ebook img

Indonesia zamrud toleransi PDF

137 Pages·2017·41.543 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Indonesia zamrud toleransi

Pengalaman toleransi ada dalam simbol, praktik, dan tokoh. Namun, lanskapnya ada pada wilayah geografi. Wilayah geografi ini memberikan kita informasi dan realitas Nusantara—dari sebelum Republik, sampai dengan lebih 70 tahun usia Republik. Realitas Nusantara indonesia ini tidak pernah berhenti. Realitas Nusantara ini sekaligus menjadi deposit atau sedimen dari budaya toleransi yang ditumbuhkembangkan. zamrud toleransi i n Dengan “menunjuk” titik-titik pengalaman toleransi d dalam lanskap geografi, ada suatu pengalaman lain o yang hendak ditumbuhkan, yaitu kesadaran bahwa n e pengalaman toleransi ini adalah titik-titik pertumbuhan s peradaban Nusantara. Titik-titik pengalaman ini i a terbentang dari barat sampai timur, seperti untaian z a zamrud. Untaian ini menjadi saksi betapa kuat dan m tahan lamanya pengalaman ini. r u d t o l e r a n s i PSIK-Indonesia Grha STR Lt. 4 Jl. Ampera Raya No. 11, Cilandak Jakarta Selatan 12550 Telp./Fax. (021) 7813911 www.psikindonesia.org [email protected] I indonesia zamrud toleransi Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK-Indonesia) 2017 II indonesia zamrud toleransi ISBN: 978-602-72656-1-5 Penulis: Henry Thomas Simarmata, Sunaryo, Arif Susanto, Fachrurozi, dan Chandra Saputra Purnama Desain: Andi Faisal Foto: KHOMAINI Gambar Sampul: Shutterstock Penerbit: PsiK-indonesia Grha STR Lt. 4 Jl. Ampera Raya No. 11, Cilandak, Jakarta Selatan 12550 Telp./Fax. (021) 7813911 www.psikindonesia.org [email protected] Cetakan I, Januari 2017 x + 126 halaman; 17 x 25 cm III daftar isi DAFTAR ISI Vi Toleransi dalam Masyarakat nusantara Mengapa Toleransi? ..... VI Mengapa Zamrud?..... IX 2 Keragaman indonesia Konflik dalam Keragaman ..... 13 Makna Toleransi ..... 10 Kearifan Lokal ..... 16 Tentang Buku Ini ..... 19 22 akar Toleransi indonesia A. Pembentukan Peradaban ..... 23 Stimulus Peradaban Hindu ..... 24 Stimulus Peradaban Buddha ..... 27 Stimulus Peradaban Islam ..... 28 Stimulus Peradaban Barat ..... 30 IV indonesia zamrud toleransi B. Budaya Gotong Royong ..... 31 Pengertian Gotong Royong ..... 32 Implementasi Budaya Gotong Royong ..... 33 Gotong Royong dalam Praktik ..... 35 C. Intelegensia Indonesia ..... 38 D. Pancasila dan Keindonesiaan ..... 41 Ketuhanan Yang Maha Esa ..... 42 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ..... 44 Persatuan Indonesia ..... 45 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan ..... 48 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ..... 50 E. Karakter Nusantara ..... 52 Siklus Dunia atau Siklus Sejarah ..... 54 Long-term Perspective ..... 55 Interaksi ..... 55 Perdagangan dan Lapangan Nusantara ..... 55 Perdagangan Pembentukan Ideal “Commonwealth” ..... 57 60 Pengalaman Hidup Bersama A. Inspirasi Perdamaian dari Maluku ..... 61 Budaya Masyarakat Maluku ..... 64 Aktor Perdamaian di Maluku ..... 65 B. Merajut Jalan Damai di Poso ..... 70 Kedatangan Islam dan Kristen di Poso ..... 70 Para Perajut Damai di Poso ..... 70 C. Mengelola Keragaman di Kalimantan ..... 74 Orang Madura di Sambas ..... 76 Kerusuhan Sambas dan Pemicunya ..... 77 V daftar isi Merajut Damai di Kalimantan ..... 78 Harmoni Dayak-Madura di Desa Retok ..... 80 D. Harmoni di Sumatra Utara ..... 81 Kekerasan pada Etnis Tionghoa ..... 83 Etnis Tionghoa di Sumatra Utara ..... 85 Interaksi Antar-Etnis di Sumatra Utara ..... 87 Masjid Lama Gang Bengkok ..... 88 Sekolah Pembauran ..... 90 E. Toleransi Antar-Agama di Bali ..... 91 Bali sebagai Surga Dunia Terakhir ..... 93 Masyarakat Multikultur ..... 94 Nilai Toleransi dalam Ajaran Hindu Bali ..... 95 Integrasi pada Ranah Sosial-Budaya ..... 96 Bom Bali, Tantangan bagi Kedamaian ..... 100 Respons atas Bom Bali ..... 101 Desa Muslim Pegayaman ..... 103 Ibu Gedong Bagoes Oka ..... 104 F. Toleransi Umat Beragama di Yogyakarta ..... 107 Pengalaman Toleransi di Daerah Istimewa Yogyakarta ..... 109 G. Mengelola Keragaman di Tanah Papua ..... 111 Filsafat “Satu Tungku Tiga Batu” ..... 114 H. Gus Dur (Abdurrahman Wahid) ..... 115 118 Catatan Penutup 122 daftar Pustaka VI indonesia zamrud toleransi TOLERANSI DALAM MASYARAKAT NUSANTARA MengaPa Toleransi? orang lain sambil terus mencari titik Ada ujaran “membunuh satu orang temu. sama saja dengan membunuh seluruh Ada baiknya kita juga melihat kemanusiaan.” Ujaran ini dikenal dalam “toleransi” itu dalam perkembangan semua religi besar di dunia, seperti ilmu pengetahuan. Pada 2005, Islam, Kristiani, Yahudi, Buddha, Lembaga Nobel Norwegia memberikan Konfusian, maupun Hindu. Kekuatan penghargaan Nobel Ekonomi pada ujaran ini ada dalam kemampuannya Robert John Aumann dan Thomas merangkum seluruh pengalaman Schelling untuk perannya dalam manusia untuk menghormati meningkatkan pemahaman mengenai kehidupan (yang kini dan yang kelak) konflik dan kerja sama melalui analisis serta membangun hormat itu bersama permainan dan teori (game theory). manusia lain. Pengalaman kebersamaan Dalam model ekonomi, kerja sama dengan manusia lain inilah yang dan konflik dijelaskan. Ada upaya menghubungkan kita dengan untuk membangun kerja sama dengan “toleransi”, yaitu praktik menghormati membangun pemahaman dan praktik VII Toleransi dalam Masyarakat Nusantara mencari titik temu. Begitu juga dengan mental, budaya, dan juga upaya studi-studi sosial, misalnya yang pewarisan. banyak didalami oleh Dr. Tamrin Nusantara adalah simbol sekaligus Amal Tomagola, mengenai akar-akar pengalaman yang amat panjang konflik dan damai dalam masyarakat dalam budi daya toleransi. Nusantara Indonesia. “Toleransi” memasuki ranah mempunyai contoh dan rujukan ilmu pengetahuan dan upaya-upaya yang amat banyak dan penting. Sejak dunia untuk membangun kerja sama. sebelum Republik, sampai dengan usia Sedemikian penting “toleransi” lebih dari 70 tahun Republik, budi daya ini hingga perlu adanya upaya toleransi ini amat dikagumi oleh dunia. pembibitan, penanaman, dan Hal ini dapat dilihat dalam kemampuan penyuburan tanah. Berhadapan dengan peradaban-peradaban dunia tumbuh tragedi kemanusiaan, perang, konflik subur di Indonesia, tanpa yang satu berkepanjangan, perebutan wilayah meniadakan yang lain. Sekaligus, ada hidup, dan pemarjinalan pihak-pihak, interaksi antarperadaban tersebut. “toleransi” ini menjadi suatu sikap Masjid Raya al-Mashun atau Masjid Raya Medan menjadi bukti akulturasi budaya di tanah Sumatra Utara. Pembangunan masjid diprakarsai oleh Sultan Maimum Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada 1906 (selesai pada 1909). Masjid ini bergaya Moorish dengan perpaduan arsitektur Eropa, India, dan Timur Tengah. Sumber: KHOMAINI. VIII indonesia zamrud toleransi Ornamen-ornamen sentuhan India Mughal nampak pada pilar-pilar dan atap Masjd Raya al-Mashun. Sumber: KHOMAINI. Nusantara memiliki pengalaman toleransi dalam simbol. Sebagai contoh, “bubur merah putih” yang menyimbolkan syukur dan bakti pada manusia. Hal ini berhubungan dengan simbol dari kelapa (daging buah kelapa dan gula kelapa) yang menyimbolkan kehidupan, serta beras yang juga simbol kehidupan. Juga mengambil makna dari tradisi Islam Shia, serta makna dari masyarakat Jawa mengenai “nama” yang menyimbolkan kehidupan. Simbol ini diwujudkan dalam upacara kecil di rumah- rumah, terutama masyarakat Jawa, sebagai wujud kebersamaan. Apa pun agamanya, apa pun latar tradisinya, upacara “tingkat keluarga” ini menjadi simbol “kembali ke keluarga, kembali ke kehidupan.” Dalam masyarakat Maluku ada “Pela Gandong” yang menjadi simbol sekaligus praktik untuk saling merangkul orang lain dengan semangat persaudaraan. Ada banyak contoh serupa lainnya. Nusantara memiliki pengalaman toleransi dalam praktik. Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia mempunyai kesempatan untuk berkontribusi dalam suatu peristiwa kebersamaan. Ada istilah ewuh atau sambatan untuk masyarakat Jawa, IX Toleransi dalam Masyarakat Nusantara ngayah untuk masyarakat Bali. Begitu sebelum Republik, sampai dengan juga berbagai ragam model jimpitan lebih 70 tahun usia Republik. Realitas atau urunan yang selalu menjadi wujud Nusantara ini tidak pernah berhenti. toleransi dalam keseharian. Praktik Realitas Nusantara ini sekaligus menjadi toleransi yang satu ini kemudian deposit atau sedimen dari budaya diserap dalam bentuk modern dalam toleransi yang ditumbuhkembangkan. “negara kesejahteraan”. Dalam hal ini, Dengan “menunjuk” titik-titik Indonesia juga mengambil olah unsur- pengalaman toleransi dalam lanskap unsur dasar dari Nusantara sehingga geografi, ada suatu pengalaman lain Indonesia menjadi masyarakat yang yang hendak ditumbuhkan, yaitu tidak membudidayakan kasta atau kesadaran bahwa pengalaman toleransi stratifikasi total yang bersifat menindas. ini adalah titik-titik pertumbuhan Nusantara memiliki pengalaman peradaban Nusantara. Titik-titik toleransi dalam diri tokoh. Indonesia pengalaman ini terbentang dari barat dikaruniai tokoh-tokoh besar yang sampai timur, seperti untaian zamrud. mengusung penghormatan terhadap Untaian ini menjadi saksi betapa kuat orang lain. Kebesaran mereka dan tahan lamanya pengalaman ini. melampaui ruang Indonesia, dan akan selalu dikagumi ratusan tahun Hormat kami, mendatang. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai pendekar Tim Penulis pembela kebinekaan Indonesia. Sukarno menjadi penyambung tokoh- tokoh berbeda ideologi pada masa kelahiran republik. Hatta menegaskan bahwa upaya “mencintai Indonesia yang besar” membutuhkan “cinta yang juga besar”. Kita mempunyai ratusan tokoh lain yang mempunyai kaliber serupa, yang membuat Indonesia dikenal sebagai tanah yang subur bagi peradaban dunia untuk berkembang. MengaPa zaMrud? Pengalaman toleransi ada dalam simbol, praktik, dan tokoh. Namun, lanskapnya ada pada wilayah geografi. Wilayah geografi ini memberikan kita informasi dan realitas Nusantara—dari

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.