ebook img

jurnal basicedu kenangan masa lalu, pendidikan dan pengajaran dalam puisi-puisi chairil anwar PDF

16 Pages·2017·0.46 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview jurnal basicedu kenangan masa lalu, pendidikan dan pengajaran dalam puisi-puisi chairil anwar

Jurnal Basicedu Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018 Halaman 120-134 JURNAL BASICEDU Research & Learning in Elementary Education http:// stkiptam.ac.id/indeks.php/basicedu KENANGAN MASA LALU, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM PUISI-PUISI CHAIRIL ANWAR Miswar1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau1 [email protected] Abstrak Puisi adalah salah satu karya sastra yang populer dalam dunia kesusastraan, baik di Indonesia maupun di tingkat dunia. Banyak pihak merasa kesulitan untuk memahami puisi secara tepat dan benar. Sebab, untuk memahami puisi tidak semudah memahami tulisan ilmiah. Dalam puisi, tidak menggunakan bahasa seperti dalam tulisan ilmiah, tetapi banyak menggunakan kata yang mengandung makna ganda. Menterjemahkan puisi, antara seseorang dengan yang lain, mungkin hasil akan berbeda. Ini, tergantung dari sudut pandang masing-masing. Sebenarnya, untuk dapat memahami dan menterjemah puisi dengan baik, paling tidak harus memahami dua unsur yang membangun puisi, yaitu unsur intrinsik, dan ekstrinsik karya sastra. Kajian ini mencoba untuk melihat tentang: (1). Adakah suasana kenangan masa lalu dalam puisi Cahril Anwar? (2). Apakah ada manfaat puisi-puisi Chairil Anwar untuk pendidikan dan pengajaran? Hasil kajian ini menujukkan bahwa, puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai berbagai kenangan masa lalu, dan puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai manfaat bagi pendidikan dan pengajaran. Kajian ini menggunakan analisis kualtitatif, yaitu sebuah analisis menggunakan logika berfikir, dan pendekatan sosio-budaya dalam memaknai karya sastra. Kata Kunci: Masa Lalu, Pendidikan, Pangajaran Abstract Poetry is one of the most popular literary works in the world of literature, both in Indonesia and level in the world. Many people find it difficult to understand the poem correctly and correctly. Because, to understand poetry is not as easy to understand scientific writing. In poetry, not using language as in scientific writing, but many use words that contain multiple meanings. Translating poetry, between someone with another, may result differently. This, depending on the point of view of each. In fact, to be able to understand and interpret poetry well, at least must understand the two elements that build poetry, namely intrinsic elements, and extrinsic works of literature. This review attempts to look at: (1). Is there an atmosphere of past memories in Chairil Anwar's poetry? (2). Is there any benefit to Chairil Anwar's poems for education and teaching? The results of this study shows that the poems of Chairil have various memories of the past, and the poems of Chairil have benefits for education and teaching. To prove the results of this study, the reviewers used qualitative analysis, an analysis using thinking logic, and socio-cultural approach in interpreting literary works. Keyword: The Past, Education, Teaching @Jurnal Basicedu Prodi PGSD FIP UPTT 2018  Corresponding author : Address : Jl. Tuanku Tambusai No.23 Bangkinang Kota ISSN 2580-3735 (Media Cetak) Email : [email protected] ISSN 2580-1147 (Media Online) Phone : 085265768788 Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 120 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar PENDAHULUAN perguruan tinggi, dan tujuan khusus ini Topik artkel ini adalah: Kenangan tergantung pada masing- masing tingkat Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran Dalam sekolah yang bersangkutan. Menurut Puisi-Puisi Chairil Anwar mengandung, Sardiman A. M (1986), tujuan pendidikan berbagai nilai positif untuk kehidupan adalah membentuk manusia susila yang cakap manusia. Gambaran kehidupan manusia, dan warga negara yang demokratis serta terdapat dalam puisi Chairil dengan berbagai bertanggung jawab tentang kesejahteraan aspek dan dinamikanya. Pada umumnya, karya masyarakat dan tanah air. sastra mengandung nilai-nilai pendidikan dan Dalam dunia sastra, masalah pengajaran untuk pembaca. Tujuan pendidikan kecakapan dan kecerdasan memegang andil adalah untuk mewujudkan dan membentuk untuk dapat memahami karya sastra. Tanpa manusia seutuhnya, seimbang lahir dan batin. kecakapan dan kecerdasan, mungkin kita akan Pendidikan yang diselenggarakan pemerintah, sulit untuk mengerti pesan yang terkandung di pada dasarnya adalah untuk mencerdaskan dalam karya sastra tertentu, terlebih lagi kehidupan bangsa, sesuai dengan tujuan terhadap puisi. Tidak semua karya sastra itu negara dan bangsa Indonesia yang terdapat dapat ditafsirkan dengan mudah. Ada dua sifat dalam pembukaan UUD 45 alinea ke empat. karya sastra akan ditemukan pembaca. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk Pertama, sifat karya sastra yang lebih mudah mewujudkan cita-cita bangsa dalam mencapai dipahami. Kedua, sulitnya pembaca untuk masyarakat adil dan sejahtera lahir dan batin. menafsirkan dan menemukan makna yang Belajar merupakan kewajiban bagi terkandung di dalam sebuah karya sastra. setiap individu, dan wajib didukung Kesulitan dalam menafsirkan sebuah karya pemerintah.Tidak hanya sekadar belajar, tetapi tertentu disebabkan oleh pesan yang juga wajib belajar, merupakan usaha disampaikan tidak dinyatakan secara jelas, pemerintah untuk memberantas orang yang tetapi ia tersembunyi di dalam karya itu buta aksara. Hasil belajar merupakan penentu sendiri. Kalau kecakapan ilmu tentang sastra keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran tidak diketahui dan tidak dimiliki pembaca, (Fadhilaturrahmi, 2017). Pendidikan yang maka akan terjadi jarak antara karya sastra diberikan bagi mereka yang buta huruf dikenal dengan pembaca sastra. Bahkan mungkin akan dengan paket pembelajaran lmelalui program terjadi ketidak-kenalan masyarakat terhadap Pemberantasan Buta Huruf . Mereka yang buta sastra, seperti apa yang diterangkan oleh aksara diberikan pelajaran khusus melalui Muhammad Ali melalui pengamatannya Paket A, Paket B dan lain sebagainya. Usaha- bahwa, ―Masyarakat kita masih berada jauh usaha yang dilakukan pemerintah diatas terpisah dari puisi, baik puisi daerah, puisi bertitik tolak dari UUD 45 dan tujuan negara tradisional, apalagi puisi modern‖ (Ali, yang tercantum di dalam pembukaan UUD 45. Muhammad, 1986). Di dalam GBHN, ketetapan No.II/MPR/1983 Kedudukan manusia dan sastra diterapkan tujuan pendidikan secara nasional memiliki peranan masing-masing. Manusia yaitu, meningkatkan ketakwaan terhadap adalah sebagai pencipta karya sasrta dan karya Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan sastra itu dikembalikan kepada keterampilan, mempertinggi budi pekerti, manusia/pembaca untuk dinikmati, dihayati memperkuat kepribadian, dan mempertebal dan bahkan lebih dari itu, karya sastra dapat semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar mendidik pembaca terutama untuk dapat menumbuhkan manusia-manusia memperhalus perasaan dan membentuk pembangunan yang dapat membangun dirinya kepribadian. Dari penilaian yang demikian serta bersama-sama bertanggung jawab atas terhadap karya sastra dan hubungannya pembangunan bangsa, (GBHN, 1986/1987). dengan manusia, maka jelaslah bahwa antara Selain itu, pada dasarnya pendidikan manusia dengan karya sastra terdapat itu adalah dalam rangka mengembangkan hubungan yang tak dapat dipisahkan. kondisi yang ada pada diri anak didik, Kedekatan hubungan antara manusia dan membina dan membentuk kepribadiannya. sastra dapat dilihat dari keterangan berikut ini Kalau kita ingin melihat lebih khusus, maka bahwa, sebagaimana halnya kebudayaan atau pendidikan itu mengarah kepada tujuan yang kesenian, maka sastra sebagai salah satu unsur diharapkan berbagai jenjang pendidikan yang sastra yang paling dominan dan setia, tiadalah ada. Tujuan khusus pendidikan akan dilihat dapat diwujudkan dalam bentuk yang nyata pada sekolah dasar, sekolah menengah tanpa kehadiran manusia (Ali, Muhammad, pertama, dan sekolah menengah atas serta 1986). Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 121 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar Menurut T.S Elio, puisi bukan semata- lebih mementingkan pendalaman dalam mata lontaran emosi yang diekspresikan begitu berkarya, bukan mengandalkan, ― wahyu ― saja tanpa suatu vitalitas, (Eliot dalam yang temproral yang mendorong seseorang Suharianto, 1982). Sebuah karya puisi secara mendadak untuk berkarya (Hamidy, diperlukan analisis sehingga apa yang 1984). Puisi-puisi Chairil dikumpulkan dalam disampaikan seorang penyair di dalam beberapa kumpulan sajak seperti, Deru karyanya, agar dapat dicerna pembaca, Campur Debu, Kerikil Tajam Yang Terampas dihayati dan dinikmati dengan baik. Semakin dan yang Putus, dan Tiga Menguak Takdir. pandai pembaca menganalisis sebuah karya Ketiga kumpulan sajak itu, disatukan menjadi sastra maka semakin cepat dan jelaslah pesan satu buku: ―Aku Ini Binatang Jalang‖. Buku diterima pembaca. Semakin jelaslah bagi itulah yang dijadikan bahan kajian utama pembaca, untuk sampainya pesan dengan baik, jurnal ini. diperlukan faktor lain seperti, daya imajinasi yang tinggi, daya nalar yang luas dan yang II. Masalah Kajian lebih penting lagi adalah daya intelektual dari Membicarakan puisi Chairil, akan seorang penikmat dan pecinta seni sastra. ditemukan pesan-pesan yang kompleks di Apabila syarat di atas tidak dimiliki, maka dalamnya. Salah satu puisinya yang menarik pesan yang ada dalam karya sastra tidak dapat adalah, sajak ―Isa― yang melukiskan kita pahami dengan sempurna. Apabila kita kepercayaan agama kristen, padahal Chairil tidak dapat memahami pesan yang ada orang Islam. Di samping itu, sajak-sajak didalam karya sastra, maka karya sastra tidak Chairil merupakan renungan-renungan tentang dapat memberikan manfaat dan tidak kehidupan, lukisan-lukisan perasaan manusia, bermakna di mata pembaca. Sehubungan tetapi pada kesempatan ini pengkaji ingin dengan ini, di katakan bahwa, karya sastra itu melakukan kajian terhadap puisi-puisi Chairil. baru bermakna apabila masyarakat yang Kajian ini dilakukan dari sudut pandangan dan menyambutnya dapat memahami maksudnya, pendekatan berbeda dari kejian terdahulu. (Mulyana dalam Hamidy, 1983). Kajian ini, menggunakan analisis kualitatif Kajian terhadap karya sasatra memiliki dan pendekatan sosio-budaya. Melalui relevansi dengan pendidikan dan pengajaran. pendekatan ini, maka penelitian ini dikaji Relevansi kajian ini dapat dilihat dari berdasarkan latar belakang kehidupan Chairil, penyajian mata pelajaran Bahasa Indonesia di yang dihubungkan dengan kehidupan sosial sekolah. Disamaping disajikan pengetahuan dan budaya ketika karya itu diciptakan. tentang bahasa Indonesia secara umum, juga Di samping pendekatan ini, diajarkan sastra Indonesia. Ini dapat dlihat di pengetahuan dan pengalaman pengkaji selama dalam buku pegangan bahasa dan sastra menuntut ilmu di perguruan tinggi dalam Indonesia Jilid II, ada beberapa pokok mengapresiasikan puisi, dapat membantu pelajaran diajarkan kepada siswa SMA. pengkaji dalam kajian ini. Tak kalah ―Pokok bahasan tersebut adalah, wacana, kosa pentingnya dalam menunjang kelancaran pada kata, struktur, menulis, keterampilan kajian yang dilakukan ini adalah pandangan berbahasa, dan apresiasi bahasa dan sastra dan pendapat pakar yang bersangkut-paut Indonesia (Suryadi, 1987). Khusus pada pokok dengan masalah puisi. Adanya pendapat para bahasan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia, ahli, maka dapat membantu mengungkapkan ada kegiatan atau sub pokok bahasan apresiasi arti atau makna yang terkandung di dalam puisi. Apresiasi terhadap puisi ini berdasarkan sebuah karya sastra, khususnya terhadap kepada angkatan yang ada di dalam pengkajian puisi. Disamping itu, untuk kesusastraan Indonesia. Misalnya apresiasi mengungkapkan atau arti yang terkandung di terhadap puisi angkatan Pujangga Baru dan dalam sebuah puisi atau sastra secara umum, apresiasi puisi Angkatan 45. maka lahirlah pendapat para ahli sastra, yang Menurut Hamidy, (1984) pernah mengungkapkan: ada yang berpendapat membahas tentang Chairil, bahasan itu adalah bahwa, arti itu dapat dilihat dengan hanya bersifat umum. Di sana disinggung tentang mempelajari teks itu sendiri. Dengan kata lain, konsep kepenyairan Chairil, sedikit tentang menggunakan alasan yang dikemukakan di karyanya dan latar belakang Chairil dalam teks itu. Ada pula pendapat lain bahwa, melahirkan sajak-sajaknya. Dalam bahasan itu ―arti― itu hanya dapat ditemui dengan diterangkan tentang penciptaan puisi. Dalam menghubungkan teks itu dengan pengkajinya, penciptaan puisi, ―Chairil sangat menekankan mengembalikan kepada pengkajinyan (Yunus, supaya seniman punya ketajaman. Dia harus 1985). Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 122 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar ini: (1). Apakah ada suasan kenangan masa Karya sastra, seperti diketahui adalah lalu dalam puisi-puisi Chairil Anwar? (2). merupakan gambaran kehidupan manusia. Apakah puisi-puisi Chairil Anwar bermanfaat Lahirnya karya sastra dapat terjadi oleh untuk pendidikan dan pengajaran? berbagai hal. Tergantung dari situasi dan kondisi tertentu, juga dapat ditentukan oleh III. Metodologi dan Sampel Kajian sisi pandangan dan daya tangkap seorang Bentuk kajian ini adalah kajian sastrawan terhadap realitas yang ada ditengah kualitatif. Metode kualitatif adalah metode kehidupan ini. terkadang lahirnya sebuah kajian yang dikembangkan berdasarkan hasil karya sastra disebabkan oleh reaksi tertentu penelitian di lapangan, secara langsung terhadap lingkungan. Berkenaan dengan hal peneliti melakukan penelitian kepada sumber itu, dikatakan oleh Umar Yunus bahwa, data/responden. Hasil yang diperoleh dalam sebuah karya sastra pada hakekatnya mungkin metode penelitian kualitatif berupa dokumen- merupakan reaksi terhadap suatu keadaan dokumen, baik dokumen pribadi peneliti, (Yunus, dalam Satyagraha, 1985). catatan lapangan, ucapan dan tindakan Adanya karya sastra karena ada hal-hal responden, dan lain-lain. Analisis dilakukan tertentu yang menyebabkan lahirnya karya itu. sejak awal hingga akhir penelitian Disamping itu, karya sastra bukanlah sebuah (Burhanuddin, 2013). karya yang tidak memiliki makna, tetapi Melalui metode ini, pengkaji sebenarnya di dalam karya sastra sudah mendeskripsikan hasil kajian berdasarkan dituangkan ide, pesan, semangat, dan nilai- kepada kajian perpustakaan (library research). nilai tertentu yang bermanfaat bagi pembaca. Dalam kajian ini, pengkaji berpedoman pada Baik prosa maupun puisi, keduanya buku bacaan yang berhubungan dengan mempunyai arti tersendiri. Pada puisi misalnya masalah yang diteliti. Selain itu, kajian ini dikatakan seorang sastrawan terkemuka memerlukan pandangan dan pendapat para bahwa, puisi bukanlah semata-mata lontaran ahli yang diambil dari sumber bacaan yang emosi yang diekspresikan begitu saja tanpa ada. Sebagai populasi pada kajian ini adalah suatu vitalitas (T.S Eliot dalam Suharianto, keseluruhan karya Chairil Anwar yang telah 1982) . terhimpun dalam buku: ―Aku Ini Binatang Dengan kata lain, karya sastra bermakna Jalang‖. Sedangkan sebagai sampel pada dan bermanfaat untuk pembaca. Untuk kajian ini diambil dari sebagian karya Chairil menemukan manafaat sebuah karya sastra itu, Anwar. Pengambilan sampel ini merupakan tergantung dari pengetahuan dan pengalaman perwakilan dari populasi yang mendukung pembaca dalam menangkap isi dari bacaan terhadap kajian ini. Dalam pengambilan yang dibacanya. Untuk penyusun kerangka sampel dapat dijelaskan bahwa, ―Sebenarnya berfikir memahami karya sasatra dapat dilihat tidaklah ada suatu ketetapan mutlak berapa dari: (1). Lahirnya karya sastra karena adanya persen suatu sampel diambil dari populasi. sebab-sebab tertentu. Kadang kala lahirnya Ketetapan yang itu, tidak perlu menimbulkan karya sastra disebabkan oleh reaksi terhadap keraguan kepada seorang peneliti (Sutrisno, lingkungan atau suatu keadaan, (2). Karya 1986 ). puisi bukanlah suatu karya yang tanpa Seperti dijelaskan, kajian ini berbentuk memiliki makna atau pesan. Dalam sebuah kajian kualitatif yang didukung oleh sumber- karya puisi terkandung makna, isi, dan sumber kepustakaan. Untuk mengumpulkan semangat, (3). Puisi-puisi Chairil Anwar data pada kajian adalah dengan cara: (1 ). merupakan puisi yang tidak mudah dimengerti Teknik Kepustakaan adalah salah satu teknik begitu saja. Untuk itu, diperlukan ketajaman pengumpulan data dengan membaca buku- fikiran untuk menalar dan mengungkapkan buku sumber yang berhubungan dengan makna yang terkandung di dalamnya, dan (4). masalah yang diteliti. Setelah dibaca dilakukan Kita menyadari bahwa tidak semua pembaca pengutipan dan dari hasil kutipan itu dijadikan yang dapat mencari sesuatu yang disampaikan landasan pada kajian ini. (2). Teknik pengarang di dalam sebuah karya sastra, Observasi yang bermakna bahwa, teknik sehingga diperlukan kritikus sastra dan observasi adalah salah satu teknik yang pengkaji sastra untuk mengungkap pesan digunakan dalam pengumpulan data. Pada dalam sebuah karya sastra. Berdasarkan teknik observasi ini dilakukan klasifikasi fenomena dan asumsi tersebut, maka pengkaji terhadap suasana batin yang terdapat di dalam mencoba merumuskan masalah kajian yang buku puisi Chairil Anwar. akan dibahas dan dikembangkan dalam jurnal Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 123 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar Setelah data terkumpul, maka data yang Adanya suasana batin masa lalu dalam diperoleh akan dianalisis berdasarkan cara- puisi Chairil Anwar, ada penyebab lahirnya cara yang lazim dipergunakan dalam kajian puisi dengan suasana batin itu. Karena itu, ilmiah. Dalam analisis data, ada dua teknik perlu dijelaskan pengertian tentang suasana analisis, yaitu analisis statistik dan tanpa batin dalam puisi Chairil Anwar itu. Suasana menggunakan statistik. Hal ini sejalan dengan batin kenangan masa lalu adalah: suasana pandangan Lutfi, Muchtar (1984). Menurut batin yang terdapat di dalam puisi Chairil yang Lutfi, Muchktar (1984), teknik kajian yang merupakan kenangan pada masa lalu, baik dimaksudkan, ialah pertama teknik yang dirasakan Chairil maupun yang dialami menganalisis data tanpa mempergunakan pihak lain dalam berbagai aspek kehidupan. statistik, kedua dengan menggunakan statistik Suasana batin keresahan adalah: keadaan atau (Lutfi, Muchtar, 1984). Karean itu, kajian ini suasana keluh kesah jiwa Chairil yang menggunakan analisis kajian tanpa statistik tergambar dalam sajak-sajaknya. Sajak-sajak (kualitatif). Kajian ini dilakukan dengan Chairil terlahir, karena ada penyebab- menggabungkan data, pendapat-pendapat penyebab tertentu. Kerena itu, dalam kajian ini pakar dalam bidang sastra, dan akan dikaji penyebab timbulnya, suasana menggabungkan logika-logika berfikir, batin kenangan masa lalu dan manfaat puisi- sehingga melahirkan kesimpulan. Dengan puisi Chairil Anwar dalam bidang pendidikan demikian, kajian jurnal ini menggunakan dan pengajaran. kajian kualitatif yang bersifat distkriptif. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam jurnal ini akan dibahas secara mendalam IV. Pembahasan dan Hasil Kajian berkaitan relavansi kajian dengan Karya sastra adalah merupakan salah menggunakan analisis data kualitatif. Kajian satu bentuk karya yang dihasilkan melalui ini dibagi menjadi dua kategori pokok proses kreatif-imajinatif pengarang. Karya pembahasan ditinjau dari masalah kajian sastra dibangun atas dasar dua unsur, yaitu seperti: (1). Ada suasana batin kenangan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. masa lalu dalam puisi-puisi Chairil Membicarakan tentang unsur ekstrinsik, maka Anwar.(2). Ada manfaat Puisi-Puisi Chairil kita akan berhubungan dengan unsur Anwar untuk pendidikan dan pengajaran. pembentuk karya sastra yang berasal dari luar Seterusnya, masalah kajian ini, dapat diri pengarang. Unsur pembentuk karya sastra diuraikan dan kembangkan sebagai berikut di yang berasal dari luar dapat dijelaskan seperti, bawah ini. lingkungan, sosial budaya, situasi tertentu, politik dan lain-lain. Unsur instrinsik 1. Suasana Batin Kenangan Masa Lalu merupakan unsur pembentuk karya sastra yang Dalam Puisi-puisi Chairil Anwar terdapat di dalam karya sastra itu sendiri. Unsur instrinsik dapat diketahui melalui Berdasarkan hasil kajian H. B. Jassin keseluruhan bentuk dari sebuah karya sastra (1985) segala tulisan Chairil Anwar telah tertentu. Unsur instrinsik dalam puisi dapat berhasil dikumpulkannya, baik prosa, puisi dikemukakan beberapa contoh antara lain: asli maupun terjemahan. Ternyata bahwa, mitos (tema), pola baris, persajakan (aa-aa, selama tahun 1949 Chairil telah membuat 70 dan ab-ab) dan irama, mengalun, sajak asli, 4 sajak saduran, 10 sajak perlambangan dan kiasan dan lain sebagainya. terjemahan dan 4 prosa terjemahan. Kesemua Karya sastra yang berbentuk puisi, karya Chairil adalah berjumlah menjadi 49 dijumpai pembentuk atau pembangunnya yang buah tulisan (Jassin, 1985). Dalam catatan khas. Menurut Hamidy, ada empat bagian dari buah karya Chairil Anwar, ada yang asli bangunan puisi yang amat penting maupun yang tidak asli. Dalam penyajian hasil diperhatikan, yaitu: Mitos (myth), Pola baris kajian ini, pengkaji hanya mengkaji sajak- (metter), Persajakan dan irama (rhythm), dan sajak aslinya saja, yaitu terdiri dari 70 buah Metapor (perlambangan dan kiasan), (Hamidy, sajak. Dengan demikian, sebagai titik fokus 1983). Unsur-unsur bangunan puisi diatas pada penyajian ini, betul-betul merupakan mempunyai fungsi masing-masing sebagai karya yang pernah dihasilkan Chairil sejak pembangun sebuah puisi. Apabila salah satu tahun 1942 sampai tahun 1949. Hal ini unsur saja tidak ada pada karya puisi mungkin dimaksudkan agar dalam penyajian kajian ini, puisi itu dipandang kurang sempurna dan akan memberikan kejelasan kepada kita barangkali tidak menarik bagi para pembaca. bahwa, apa-apa yang dikemukan merupakan Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 124 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar potret diri Chairil Anwar, cita-cita dan vitalitas Indonesia Moderen (Bustanul, 1986). Seperti Chairil sebagai sastrawan Angkatan 45. diterangkan di atas bahwa, ada 70 sajak asli Berkaitan dengan pernyataan di atas, yang pernah dihasilkan Chairil. Dari 70 sajak pernah dikatakan Jassin, bahwa ada sajak- itulah pengkaji melakukan kajian suasana sajak Chairil yang sangat dipengaruhi oleh batin yang ada di dalam puisi-puisi Chairil. pengarang-pengarang Barat. Sajak ―kepada Analisis yang dilakukan terhadap puisi Chairil kawan‖, memperlihatkan pengaruh kentara dilihat pada dua aspek: (1). Suasana Kenangan dari Marsman (De hand van den Dichter) dan masa lalu dalam puisi Chairil, dan (2). Slauerhoff (In Memoriam Mijzelf). Manfaat Puisi-Puisi Chairil Anwar Dalam Selanjutnya, diterangkan Jassin bahwa, Bidang Pendidikan dan Pengajaran. pengaruh itu kelihatan dalam semangat, Seperti dijelaskan di atas bahwa, penggunaan kata-kata, dan pebandingan- pengertian suasana batin kenangan masa lalu perbandingan. Tapi dalam keseluruhannya dalam puisi-puisi Chairil adalah: suasana batin sajak ini mengandung dunianya sendiri yang terdapat di dalam puisi-puisi Chairil sehingga cendrung menggolongkannya dalam Anwar yang merupakan kenangan atau sajak asli, (Jassin, 1985). gambaran kehidupan Chairil pada masa lalu Apabila seseorang terbukti melakukan dalam berbagai pengalaman hidupnya. Sebuah kesalahan satu kali saja dan hal itu benar- kenangan yang terlukis di dalam sajak yang benar dilakukannya, maka kebiasaan kita berjudul: ―Ajakan‖ dapat kita lihat pada bait- adalah kurang menghargai orang yang bait sajak di bawah ini. melakukan kesalahan tersebut. Kalaupun dihargai, itupun dalam kadar yang minimal. AJAKAN Seperti yang pernah dilakukan Chairil Anwar, pencurian terhadap karya orang lain dan Ida dianggap sebagai karya kita sendiri, yang kita Menembus sudah caya kenal dengan sebutan flagiat. Tentang flagiat Udara tebal kabut yang pernah dilakukan Chairil, seringkali Kaca hitam lumut menjadi topik pembicaraan yang hangat bagi Pecah pencar sekarang para sastrawan. Sehingga akhirnya sampai Mari ria lagi pada kegiatan menelanjangi Chairil dan Tujuh belas tahun kembali mencurigai karya-karya yang lainnya. Hal ini Bersepeda sama gandengan terlihat dari pandangan Slamet Mulyana, yang Kita jalani ini jalan mengganggap ada pengaruh sajak Marsman Ria bahagia ―In Memoriam‖ dalam sajak ―Aku‖ Chairil Tak acuh apa-apa Anwar. Tetapi dalam hubungan ini H.B. Jasin Gembira – riang mengatakan, pada hemat saya pengaruh itu Biar hujan datang dengan kata-katanya sendiri: ada segi Kita mandi basahkan diri persamaan dengan pikiran Marsman – tidak Tahu pasti sebentar kering lagi ada sama sekali dan sangat dicari-cari, (Jassin, 1985). Sajak yang berjudul ―Ajakan‖ diatas Ada pihak mengakui bahwa, Chairil ditujukan Chairil buat seseorang. Ajakan Anwar melakukan flagiat, namun Chairil ditujukan kepada ida untuk melekukan apa dipandang sangat berjasa dalam saja, yang penting tidak menganggu mengembangkan kesusastraan Indonesia. kepentingan orang lain. Chairil mengajak ―kita Disamping itu Chairil adalah pelopor jalani ini jalan,‖ arah yang baik menurutnya. Angkatan 45, dengan segala upayanya telah Dari sajak diatas juga terlihat vitalisme membawa perubahan-perubahan dalam Chairil, bahwa apabila jalan yang dilewati itu menciptakan karya puisi, baik bentuk maupun sudah menjadi keputusan untuk dilalui, tetap dari segi isi, serta semangat yang dilewati. Walaupun berbagai rintangan yang dibangunnya. Disamping itu, perubahan- harus dihadapi sesuai dengan apa yang perubahan itu dilihat oleh Bustanul Arifin dari diungkapkan Chairil pada baris yang lain, karya-karya puisi pada Angkatan Pujangga ―Biar hujan datang/kita mandi basahkan diri‖. Baru. Hal ini dikatakan bahwa, ternyata dari Keputusan yang diambil Chairil seperti ini karya-karya Chairil Anwar baik dari bentuk bukanlah keputusan yang tanpa pertimbangan, maupun isi, sudah lain dari Angkatan justru atas pertimbangan dan perhitungan yang Pujangga Baru sehingga kepadanya diberikan mendalam maka dia berbuat dan bertindak. prediket pembawa Revolusi Dalam Kesustraan Walaupun berbagai kendala silih berganti Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 125 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar datang menghadang, namun ia tetap dengan kebahagiaan seumpama taman. Taman keputusannya. Selagi ada kesempatan, dia kenangan yang pernah dilewati. Mari kita jalani hidup ini sepuas-puasnya, jangan simak pula sebuah sajak di bawah ini. tanggung-tanggung. Kerena hidup ini sebentar, tiada abadi. Selanjutnya, Chairil bertutur, TAMAN dalam kesendirian memang kita merasa sepi Taman punya kita berdua dan sunyi. Tak lebar luas, kacil saja Satu tak kehilangan lain didalamnya SENDIRI Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh Hidupnya tambah sepi, tambah hampa Pada rumputnya tak berbanding Malam apa lagi permadani Ia memekik ngeri Halus lembut dipijak kaki Dicekik kesunyian kamarnya Bagi kta bukan halangan Ia membenci. Dirinya dari segalanya Kerena Yang meminta perempuan untuk Dalam taman punya kita berdua kawannya Kau kembang, aku kumbang Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga Aku kumbang, kau kembang Dalam ketakutan – menanti ia Kecil, penuh surya taman kita menyambut satu nama Tempat merenggut dari dunia dan usia Terkejut ia teduduk. Siapa memanggil itu? Dari sajak diatas terlihat suasana tentram Ah! Lemah lesu ia tersedu: ibu! Ibu! dan damai yang merupakan buah dari kebahagiaan. Seiya sekata yang diperlihatkan Kesendirian memang terasa bagaikan Chairil dalam sajak itu. Walaupun apa-apa sebuah siksaan, terkadang terasa hidup ini yang dimiliki tiada seberapa, tetapi terasa tiada tiada berarti, kehadiran orang kedua (orang sesuatupun merasa kekurangan. Tiada sesuatu tertentu) dalam hidup kita adalah sesuatu yang yang berlebihan, ―tak ada padang rumputnya didambakan setiap orang. Chairil tak berbanding permadani.‖ Tetapi suasananya mengungkapkan kesepian merukan siksaan cukup menyenangkan, penuh kemesraan. batin, sehingga dikatakannya dalam suasan Segala kekurangan bukanlah halangan untuk sepi itu ―ia memekik ngeri/dicekik kesunyian membina dan memupuk bahagia. Namun kamarnya‖. Suntyi yang dialami merupakan dalam pandangan Chairil, kesederhanaan dan cekikan bagi dirinya dan oleh sebab itu ia kekurangan membawa hikmah baginya, menghendaki kehadiran seorang perempuan ketabahan jiwa dalam menghadapi segala untuk menghilangkan segenap rasa sepi. kenyataan hidup untuk menuju kebahagiaan. Kehadiran seorang perempuan yang Dalam menjalani kehidupan ini, yang diharapkan Chairil adalah kehadiran ibunda perlu diperhatikan seperti yang dikatakan yang tiada bersamanya lagi. Chairil sering Chairil dalam sajak ―taman‖ adalah saling menyebut nama itu, ibu. Demikian besar arti pengertian dan saling memupuk kerjasama kehadiran seorang ibu bagi Chairil dari yang baik. Menjaga fungsi kita masing-masing keterangannya tanpa ibu. Tanpa ibu, hidup dan bertanggung jawab atas kewajiban yang dalam pandangan Chairil tiada berarti apa-apa. telah dilimpahkan kepada diri kita. Seia-sekata Seperti yang diungkapkannya ―Ah! Lesu ia adalah kunci kebahagiaan, seperti yang tersedu‖. Tersedu dalam kesedihan dan diucapkan Chairil ―kau kembang, aku kehampaan. kumbang/aku kumbang, kau kembang‖. Setiap manusia mendambakan hidup Manusia terkadang terlihat begitu unik. bahagia, tentram, dan damai, baik batin Terkadang memang, terasa sulit untuk maupun lahir. Ukuran kebahagiaan itu bukan mengukur dan menebak dalamnya hati terletak pada kekayaan. Kebahagian ada seseorang. Pada suatu ketika, orang yang dimana-mana. Ada pada si miskin, ada pada si paling dekat dengan kita pernah berbuat kaya, ada pada siapa saja yang menyakiti atau menipu kita, baik disengaja menginginkannya. Kebahagiaan adalah ataupun tidak disengaja. Chairil mencoba sesuatu yang abstrak sifatnya, tetapi menggambarkan kedalam sebuah sajak yang keberadaannya dapat diamati melalui berjudul ―Kupu Malam dan Biniku‖ di bawah pergaulan, tingkah laku, sikap, serta ini. kepribadian seseorang. Chairil melukiskan Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 126 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar KUPU MALAM DAN BINIKU Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan Sambil berselisih lalu berbagi Mengebu debu Kupercepat langkah, tak noleh Demikianlah Chairil melukiskan kebelakang pendiriannya yang kuat, semangatnya yang Ngeri ini luka-terbuka sekali lagi merupakan gambaran tentang dirinya sendiri. pandang Dia mau menerima kehadiran seseorang dalam Barah ternganga keadaannya masih sendiri. Namun penerimaan Melayang ingatan kebiniku Chairil terhadap gadis itu, terasa ada keraguan. Lautan yang belum terduga Chairil tahu, siapa sesungguhnya orang yang Biar lebih kami tujuh tahun bersatu akan diterima kembali disisinya itu. Gadis atau Barangkali tak setahuku orang yang akan yang bakal diterimanya itu Ia menipuku. tidak seperti yang dulu lagi, diasudah ternoda. Sepertiyang diungkapkan Chairil melalui baris Sebuah kenangan pada waktu yang telah sajak ini, ―kutahu kau bukan seperti yang dulu lalu dilukiskan Chairil dalam sajaknya diatas, lagi/ bak kembang sari sudah terbagi‖. merupakan kecurigaan terhadap orang yang Keberatan untuk menerima gadis itu, paling dekat dengannya. Sajak di atas juga setelah Chairil mengetahui siapa sebenarnya mengisyaratkan kepada kita, dalam gadis itu. Sesuungguhnya gadis itu sudah tidak mengarungi hidup ini banyak masalah- indah lagi dalam pandangan Chairil, ia telah masalah yang kita temukan. Adakalanya ternoda. Chairil memandang gadis yang tidak menyenangkan hati, terkadang batin kita tidak suci lagi diumpamakan seperti ―bak Kembang bisa kompromi dengan berbagai hal yang sari sudah terbagi‖. Madunya sudah dihisap pernah kita alami itu. Mauu tidakmau,senang oleh kumbang lain, tinggal sepah yang tiada dan susah merukana pakaian hidup manusia berarti lagi mengharapkan belas kasian. datang silih berganti. Bak kata orang ―hidup Kehadiran gadis itu, mengharapkan ini bagaikan diatas roda‖. dengan sepenuh hati agar Chairil menerima Chairil pernah melihat sebuah peristiwa kehadirannya. Tetapi dalam pandangan Chairil yang tidak menyenangkan hatinya. Keadaan tidak dapat menerima kehadiran gadis yang yang seperti itu dipandang Chairil suatu yang sudah ternoda. Walau bagaimanapun Chairil mengerikan, bagaikan ―barah ternganga‖. tetap dengan pendiriannya yang tegar, Kekhawatiran itu tertuju kepada sang istrinya sebenarnya pada batin Chairil sangat sulit sendiri. Pada suatu ketika, dia mencurigai untuk menerima kenyataan yang seperti itu. istrinya, walaupun kenyataannya mereka Keberatan itu dapat dilihat seperti yang sudah menjalani hidup bersama sudah cukup diutarakannya, ―sedang dengan cermin aku untuk mengenal satu dengan yang lain. Hal enggan berbagi‖. Dalam puisi yang lain, yang pernah dilihat Chairil, seakan juga Chairil menuturkan seuntai kenangan. dilakukan istrinya, sehingga pada suatu waktu Kenangan yang dilukiskannya ketika ia orang yang paling dekat dengan dirinya, bersama dengan kawannya. Gambaran itu istrinya sendiri mungkin melakukan pekerjaan terlihat pada sajak Chairil yang berjudul yang tidak menyenangkan. Keraguan itu dapat ―Kawanku dan Aku‖ di bawah ini. kita lihat padda baris berikut, ―barangkali tanpa setahuku/ ia menipuku‖. Pada puisi lain KAWANKU DAN AKU Chairil berbicara yang dapat kita lihat pada sajak ini. Kami sama pejalan larut Menebus kabut PENERIMAAN Hujan mengucur badan Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan Kalau kau mau kuterima kau kembali Darah ku mengental pekat. Aku tumpat- Dengan sepenuh hati pedat. Aku masih tetap sendiri Siapa berkata? Kutahu kau bukan yang dulu lagi Kawanku hanya rangka saja Bak kembang sari sudah terbagi Kerena dera mengelucak tenaga. Jangan tunduk! Tentang aku dengan Dia bertanya jam berapa? berani Sudah larut sekali Kalau kau mau kuterima kau kembali Hingga hilang segala makna Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 127 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar Dan gerak tiada arti Hancur hilang belum dipegang Terhentak Sebuah kenangan yang pernah dilalui Kembali di itu-itu saja Chairil bersama kawannya. Kawan yang bisa Jiwa bertanya: dari buah diajak bersama, bekerja dan berusaha mencari Hidup banyakan jatuh ketanah ? sesuatu dalam hidup ini. Bersama berjuang, Menyelubung nyesak penyesalan pernah menjelajah kehidupan disela-sela deraan menyia-nyia berbagai benturan kehidupan. Tiada berhenti berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang Sajak di atas menceritakan tentang diingankan mereka, walaupun suatu ketika sebuah kenangan yang hanya perbuatan itu-itu keadaan tubuh mereka tidak seperti dulu lagi, saja yang dilakukan, sementara perbuatan lain ketika semua jadi kaku. Tentu tak kuasa lagi tak pernah diingat, tak pernah dikerjakan. menghadapi rintangan-rintangan seperti ketika Chairil merasa dirinya serba kekurangan, dan raga masih kukuh. Mereka berdua merasa perasaan kekurangan itu selalu hadir tidak kuat lagi, Chairil pun bertanya dalam bersamanya. Hal itu baru disadari dan terasa keadaan seperti itu. ―Siapa berkata-kata.....?‖. betul adalah pada waktu-waktu tertentu. Rasa tak percaya Chairil timbul dan terngiang Kekurangan-kekurangan itu baru terasa ditelinganya. Rasa tak mungkin berkata memuncak didalam pikiran setelah hal itu demikian, kerena dia tahu bahwa kawannya terlewati dan terasa memang kosong waktu sendiri sudah tiada berdaya lagi, ―Kawanku yang ditinggalkan berlalu. Perasaan itu hanya rangka saja lagi/kerena dera (kekurangan) timbul kemudian. Seperti kata menggelucak tenaga‖. Chairil dalam kalimat ini, ―ah! Tercebar Chairil bertutur, bahwa segala usaha rasanya diri/membubung tinggi atas kini‖. telah mereka lakukan, tetapi hasilnya tidak Kenangan-kenangan yang pernah dilalui berimbang. Deraan yang selalu hadir bersama pada masa lalu, kembali teringat. Kenangan itu kawannya, pada suatu saat tenaga mereka memberi kesan kurang menyenangkan. habis terkuras. Dalam keadaan mereka yang Sekejap saja kenangan itu tak dapat bersatu tidak seperti dulu lagi, lalu terlontar sebuah bersamapikiran Chairil. Kemudian kembali pertanyaan, sampai dimanakah kita ini, sudah lagi kenangan tertuju kepada kenangan yang berapa lama waktu yang dihabiskan dalam sama. Dalam kondisi demikian, Chairil merasa mengarungi lautan kehidupan ini. Lalu, Chairil bahwa, ada perasaan menyesal telah pun bertanya yang diungkapkan melalui membuang-buang kesempatan, kesehatan, dan bahasa puisinya, ―dia bertanya jam berapa?‖. waktu. Padahal sesungguhnya waktu tak Diantara mereka mulai meragukan diri pernah menunggunya, tak pernah menanti kita. mereka, tenaga, kekuatan, semangat mereka, Tetapi kitalah yang musti mempergunakan meragukan diri masing-masing. Sebab, sudah waktu dan memanfaatkannya sebaik-baik lama waktu dipakai. Terasa hidup yang dilalui mungkin. sudah begitu lama. Akhirnya tiada arti apa-apa Puisi-puisi Chairil banyak sekali hidup ini, tak dapat lagi diharapkan. Hilang memberi tanggapan, memuji, mencemoh, dan tenggelam segala arti dan apapun yang barangkali ada yang mengagumi. Adanya dilakukan tak bernilai lagi, tak berarti apa-apa. berbagai tanggapan itu adalah wajar, kerena Kerena, kehidupan mereka tak bermakna lagi kita mempunyai kriteria penilaian yang dan tak dapat melahirkan sesuatu yang berarti. subjektif. Apabila kita perhatikan puisi-puisi Suatu ketika Chairil menulis sebuah sajak Chairil, maka kita akan menemukan berjudul: ―Kenangan‖. Sajak yang ditujukan kemerdekaan sebagai tema, sebagai sikap dan kepada Kartina Moordjono di bawah ini. pernyataan-pernyataan jiwanya. Mursal Etsen mengatakan bahwa, di dalam puisi Chairil KENANGAN Anwar kemerdekaan dijadikan tema, sekaligus mewarnai sikap dan pernyataan-pernyataanya. Kadang Pengertian kemerdekaan tidak hanya terbatas Di antara jeriji itu-itu saja pada kemerdekaan sebagai bangsa, tetapi Mereksmi memberi warna adalah kemerdekaan manusia, (Mursal, 1984). Benda usang dilupa Kalau kita lihat lebih jauh, apa yang dikatakan Ah! Tercebar rasanya diri Mursal ada benarnya. Hal ini dapat kita Membubung tinggi atas kini perhatikan di dalam sajak-sajak Chairil. Sejenak saja Chairil menginginkan kebebasan sebagaimana Halus rapuh ini jalinan kenang manusia dilahirkan. Manusia dilahirkan telah Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018 128 | Kenangan Masa Lalu, Pendidikan dan Pengajaran dalam Puisi-Puisi Chairil Anwar membawa kebebasan hak, dan hak azazi Chairil di tempat itu, dipelabuhan kecil itu. manusia. Selanjutnya, kita perhatikan dan Terasa air berdesir lari berenang, adalah simak sajak di bawah ini. bagaikan isyarat dari gadis yang dipujanya dan berucap tidak mau menerima Chairil. SENJA DIPELABUHAN KECIL Kesunyian Chairil tambah, jelas terlihat seperti Buat: Sri Ajati yang dilukiskannnya. ―Kini tanah dan air hilang ombak‖. Demikian disekelilingnya Ini kali tidak ada yang mencari cinta dilukiskan keadaan yang sunyi dan sepi, air Diantara gudang, rumah tua, pada cerita laut pun dilukiskan seperti kehilangan ombak. Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut Sebenarnya lukisan itu adalah lukisan tentang, Menghembus dari dalam mempercayai tanpa bagaimana keadaan jiwa Chairil ketika itu. berpaut Kini Chairil berjalan sendiri. Tiada lagi Gerimis mempercepat kelam. Ada juga harapan yang dapat digantungkan pada gadis kelepak elang pujaannya, ya pada Sri Ajati. Sendiri Menyinggung muram, desir hari lari berenang menyusuri pantai semenanjung bersama Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak harapannya yang telah musnah. bergerak ―Berhadapan dengan Chairil Anwar, kita Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak berhadapan dengan pribadi yang kompleks‖ Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan (Suharianto, 1982). Kekompleksannya itu Menyisir semenanjung, masih pengap harap dapat kita lihat dari buah karyanya, di dalam Sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan sajak-sajaknya. Memang kita akui didalam Dari pantai keempat,sedu penghabisan bisa puisi-puisi Chairil terdapat berbagai dimensi terdekap. kehidupan manusia. Dia membicarakan manusia, membicarakan kehidupan. Salah satu Sajak di atas ditujukan buat seorang puisinya menceritakan tentang sisi kehidupan gadis yang bernama Sri Ajati. Sajak diatas manusia. Mari kita simak sajak Chairil di merupakan sebuah kenangan pahit yang bawah ini. dirasakan Chairil, betapa tidak ia merasa kecewa cintanya tidak terbalas. ―Sri Ajati DARI DIA adalah serang gadis yang tinggi semampai, warna kulitnya hitam manis, rambutnya Jangan salahkan aku, kau kudekap berombak, kerling matanya sejuk dan dalam, Bukan kerena setia, lalu pergi gemerincing demikianlah diterangkan Jassin‖ (Jassin, ketawa 1983). Chairil selalu datang kerumah Sri Ajati Sebab perempuan susah mengatasi , sehingga suatu hari Sri Ajati berkata kepada Keterharuan penghidupan yang ‗kan Chairil, ―Ril, janganlah kau datang-datang lagi dibawakan kerumahku. Aku sudah ada yang punya.‖ Padanya . . . (Jassin, 1983). Demikianlah kata yang terucap Sebut namaku! ‗kudatang kembali kekamar dari mulut Sri Ajati, sejak itu Chairil pergi Yang kau tandai lampu merah, kaktus membawa diri menuju sebuah pelabuhan dijendela, sambil membawa diri kesana, bukan sekedar Tidak tahu untuk berapa lama,tapi pasti untuk menyepi-nyepi tetapi bertujuan untuk disenja samar mencari inspirasi dan melukiskan kedalam Rambutku ikal menyinar,kau senapsu dulu ku sebuah puisi. hela Secara keseluruhan, dari sajak diatas Sementara biarkan ‗ku hidup yang sudah adalah merupakan perasaan kecewa. Dijalin dalam rahasia. . . Pernyataan cinta Chairil terhadap gadis yang bernama Sri Ajati yang tidak terwujud. Hanya Pada sajak diatas terdapat sebuah kesan kenyataan yang diterima Chairil malah yang membirahi. Dilihat dari judul sajak itu sebaliknya, kehadiran Chairil tidak dapat dan kemudian kita lihat pula bait-bait sajak diterima oleh Sri Ajati. Hal itu disebabkan diatas, seakan tiada titik sentuh, tidak bertalian oleh alasan Sri sendiri, yang mengatakan atau seolah tidak adahubungan antara judul bahwa dia sudah ada yang punya. dengan isi sajak diatas secara keseluruhannya. Keadaan yang dilukiskan Chairil Terasa agak sulit menangkap pesan yang ada memperlihatkan suasana hatinya yang sedih, didalamnya. Demikianlah terkadang Chairil ‖Gerimis mempercepat kelam/Ada juga menciptakan puisi yang rasanya agak sulit kita kelepak elang.‖ Itulah kenyataan yang dilihat mengerti apa yang dimaksudkannya didalam Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018

Description:
Tidak hanya sekadar belajar, tetapi juga wajib belajar . bahwa, arti itu dapat dilihat dengan hanya mempelajari teks .. Kawanku hanya rangka saja.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.