BAB IV TINJAUAN TEORI DAN LANDASAN TEORITIKAL IV.1.TINJAUAN TEORI ARSITEKTUR HI-TECH IV.1.1. PENGERTIAN ARSITEKTUR HI-TECH Hight tech merupakan buah pemikiran modern abad ke-20 yang mempopulerkan pengunaan material industri. Wujudnya dipaparkan dalam buku yang berjudul High Tech: The Industrial Style and Source Book for The Home oleh Joan Kron pada tahun 1978. Buku ini menunjukkan bagaimana memadukan produk industri seperti sistem rak gudang dan penutup lantai pabrik untuk sebuah rumah. Dalam arsitektur sangat banyak digunakan istilah high-tech untuk menginterpretasikan sebuah sistem teknologi yang digunakan pada suatu bnagunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang dicapai pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972-7) karya Renzo piano dan Richard rogers yang memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan bentuk bentuk jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsi-fungsi layanan seperti eskalator,walkwaysdan ornament-ornamen diluar gedung. Gambar 4.1. centre Pompindoe oleh Richard rogers Sumber : www.richardrogers.co.uk/centrepompidoe/diakses maret 2015 Pada akhir abad ke-20 arsitektur hi-tech juga dikenal sebagai Modernisme Akhir atau Ekspresionisme Struktural, adalah sebuah gaya arsitektur yang muncul pada 1970- an, Arsitektur High Tech menggabungkan elemen-elemen dari industri bertekologi tinggi dan sistem teknologi ke dalam desain bangunan. Arsitektur High Tech muncul sebagai modernisme yang mengalami perubahan dari ide-ide sebelumnya yang dibantu oleh kemajuan teknologi bahkan lebih dalam mencapai teknologi. Arsitektur High Tech ini 68 berfungsi sebagai jembatan antara modernisme dan post-modernisme. Pada 1980-an, Arsitektur High Tech menjadi lebih sulit untuk membedakan dari arsitektur post-modern. Banyak tema dan ide-ide yang diserap kedalam bahasa pasca-modern dalam aliran arsitektur arsitektur Hi-Tech Menurut Colin Davies, 1998 dalam bukunya High Tech Architecture, pengertian Hi - Tech dalam arsitektur berbeda dengan high tech dalam industri. Bila dalam industri high tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, robot, computer, biji silikon , mobil sport dan sejenisnya. Sedangkan dalam arsitektur high tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high tech adalah bangunan yang terbuat dari material sintetis seperti logam, kaca dan plastik. Menurut Charles Jenks dalam buku High Tech Maniera, elemen servis dan struktur pada suatu bangunan high tech hampir selalu diperlihatkan di eksterironya sebagai ornamen dan ukiran . Bangunan high tech juga diperlihatkan dengan menggunakan kaca buram maupun transparan, pemipaan yang saling tumpang tindih, tangga, escalator dan lift juga warna – warna cerah yang bertujuan membedakan fungsi masing –masing elemen struktur dan servis. Gambar 4.2. salah satu elemen servis yang diperlihatkan pada Bangunan Berarsitektur Hi-tech Sumber : Wikipedia.org/pompindoecenter/diakses maret 2015 69 Arsitektur hi - tech merupakan suatu “ kejujuran “ yang menyatakan dengan jelas fungsi elemen bangunannya misalnya yang tangga, lift, pemipaan, dan lain sebagainya. Perkembangan lebih lanjut, arsitektur berteknologi tinggi bukan saja tercermin dari struktur bagunan tetapi juga pada sistem utilitas bangunan sehingga muncul istilah smart buildingdengan karakter Hi-Tech Architecture. Gambar 4.3. pemakaian esklator yang terlihat secara jelas pada bangunan Pompindoe center Sumber : Sumber : Wikipedia.org/pompindoecenter/diakses maret 2015 Sebagai pelopor arsitektur hi – tech, Norman Foster mampu menampilkan bangunan – bangunan yang memiliki ciri tersendiri, seperti yang di cirikannya mengenai arsitektur hi – tech. antara lain yang menjadi ciri khasnya Norman Foster yaitu : selalu mengekspos struktur dan konstruksi bangunannya. Menampilkan bagian dalam bangunan yang mempunyai nilai sama pada bagian luar bangunan. Bagian interior di ekspos, sehingga dapat dilihat dari luar. Gambar 4.4. Reichtag dome karya Norman Foster Sumber : OpenBuilding.com/reichtagDome/diakses maret 2015 70 Mengeluarkan bagian dalam bangunan yang memang seharusnya berada di dalam sebagai ornament atau sclupture. Dengan demikian dapat menunjukan kepada orang awam bagaimana suatu proses penyelesaian konstruksi secara logis, memahami terapan – terapan konstruksi, gaya - gaya bekerja, dan bahan bangunan yang digunakan. Selain itu hampir semua desain – desainnya dilapisi oleh unsur – unsur transparan pada dinding luarnya, pelapisan struktur dengan warna abu – abu, pelapisan pipa – pipa saluran, tangga, eskaltor, elevator, dengan warna perak dan metalik akan menghasilkan citra arsitektur hitechsemakin kuat Gambar 4.5. Pemakaian unsur-unsur hitech agar citra arsitektur hitech semakin kuat Sumber : www.telegrap.uk/reichtagdome/diakses maret 2015 . Didalam arsitektur hi-tech Banyak sekali unsur – unsur yang digunakan dalam perancangannya. Unsur – unsur yang sering digunakan diantaranya unsur warna, baja / besi, plastik, serta unsur kaca. Unsur – unsur tersebut dalam bangunan hi – tech biasanya digunakan baik pada interior ruangan, fasilitas bangunan seperti lift, eskalator dan teknologi lainnya yang dipakai pada bangunan tersebut, maupun pada eksterior (fasade) bangunan. Tokoh utama gaya ini adalah, Sir Norman Foster, Sir Richard Rogers, Sir Michael Hopkins, Renzo Piano dan Santiago Calatrava. Pada mulanya bangunan High Tech disebut oleh sejarawan Reyner Banham sebagai"gudang dilayani" karena eksposur tambahan layanan mereka mekanik di samping struktur. Sebagian besar contoh-contoh awal memakai baja struktural yang digunakan sebagai bahan pilihan mereka. 71 Jadi jika disimpulkan aristektur hi-tech memiliki ciri Ekspresi yang jujur dengan menampilkan/memperlihatkan bagian bangunan yang umumnya ditutup-tutupi. Ornamen yang merupakan bagian yang penting dari suatu konstruksi dalam bangunan. Penggunaan bahan-bahan bangunan yang mencerminkan kemajuan teknologi. Ekspresi kekuatan struktur yang menggunakan struktur dari rangka baja dan kabel, serta penggunaan material dari kaca dan bahan metal. IV.1.2.KARAKTERISTIK ARSITEKTUR HI-TECH Dalam tulisannya Charles Jenks mengenai arsitektur High-tech, “The Battle of High-tech, Great Building with Great Fault”.Charles Jenks juga menuliskan 6 karakteristik High-tech building, yang intinya sebagai berikut: 1.Inside out. Bagian Interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas. Gambar 4.6. ciri inside out pada bangunan arsitekturhitech Sumber : http://www.solarworlds.co.uk/riechtag dome/ diakses maret 2015 2.Celebration of process. 72 Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya sehingga muncul suatu pemahaman dari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna. Gambar 4.6.salah satu pengungkapan Struktur oleh Norman Foster pada bangunan Hearst Tower Sumber : Archidaily.com/HearstTower/diakses maret 2015 3.Transparan, pelapisan dan pergerakan. Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara jelas tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik dari bangunan high-tech. 73 Gambar 4.7. contoh pengaplikasian tiga unsur arsitektur hitech pada bangunan Reichtag Dome karya Norman Foster. Sumber : Rh89.deviantart.com/reichtagdome/diakses maret 2015 4. Pewarnaan yang cerah dan merata. Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah para teknisi dalam membedakannya dan memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah. Gambar 4.8. pemakaian warna yang berbada untuk membdakan jenis sturktur dan utilitas Sumber : another29.exblog.jp/pompindoecenter/diakses maret 2015 5.A light weight filigree of tensile members. Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari bangunan Hi-tech , sekelompok kabel- kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur. 74 Gambar 4.9. pemakaian kolom baja sebagai struktur utama bangunan Shanghai and Hongkong Bank karya Norman foster Sumber : www.panamario.com/hongkongbank/diaksesmaret 2015 6. Optimistic confidence in a scientific cultural Bangunan Hitech dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi. Selain 6 karakterisitik yang dikemukakan oleh Charles jenks , ada beberapa karakteristik lain yang menjadi karakter dari arsitetur hi-tech yaitu: A. Fleksibilitas Ruang Merupakan kemempuan ruang untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan, baik secara preseptual maupun fisikal dengan atau tanpa perubahab fisik dalam bangunan, tetap, tanpa merubah bentuk luar bangunan. Penyediaan ruang-ruang service internal, tanpa ada suatu enclosure (ketertutupan) di dalamnya. Ruang tidak hanya mempunyai fungsi yang tunggal tetapi juga mampu sebagai raung multifungsi. Ketika fungsi berganti, konfigurasi ruang harus dapat merespon dengan 75 baik. Fleksibilitas ruang diukur dan penempatan dan pengalihan partisi. Partisi di sini dapat berarti sebagai elemen permanent, seperti dinding, atap, atau rangka struktur. Penggunaan bentuk yang tidak lengkap dan open ended (akhiran terbuka), sehingga lantai dan elemen struktur lainnya dapat ditambah atau dikurangi tanpa merusak komposisi utama b. Strategi praktis komponen pasang rakit (plug in pod) Penggunaan komponen plug in, merupakan produk fabrikasi, kemudian dipasang dan dirakit pada bangunan seperti modul toilet, bahkan modul rangka struktur. Hal tersebut dimungkinkan karena kemajuan teknologi dan tuntutan kepraktisan dalam pembuatan bangunan. Komponen plug in pod dapat dilepas dan dipindah, diganti dengan plug in pod yang baru. Gambar 4.10. bangunan Plug in Pod Sumber : Terrapinggrup.co.uk/pluginpod/diakses maret 2015 Gambar 4.11.pemakaian modul rangka struktur tefabikasi pada bangunan Sumber : alubond.com/rangka struktur/diakses maret 2015 c. Structural Expression Ekspresi bangunan dicapai melalui eksplorasi teknologi dan pemilihan bentuk struktur dan metrial seperti baja, pipa, kaca sebagai unsure utama bangunan dalam 76 era struktur modern yang menunjukkan ikatan arsitektur dengan teknologi tinggi yang ada sekaligus memiliki fungsi sebagai respon terhadap lingkungan. Gambar 4.12. Struktural expression yang di tunjukan pada salah satu karya norman foster Sumber : fosterandpatners.com/imagehearsttower/diakses maret 2015 IV.2.TINJAUAN TEORI TENTANG EKSPRESI SECARA PSIKOLOGIS 77
Description: