ebook img

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Tindak Tutur Ilokusi Pada Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi PDF

143 Pages·2014·0.59 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Tindak Tutur Ilokusi Pada Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Tindak Tutur Ilokusi Pada Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi 4.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Representatif Pada Novel Negeri 5 Menara Menurut Searle (dalam Yule, 2006:92), tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang menyatakan keyakinan penutur tentang ihwal realita eksternal. Tindak tutur ini bermaksud memberitahu orang-orang mengenai sesuatu. Artinya, pada tindak tutur jenis representatif penutur berupaya agar kata-kata atau tuturan yang dihasilkan sesuai dengan jenis realita dunia. Penulis menemukan tindak tutur ilokusi representatif ini pada data 2 berikut. ... Suaranya cemas dan sedih.Tapi tiga hari berlalu, tidak ada tanda-tanda keinginan keras Amak goyah. Tidak ada tawaran yang berbeda tentang sekolah, yang ada hanya himbuan untuk tidak mengunci diri. Sore itu pintu kayu kamar d iketuk dua kali. ... “Nak, ada surat dari Pak Etek Gindo,” kata Amak sambil mengangsurkan sebuah amplop di bawah daun pintu. Pak Etek sedang belajar di Mesir dan kami saling berkirim surat. Dua bulan lalu aku menulis surat, mengabarkan akan menghadapi ujian akhir dan ingin melanjutkan ke SMA.... (N5M: halaman 11). Berdasarkan data (2) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (amak) kepada mitra tutur (Alif) bermaksud untuk melaporkan. Informasi yang dimaksud penutur (amak) dalam tuturannya adalah mengenai adanya surat yang dikirim oleh Pak Etek Gindo. Penanda lingual pada data tersebut yakni kata ‘ada surat dari Pak Etek’. Penutur (amak) melaporkan kepada mitra tutur (Alif) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. 46 Tindak tutur di atas masuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena berkenaan dengan kebenaran tentang suatu hal. Data (2) menunjukkan tindak tutur ilokusi jenis representatif melaporkan karena penutur (amak) tidak menuntut mitra tutur (Alif) melakukan suatu hal atau pekerjaan. Partisipan dalam percakapan tersebut adalah Alif dan amak. Amak sebagai penutur dan Alif sebagai mitra tutur. Maksud serta tujuan pertuturan adalah penutur (amak) melaporkan bahwa ada surat dari Pak Etek Gindo. Selain itu, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif pada data 3 berikut ini. ... Amak memang dibesarkan dengan latar belakang agama yang kuat. Ayahnya atau kakekku yang aku panggil Buya Sutan Mansur adalah orang alim yang berguru langsung kepada Inyiak Canduang atau Syekh Sulaiman Ar-Rasuly. Di awal abad kedua puluh, Inyiak Canduang ini berguru ke Mekkah di bawah asuhan ulama terkenal seperti Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawy dan Syeikh Sayid Babas El-Yamani. Mata Amak menerawang sebentar. “Buyuang, sejak waang masih di kandungan, Amak selalu punya cita-cita,” mata Amak kembali menatapku.... (N5M: halaman 7-8). Berdasarkan data (3) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (amak) kepada mitra tutur (Alif) bermaksud menyatakan. Penutur (amak) menyatakan suatu hal kepada mitra tutur (Alif) yakni penutur (amak) dulu pernah bercita-cita saat mengandung anaknya. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni ‘sejak waang masih dikandungan’. Percakapan tersebut dapat dinyatakan bahwa penutur hanya meyampaikan atau menyatakan suatu hal yakni tentang adanya cita-cita penutur saat mengandung mitra tutur (Alif). Percakapan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi karena penutur memiliki maksud dan fungsi memberitahukan kepada mitra tutur. Penutur (Amak) memberikan penjelasan 47 kepada mitra tutur (Alif) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Selanjutnya, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 5 berikut. ... Aku ingin suaraku di-dengar di depan civitas akademika, atau dewan gubernur atau rapat manajer, bukan hanya berceramah di mimbar surau di kampungku. Bagaimana mungkin aku bisa menggapai berbagai cita- cita besarku ini kalau aku masuk madrasah lagi? “Tapi Amak, ambo tidak berbakat dengan ilmu agama. Ambo ingin menjadi insinyur dan ahli ekonomi,” tangkisku sengit. Mukaku merah dan mata terasa panas.... (N5M: halaman 9). Berdasarkan data (5) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Alif) kepada mitra tutur (amak) bermaksud membantah. Bantahan yang disampaikan oleh penutur (amak) yakni memberitahukan kepada mitra tutur (amak) bahwa penutur (Alif) ingin menjadi insinyur dan ahli ekonomi. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni kata ‘tapi’. Penutur (Alif) juga membantah dengan mengatakan kepada mitra tutur (amak) bahwa penutur (Alif) tidak berbakat dengan ilmu agama. Penutur (Alif) memberikan penjelasan kepada mitra tutur (amak) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Data (5) menunjukkan tindak tutur ilokusi representatif. Tindak tutur diatas tidak menuntut lawan tuturnya melakukan suatu pekerjaan atau suatu hal lainnya. Penutur hanya membantah terhadap pernyataan dari mitra tutur. Selanjutnya, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 6 berikut. ... aku keluar dari kamar gelapku. Mataku mengerjap-ngerjap melawan silau. ‘’ Amak, kalau memang harus sekolah agama, ambo ingin 48 masuk pondok saja di Jawa. Tidak mau di Bukit tinggi atau Padang,’’ kataku di mulut pintu. Suara cempreng pubertasku keheningan Minggu pagi itu. Amak sedang menyiram pot bunga suplir di ruang tamu ternganga kaget. (N5M: halaman 12-13). Berdasarkan data (6) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Alif) kepada mitra tutur (amak) bermaksud untuk menyatakan. Pernyataan yang dimaksud penutur (Alif) dalam tuturannya adalah mengenai permintaan penutur agar dapat melanjutkan sekolah ke pondok pesantren di Jawa. Penutur (Alif) menyatakan sesuatu kepada mitra tutur (amak) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Penada lingual pada tuturan di atas yakni frase ‘kalau memang’. Tindak tutur di atas masuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena berkenaan dengan kebenaran tentang suatu hal. Data (6) menunjukkan tindak tutur ilokusi jenis representatif karena penutur (Alif) tidak menuntut mitra tutur (amak) melakukan suatu hal atau pekerjaan. Kemudian, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 10 berikut. ... Dengan setengah terpicing aku bisa melihat muka Ayah meringis. Kepalanya menggeleng-geleng. “Pak… anak ambo kelakuannya baik dan NEM-nya termasuk paling tinggi di Agam. Kami kirim ke pondok untuk mendalami agama”. Suaranya agak ditekan. Mungkin naluri kebapakannya tersengat untuk membela anak dan sekaligus membela dirinya sendiri. Tidak mau dicap orang tua yang gagal. Dalam hati aku bertepuk tangan untuk pukulan telak Ayah.... (N5M: halaman 20). Berdasarkan data (10) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (ayah) kepada mitra tutur (Pak Sutan) bermaksud melaporkan. Penutur (ayah) melaporkan kepada mitra tutur (Pak Sutan) bahwa anaknya (Alif) 49 merupakan anak yang baik dan mendapatkan nilai NEM tertinggi di kotanya. Penutur (ayah) juga menanggapi (Pak Sutan) dengan mengatakan bahwa anaknya (Alif) bersekolah di pesantren untuk mendalami ilmu agama.penanda lingual pada tuturan di atas yakni frase ‘termasuk paling tinggi’. Penutur (ayah) memberikan penjelasan kepada mitra tutur (Pak Sutan) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi representatif karena berupa kebenaran atas suatu hal. Pernyataan tersebut membenarkan bahwa Alif memiliki kelakuan yang baik dan pintar. Selanjutnya, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 15 berikut. ... Sementara di bangku belakang, duduk seorang anak kurus,berkulit bersih, bermata dalam dan bermuka petak. Sebuah kopiah beludru hitam melekat miring di kepalanya. Sepatu kets dari bahan jeans hitam bertabrakan dengan kaos kaki putihnya. “Raja Lubis,” katanya menyebutkan nama. Di tangannya tergenggam sebuah buku, yang sekali- sekali dia buka. Mulutnya terus komat-kamit seperti merapal sesuatu. Raja melihat ke arahku dan menjelaskan sebelum aku bertanya, “Aku sedang menghapalkan kutipan pidato Bung Karno.” Aku tidak mengerti maksudnya. Yang jelas, kedua anak ini juga akan masuk PM.... (N5M: halaman 27). Berdasarkan data (15) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Raja) kepada mitra tutur (Alif) bermaksud untuk menyatakan. Pernyataan yang dimaksud penutur (Raja) dalam tuturannya yakni penutur (Raja) sedang menghapalkan pidato Bung Karno. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni ‘aku sedang’. Penutur (Raja) menyatakan sesuatu kepada mitra tutur (Alif) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. 50 Selain menyatakan bahwa penutur (Raja) sedang menghapal pidato Bung Karno, penutur (Raja) juga meminta kepada mitra tutur (Alif) untuk tidak mengganggu pekerjaannya atau tidak ingin ditanya oleh mitra tutur (Alif). Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena memiliki maksud serta tujuan tertentu. Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi jenis representatif penutur hanya memberitahukan suatu kebenaran tanpa adanya suruhan atau meminta mitra tutur melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan Kemudian, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 16 berikut. ... Beberapa orang diantaranya menarik gerombolan sapi yang berjalan malas-malasan. Setiap melangkah, genta dileher sapi ini berbunyi tung.. . tung ...tung ...“Bapak, Ibu dan calon murid. Sebentar lagi kita akan sampai di Pondok Madani. Kami akan membawa Anda semua untuk langsung mendaftar ke bagian penerimaan tamu. Bagi yang akan mendaftar jadi murid baru, batas waktu pendaftaran jam lima tepat sore hari ini. Jangan lupa dengan tas dan semua bawaan Anda,” Ismail memberi pengumuman, kembali dengan senyum lebarnya.... (N5M: halaman 28). Berdasarkan data (16) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Ismail) kepada mitra tutur (orang tua murid) bermaksud untuk mengumumkan. Pengumuman yang dimaksud penutur (Ismail) dalam tuturannya yakni penutur (Ismail) mengumumkan bahwa tidak lama lagi akan sampai di Pondok Madani. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni kata ‘pengumuman’. Penutur (Ismail) memberikan informasi kepada mitra tutur (orang tua murid) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Selain melaporkan bahwa sebentar lagi akan sampai di Pondok Madani penutur (Ismail) juga meyarankan kepada mitra tuturnya (orang tua murid) untuk 51 hati-hati dengan barang bawaan agar tidak ketinggalan di mobil yang sedang ditumpangi. Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena memiliki maksud serta tujuan tertentu. Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi jenis representatif penutur hanya memberitahukan suatu kebenaran tanpa adanya suruhan atau meminta mitra tutur melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan. Selain itu, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 17 berikut. ... Dua anak-anak yang baru tamat SD tadi tampak agak pucat dan tidak tertawa-tawa lagi. Tangan mereka meremas-remas kotak kuaci sampai hancur. Raja dan Dul mencondongkan badannya ke depan dengan muka serius. Bus lalu berkelok ke jalan tanah yang kecil. “Sedikit lagi, di ujung jalan yang ada gapura itulah Pondok Madani,” kata Ismail sambil menunjuk jauh ke depan. Bagai terbuat dari karet, semua leher kami memanjang melihat ke depan dengan panasaran.... (N5M: halaman 28-29). Berdasarkan data (17) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Ismail) kepada mitra tutur (orang tua murid) bermaksud untuk melaporkan. Laporan yang dimaksud penutur (Ismail) dalam tuturannya yakni penutur (Ismail) melaporkan bahwa di ujung jalan yang ada gapura itulah Pondok Madani. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni kata ‘ada’. Penutur (Ismail) menerka kepada mitra tutur (orang tua murid) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena memiliki maksud serta tujuan tertentu. Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi jenis representatif, penutur hanya memberitahukan suatu kebenaran tanpa adanya suruhan atau meminta mitra tutur melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan. 52 Maksud serta tujuan pertuturan adalah penutur (Ismail) memberitahukan bahwa sebentar lagi para penumpang akan segera sampai di Pondok Madani. Penutur (Ismail) juga melaporkan Pondok Madani berada di dekat gapura. Berdasarkan percakapan yang berlangsung dapat diketahui bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur adalah diam serta menyimak. Berdasarkan reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut adalah tindak tutur yang berupa melaporkan. Selanjutnya, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 18 berikut. ... kamar menginap Anda sudah kami atur dengan nomor urut kedatangan. Semoga Anda menikmati kunjungan ini dan kami bisa melayani dengan sebaik-baiknya. “Pondok Madani memiliki sistem pendidikan 24 jam. Tujuan pendidikannya untuk menghasilkan manusia mandiri yang tangguh. Kiai kami bilang, agar menjadi rahmat bagi dunia dengan bekal ilmu umum dan ilmu agama. Saat ini ada tiga ribu murid yang tinggal di delapan asrama,” Burhan membuka tur pagi itu dengan fasih.... ( N5M: halaman 31). Berdasarkan data (18) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Burhan) kepada mitra tutur (orang tua murid) bermaksud melaporkan. Informasi yang dimaksud penutur (Burhan) dalam tuturannya yakni penutur (Burhan) melaporkan bahwa Pondok Madani memiliki sistem pendidikan 24 jam.Penutur (Ismail) juga melaporkan bahwa tujuan pendidikan di Pondok Madani untuk menghasilkan manusia mandiri yang tangguh. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni frase ‘saat ini’. Penutur (Burhan) memberikan informasi kepada mitra tutur (orang tua murid) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena 53 memiliki maksud serta tujuan tertentu. Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi jenis representatif penutur hanya memberitahukan suatu kebenaran tanpa adanya suruhan atau meminta mitra tutur melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan. Selanjutnya, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 19 berikut. ... saat ini ada tiga ribu murid yang tinggal di delapan asrama,’’ Burhan membuka tur pagi itu dengan fasih. “Walau asrama penting, tapi kamar di sini lebih bermaksud untuk tidur dan istirahat, kebanyakan kegiatan belajar diadakan di kelas, lapangan, masjid, dan tempat lainnya, seperti yang akan kita lihat nanti,” papar Burhan sambil mengajak kami yang bergerombol di sekelilingnya untuk mulai berjalan. Aku, Raja dan Dulmajid berada dirombongan ini. Kami penuh semangat bergerombol disekitar Burhan. Tidak jauh dari kami, tampak dua kelompok kecil yang masing-masing juga dipimpin oleh seorang pemandu yang berbaju putih dan bercelana hitam, seperti Burhan.... (N5M: halaman 31). Berdasarkan data (19) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Burhan) kepada mitra tutur (orang tua murid) bermaksud untuk memaparkan. Informasi yang dimaksud penutur (Burhan) dalam tuturannya yakni penutur (Burhan) memaparkan bahwa Pondok Madani memiliki asrama untuk santri Pondok Madani. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni kata ‘papar’. Penutur (Ismail) juga menyampaikan informasi bahwa pembelajaran di Pondok Madani kebanyakan diadakan di kelas, lapangan, masjid, dan tempat lainnya. Penutur (Burhan) memaparkan sesuatu kepada mitra tutur (orang tua murid) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis tindak tutur ilokusi karena memiliki maksud serta tujuan tertentu. Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur 54 ilokusi jenis representatif penutur hanya memberitahukan suatu kebenaran tanpa adanya suruhan atau meminta mitra tutur melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan. Percakapan yang berlangsung dapat diketahui bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur adalah diam serta menyimak. Berdasarkan reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur dapat diketahui bahwa tindak tutur tersebut adalah tindak tutur memaparkan. Selain itu, penulis juga menemukan tindak tutur ilokusi representatif seperti pada data 20 berikut. ... “Gedung utama di pondok ini dua. Pertama adalah Masjid Jami’ dua tingkat berkapasitas empat ribu orang. Di sini semua murid shalat berjamaah dan mendalami Al-Quran. Di sini pula setiap Kamis, empat ratusan guru bertemu mendiskusikan proses belajar mengajar,” jelas Burhan sambil menunjuk ke masjid. Kubah dan menara raksasanya berkilau disapu sinar matahari pagi. Masjid ini dikelilingi pohon-pohon rimbun dan kelapa yang rindang. Beberapa kawanan burung bercecuitan sambil hinggap dan terbang di sekitar masjid.... (N5M: halaman 31). Berdasarkan data (20) dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur (Burhan) kepada mitra tutur (orang tua murid) bermaksud untuk menjelaskan. Informasi yang dimaksud penutur (Burhan) dalam tuturannya yakni penutur (Burhan) menjelaskan bahwa Pondok Madani memiliki gedung utama, salah satunya adalah Masjid Jamik. Penanda lingual pada tuturan di atas yakni kata ‘jelas’. Penutur (Burhan) juga menjelaskan bahwa masjid Jamik memiliki kapasistas empat ribu orang dan masjid Jamik juga menjadi tempat berdiskusi mengenai kegiatan belajar mengajar. Penutur (Burhan) menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur (orang tua murid) tanpa ada tendensi mempengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu 55

Description:
bakatnya di dunia kesenian seperti musik, melukis, desain grafis, teater dan sebagainya. Penanda lingual .. sedang ngos-ngosan. Jejak sepedanya
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.