SIKAP POLITIK MASJOEMI PADA MASA SISTEM PARLEMENTER DI BAWAH KABINET SJAHRIR (1945-1947) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S- 1) Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam OLEH: Imam Walid Asrofuddin Ulil Huda NIM. A92214084 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2018 ii iii iv xi ABSTRAK Skripsi ini berujudul “Sikap Politik Masjoemi Pada Masa Sistem Parlementer Di Bawah Kabinet Sjahrir (1945-1947)”. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini meliputi, (1) bagaimana kiprah Masjoemi di awal masa kemerdekaan (1945-1947)? (2) bagaimana karir Soetan Sjahrir hingga menjadi perdana menteri? (3) bagaimana hubungan Masjoemi dan Perdana Menteri Soetan Sjahrir (1945-1947)?. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu politik. Teori yang digunakan adalah teori checks and balances. Para penyusun Undang-Undang Dasar Amerika Serikat (1787) menggunakan teori ini untuk membendung eksekutif, legislatif, yudikatif agar tidak melampaui batas kekuasaanya. Rene Crince le Roy (1927-1985) menyimpulkan bahwa dalam menata kekuasaan lain di luar tiga kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif) harus dibangun sistem checks and balances. Sementara Nurcholish Madjid (1939-2005) mengatakan bahwa checks and balances dapat diterapkan oleh partai oposisi. Teori checks and balances menjelaskan bagaimana pihak oposisi melakukan pengawasan dan pengimbangan terhadap penguasa yang sedang memimpin pemerintahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pada awal masa kemerdekaan Indonesia, Masjoemi mengalami transformasi menjadi partai politik Islam. Inti dari perjalanan politik Masjoemi (1945-1947) adalah ikut andil dalam proses demokratisasi dengan menjadi partai oposisi. (2) Soetan Sjahrir adalah tokoh yang berfaham sosialis. Pada masa penjajahan Belanda, ia aktif dalam PNI- Baru. Pada masa pendudukan Jepang, ia aktif melakukan gerakan kemerdekaan di bawah tanah. Pada masa awal kemerdekaan, ia menjadi ketua BP-KNIP. Kemudian menjadi perdana menteri hingga tiga kali beruntun. (3) Masjoemi dan Soetan Sjahrir memiliki hubungan yang kurang harmonis. Masjoemi sebagai partai oposisi selalu melakukan pengawasan dan pengimbangan terhadap kebijakan pemerintah di bawah pimpinan Soetan Sjahrir. Masjoemi memperjuangkan empat hal, yaitu mempertahankan presidensial sebagai sistem pemerintahan Indonesia, merombak kabinet, menuntut dilaksanakannya pemilihan umum terhadap badan legislatif, memperjuangkan fatwa KH. Hasjim Asj’ari, yaitu Jihad Fi@ Sabilillah dalam perjuangan merebut kedaulatan dari Belanda. xii ABSTRACT This thesis is entitled "Masjoemi Political Attitudes in the Period of Parliamentary System under Sjahrir's Cabinet (1945-1947)”. The problems is discussed in this thesis include, (1) how was Masjoemi's gait at the beginning of independence (1945-1947)? (2) how was Soetan Sjahrir's career to become prime minister? (3) how was the connection of Masjoemi and Prime Minister Soetan Sjahrir (1945-1947) ?. The methods used in this thesis are a historical research method consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The approach was politicology approach. This thesis used of checks and balances theory. The arranger of the United States Constitution (1787) used this theory to stem the executive, legislature, and judiciary from exceeding their limits. Rene Crince le Roy (1927-1985) concluded that in the power arrangement outside the three powers (executive, legislature, and judiciary) must be establighed a system of checks and balances. While Nurcholish Madjid (1939-2005) said that checks and balances can be applied by opposition parties. Checks and balances theory explains how the opposition exercises oversight and offsetting the rulers who are leading the government. The results of this study indicate that (1) at the beginning of Indonesian independence, Masjoemi transformed into an Islamic political party. The essence of Masjoemi's political journey (1945-1947) was to contribute to the democratization process by becoming an opposition party. (2) Soetan Sjahrir is a socialist figure. During the Dutch colonial period, he was active in the PNI-Baru. During the Japanese occupation, he actively undertook an underground independence movement. In the early days of independence, he became chairman of BP-KNIP. Then become premier for three consecutive times. (3) Masjoemi and SoetannSjahrir have a less harmonious relationship. Masjoemi as an opposition party always oversees and weighs toward the government's policy under Soetan Sjahrir. Masjoemi fought for four things: preserving the presidency as the Indonesian government system, reorganize the cabinet, demanding the election of the legislature, fighting for the KH. Hasjim Asj'ari instructions; which was Jihad Fi Sabilillah in the wresting struggle of the sovereignty of the Dutch. xiii DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN - i PERNYATAAN KEASLIAN - ii PERSETUJUAN PEMBIMBING - iii PENGESAHAN TIM PENGUJI - iv MOTTO – v PERSEMBAHAN – vi PEDOMAN TRANSLITERASI – viii KATA PENGANTAR - ix ABSTRAK - xi DAFTAR ISI - xiii Bab I : PENDAHULUAN – 1 A. Latar Belakang - 1 B. Rumusan Masalah - 6 C. Tujuan Penelitian - 6 D. Kegunaan Penelitian - 7 E. Pendekatan dan Kerangka Teori - 8 F. Penelitian Terdahulu - 10 G. Metode Penelitian - 13 H. Sistematika Pembahasan - 19 Bab II : KIPRAH MASJOEMI DI AWAL MASA KEMERDEKAAN (1945-1947) - 21 A. Lahirnya Partai Masjoemi - 21 B. Struktur Organisasi dan Ideologi Partai Masjoemi - 23 C. Perjalanan Masjoemi Sebagai Partai Politik (1945-1947) – 30 xiv Bab III : KARIR SOETAN SJAHRIR HINGGA MENJADI PERDANA MENTERI - 37 A. Ideologi dan Pemikiran Soetan Sjahrir dalam Upaya Mengawal Kemerdekaan - 37 B. Perjalanan Soetan Sjahrir Sebelum Menjadi Perdana Menteri - 43 C. Perjalanan Soetan Sjahrir Saat Menjadi Perdana Menteri (1945-1947) – 48 Bab IV: HUBUNGAN MASJOEMI DAN PERDANA MENTERI SUTAN SJAHRIR (1945-1947) - 54 A. Situasi Indonesia Pasca Kemerdekaan - 54 B. Kebijakan Pemerintah Di Bawah Pimpinan Perdana Menteri Soetan Sjahrir - 58 C. Respon Politik Masjoemi Terhadap Kebijakan Pemerintah (1945- 1947) - 65 Bab V : PENUTUP - 74 A. Kesimpulan - 74 B. Saran – 75 DAFTAR PUSTAKA – 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap politik Masjoemi pada masa sistem parlementer di bawah kabinet Sjahrir 1945 hingga 1947, merupakan salah satu topik sejarah politik di Indonesia yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Masjoemi lahir pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahan Jepang. Lahirnya Masjoemi didukung oleh faktor pemerintah kolonial Jepang yang tidak puas dengan kinerja Madjelis Islam A’la> Indonesia dan Persatoean. Pemerintah kolonial Jepang memberikan restu dan persetujuan dalam pendirian Masjoemi sebagai sebuah organisasi yang menghimpun organisasi- organisasi (minimal para tokoh) Islam seperti Muh{ammadiyah dan Nahd{atoe al-Oelama’.1 Pada masa setelah kemerdekaan yaitu pada 8 November 1945, Masjoemi bertransformasi menjadi sebuah kekuatan partai politik baru.2 Masjoemi yang mempunyai kekuatan politik telah mendorong Islam pada posisi yang bersanding dengan nasionalis dan sosialis yang menjadi golongan atau faham partai lain di panggung politik tanah-air. Masjoemi yang telah bertransformasi mengalami perubahan dan perkembangan pada tubuh internalnya sendiri. Perkembangan paling mencolok terjadi pada struktur kepengurusan partai yang terdiri dari Badan Pelaksana dan Madjelis Sjura, sedangkan keanggotaan Masjoemi terdiri dari 1 Daud Aris Tanudirjo et.al, Indonesia Dalam Arus Sejarah (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2011), 66-70. 2 Ibid., 165.
Description: