Jalan Terindah Sebuah Perjalanan Menuju Allah melalui Shalat Imam Sutrisno www.assholah.net.tf [email protected] Ebook ini saya persembahkan kepada Almarhumah Ibunda Satimah binti Mukheri yang telah mendidik ananda dengan penuh kasih sayang Selasa Pahing, 27 Rabiul Tsani 1428 H 15 Mei 2007 Perjalanan Terindah Ebook “Perjalanan Terindah” merupakan ebook versi ke – 2 dari versi ke – 1 berjudul “Perjalanan Menuju Allah” segala kritik, saran dan masukan silahkan kirim ke [email protected] i Perjalanan Terindah Ucapan Terima Kasih Sujud syukur kehadirat Allah SWT. dengan sifat “rahman dan rakhim-Nya” masih memberi kesempatan kepada “hamba yang hina ini” untuk menarik nafas dalam setiap ujung kehidupan dunia ini. Shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita “Kanjeng Nabi Muhammad SAW” beserta sahabat- sahabatnya. Ebook ini, saya beri judul “Perjalanan Terindah” merupakan refleksi dari perjalanan ruhani ketika seorang hamba melakukan persiapan, menuju dan proses dalam shalat. Harapan saya ditengah berbagai terpaan ujian dan himpitan kehidupan duniawi, ebook ini bisa menjadi salah satu bahan inspirasi, motivasi, serta “pengantar” untuk meraih dambaan muslim sejati yakini “bertemu dengan Allah”. ebook ini, hanyalah “referensi”, ketika seorang akan menapaki perjalanan yang sesungguhnya diperlukan bimbingan seorang guru yang sempurna (baca mursyid mukammil). Pada kesempatan kali ini, saya haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : (cid:1) Bapak Makhduri, Kutawis Bukateja Purbalingga. (cid:1) Bapak KH. Abdul Kholiq, Pengasuh Pondok Pesantren As Syafi’iyyah ; Situwangi Rakit Banjarnegara. (cid:1) Bapak Kyai Abdul Rosyid, Imam Masjid Besar Kutawis Bukateja Purbalingga. (cid:1) Habib Yusuf bin Habib Ahmad, Rakit Banjarnegara. (cid:1) Ustadz Ahmad Munfasih, Kutawis Bukateja Purbalingga. (cid:1) Ustadz Syarif Ibrahim, Kutawis Bukateja Purbalingga. (cid:1) Bapak James Irawan, Direktur Utama PT Parpelin Mitra Transportasi Bandung (cid:1) Chusnul Chotimah, Pamotan Rembang. (cid:1) Sahabat – sahabat Jama’ah Pengajian “Al Hikam” IAIN Sunan Gunung Jati Bandung. (cid:1) Sahabat-sahabat di PT Parpelin Mitra Transportasi, PT Daya Mitra Sejahtera Bandung. (cid:1) Sahabat – sahabat di milis motivasi-islami,patrapmania,mencintai islam serta scrid.com baik di Indonesia maupun di luar negeri. (cid:1) Semua pihak yang telah mensupport, mempublikasikan, mengkritik, hingga ebook ini berada di tangan anda. Harapan saya semoga ebook ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin. ii Perjalanan Terindah Daftar Isi Daftar Isi Mukadimah Isra’ Mi’raj Kejadian Sebelum Isra’ Mi’raj Peristiwa Isra’ Mi’raj Penafsiran Isra’ Mi’ raj Memahami Isra’ Mi’raj Wudhu Kewajiban Wudhu Keutamaan Wudhu Menuju Wudhu Bacaan & Gerakan Wudhu Hikmah Wudhu Pendahuluan Shalat Pengertian Shalat Keutamaan Shalat Kehadiran Hati Makna Batin dalam Shalat Adzan & Iqomah Menutup Aurat Tempat Orang Shalat Menghadap Kiblat Bacaan & Gerakan Shalat Berdiri Niat Takbiratul Ihram & Mengangkat Kedua Tangan Do’a Iftitah iii Perjalanan Terindah Membaca Ta’awwudz Membaca Surat Al Fatikhah Membaca beberapa ayat dari Al Qur’an Ruku’ Iti’dal ( Berdiri dari Ruku ) Sujud Dufuk Iftirasy ( Duduk diantara 2 Sujud ) Tasyahud Awal dan Akhir Salam Penutup Daftar Pustaka Sekilas Penulis iv Perjalanan Terindah Mukadimah “Tidakkah engkau mengetahui bahwa sesungguhnya bertasbih kepada Allah siapa pun yang ada di langit dan bumi, dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Sungguh setiap sesuatu mengetahui cara shalatnya dan cara tasbihnya masing-masing. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang mereka kerjakan.” ( QS. An Nuur : 41 ) Beberapa waktu-waktu terakhir kita bisa bersyukur, karena telah banyak buku- buku yang beredar di masyarakat yang membahas mengenai shalat, termasuk didalamnya pelatihan shalat “khusyu’” yang diadakan oleh beberapa pihak. Penegakkan shalat harus diawali dengan sebuah pengetahuan tentang hal – hal yang menyertainya. Karena amal sedikit dibarengi ilmu pengetahuan, adalah lebih baik daripada amal banyak penuh kebodohan, sehingga pengetahuan mendalam tentang syarat, rukun termasuk adab lahir maupun batin menjadi hal mutlak, bila ingin menapaki “perjalanan dalam shalat”. Wudhu merupakan tahap pendahuluan dalam proses “penyucian yang agung” dengan menggunakan “air yang merupakan rahasia kehidupan dan hidup itu sendiri” laksana proses penyucian yang dilakukan Jibril kepada Rasulullah dengan menggunakan air suci “zamzam” dengan membelah dada hingga hilang segala hasud dan dengki, bahkan terisi dengan berbagai ilmu, iman dan hikmah, sehingga bisa diperjalankan dalam “Isra’ dan Mi’raj” sebuah perjalanan spiritual yang menjadi titik balik kemenangan, setelah diterpa berbagai ujian dalam kehidupan Rasulullah beserta kaumnya pada saat itu. Proses penyucian dalam wudhu tak sekedar siraman air yang tanpa makna, namun hakikatnya melebihi dari ritualnya itu sendiri, karena wudhu yang 1 Perjalanan Terindah sebenarnya merupakan proses pembersihan jiwa dari segala noda dan cela yang dilakukan oleh nafsu – nafsu dunia yang telah memperalat tangan, wajah, kepala dan kaki. Setelah terbersihkan dari segala noda baru si hamba diperbolehkan mulai memasuki halaman – halaman untuk menghadiri “pertemuan agung dari segala keagungan bahkan jauh – jauh melebihi batas keagungan yang terbersit oleh fikiran dan akal manusia itu sendiri”. Kemudian saat undangan suci “menuju kemenangan” diperdengarkan, maka sang hatipun begitu bergejolak untuk mendatanginya, sekalipun dengan “merangkak” karena begitu menggelora keinginan rindunya, untuk mendatangi pertemuan dengan Sang Kekasih. Dengan berpakaian “tawadhu” dan membuang pakaian-pakaian “kesombongan” si hambapun tertatih – tatih melangkah ke halaman “tempat pertemuan” dengan penuh kegelisahan “akan tertolaknya penghadapannya” dan rasa malu yang begitu tinggi, atas ditutupinya keburukan – keburukan perangai dan tindak lakunya, dengan pakaian “hijab malakut” oleh Sang Kekasih, sehingga orang lain tidak mengetahui kejelekannya. Kemudian, ditengah keputusasaan dan harapan akan rakhmat dan kasih sayang yang begitu agung dari Sang Kekasih, si hamba mulai berdiri dengan lurus, menghadapkan wajahnya kepada Sang Kekasih dan menutup semua kekerdilan – kekerdilan di belakangnya, hanya satu menatap Sang Maha Agung dari Segala Keagungan Yang Ada, hingga terbukalah pintu pertama saat lisan terbata – bata berucap, “Allahu Akbar ( Allah Maha Besar )”, kemudian si hambapun melangkah dengan penuh rasa malu, dan tawadhu karena melihat keagungan yang belum pernah tergambarkan oleh dirinya. 2
Description: