novel Wasripin Terus saja ia minta supaya itulah yang dan Satinah digambarkan sebagai anak lu- dibawanya. “Ah, Papi sungguh pintar. lusan Sekolah Dasar.Setelah tamat Sekolah Itulah yang terbaik kukira. Nama perem- Dasar tidak melanjutkan sekolah tetapi di puan itu ialah Popi.” Sebuah nama yang rumah membantuayah ibunya berladang. serasa telah lama di kenalnya. “Popi, Sebagaimana disebutkan di atas, tingkat sungguh cantik namamu.” Katanya pada pendidikan tokoh wanita disesuaikan de- perempuan itu. Jika anak-anak akan ber- ngan keutuhan cerita dalam novel tersebut. main dengan boneka, Barman tua akan Dalam hal ini, deskripsi bahwa tokoh bermain-main dengan seseorang yang hidup dan hangat. Boneka yang hidup Satinah ditampilkan sebagai lulusan Seko- kenyal dagingnya, hangat tubuhnya lah Dasar menjadi relevan jika dihubung- (KdAB: 6-7). kan dengan keberadaan tokoh lain dalam novel ini, khususnya tokoh Wasripin. To- Dalam novel Mantra Pejinak Ular, pe- koh Wasripin digambarkan sebagai pe- san kesetaraan gender ditampilkan melalui muda pengangguran yang pernah hidup tokoh Lastri. Tokoh Lastri dideskripsikan menderita di kota besar. Satinah memiliki sebagai perempuan yang berpendidikan nama kecil, Satiyem. Oleh karena sering dan mandiri secara ekonomi. Lastri adalah sakit-sakitan dan pertumbuhan badannya lulusan Sekolah Kesejahteraan Keluarga tidak bagus, orang tuanya bersepakat (SKK) dan setamat dari SKK membuka mengganti namanya menjadi Satinah. usaha menjahit di pasar. Memanganak itu berangsur-angsur men- Berita bahwa Lastri menempati rumah jadi baik. Bahkan, setelah lulus SD tu- yang praktis serumah dengan Abu Kasan buhnya menjadi bongsor…. Satiyem ti- Sapari segera tersebar.Itu karena dulu dak melanjutkan sekolah tapi di rumah Lastri seorang primadona di Tegalpan- membantu-bantuayah-ibunyaberladang. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 3, Oktober 2013 338 Setelah bosan di rumah, Satiyem me- marah bertambah manis saja, pikir Paijo. nerima ajakan pamannya yang ahli siter Ia sudah lega, lalu pergi. (Pasar: 14). untuk bermain di “rumah iblis”. Suara- nya yang bagus ditambah tubuhnya Kehadiran tokoh wanita dalam no- yang bongsor dan wajahnya yang cantik vel-novel Kuntowijoyo dengan latar bela- memberinya peluang untuk jadi penya- kang pendidikan yang memadai dapat nyi dan berperan dalam adegan “potong menjadi penegas upaya untuk menghapus- leher”. (Wasripin dan Satinah: 45) kan atau menghilangkan ketidakadilan gender. Secara langsung maupun tidak Selanjutnya, dalam novel Pasar tokoh langsung, tokoh wanita yang ada dalam Siti Zaitun ditampilkan sebagai wanita Pe- novel-novel tersebut dapat menjadi inspi- gawai Bank Pasar walaupun memiliki latar rasi akan pentingnya kesadaran menyang- belakang pendidikan Sekolah Bidan. Pe- kut kesetaraan gender. Dengan bekal pen- nempatan Siti Zaitun sebagai Pegawai didikan yang dimiliki, seorang wanita me- Bank, orang kampung menyebutnya miliki kesempatan untuk memahami dan “Orang Bank”, sudah cukup memberi in- mengerti realitas kehidupan menjadi lebih formasi bahwa Siti Zaitun adalah tokoh baik. Pada gilirannya, kemampuan terse- wanita yang memiliki latar belakang pen- but akan berguna bagi diri sendiri, keluar- didikan yang memadai. ga, dan masyarakat sekitarnya. Kantor pasar itu bergandengan dengan Mengutip pendapat Syaikh Muham- Bank Pasar. Ada bedanya, kantor Bank mad Abduh, Shihab (2009:435) menegas- Pasar sedikit lebih putih temboknya. Siti kan bahwa kalaulah kewajiban wanita Zaitun, pegawai Bank Pasar itu, sungguh mempelajari hukum-hukum agama tam- berusaha supaya keadaan kantornya pak memiliki keterbatasan, sesungguhnya agak baik, ya begitulah. Kalau pegawai kewajiban mereka untuk mempelajari hal- Bank Pasar itu mengeluh tentang kan- tornya yang kotor orang akan bersimpati hal yang berkaitan dengan rumah tangga pada dia dan sebaliknya Pak Mantri akan sangat luas.Persoalan rumah tangga, pen- tersinggung… (Pasar: 4) didikan anak, dan persoalan-persoalan du- niawi lainya jauh lebih banyak daripada Tidak ada orang yang mengantri di loket, persoalan keagamaan. Dalam rangka men- Zaitun sedang menulis di meja.Paijo ter- capai kehidupan bahagia dunia dan akhi- tawa dan gadis itu menoleh.“Apa Pak Jo? rat, laki-laki dan wanita dapat berbagi pe- “Anu, Ning, burung dara Pak Mantri ran dalam bingkai kesetaraan untuk men- luka-luka berat”. Gadis Bank itu meletak- jalani kehidupan ini. kan pensil di meja.“Apa hubungannya dengan aku?” “Engkau pasti bisa meno- Tokoh Wanitayang Memiliki Pekerjaan longnya.” “Tidak. ”Dan gadis itu kemba- li menulis.Paijo melongok di jendela, itu sebagai Sumber Kehidupan tak mengenakkan Siti Zaitun.“Maaf, tak Dalam perspektif agama Islam, salah bisa. Sedang sibuk.” Paijo lebih maju me- satu hak yang dimiliki oleh wanita adalah longoknya di jendela. “Engkau kan per- memilih pekerjaan. Merunut kembali ke- nah sekolah bidan, to?” gadis itu melem- terlibatan wanita dalam pekerjaan pada parkan kertas-kertas dan mendekat ke masa awal Islam, tampak jelas bahwa ajar- jendela. “Bidan, juru rawat, itu mengurus an Islam membenarkan wanita aktif dalam orang. Bukan burung. Persetan.” Perem- berbagai aktivitas (pekerjaan). Para wanita puan itu kalau cantik, ketika marah- Kemandirian Tokoh Wanita dalam Novel-novel Karya Kuntowijoyo 339 boleh bekerja dalam berbagai bidang, baik “pekerjaan” sebagai wanita penghibur di dalam maupun di luar, baik secara man- yang memahami eksistensinya. Tokoh diri maupun bersama orang lain (Shihab, Lastri dalam novel Mantra Pejinak Ular me- 2009:429). miliki beberapa pekerjaan sekaligus, yakni Dalam sejarah kenabian, Khadijah penjahit, perias penganten, dan penyanyi binti Khuwailid, istri pertama Nabi Mu- keroncong.Tokoh Satinah dalam novel hammad saw. merupakan sosok pekerja Wasripin dan Satinah ditampilkan sebagai dalam bidang perdagangan yang ulet dan Pemain Kesenian Keliling (Tobong), penjual sukses. Hal itu dapat menjadi penanda kerajinan anyaman bambu, menjahit, dan yang cukup jelas bahwa wanita memiliki pengamendipasar-pasar.Bahkan pekerjaan hak untuk dapat menunjukkan kemandiri- yang dapat dikategorikan sebagai pekerja- annya, salah satu melalui aktivitas bekerja. an modern dilekatkan pada diri tokoh Siti Wanita dapat menggunakan waktu sebaik- Zaitun dalam novel Pasar, yakni sebagai nya-baiknya dan mengisinya dengan pe- pegawai Bank Pasar. kerjaan-pekerjaan yang bermanfaat. Aisyah Sebagai seorang wanita penghibur, r.a. diriwayatkan pernah berkata: “Alat pe- Popi tidak merasa kesulitan untuk menye- mintal di tangan wanita lebih baik dari- suaikan diri dengan tugas baru untuk me- pada tombak di tangan lelaki” (Shihab, 209: nemani kehidupan Barman. Bahkan, ke- 431). sempatan itu dijadikannya sebagai upaya Sejalan dengan latar belakang yang melepaskan diri dari hidup masa lalunya. dimilikinya, tokoh wanita dalam novel Pertemuan Popi dengan Barman seakan- Kuntowijoyo ditampilkan sebagai sosok akan adalah pertemuan yang sudah diren- yang mandiri melalui pekerjaan-pekerjaan canakan jauh sebelumnya. Popi tidak me- yang dilekatkan pada masing-masing to- rasa terbebani menjalani tugas itu walau- koh. Meskipun ditampilkan secara sekilas pun dirinya berada dalam penguasaan dalam rangkaian keseluruhan cerita, infor- orang lain, Bobi dan Barman. masi mengenai pekerjaan yang melekat Perempuan itu tenang-tenang di hadap- pada masing-masing tokoh wanita cukup annya. Dan bagai menjatuhkan kartu di menggambarkan keinginan Kuntowijoyo meja ia pun mengangguk setuju. “Se- dalam menghilangkan diskriminasi atau tuju.” Inilah perempuan bagi hari tua- ketidakadilan gender. Kesadaran akan pen- nya: sebagai balas budi pada anaknya, ia tingnya menghapuskan ketidakadilan gen- diminta untuk mengucapkan beberapa der harus terus disuarakan melaui berbagai kalimat, tak peduli apa artinya serta me- nandatangani surat-surat di hapadan pe- sarana dan media, salah satunya melalui tugas. Itu dilakukan dengan sembarang- karya sastra (novel). Harapannya, akan an. Kalau perempuan tak perlu jaminan muncul kesadaran yang semakin meluas apa pun, untuk apa surat-surat itu? Per- tentang pemahaman hak dan kewajiban janjian tak diperlukannya lagi. Perempu- antara wanita dan laki-laki secara propor- an itu pun menurut, seolah ia sendirilah sional. yang sungguh berkeinginan dan bukan Dalam novel-novelnya, Kuntowijoyo atas kemauan Bobi atau Barman (Khotbah melekatkan pekerjaan yang relevan dengan di Atas Bukit: 4-5). perkembangan karakter tokoh. Secara dia- Tokoh Lastri dalam novel Mantra lektik dan unik, pada diri tokoh Popi da- Pejinak Ular dideskripsikan sebagai perem- lam Khotbah di Atas Bukit dilekatkan puan yang berpendidikan dan mandiri Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 3, Oktober 2013 340 secara ekonomi. Lastri adalah lulusan Se- dia dan pamannya tidak perlu lagi naik kolah Kesejahteraan Keluarga (SKK) dan colt (Wasripin dan Satinah: 56-57). setamat dari SKK membuka usaha men- Dalam novel Pasar, tokoh Siti Zaitun jahit di pasar. Di samping itu, ia juga men- jadi penyanyi keroncong di sebuah klub adalah orang yang dipercaya mengelola amatir, yang muncul di pesta-pesta di kota sebuah Bank Pasar. Dalam kesehariannya, kecamatan itu. Bahkan, masyarakat telah Siti Zaitun selalu berinterakasi dengan Pak mengganggap Lastri sebagai primadona Mantri, sosok yang memiliki kekuasaan musik keroncong. Lastri menikah tetapi ti- mengelola pasar di kecamatan itu. Dalam dak lama kemudian suaminya meninggal interaksi dengan Pak Mantri itulah keman- dan belum memiliki anak. Setahun setelah dirian dan eksistensi Siti Zaitun tampak suaminya meninggal, ia memutuskan un- mengemuka. Bank Pasar yang dikelolanya tuk kembali ke pasar melanjutkan usaha menghadapi masa-masa sulit dan hampir menjahit. bangkrut karena para pedagang pasar eng- Tokoh Satinah dalam novel Wasripin gan menabung.Keengganan itu penyebab- dan Satinah berupaya hidup mandiri de- nya sepele, yakni burung dara Pak Mantri ngan bekerja serabutan. Diawali dari men- Pasar. Burung dara Pak Mantri yang ber- jadi pedagang soto di pasar, menjadi pe- jumlah ratusan itu sering merusak dan ngamen keliling dari pasar ke pasar, men- menggangu dagangan yang akhirnya me- jual hasil anyaman bambu, dan menjahit. nyebabkan kerugian bagi pedagang. Semua pekerjaan itu dilakukan Satinah … Sesungguhnya ia dapat saja menolak. dengan penuh kesadaran dan kemandirian. Ia pegawai Bank dan bukan pegawai Dia tidak ingin mengambil jalan pintas pasar. Betul ia pernah sekolah juru rawat dengan mengandalkan kecantikan untuk orang, bukan juru rawat burung. Keter- melacurkan diri. Ketika ada seorang pe- laluan. Ini mesti tingkah Paijo, pikir Siti Zaitun.Ia bosan dengan setiap hari me- milik rumah bordil menawari pekerjaan lihat burung-burung dara. Lihatlah, me- yang ringan dengan hasil yang lebih ba- janya tak pernah luput dari tahi burung. nyak, dengan tegas Satinah menolaknya. Sabar, sabar. Belum waktunya ia harus Satinah dan pamannya menyewa sebuah memutuskan hubungan dengan Pak rumah yang masih berdekatan dengan Mantri Pasar. Ataukah ia akan memper- bekas koplakan, supaya dekat ke mana- gunakan waktu itu untuk mengusulkan mana. Mereka dapat ke pasar TPI, demi- sesuatu pada laki-laki tua itu, berkenaan kian juga ke pasar-pasar lain. Cincin Sa- dengan burung-burung dara itu? (Khot- tinah dilepas untuk membeli mesin jahit bah di Atas Bukit: 16) dan pamannya di waktu sore akan mem- buat anyaman bamboo. Dengan mudah Dalam konteks Islam, tentu tidak se- mereka memasarkan anyaman bambu mua bentuk dan ragam pekerjaan dapat di- karena tiap hari mereka ke pasar. Di de- lakukan seorang wanita. Dengan batasan pan rumah sewa mereka ada tulisan yang jelas, berkaitan dengan keterlibatan “Modiste Sati”. Dari pekerjaan menjahit wanita dalam pekerjaan terdapat rumusan Satinah dapat membeli sepeda motor kriteria yang menjadi panduan. Simpulan butut. Dengan sepeda motor itu peker- akhirnya, wanita dapat melakukan pekerja- jaan berjalan kaki, naik andong, colt, atau ojek berkurang. Untuk ke pasar di TPI itu an apa pun selama ia membutuhkannya atau pekerjaan itu membutuhkannya. Kemandirian Tokoh Wanita dalam Novel-novel Karya Kuntowijoyo
Description: