Dirjen Bina Upaya Kesehatan KEMENKES Prof Dr dr Akmal Taher Sp U (K) mengawali presentasinya dengan menegaskan bahwa, “Harus ada keyakinan bahwa sistem AHS akan dapat membawa perbaikan. Yang penting dari harmonisasi adalah hasil positif adanya kesepakatan karena harmonisasi sistem pendidikan dengan pelayanan kesehatan sangat penting dan tidak mudah, lebih kompleks dari kolaborasi antara FK dan RS. Mutlak diperlukan resources sharing, bukan hanya dalam bentuk uang tetapi juga sumber daya manusia. Integrasi stuktural dan fungsional harus terlaksana.” Prof Akmal melanjutkan, “Pelayanan kesehatan primer harus diperkuat untuk menjadi kontak pertama pasien yang membutuhkan pertolongan. Hal ini akan memperbaiki pelayanan sekunder sehingga berbagai kasus yang sulit benar- benar ditangani dengan baik oleh spesialis. RS rujukan harus dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sebagai contoh angka kematian karena penyakit jantung tidak sama saja dengan RS di bawahnya. Untuk menurunkan angka kematian tersebut jawabannya bukanlah mengirim kardiologis tetapi meningkatkan layanan primer. Pelayanan kita akan sangat dipengaruhi oleh adanya JKN. Pada langkah awal pembentukan AHS harus dibuat template untuk pelayanan yang kemudian diterapkan di pendidikan, bukan membuat template sendiri-sendiri. Yang diharapkan dari AHS adalah pelaksanaan pelayanan yang baik, penelitian dan pendidikan yang maju. Lebih jauh lagi diharapkan akan ada perkembangan pada kesehatan publik, (inovasi) penelitian baru untuk diagnosis dan terapi, dan berbagai manfaat lain. Target yang ingin dicapai adalah universal coverage”. “Untuk menguatkan layanan primer (promotif dan preventif), salah satu faktor yang paling penting harus terwujud adalah sistem kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan” ujar Prof Akmal. Sebagai penutup, beliau juga menekankan bahwa AHS menjadi bagian dari proses strategis yang harus dilakukan segera untuk mencapai pelayanan kesehatan primer yang prima dan model AHS akan diimplementasikan di level nasional. HARMONISASI SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN DALAM KONSEP ACADEMIC HEALTH SYSTEM (AHS) Prof. Dr. Akmal Taher, Sp.U(K) DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI • Harmony – the combination of simultaneously sounded musical notes to produce chords and chord progressions having pleasing effect – agreement or concord Arah Pembangunan Kesehatan (2005- 2024) RPJMN I RRPPJJMMNN IIII RPJMN III RPJMN IV 2005-2009 22001100-22001194 2015-2019 2020-2024 Universal Masyarakat Coverage Upaya Kuratif Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan Pendukung/penunjang Pelayanan Kesehatan Primer 1. Kontak pertama untuk pasien yang memerlukan pertolongan 2. Penanganan fokus pada pasien (bukan hanya penyakit) berkesinambungan 3. Komprehensif – Promotif – Preventif – Kuratif – Rehabilitatif/paliatif 4. Koordinator bila diperlukan rujukan Orientasi keluarga dan komunitas PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER 2014 - 2019 1. MASYARAKAT INDONESIA SEHAT YANG MANDIRI DAMPAK PenurunanAKI, AKB, GiziBuruk KEUANGAN MeningkatkanUHH 2. TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN OUTCOME 3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG PEDULI PRIMER YANG PARIPURNA KESEHATAN % Fasyankesprimer yang terakreditasiTingkat Kepuasan 1 Masypd Yankesprimer % kab/kotayang memiliki UKBM Aktiflebih dari 50 % 8 . Tingkat kepuasanNakesdi YankesPrimer Tingkat kepedulianMasypd Kesehatan T E R S E D I A 4. OPTIMALISASI YANKES PRIMER 5. OPTIMALISASI 6. REVITALISASI 7. PENINGKATAN N Y SEBAGAI GATEKEEPER SISTIM RUJUKAN UKM EFEKTIVITAS UKBM A D A N A PROSES 8. ADVOKASI PEMBANGUNAN DAERAH BERWAWASAN KESEHATAN B I STRATEGIS D A YG HARUS UN DILAKUKAN KG MK D E S AE 9. TERWUJUDNYA SISTEM 10. TERWUJUDNYA 11. PENGUATAN SISTEM 12. TERWUJUDNYA NH U A PERENCANAAN YANG SISTEM KOLABORASI INSENTIF DAN PROMOSI KEMITRAAN YANG T KA TERINTEGRASI PENDIDIKAN NAKES PARADIGMA SEHAT BERDAYA GUNA TINGGI PN * )Y A N G P 13. TERBANGUNNYA INFORMASI BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN (Knowledge R O management) P O R S SUMBER DAYA I O KESEHATAN N A L U 15. TERSEDIANYA 17. TERSEDIANYA SPA SESUAI N 14. TERSEDIANYA SDM 16. T DUKUNGAN STANDART, OBAT DAN DUKUNGAN U YANG KOMPETEN DAN TERSEDIANYA K REGULASI YANKES PERBEKALANKESEHATANSESUAI BERBUDAYA KINERJA SIK TERPADU PRIMER STANDART DAN KEBUTUHAN • The Affordable Care Act set in motion dramatic changes to the way that health care is delivered in the United States. Yet in the entire law, academic health centers (AHCs)—the institutions that include a medical school, other health professions training programs, and affiliated teaching hospitals and health systems—are mentioned only 10 times, and never in reference to the sweeping health care delivery reforms initiated by the law. A New Conceptual Framework for Academic Health Center, Borden et al. Academic Medicine. 90. 2015. What do government & public expect from AHSCs? • Conventional expectations: • Excellence in clinical care • Place where significant & cutting edge medical research is conducted • Place for training of doctors, nurses and care providers Building an innovating academic health system. Dzau, 2014 Future expectations: • Clinical care includes improvement of community health • Research result in novel discoveries for dx & therapies • Research can impact community & population health • Develop new models of care delivery (including IT) • Training for the future • Economic driver & community leader ACADEMIC HEALTH CENTRE • AHC is not a single institution but a constellation of functions and organizations commited to improving the health of patients and populations through the integration of their roles in research education and patient care to produce knowledge and evidence base that becomes the foundation for both treating illness and improving health. • The integration involves more than the simultaneous provision of education, research and patient care. It requires the purpose linkage of the roles so that research develops the evidence base, patient care applies and refines the evidence base and education teaches evidence based and team-based approaches to care and prevention (United States Academy of Science 2004)
Description: