BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Biografi Singkat Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid Muhammad Nur bin Abdul Hafizh Suwaid. Beliau adalah seorang ahli ilmu yang sangat dihormati dan seorang pendidik yang mulia. Beliau lahir di Damaskus pada tahun 1362 H/ 1943 M. dan beliau wafat saat usia 58 tahun, yaitu pada hari Juma‟at tahun 1420 H/ 1999 M. Beliau menuntut ilmu dari beberapa ulama Syam, seperti: Syeh dr. Muhammad Abu Yusra „Abidin, Syeh al-Qarra‟ Husain Khaththab, dan Syeh Muhammad Nashirudin al-Albani. Beliau mulai menyusun dan mentahqiq beberapa buku, yang berkaitan dengan aqidah, hadis, fiqih, sejarah, pendidikan dan kitab mausuah. Karya- karya beliau, diantaranya: Ushul Fiqh wa Qaidatuhu, Mausu’atu Fiqh Mar’ati al-Muslimah, Ghayatu Hayati al-Insan, al-Furqaan wa al-Qur’an, Aadabul Hayatil Zaujiyah, Mukhtashar Sahhih Bukhari, Wajibatul Mar’atil Muslimah, Tashilul Wushul ila Ma’rifatil Asbabin Nuzul, dan lain sebagainya.1 1 http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=167785, diakses pada hari Kamis, 11 Mei 2016, pada pukul 13.50 WIB. 25 B. Konsep Parenting Menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid 1. Nasihat Cinta Untuk Orangtua a. Tanggung Jawab Mendidik Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melimpahkan pendidikan anak kepada kedua orangtua sepenuhnya.2 Sebagaimana hadis dari Ibnu Umar radhiyall hu ‘anhum . Bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya, Seorang imam adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang pelayan adalah pemimpin pada harta majikannya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya. (Muttafaqun ‘alayh3) Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada kedua orangtua untuk mendidik anak-anak mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan tanggung jawab pendidikan kepada kedua orangtua.4 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 2 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak, terj. Farid Abdul aziz Qurusy, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), hlm. 47. 3 Muttafaqun ‘alayh: Hadis yang diriwayatkan oleh dua imam ahli hadis yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. 4 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 48. 26 سُ اَّنلا اىَدُوُقوَ ارًاَن مْ كُ يِلىَْأو َ مْ كُ سَ فُنَأ اوُق اوُنمَآ نَ يذَِّلا اهَُّ يَأ اَي مْ ىُرَمََأ امَ َوَّللا نَوصُ عَْ ي لََّّ دٌادَشِ ظٌ لََِغ ٌةكَ ِئلََمَ اهَ يَْلعَ ُةرَاجَ ِلْْ اوَ ]٦٦٦٦[ نَورُمَؤُْ ي امَ نَوُلعَفَْ يوَ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At- Tahrim [66]: 6) Oleh karena itu, perlu ada usaha dan kerja keras yang terus- menerus dalam mendidik anak, memperbaiki kesalahan mereka dan membiasakan mereka mengerjakan kebaikan.5 Sebagiamana telah dicontohkan oleh para nabi dan rasul. Misalnya Nabi Nuh ‘alaihi sallam yang tidak pernah merasa lelah untuk terus mengajak anaknya agar beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam yang senantiasa mewasiatkan anak-anaknya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata dan kisah-kisah lainnya. b. Memilih Pasangan Pendidikan merupakan tanggung jawab kedua orangtua, oleh karena itu memilih pasangan hidup adalah langkah awal yang harus diperhatikan. Rumah tangga adalah salah satu benteng akidah Islam, benteng yang harus terus dijaga dan harus kuat baik dari dalam 5 Ibid., hlm. 49. 27 maupun dari luar.6 Sehingga kedua orangtua harus memiliki keimanan yang kuat, tidak berat sebelah. Karena apabila hanya salah satu dari kedua otangtua yang memiliki keimanan yang kuat, itu akan berpengaruh buruk pada generasi penerusnya yaitu anak-anak mereka. Memilih laki-laki yang shalih atau wanita yang shalihah merupakan hal yang harus didahulukan sebelum membina sebuah rumah tangga. Laki-laki shalih tidak hanya taat beribadah, namun dia paham betul terhadap tugasnya sebagai imam keluarga. Harus menjadi suami yang baik dan ayah yang bijaksana untuk anak-anaknya. Istri shalihah adalah istri yang mengerti tugas-tuganya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya serta mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.7 c. Karakter Para Pendidik Berikut adalah karakter-karakter yang harus dimiliki oleh seorang pendidik: 1) Tenang dan Tidak Terburu-Buru Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Abbas radhiyall hu ‘anhum : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asyaj bin Abdil Qais, “Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua perkara yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala: tenang dan 6 Ibid., hlm. 54. 7 Ibid., hlm. 53-54. 28 tidak teburu-buru.” Hadis ini menunjukkan pentingnya ketenangan dan tidak terburu-buru dalam membangun akhlak generasi baru.8 2) Lembut dan Tidak Kasar Diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah radhiyall hu ‘anha: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Dia memberi atas kelembutan apa yang tidak Dia beri atas kekerasan dan lainnya.” Dari hadis ini, seorang pendidik harus memiliki hati yang lemah lembut dan tidak kasar.9 3) Hati yang Penyayang Diri ayatkan oleh al-Ba r dari bnu Umar radhiyall hu ‘anhum : “Sesungguhnya setiap pohon selalu memilki buah. Buah hati adalah anak. Sesungguhnya Allah tidak menyayangi orang yang tidak sayang kepada anaknya. Demi jiwaku yang berada di Tangan-Nya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang penyayang.” Kami katakan, “Wahai Rasulullah, setiap kita menyayangi?” Beliau menja ab, “Bukanlah yang dimaksud dengan kasih-sayang adalah seseorang menyayangi temannya. Yang dimaksud dengan kasih-sayang adalah menyayangi seluruh umat manusia.”10 4) Memilih yang Termudah Selama Bukan Termasuk Dosa Dari Aisyah radhiyall hu ‘anha, ia berkata: “Tidaklah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menentukan pilihan antara dua perkara melainkan beliau memilih yang 8 Ibid., hlm. 67. 9 Ibid., hlm. 68. 10 Ibid., hlm. 71. 29 termudah di antara keduanya selama bukan termasuk dosa. Apabila termasuk dosa, maka beliau menjadi orang yang paling menjauhinya. Tidaklah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam marah untuk dirinya sendiri dalam masalah apapun kecuali apabila syariat Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ”11 (Muttafaqun ‘alayh12) 5) Toleransi Toleransi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain dalam bentuk yang optimal. Maksudnya adalah memberi kemudahan sebagaimana yang diperbolehkan oleh syariat.13 Dari bnu Mas‟ud radhiyall hu ‘anhu: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang haram masuk neraka dan neraka haram atasnya? Setiap orang yang mudah, dekat dan toleransi.”14 6) Menjauhkan Diri dari Marah Kemarahan adalah salah satu sifat negatif dalam aktivitas pendidikan. Apabila seseorang dapat menahan amarahnya dan sanggup menguasai dirinya, maka itu adalah kebahagiaan baginya dan bagi anak-anaknya.15 11 Ibid., hlm.73. 12 Muttafaqun ‘alayh: Hadis yang diriwayatkan oleh dua imam ahli hadis yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. 13 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 73. 14 Diri ayatkan oleh at-Timid dengan komentar, “Hadis ini hasan”. Diri ayatkan juga oleh nbu H ibb n, al-Kharaithi, Ahmad dan ath-Thabr n . 15 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 73. 30 Dari Ab Huraitah radhiyall hu ‘anhu: Bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang berani bukanlah orang yang pandai berkelahi. Orang yang berani adalah orang yang mampu menguasai diri ketika marah.” (Muttafaqun ‘alayh16) 7) Seimbang dan Proporsioanal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu bersikap seimbang dan proporsional dalam urusan tiang agama.17 Pasti begitu pula dalam urusan-urusan lainnya, khususnya dalam urusan pendidikan. Dari Ab Mas‟ud „Uqbah bin Umar al-Badri radhiyall hu ‘anhu: Seseorang datang menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Sesungguhnya aku akan terlambat shalat Subuh karena si fulan yang menjadi imam kami memanjangkan shalatnya.” Belum pernah aku melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam marah dalam nasihatnya semarah hari itu. Beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat lari orang lain. Siapa saja di antara kalian yang menjadi imam, hendaknya memendekkan shalatnya, karena sesungguhnya yang berdiri di belakangnya adalah orang tua, anak kecil, dan orang yang sedang memiliki keperluan.” (Muttafaqun ‘alayh18) 16 Muttafaqun ‘alayh: Hadis yang diriwayatkan oleh dua imam ahli hadis yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. 17 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 74. 18 Muttafaqun ‘alayh: Hadis yang diriwayatkan oleh dua imam ahli hadis yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. 31 8) Selingan dalam Memberi Nasihat Dari Ab Wa‟il Syaqiq bin Salamah, ia berkata: Abdullah bin Mas‟ud radhiyall hu ‘anhu berceramah kepada khalayak setiap hari kamis. Seseorang berkata kepadanya, “Wahai Ab Abdurrahman, aku suka apabila engkau berceramah setiap hari.” Dia menja ab, “Hal itu tidak mungkin aku lakukan. Aku tidak suka membuat kalian bosan. Sesungguhnya aku memberikan selingan nasihat kepada kalian seperti Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami karena kha atir kami bosan.”19 d. Pengaruh Kesalehan Orangtua pada Anak Kesalehan kedua orangtua merupakan teladan yang memiliki dampak besar pada jiwa anak. Dengan ketakwaan kedua orangtua kepada Allah dan mengikuti jalan-Nya, kemudian disertai dengan usaha dan saling menguatkan antara keduanya, maka akan menumbuhkan anak yang taat dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala 20 ditegaskan dalam ayat: ]:٦:٣[ مٌيِلعَ عٌيسََِ ُوَّللاوَ ۗ ضٍ عَْ ب نمِ اهَضُ عَْ ب ًةَّيرُِّ ذ (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. li „ mr n 3 : 34 Namun, tidak semua sesuai dengan teori tersebut, dan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui hikmah dibalik semua itu. Banyak anak yang tidak taat bahkan membangkang, meskipun kedua orangtuanya orang yang taat dan bertaqwa kepada Allah. Salah satu 19 Muttafaqun ‘alayh 20 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 84. 32 hikmah yang dapat dipetik adalah agar hati tetap sadar dan tetap tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta berharap dikaruniai anak yang salih. Apabila anak keturunan tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendakwahkan agama-Nya, mereka semua akan dipertemukan di surga yang kekal.21 Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : امَوَ مْ هُ َتَّ يرُِّذ مِْبِِ اَنقَْلْْ َأ نٍاَيمإِِب مهُ ُتَّ يرُِّذ مْ هُ تْعَ َب َّتاوَ اوُنمَآ نَ يذَِّلاوَ ينٌ ىِرَ بَ سَ كَ اَبِِ ئٍرِمْا لُّ كُ ۗ ءٍيْ شَ نمِّ مهِِلمَعَ نْ مِّ مىُاَن تَْلَأ ]١٢٦٢٥[ Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Th r 52 : 21 e. Berdoa Sebelum Berhubungan Suami Istri Sebelum mencetak generasi yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbudi pekerti mulia, harus diawali dengan benih yang unggul, yaitu janin yang terhindar dan terlindungi dari godaan setan. Diri ayatkan oleh “Abdurra q sanad22 dari Ibnu Abbas radhiyall hu ‘anhum :23 21 Ibid., hlm. 84-85. 22 Sanad secara bahasa adalah sandaran, sedang menurut istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada matan hadis. Lihat, Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 168. 33 Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara mereka melakukan hubungan intim (suami istri) dengan istrinya mengucapkan, „Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari apa yang telah Engkau rezekikan kepada kami‟ kemudian mereka berdua ditakdirkan mendapatkan anak, niscaya anak itu tidak akan diganggu setan.”24 2. Metode Mendidik Anak Hingga Usia Dua Tahun a. Mendidik Bayi pada Hari Pertama Kelahiran 1) Mengeluarkan Zakat Fitrah Diri ayatkan oleh Bukh r , Muslim, Malik, an-Nasa‟ dan Ab D ud dari Abdullah bin Umar radhiyall hu ‘anhum :25 “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah satu sha’26 kurma atau satu sha’ gandum atas setiap hamba sahaya dan orang merdeka, baik kecil maupun sudah de asa.”27 2) Berhak Menerima Harta Waris Dari Sa‟id bin Masayyib dan Jabir bin Abdillah dari al-Miswar bin Makhramah:28 Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam 23 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 88-89. 24 Diri ayatkan juga olah Bukh r dan Muslim. 25 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm. 379. 26 Sha’ merupakan ukuran yang digunakan pada zaman Rasulullah saw, satu sha’ sama dengan 1,1/3 wadah Mesir atau setara dengan 2167 gram gandum. Ada juga yang berpendapat satu sha’ sama dengan empat kali cidukan kedua telapak tangan, menggunakan tangan yang sedang. Lihat, Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, terj. Salman Harun, Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin, (Jakarta: Lintera AntarNusa, 2011), hlm. 948-949. 27 Diri ayatkan oleh ad-D ruquthn dari Ibnu Abbas (2/150) dan dari Jabir (2/150) 28 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting: Cara Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mendidik Anak,… hlm.100.
Description: