Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA MAHASISWA UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 Made Adhyatma Prawira N. K1, Ni Putu Nita Yanti A1, Endri Kurniawan1, Luh Putu Wulandari Artha1 1Universitas Udayana [email protected] Abstrak Muskuloskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal adalah serangkaian sakit pada otot, tendon, dan saraf. Gangguan ini dapat menurunkan produktivitas kerja. Di Indonesia menurut penelitian di 12 kabupaten/kota, gangguan yang umumnya dirasakan oleh pekerja berupa MSDs (16%). Penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang berhubungan terhadap keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Sebanyak 72 orang mahasiswa diikutkan dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan analisis univariat untuk melihat distribusi data, analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 66,67% mahasiswa mengalami keluhan muskuloskeletal dimana 85,42% adalah perempuan dan 14,58% adalah laki-laki. Keluhan tertinggi berdasarkan metode Nordic Body Map yaitu, pada bagian punggung 59,73%, bagian tengkuk 50%, dan bagian leher 48,61%. Berdasarkan hasil uji bivariat, variabel jenis kelamin, intensitas olahraga, lama duduk, IMT dan antropometri 8 tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keluhan muskuloskeletal yang ditunjukan oleh nilai p>0,05. Berdasarkan hasil uji goodness of fit dengan nilai p=0,764 (p > 0,05), dimana kelompok umur (p<0,016), intensitas olahraga (p<0,026), risiko ergonomi (p<0,024), dan antropometri 12 (p<0,003) mempunyai pengaruh yang bermakna dengan keluhan muskuloskeletal dan model yang digunakan fit diuji dengan uji regresi logistik. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan terhadap keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana adalah kelompok umur, intensitas olahraga, risiko ergonomi, dan antropometri 12. Kata Kunci: Keluhan Muskuloskeletal; Kesehatan Masyarakat; Penyakit Akibat Kerja FACTORS RELATED MUSCULOSKELETAL DISORDERS ON STUDENTS OF UDAYANA UNIVERSITY ON 2016 Abstract Musculosceletal Disorders (MSDs) or musculosceletal’s problems are series of pain on muscle, tendon, and nerve. Those problems can decrease the work productivity. In Indonesia based on previous research, that was conducted at 12 cities or regencies, 16% of workers complained about MSDs. The purpose of this researched was evaluated the factors related to musculosceletal disorder among students of Faculty of Public Health, Udayana University. This study was quantitative research with cross sectional design. 72 students as samples were taken by non probability sampling method, with purposive sampling technique. The data was analysed by univariate analysis to describe distribution, by bivariate analysis to analyse variable association, and then by multivariate analysis with logistic regression to evaluate variabel that most influential. It was found that 66,7% students had musculosceletal complaint, consist of 85,42% females and 14,58% males. Highest complaint according to Nordic Body Map method was on the part of back 59,73%, on the nape of neck 50%, and on the part of neck 48,61%. According to the result of bivariate test, variables such as sex, exercise intensity, duration of sitting, body mass index (BMI), and anthropometry 8 did not show any association with 101 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 musculosceletal complaint with by p value > 0,05. According to goodness of fit test the p value=0,764 (p>0,05), age (p<0,016), exercise intensity (p<0,026), ergonomic risks (p<0,024), and anthropometry 12 (p<0,003) had association with musculosceletal complaint and fit with logistic regression test. As conclusion of this research found that factors related with muscolusceletal disorder among Public Health students of Udayana University were age, exercise intensity, ergonomic risks, and anthropometry 12. Keyword: Musculosceletal Disorders; Public Health; Occupational Disease Pendahuluan menyebabkan turunnya produktivitas kerja, hilangnya jam kerja, tingginya biaya Muskuloskeletal disorders (MSDs) pengobatan dan material, serta rendahnya atau gangguan muskuloskeletal adalah kualitas dari seorang individu (Nurmianto, serangkaian sakit pada otot, tendon, dan 2008). saraf (Tarwaka, 2004). Aktivitas dengan Hasil penelitian dari berbagai negara tingkat pengulangan tinggi dapat menunjukkan bahwa MSDs adalah salah menyebabkan kelelahan pada otot, satu kasus penyakit akibat kerja terbanyak. merusak jaringan hingga kesakitan dan Di Amerika, diperkirakan 6 juta kasus per ketidaknyamanan. Ini bisa terjadi tahun atau rata-rata 300-400 kasus per 100 walaupun tingkat gaya yang dikeluarkan ribu orang pekerja (Cindyastira dkk, 2014). ringan dan postur kerja memuaskan. Masalah ini menyebabkan kehilangan hari Kejadian gangguan musculoskeletal seperti kerja (lost day) untuk istirahat sehingga low back pain, cervic spindolisis, carpal perusahaan merugi karena kehilangan tunnel syndrome, dan tennis elbow, sangat produktivitas. Diperkirakan biaya akibat sering dirasakan oleh manusia. MSDs yang harus dikeluarkan adalah rata- Musculoskeletal Disorders atau rata 14.726 dolar per tahun atau lebih dari MSDs digunakan untuk menggambarkan 130 juta rupiah. Dengan kasus MSDs berbagai bentuk cedera, nyeri atau kelainan sebesar 1250-1830 per 100.000 pekerja pada sistem otot rangka yang terdiri dari tahun pada tahun 2005-2006. (Tim jaringan saraf, otot, tulang, ligamen, Ergoinstitute, 2008 dalam Ariani, 2009). tendon dan sendi. MSDs merupakan Sedangkan di Indonesia dari studi masalah yang signifikan pada pekerja. Departemen Kesehatan dalam profil MSDs pada awalnya menyebabkan sakit, masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, menunjukkan bahwa sekitar 40.5% kekakuan, gemetar, gangguan tidur dan penyakit yang diderita pekerja rasa terbakar. Kelelahan dan MSDs berhubungan dengan pekerjaannnya. merupakan faktor yang dapat 102 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 Gangguan yang dialami pekerja menurut sebesar dua setengah kali bila penelitian yang dilakukan terhadap 9.482 dibandingkan dengan responden yang tidak pekerja di 12 kabupaten/ kota di Indonesia pernah berolahraga. umumnya berupa penyakit MSDs (16%), Salah satu jenis aktivitas ataupun kardiovaskular (8%), gangguan saraf (5%), pekerjaan yang memiliki risiko untuk gangguan pernapasan (3%) dan gangguan mengalami muskuloskeletal disorders THT (1.5%). (Sumiati, 2007) (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal MSDs terjadi sebagai akibat dari adalah mahasiswa, mahasiwa memiliki faktor-faktor pekerjaan, pekerja, aktivitas serta kondisi yang berisiko untuk psikososial, dan lingkungan (Cohen et al, mengalami gangguan muskuloskeletal. 1997). Faktor pekerjaan adalah faktor yang Kondisi ergonomi yang kurang tepat berasal dari pekerjaan itu sendiri termasuk seperti sikap belajar, bentuk meja dan alat- gerakan repetitif, beban, postur statis, dan alat perkuliahan yang kurang sesuai dapat penggunaan tenaga. Dalam penelitian Abu memicu terjadinya keluhan-keluhan Zar (2012) terdapat 72,9% responden muskuloskeletal,. mengalami keluhan muskuloskeletal , Program studi Kesehatan dimana keluhan terbanyak pada punggung masyarakat Universitas Udayana memiliki (56,07%), pinggang (51,40%) dan keluhan 259 mahasiwa aktif, durasi perkuliahan pada leher (50,48%). Hasil penelitiannya rata-rata yang diemban mahasiwa PSKM juga menyatakan terdapat hubungan adalah sekitar 5-6 jam perhari dan bermakna antara tingkat risiko ergonomi mengharuskan mahasiswa duduk di kursi, (p=0,045), antropometri no 14 (tinggi belum lagi ditambah dengan beban tugas duduk) (p=0,034), dan kesegaran jasmani perkuliahan yang harus dikerjakan diluar (p=0,045) dengan keluhan muskuloskeletal jam aktif kuliah. Kondisi sarana prasarana pada mahasiswa FKIP. perkuliahan mahasiwa PSKM yang kurang Penelitian juga dilakukan oleh sesuai dan kondusif semakin meningkatkan Harumiti Ramli (2005) ditemukan risiko terjadinya gangguan hubungan yang bermakna antar kebiasaan muskuloskeletal pada mahasiswa. olahraga dengan sindrom nyeri bahu Tujuan dari penelitian ini untuk dengan P value = 0,044 dan OR= 0,487, mengetahuj faktor-faktor yang artinya responden yang berolahraga dapat berhubungan terhadap keluhan mencegah terjadinya sindrom nyeri bahu muskuloskeletal saat proses belajar 103 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 mengajar pada mahasiswa Kesehatan Terdapat beberapa faktor penyebab Masyarakat, Fakultas Kedokteran, keluhan pada sistem muskuloskeletal Universitas Udayana Bali. diantaranya kesalahan dan lamanya waktu duduk dan pengaruh kursi kerja (Dasri, Tinjauan Teoritis 2011). Sedangkan menurut Peter Vi (2000) beberapa faktor yang menyebabkan Definisi Musculoskeletal Disorder keluhan muskuloskeletal diantaranya, Keluhan pada sistem peregangan otot yang berlebihan, aktivitas muskuloskeletal adalah keluhan yang yang berulang serta sikap kerja yang tidak dirasakan seseorang pada bagian otot-otot alamiah. Dalam studi pendahuluan di SD 1 rangka dari keluhan yang bersifat ringan Sangsit ditemukan bahwa penempatan sampai yang bersifat sangat sakit. Keluhan papan tulis yang tidak sesuai dengan tinggi muskuloskeletal atau Musculoskeletal mata siswa, meja belajar yang tidak sesuai Disorder (MSDs) merupakan keluhan yang dengan antropometri siswa SD dan tata dirasakan apabila otot menerima beban cara penulisan yang tidak mengacu pada statis secara berulang dalam waktu yang jarak baca dapat menyebabkan keluhan lama sehingga menyebabkan keluhan pada sistem muskuloskeletal (Wijana, berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan 2009). tendon (Grandjean, 1993; Tarwaka, 2010 dalam Dasri 2011). Humantech (2003) Faktor-Faktor Penyebab Keluhan mendefinisikan Musculoskeletal Disorders Muskuloskeletal (MSDs) merupakan kelainan akibat adanya Durasi Kerja penumpukan cidera atau kerusakan- Menurut NIOSH (1997), durasi kerusakan kecil pada sistem merupakan lama waktu pekerja terpapar muskuloskeletal dikarenakan trauma yang faktor risiko. Bird (2005) menyatakan berulang yang tidak sembuh secara bahwa apabila gerakan berulang-ulang dari sempurna sehingga pada akhirnya otot menjadi terlalu cepat untuk membentuk sebuah kerusakan yang cukup membiarkan oksigen terlalu cepat besar. Menurut OSHA (2002) MSDs mencapai jaringan maka timbullah adalah sekumpulan gejala atau gangguan kelelahan otot. Humantech (2003) juga yang berkaitan dengan jaringan otot, menyatakan hal serupa dimana pekerjaan tendon, ligament, kartilago, sistem saraf, yang menggunakan otot yang sama untuk struktur tulang, dan pembuluh darah. 104 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 durasi yang lama dapat meningkatkan Jenis kelamin potensi terjadinya fatigue dan MSDs Syafitri (2010) menyatakan bahwa apabila waktu istirahat atau pemulihan wanita mengalami peningkatan ketegangan tidak cukup. Pada posisi bekerja statis otot secara tiba-tiba sebelum haid dan yang membutuhkan 50% dari kekuatan penurunan setelah haid. Selain itu, maksimum tidak dapat bertahan lebih dari kebiasaan wanita yang menggunakan high satu menit, jika kekuatan digunakan heels saat bekerja dapat mengakibatkan kurang dari 20% kekuatan maksimum timbulnya risiko low back pain. Wanita maka kontraksi akan berlangsung dalam memiliki kekuatan otot hanya dua per tiga beberapa waktu. Sedangkan untuk durasi dari kekuatan otot pria dimana Tarwaka et aktivitas dinamis selama empat menit atau al (2004) menyatakan bahwa keluhan otot kurang dapat bekerja dengan intensitas antara pria dan wanita adalah 1:3. yang sama dengan kapasitas aerobik Masa Kerja sebelum istirahat (Grandjean, 1993). Keluhan muskoloskeletal disorders (MSDs) merupakan penyakit kronis yang Usia memerlukan waktu lama untuk Menurut Bridger (2003) semakin berkembang. Jadi semakin lama waktu meningkat usia maka akan terjadi bekerja atau semakin lama seseorang degenerasi tulang dimana hal ini mulai seseorang terpapar faktor risiko maka terjadi pada usia 30 tahun. Degenerasi semakin tinggi risiko untuk terserang tulang ini kemudian menyebabkan MSDs (Nursatya, 2008). Menurut Amalia menurunnya stabilitas pada otot dan tulang (2010) menunjukkan bahwa keluhan MSds sehingga semakin tua usia semakin tinggi terjadi paling banyak pada masa kerja lebih risiko untuk mengalami penurunan dari 5 tahun dimana hal ini disebabkan elastisitas tulang yang mengakibatkan karena terjadi akumulasi cidera-cidera keluhan MSDs (Kurniasih, 2009). Menurut ringan yang dianggap tidak penting. teori dari Oborne, (1995) bahwa keluhan Indeks Massa Tubuh (IMT) Muskuloskeletal biasanya dialami oleh Tinggi badan dan berat badan seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 merupakan faktor yang dapat tahun dan keluhan pertama biasa dialami menyebabkan terjadinya keluhan otot pada pada usia 35 tahun serta keluhan akan skeletal. Karuniasih (2009) menyatakan meningkat seiring bertambahnya usia. bahwa seseorang dengan ukuran tubuh 105 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 pendek berasosiasi dengan keluhan pada kedokteran, universitas udayana yang aktif leher dan bahu. Keluhan otot skeletal yang terdaftar pada tahun 2016. Pengambilan terkait dengan ukuram tubuh lebih sampel dilakukan dengan cara Non disebabkan oleh kondisi keseimbangan Probability Sampling dengan teknik struktur rangka di dalam menerima beban, Purposive Sampling. Kriteria inklusi baik beban berat tubuh maupun berat penelitian ini yaitu mahasiswa aktif badan lainnya (Tarwaka, 2004). kesehatan masyarakat, fakultas kesehatan Riwayat MSDs universitas. Sedangkan responden Seseorang dengan riwayat Low Back diekslusikan apabila tidak bersedia Pain (LBP) cenderung untuk mengalami menjadi responden dalam penelitian ini. kejadian lanjutan (Nursatya, 2004). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 72 orang yang didapat berdasarkan Metode Penelitian perhitungan sampel cross sectional dari Desain Penelitian 259 populasi Penelitian ini merupakan penelitian Teknik Pengukuran Data kuantitatif dengan rancangan cross Instrumen yang digunakan sebagai sectional, yang bertujuan mengetahui pengukuran data dalam penelitian ini faktor-faktor yang berhubungan terhadap adalah lembar instrumen pengumpulan keluhan muskuloskeletal saat proses data berupa kuesioner meliputi Nordic belajar mengajar pada mahasiswa Body Map, Pedoman Antropometri, dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Penilaian risiko dengan metode RULA Kedokteran Universitas Udayana Bali Analisis Data Tahun 2016. Setelah mendapatkan ijin untuk Waktu dan Tempat Penelitian melakukan penelitian dari pihak-pihak Penelitian dilakukan sejak tanggal 27 terkait, peneliti melakukan serangkaian September 2016 sampai 12 Oktober 2016 persiapan kemudian mencari sampel di program studi Kesehatan Masyarakat, penelitian. Setelah jumlah sampel Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana terpenuhi, peneliti memberikan penjelasan Bali kepada sampel tersebut. Setelah Populasi dan Sampel menyatakan setuju mengikuti penelitian, Populasi yang diteliti adalah seluruh sampel diminta menandatangani lembar mahasiswa kesehatan masyarakat, fakultas persetujuan menjadi responden penelitian. 106 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 Pada seluruh sampel dilakukan Berdasarkan intensitas olahraga yang pengisian responden, dimana dalam dilakukan responden paling banyak pengisian responden tidak ada bantuan dari melakukan olahraga 1-2 kali dalam pihak manapun, murni merupakan seminggu yakni sebesar 65,28%. Sebagian kemampuan dan jawaban dari responden besar responden mempunyai indeks massa tersebut. Setelah semua sampel mengisi tubuh (IMT) normal dengan persentase lembar kuesioner data yang diperoleh 50,00%. Berdasarkan risiko ergonomi yang kemudian diolah menggunakan program dihitung berdasarkan posisi duduk STATA 12. responden, paling banyak terdapat pada Semua data yang terkumpul, responden dengan posisi duduk yang dilanjutkan dengan analisis. Analisis yang memerlukan investigasi sementara yakni dilakukan yaitu analisis univariat untuk sebanyak 52,78%. melihat frekuensi dan distribusi data, Dilihat berdasarkan antropometri no analisis bivariat untuk melihat hubungan 8, 12 dan 14, sebagian besar tubuh dan dilanjutkan analisis multivariat dengan responden tidak tercover dalam kursi yang uji regresi logistic ditempatinya. Dari 72 responden yang mengikuti penelitian diketahui bahwa Hasil sebanyak 66,67% responden mengalami Karakteristik Responden keluhan muskuloskeletal. Karakteristik Berdasarkan hasil penelitian uji responden disajikan dalam Tabel 1. univariat diperoleh perbandingan Tabel 1. Gambaran karakteristik perempuan sebanyak 84,72% dan laki-laki responden sebanyak 15,28%. Distribusi umur Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Jenis kelamin responden dikelompokkan menjadi kurang Perempuan 61 84,72 Laki-laki 11 15,28 dari 20 tahun sebanyak 50,00% dan lebih Umur ≤ 19 tahun 36 50,00 atau sama dengan 20 tahun sebanyak ≥ 20 tahun 36 50,00 50,00%. Sementara itu berdasarkan Lama duduk 0-3 jam 18 25,00 karakteristik lama duduk selama mengikuti 4-8 jam 54 75,00 Intensitas olahraga perkuliahan sebagian besar responden Tidak pernah 1-2 seminggu 10 13,89 mempunyai durasi duduk selama 4-8 jam 3-5 seminggu 47 65,28 sebesar 75,00%. Setiap hari 11 15,28 4 5,56 IMT 107 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 Normal 50 69,94 Lengan atas kiri Kurang 11 15,28 Sakit 12 16,67 Lebih 11 15,28 Tidak Sakit 60 83,33 Risiko ergonomi Punggung Level 1 15 20,83 Sakit 43 59,72 Level 2 38 52,78 Tidak Sakit 29 40,28 Level 3 17 23,61 Lengan atas kanan Level 4 2 2,78 Sakit 17 23,61 Antropometri 8 Tidak Sakit 55 76,39 (tinggi bahu) Pinggang Tercover 10 13,89 Sakit 32 44,44 Tidak tercover 62 86,11 Tidak Sakit 40 55,56 Antropometri 12 Pinggul (panjang pantat Sakit 32 44,44 sampai ujung paha) Tidak Sakit 40 55,56 Tercover Pantat Tidak tercover 29 40,28 Sakit 31 43,06 43 59,72 Tidak Sakit 41 56,94 Antropometri 14 Siku kiri (tinggi tubuh dari Sakit 9 12,50 lantai saat duduk) Tidak Sakit 63 87,50 Tercover 37 51,39 Siku kanan Tidak tercover 35 48,61 Sakit 13 18,06 Keluhan MSDs Tidak Sakit 59 81,94 Ya 48 66,67 Lengan bawah kiri Tidak 24 33,33 Sakit 7 9,72 Tidak Sakit 65 90,28 Lengan bawah kanan Sakit 11 15,28 Indikator untuk mengalami keluhan Tidak Sakit 61 84,72 Pergelangan tangan muskuloskeletal ditentukan berdasarkan kiri 4 5,56 nilai Nordic Body Map (NBM) yang Sakit 68 94,44 Tidak Sakit diukur berdasarkan tingkat keluhan di Pergelangan tangan kanan seluruh tubuh. Hasil Nordic Body Map Sakit 20 27,78 Tidak Sakit 52 72,22 (NBM) disajikan dalam Tabel 2. Tangan kiri Sakit 7 9,72 Tabel 2. Karakteristik responden Tidak Sakit 65 90,28 berdasarkan skor Nordic Body Map Tangan kanan Sakit 26 36,11 (NBM) Tidak Sakit 46 63,89 Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Paha kiri Leher Sakit 14 19,44 Sakit 35 48,61 Tidak Sakit 58 80,56 Tidak Sakit 37 51,39 Paha kanan Tengkuk Sakit 13 18,06 Sakit 36 50,00 Tidak Sakit 59 81,94 Tidak Sakit 36 50,00 Lutut kiri Bahu kiri Sakit 16 22,22 Sakit 28 38,89 Tidak Sakit 56 77,78 Tidak Sakit 44 61,11 Lutut kanan Bahu kanan Sakit 16 22,22 Sakit 32 44,44 Tidak Sakit 56 77,78 Tidak Sakit 40 55,56 108 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 Betis kiri antropometri 8, antropometri 12, dan Sakit 13 18,06 Tidak Sakit 59 81,94 antropometri 14. Betis kanan Variabel jenis kelamin, intensitas Sakit 14 19,44 Tidak Sakit 58 80,56 olahraga, lama duduk, IMT, dan Pergelangan kaki kiri Sakit antropometri 8 tidak mempunyai pengaruh Tidak Sakit 7 9,72 65 90,28 yang bermakna terhadap keluhan Pergelangan kaki muskuloskeletal yang ditunjukan oleh nilai kanan Sakit 7 9,72 p > 0,05. Tidak Sakit 65 90,28 Kaki kiri Kelompok umur lebih besar atau Sakit 16 22,22 Tidak Sakit 56 77,78 sama dengan 20 tahun mempunyai risiko Kaki kanan Sakit 16 22,22 6,9 kali untuk mengalami keluhan Tidak Sakit 56 77,78 muskulosketelal (OR=6,93 ; 95% CI = 2,20 – 21,86). Demikian pula nilai risiko Berdasarkan Tabel 2. Diketahui ergonomi mempunyai pengaruh bermakna bahwa responden sebagian besar dengan keluhan muskuloskeletal (p=0,004) mengalami keluhan tertinggi pada bagian yakni dengan kelompok dapat diterima punggung sebesar 59,72%. Selanjutnya dijadikan sebagai baseline. Variabel pada bagian leher sebesar 48,61%, tengkuk antropometri 12, kelompok tercover sebesar 50,00%, bahu kanan sebesar sebagai faktor menurunkan risiko 44,44%, pinggang sebesar 44,44%, pinggul mengalami keluhan muskuloskeletal sebesar 44,44% dan pantat sebesar sebesar 86%. (OR= 0,14; 95% CI = 0,04 – 43,06%. 0,41). Demikian pula dengan variabel Analisis Bivariat antropometri 14, kelompok tercover Faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh untuk menurunkan mempengaruhi keluhan muskuloskeletal risiko mengalami keluhan musuloskeletal dianalisis menggunakan analisis bivariat. sebesar 84% (OR = 0,16; 95% CI 0,05 – Adapun faktor-faktor yang dianalisis 0,49). Analisis bivariat faktor-faktor yang diantaranya jenis kelamin, kelompok umur, mempengaruhi keluhan muskuloskeletal lama duduk, intensitas olahraga, indeks disajikan dalam Tabel 3. massa tubuh (IMT), risiko ergonomi, Tabel 3. Analisis bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan muskuloskeletal Variabel Keluhan MSDs OR 95% CI Nilai p 109 Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 1, No. 2, April 2017 http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727 DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.748 No. ISSN cetak : 2527-4686 Ya f (%) Tidak f (%) Jenis kelamin Perempuan 41 (85,42) 20 (83,33) 0,817 Laki-laki 7 (14,58) 4 (16,67) 0,85 0,22 – 3,26 Umur ≤ 19 tahun 17 (35,42) 19 (79,17) 0,001* ≥ 20 tahun 31 (64,58) 5 (20,83) 6,93 2,20 – 21,86 Lama duduk 0-3 jam 11 (22,92) 7 (29,17) 0,565 4-8 jam 37 (77,08) 17 (70,83) 1,38 0,46 – 4,19 Intensitas olahraga Tidak pernah 9 (18,75) 1 (4,17) 0,086 1-2 seminggu 31 (64,58) 16 (66,67) 0,22 0,02 – 1,85 3-5 seminggu 6 (12,50) 5 (12,50) 0,13 0,01 – 1,44 Setiap hari 2 (4,17) 2 (8,33) 0,11 0,01 – 1,92 IMT Normal 34 (70,83) 16 (66,67) 1,000 Kurang 6 (12,50) 5 (20,83) 0,56 0,15 – 2,12 Lebih 11 (15,28) 3 (12,50) 1,25 0,29 – 5,37 Risiko ergonomi Level 1 4 (8,33) 11 (45,83) 0,004* Level 2 28 (58,33) 10 (41,67) 7,70 1,98 – 29,79 Level 3 15 (31,25) 2 (8,33) 20,62 3,19 – 133,44 Level 4 1 (2,08) 1 (4,17) 2,75 0,13 – 55,16 Antropometri 8 Tercover 6 (12,50) 4 (16,67) 0,631 Tidak tercover 42 (87,50) 20 (83,33) 0,71 0,18 – 2,82 Antropometri 12 Tercover 12 (25,00) 17 (70,83) 0,14 0,04 – 0,41 <0,001* Tidak tercover 36 (75,00) 7 (29,17) Antropometri 14 Tercover 18 (37,50) 19 (79,17) 0,16 0,05 – 0,49 0,002* Tidak tercover 30 (62,50) 5 (20,83) Bermakna pada nilai p ≤ 0,05 Analisis Multivariat dan antropometri 14. Model pertama dalam Variabel yang bermakna dalam analisis multivariat dibentuk dengan analisis bivariat kemudian dianalisis lebih memasukan semua variabel yang lanjut dengan menggunakan analisis bermakna kedalam model. multivariat. Analisis multivariat yang Model kemudian diuji sampai dilakukan adalah dengan menggunakan menemukan hasil dimana semua variabel Regresi Logistik. yang dianggap sebagai faktor pengaruh Adapun variabel yang dimasukan keluhan muskuloskeletal bermakna secara dalam analisis multivariat adalah variabel signifikan (p ≤ 0,05). Pemodelan akhir yang mempunyai nilai p < 0,2 yakni yang didapatkan yaitu terdapat 4 variabel variabel kelompok umur, intensitas yang bermakna mempunyai pengaruh olahraga, risiko ergonomi, antropometri 12 110
Description: