DDeennggaann NNaammaa AAllllaahh MMaahhaa PPeennggaassiihh LLaaggii MMaahhaa PPeennyyaayyaanngg :)مّلسو هلآ َو هيلع للها یّلص( للها لوُسَر َلاَق یِترَ ْتِع وَ ِ،للها َباَتِك :ِنْيَلَقَّثلا ُمكُ يِف ٌكِراَت یِّنِا ،اًدَبَا اوُّلِضَت ْنَل اَمِهِب ْمُتْكَّسَمَت ْنِا اَم ،یِتْيَب َلْهَا .َضْوَحْلا َّیلَ َع اَدِري ّیتَح اَقرِ َتْفَي ْنَل امَ ُهَّناَو Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku telah tinggalkan dua pusaka berharga untuk kalian; Kitab Allah dan Itrah; Ahlul Baitku. Selama berpegang pada keduanya, kalian tidak akan tersesat. Dan keduanya tidak akan terpisah hingga menjumpaiku di telaga Kautsar, di Hari Kiamat kelak.” (H.R. Sahih Muslim: jil. 7:122, Sunan Ad- Darimi, jil. 2:432, Musnad Ahmad, jil. 3:14, 17, 26, jil. 4:371, jil. 5:182,189. Mustadrak Al-Hakim, jil. 3:109, 147, 533, dan kitab- kitab induk hadis yang lain). PERADABAN SYI’AH DAN ILMU KEISLAMAN Ayatullah Sayyid Hasan Ash-Shadr Pengantar: Prof. Dr. Sulaiman Dunya Majma’ Jahani Ahlul Bait ملاسلاا نونف و ةعيشلا :باتك مان ردصلا نسح :هدنسيون يزوف رامع :مجرتم ييايزنودنا - ويلاام :همجرت نابز Judul: _________ PERADABAN SYI’AH DAN ILMU KEISLAMAN; diterjemahkan dari Asy-Syi’ah wa Funun Al-Islam, cetakan Al- Irfan, Shida-Lebanon, 1331 H. Penulis: _______ Ayatullah Sayyid Hasan Ash- Shadr Penerjemah: ___ Ammar Fauzi Produser: ______ Divisi Penerjemahan Departemen Kebudayaan, Majma’ Jahani Ahlul Bait Penerbit: ______ Majma’ Jahani Ahlul Bait Cetakan : ______ Pertama Tahun dicetak: __ 2007 Tiras: _________ 3000 Percetakan: ____ Layla E-mail: ________ [email protected] Website: ______ www.ahl-ul-bayt.org ISBN: _________ 978-964-529-239-1 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang PRAKATA PENERBIT Berpolemik dan berbeda pendapat merupakan tabiat manusia. Sebagai Sang Pencipta Yang Maha Bijak, Allah swt. menghendaki tabiat dan fitrah ini tetap berjalan di atas keimanan yang benar. Oleh karena itu, adanya sebuah tolok ukur yang kelak menjadi rujukan semua pihak adalah satu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan lagi. Allah swt. telah menurunkan kitab pedoman dengan kebenaran yang akan menjadi penengah bagi umat manusia dalam pelbagai hal yang diperselisihkan (QS.2:213). Tanpa bekal ini, kehidupan yang sehat tidak akan dapat berlangsung. Ini adalah ketentuan yang telah ditegaskan oleh Al- Quran dan dilandaskan di atas asas Tauhid yang absolut. Lalu, penyimpangan, mitos dan kebohongan mulai dan terus menerus dilakukan oleh anak cucu Adam, hingga akhirnya mereka mulai menjauh dari asas yang kuat ini. Dari sini jelas, bahwa manusia tidak akan sanggup menjadi penengah antara kebenaran dan kebatilan selagi mereka masih menjadi abdi hawa nafsu dan kesesatan. Al-Quran telah datang, namun hawa nafsu telah mencabik-cabik manusia ke pelbagai arah. Ambisi, obsesi, keresahan dan kesesatan telah melemahkan seseorang dalam menerima hukum dan arahan Al-Quran dan 8 Prakata Penerbit memalingkan mereka dari merujuk kepada kebenaran yang telah jelas. Menurut Al-Quran, kedurhakaan adalah hal yang telah menggiring manusia kepada pertikaian, kecongkakkan dan ketidakacuhan (Ibid). Selain itu, kebodohan juga merupakan faktor lain dari timbulnya polemik dan perpecahan. Hanya saja, bukankah telah dipesankan bahwasanya seorang jahil hendaknya bertanya kepada orang yang tahu (QS.21:7, 16:43). Oleh karena itu, tindakan menerjang yang dilakukan oleh seorang yang bodoh terhadap asas yang diterima akal dan diterapkan oleh para akil ini adalah pelanggaran terhadap kaidah dan metode paling jelas dalam rangka menutup retak perselisihan. Islam adalah agama yang abadi yang terangkum dalam teks- teks Al-Quran dan hadis Rasul saw.; sosok yang tak pernah mengucapkan satu kata pun dari mulutnya kecuali wahyu Tuhan semata. Allah swt. dan Rasul-Nya saw. telah mengetahui bahwa umatnya akan berbeda pendapat setelah kepergian beliau, sebagaimana hal tersebut telah terjadi saat beliau masih hidup dan berada di tengah-tengah mereka. Atas dasar ini, Al-Quran telah menurunkan obor kepada umat yang dapat digunakan selepas kepergian Rasulullah; pelita yang dapat menuntun manusia sehingga mengikuti jejak yang pernah ditinggalkan oleh beliau, dan dapat mem-bantu mereka dalam memahami dan menafsirkan arahan-arahannya. Obor itu tak lain adalah Ahlul Bait a.s. Mereka adalah pribadi-pribadi yang telah disucikan dari segala kotoran dan noda, manusia- manusia agung yang kepada kakek mereka Al-Quran diturunkan. Mereka menerima langsung ajaran ilahi dari beliau dan memahaminya dengan penuh kesadaran, amanah dan tanggung jawab. Mereka telah dianugerahi hal-hal y ang tidak diberikan kepada siapa pun. 9 Sebagaimana Rasulullah saw. telah secara umum mene- gaskan kepemimpinan mereka dalam hadis Tsaqalain yang sangat Peradaban Syi’ah dan Ilmu Keislaman 9 masyhur, mereka telah berupaya semaksimal mungkin menjaga syariat Islam dan Al-Quran dari pemahaman dan interpretasi yang keliru. Mereka juga tekun menjelaskan konsep-konsep agung agama. Maka itu, mereka adalah rujukan umat Islam. Ahlul Bait a.s. telah menepis segala kerancuan, menyam-but pertanyaan, meredam pelbagai provokasi dengan penuh ketabahan dan kemurahan hati. Sejarah dan perilaku der-mawan mereka adalah bukti perlakuan mereka yang luar biasa baiknya terhadap para penanya, sebagaimana sejarah juga menunjukkan ketajaman dan kedalaman jawaban-jawaban mereka sebagai bukti atas kepemimpinan unggul mereka di bidang intelektualitas. Khazanah Ahlul Bait a.s.―yang tersimpan utuh dalam madrasah mereka dan hingga sekarang tetap terjaga dengan baik―merupakan universitas lengkap yang meliputi pelbagai cabang ilmu-ilmu Islam. Madrasah ini telah mampu mendidik jiwa-jiwa yang siap menggali pengetahuan dari khazanah itu dan mengetengahkannya kepada umat dan ulama-ulama besar Islam. Madarasah ini pula yang tampil sebagai pembawa risalah Ahlul Bait a.s. yang mampu men-jawab secara argumentatif segala keraguan dan persoalan yang dilontarkan oleh pelbagai mazhab dan aliran, baik dari dalam maupun dari luar Islam. Berangkat dari tugas-tugas yang diamanatkan, Majma’ Jahani Ahlul Bait (Lembaga Internasional Ahlul Bait) senan-tiasa berusaha mempertahankan kemuliaan risalah dan hakikatnya dari serangan pelbagai golongan dan aliran yang memusuhi Islam; dengan cara mengikuti jejak Ahlul Bait a.s. dan penerus mereka yang berusaha menjawab pelbagai tantangan dan tuntutan, serta senantiasa berdiri tegak di barisan ter-depan perlawanan sepanjang masa. Khazanah yang terpelihara di dalam kitab-kitab ulama Ahlul Bait a.s. itu tidak ada tandingannya, karena kitab-kitab tersebut disusun di atas logika dan argumentasi yang kokoh, bebas dari 10 Prakata Penerbit sentuhan hawa nafsu dan fanatisme buta. Kepada kalangan ulama, pemikir dan pakar, mereka pun mengetengahkan pelbagai karya ilmiah yang dapat diterima oleh akal dan fitrah yang bersih. Berbekal kekayaan pengalaman, Lembaga Internasional Ahlul Bait berupaya mengajukan metode baru kepada para pencari kebenaran melalui pelbagai tulisan dan karya ilmiah yang disusun oleh para penulis kontemporer yang komit pada khazanah Ahlul Bait a.s., dan oleh para penulis yang mendapatkan karunia Ilahi untuk mengikuti ajaran mulia mereka. Di samping itu, Lembaga Internasional Ahlul Bait juga melakukan penelitian ilmiah dan menyebarkan tulisan dan karya ulama Syi'ah terdahulu, agar kekayaan ilmiah ini menjadi mata air bagi pencari kebenaran yang mengalir ke segenap penjuru dunia di era kemajuan intelektual yang telah mencapai kematangannya, sementara interaksi antar-individu semakin terjalin demikian cepatnya, hingga terbuka pintu hatin ya untuk menerima kebenaran tersebut melalui madrasah Ahlul B a i t a . s 1. 1 Akhirnya, kami mengharap kepada para pembaca yang mulia; kiranya sudi menyampaikan pelbagai pandangan dan kritik konstruktif demi kemajuan lembaga ini di masa-masa mendatang. Begitu juga, Kami mengajak kepada semua lembaga kebudayaan, ulama, penulis dan penerjemah untuk bekerja sama dengan kami dalam upaya menyebar-luaskan ajaran dan khazanah Islam yang murni. Semoga Allah swt. berkenan menerima usaha yang sederhana ini, melimpahkan taufik-Nya, serta senantiasa menjaga Khalifah-Nya, Imam Mahdi afs. di muka bumi ini. Kami ucapkan terima kasih banyak dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ayatullah Sayyid Hasan Ash- Shadr yang telah berupaya menulis buku ini. Demikian juga kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Sdr. Ammar Fauzi yang telah bekerja keras menerjemahkan buku
Description: