ebook img

BAB III SEJARAH LEMBAGA KURSUS AL-QUR'AN AL-FALAH (LKF) PDF

20 Pages·2016·0.64 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB III SEJARAH LEMBAGA KURSUS AL-QUR'AN AL-FALAH (LKF)

38 BAB III SEJARAH LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN AL-FALAH (LKF) SURABAYA DARI TAHUN 1984 – 2015 M A. Sejarah Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah 1. Berdirinya LKF Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah adalah sebuah lembaga non- formal yang bergerak di bidang pendidikan agama, khususnya al-Qur’an dan berada di bawah naungan langsung Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Jauh sebelum diadakannya kegiatan oleh Remaja Masjid Al-Falah, telah terdapat sebuah perkumpulan seperti di surau-surau dan musola (semacam diniyah) yang terletak di lantai atas Masjid Al-Falah dan diikuti oleh beberapa anak saja, yang menjadi tenaga pengajar pertamanya adalah Ustadhah Kusminah. Pada waktu itu, anak-anak yang belajar diniyah di Masjid Al-Falah adalah anak-anak yang tinggal di sekitar wilayah masjid saja, yakni Daerah Darmokali. Lambat laun, semakin banyak ustadh dan ustadhah yang ikut mengajar di Diniyah Masjid Al-Falah, di antaranya: Ustadh Muhammad, Ustadhah Sarbinah, Ustadhah Yuli Azizah dan lain- lain.81 Dengan diadakannya diniyah ini mendapat respon yang cukup positif dari masyarakat sekitar karena anak-anak mereka dapat belajar pendidikan 81 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, 35 Tahun Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya, 69. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 39 agama yang selama ini belum didapatkan dari sekolah umum.82 Melihat hal ini, maka ada pemikiran untuk mengembangkan diniyah dengan membuka sekolah formal. Langkah pertama yang dilakukan oleh pengurus adalah mendirikan Taman Kanak-Kanak Al-Falah Surabaya yang diprakarsai remaja masjid dan diketuai oleh Ustadh Ieswany Saptoyugo.83 Sekitar tahun 1981 M, diniyah diambil alih dan dipegang oleh Remaja Masjid Al-Falah yang pada waktu itu diketuai oleh Ustadh Hasan Syadzili.84 Terjadi perkembangan baru, ketika Ustadh Hasan Syadzili mengikuti penataran di Bogor. Sebelum pulang ke Surabaya beliau menyempatkan diri untuk mengamati Masjid Salman ITB di Bandung. Di sini beliau melihat adanya banyak kelebihan yang dimiliki oleh jamaahnya, yaitu suasana keakrabannya, para pengurus dan anggotanya dan kekompakannya. Hal-hal berkesan inilah yang memberikan inspirasi untuk mempraktekkannya di Masjid Al-Falah Surabaya.85 Selanjutnya pada tahun 1982 M, Remas Al-Falah melakukan studi banding ke Masjid Salman. Sepulang dari Masjid Salman, diperoleh satu buku yang membahas tentang usrah oleh Syekh Hassan A-Banna. Dari buku ini, Remas Al-Falah menggunakan dan menerapkan model pembinaan anggota dengan sistem usrah. Tujuan dari penerapan sistem usrah ini untuk menjalin ukhuwah dan bertambahnya materi keagamaan. Di awali dengan pembentukan usrah Abu Bakar, diikuti usrah-usrah yang 82 Ibid., 69. 83 Achmad Syarkani, Wawancara, Surabaya, 05 Mar et 2016. 84 Ibid. 85 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, 35 Tahun Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya, 246. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 40 lain seperti Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan lain-lain. Usrah berkembang dan melahirkan beberapa tokoh senior dan agar tetap ada keterkaitan dengan Remas Al-Falah, maka dibentuklah beberapa lembaga khusus dan salah satu lembaganya adalah Lembaga Kursus Al-Qur’an.86 Pada mulanya kursus ini hanya diikuti sekitar puluhan santri dan tanpa ada pungutan biaya apapun. Prinsipnya asal mau belajar al-Qur’an maka pembimbing siap mengajarinya. Kala itu, model dan sistem pembelajarannya masih sangat tradisional. Hal ini tidak berlangsung lama, sebab banyak santri yang justru kurang semangat dan akhirnya keluar (mrotoli). Selain itu, karena kursus tersebut diadakan tanpa adanya pungutan biaya apapun mengakibatkan kurang adanya ikatan antara santri dan kurang seriusnya pengelolaannya.87 Kemudian pada tahun 1984 M atau bertepatan pada tahun 1405 H, muncullah gagasan untuk mengelola kursus al-Qur’an secara serius, fokus dan profesional, di antaranya yaitu menyusun sistem administrasi pengelolaan lembaga kursus al-Qur’an dalam hal pendaftaran, pembayaran, jadwal kursus, tenaga pengajar dan lain-lain. Sehingga dalam pelaksanaannya lebih tertata rapi dan lembaga kursus al-Qur’an ini mengalami kemajuan dan berkembang pesat dari yang awalnya hanya diikuti oleh puluhan santri menjadi ratusan santri. Sebagai direktur atau koordinator pertama kali, setelah lembaga kursus al-Qur’an dikelola secara profesional adalah Ustadh Achmad Zuhdi DH. Saat itu ia masih berstatus 86 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, Kenangan Masjid A l-Falah 1985 – 1995, 104. 87 Tim Penulis, Profil Lembaga Kursus Al Qur’an Yayasan Masjid Al Falah Surabaya Tahun 1983 – 2012 (Surabaya: LKF, 2012), 3. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41 sebagai mahasiswa semester lima di Fakultas Adab Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.88 Pada tahun 1984 – 1992 M, jadwal kursus di Lembaga Kursus Al- Qur’an Al-Falah ini cuma ada ketika sore dan malam. Kala itu hanya ada lima kelas yakni baca dasar al-Qur’an, tajwid, intensif, tilawah dan tafsir al-Qur’an. Perkelasnya terdiri dari 10-15 santri. Kemudian muncul sebuah ide untuk mengadopsi konsep yang digunakan oleh LIA (sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris Indonesia-Amerika). Ide ini adalah mempermudah peserta kursus untuk memilih waktu dan tempat yang sesuai dengan yang mereka inginkan hanya cukup melihat papan pengumuman. Selain itu, terdapat pula terobosan untuk membuka kelas pagi yang terdiri dari dua kelas yakni baca dasar al-Qur’an dan tajwid. Kemudian periode berikutnya, dibuka kelas baru dan hal tersebut terulang lagi hingga kelasnya berjumlah lima.89 Pada tahun 1992 – 1996 M, jadwal kursus di lembaga kursus ini semakin disempurnakan dengan dibukanya kursus pada waktu pagi yakni jam enam. Pada zaman ini juga terdapat berbagai terobosan-terobosan yang dilakukan lembaga kursus, seperti dibukanya jam kursus diluar lembaga kursus, mengadakan ngaji keliling, diadakannya wisuda santri, tur dakwah dan munaqosah.90 Adapun jenis kursus pada waktu itu sudah 88 Achmad Zuhdi, Wawancara, Surabaya, 12 April 2 016. 89 Abdur Rahmat, Wawancara, Surabaya, 23 Maret 2016. 90 Ali Muaffa, Wawancara, Surabaya, 28 Maret 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 42 semakin berkembang antara lain: baca dasar al-Qur’an, tajwid, intensif, tilawah, tafsir al-Qur’an, bahasa Arab dan terjemah al-Qur’an.91 Pada tahun 1999 – 2003 M, di lembaga kursus ini sudah ada aturan kepegawaian namun hal ini di rasa masih perlu di benahi dan di perbaiki. Akhirnya ketua pada saat itu membuat aturan kepegawaian yang lebih sempurna. Pada saat itu aturan kepegawaian lembaga kursus dibuat mengacu kepada aturan pegawai negeri. Hal ini diharapkan dapat membuat ustadh dan ustadhah tenang dan berimbas pada proses pembelajaran yang semakin baik dan maju. Selain itu, pada zaman ini terjadi pemisahan kelas antara santri laki-laki dengan santri perempuan.92 Pada tahun 2003 – 2015 M, perkembangan di lembaga kursus ini semakin terlihat signifikan. Hal ini terlihat dari keadaan santri yang semakin bertambah walaupun pernah mengalami penurunan. Jenis kursus juga mengalami penambahan untuk lebih memantabkan para santri untuk mendalami ilmu al-Qur’an.93 Bahkan pada tahun 2015 M, lembaga kursus juga melakukan kerja sama dengan lembaga lain dalam bidang umrah.94 Pada tahun 2007 M atau bertepatan pada tahun 1428 H, Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah ini diberi tanggung jawab untuk mengelola Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). TPA ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak usia empat tahun sampai belasan tahun (SMP). Tujuan dari dibentuknya TPA ini adalah untuk membina bacaan al-Qur’an, akidah, 91 Ali Muaffa, Wawancara, Surabaya, 26 Maret 2016. 92 A. Khudlori, Wawancara, Surabaya, 26 Maret 2016. 93 Tim LKF, Laporan Pertanggung Jawaban Pengu rus LKF Tahun 2011 – 2015 (Surabaya: LKF, 2015), 2-3. 94 M. Ibnu Mundzir, Wawancara, Surabaya, 10 Oktober 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 43 akhlak dan mampu mandiri dalam melaksanakan ibadahnya.95 Sedangkan untuk perkembangan santrinya, mulanya hanya puluhan santri menjadi ratusan santri dan dibimbing oleh sepuluh ustadh dan ustadhah. 2. Misi Lembaga Kursus al-Qur’an Masjid al-Falah Surabaya96 a. Berdakwah melalui lembaga non-formal. b. Mengupayakan agar santri mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. c. Mengupayakan agar santri mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadith. d. Membantu santri untuk mewujudkan nilai-nilai ketakwaan dan keimanan dalam kehidupan sehari-hari. e. Mengupayakan agar santri mampu memahami hukum-hukum Islam dan mampu mengamalkan ibadah keseharian dengan baik dan benar sesuai kaidah yang terkandung dalam al-Qur’an maupun al-Hadith. 3. Visi Lembaga Kursus al-Qur’an Masjid al-Falah Surabaya97 Menjadikan lembaga yang dakwah yang semua kegiatannya mengacu pada nilai-nilai Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al- Hadith dengan mengupayakan agar peserta didik mampu mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. 95 Tim Penulis, Profil Lembaga Kursus Al Qur’an, 7. 96 Ibid., 4. 97 Ibid., 4. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 44 4. Sasaran Lembaga Kursus al-Qur’an Masjid al-Falah Surabaya98 Sasaran utama Lembaga Kursus al-Qur’an Masjid al-Falah Surabaya sejak awal berdirinya adalah Muslim dewasa yang belum bisa membaca al-Qur’an, ingin memperbaiki bacaan al-Quran dan mengkaji makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Namun dalam perkembangannya mayoritas santri yang belajar di lembaga ini adalah para orang tua yang waktunya terbuang percuma di rumah. B. Perkembangan LKF 1. Struktur Organisasi Pada awalnya kursus al-Qur’an hanyalah berupa sebuah kegiatan yang diadakan oleh Remaja Masjid Al-Falah seksi Dakwah. Maka otomatis secara struktural seksi Dakwah selaku seksi yang menangani kegiatan tersebut bertanggung jawab kepada Ketua Remaja Masjid. Karena perkembangan kegiatannya yang cukup signifikan dibanding kegiatan kursus yang lain, maka kursus al-Qur’an diberi hak otonomi oleh Remaja Masjid Al-Falah dengan nama Badan Khusus Kursus Al-Qur’an (BKKA).99 Artinya kursus al-Qur’an ini tidak lagi di bawah tanggung jawab seksi Dakwah lagi, namun berada di bawah tanggung jawab seorang koordinator yang selanjutnya bertanggung jawab langsung kepada Ketua Remaja Masjid. 98 Ibid., 5. 99 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, 35 Tahun Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya, 116. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 45 Ketika Sub Bidang Kepemudaan Masjid Al-Falah Surabaya berdiri pada tahun 1996 M,100 yang memiliki tujuan dalam melaksanakan pembinaan remaja-pemuda. Sub bidang kepemudaan ini bertanggung jawab terhadap lima unit seksi dan salah satunya adalah seksi lembaga kursus. Maka otomatis secara struktural kursus al-Qur’an berada dalam tanggung jawabnya sampai pada tahun 1998 M. Dari tahun 1998 M hingga sekarang, kursus al-Qur’an berdiri sendiri (semi otonom) di bawah naungan langsung Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya dan bertanggung jawab langsung kepada ketua yayasan.101 2. Jenis Kursus Jauh sebelum Lembaga Kursus Al-Falah mengalami perkembangan kursus yang pesat seperti saat ini, kursus yang diajarkan hanyalah sebatas kursus bahasa (Arab dan Inggris), kursus membaca al-Qur’an dan kursus kristologi. Dari keempat jenis kursus ini, kursus membaca al-Qur’an lah yang sangat diminati oleh mayoritas masyarakat di sekitar wilayah Darmokali. Kemudian sekitar tahun 1982/1983 M, ketika lembaga kursus mulai dibentuk dan dikembangkan. Kursusnya juga mengalami penambahan dan perkembangan seperti membaca al-Qur’an dari tingkat dasar (buta huruf) sampai tingkat irama (seni baca al-Qur’an).102 Ketika lembaga kursus ini sudah dikelola secara profesional, kursus- kursus yang diajarkan bertambah di antaranya baca tulis al-Qur’an, tajwid, 100 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, Kenangan Masjid Al-Falah 1985-1995, 132. 101 Tim Penulis, Profil Lembaga Kursus Al Qur’an, 5. 102 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, Kenangan Masjid Al-Falah Kedua, 115-117. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 46 tadarrus, tilawah dan tafsir al-Qur’an.103 Seiring dengan upaya yang telah dilakukan oleh segenap pengurus dan ustadh di Lembaga Kursus Al- Qur’an Al-Falah, maka pada tahun 1992 – 1996 M, terdapat penambahan program baru yakni bahasa Arab dan tarjamah lafdhiyah al-Qur’an.104 Selanjutnya pada tahun 1999 – 2007 M, ada program baru yakni tartil al- Qur’an, salat dan hukum Islam dan al-Hadith.105 Pada tahun 2007 – 2011 M, penambahan program kursus dakwah dan tahfidz al-Qur’an. Kemudian pada tahun 2011 – 2015 M, program kursus mengalami tambahan, di antaranya akidah akhlak, pertepatan khatam al-Qur’an, SHI 4, tahsin al- Qur’an, qiro’ah sab’ah dan siroh nabawiyah.106 Berikut ini adalah beberapa kursus yang terdapat di Lembaga Kursus Al-Qur’an sejak berdiri sampai sekarang:107 NO KURSUS TARGET KURIKULUM Metode Al-Barqy (1984 – 1991) Santri mampu membaca al-Qur’an, Metode Iqro’ Jilid Baca Tulis al- a. menguasai ilmu tajwid dan menuis 1 – 6 (1992 – Qur’an huruf Arab. 2014) Metode Al-Falah Jilid 1 – 4 (2015) Santri mampu membaca al-Qur’an Al-Qur’an al- b. Tartil al-Qur’an secara tartil, menguasai ilmu tajwid Karim dan penerapannya. Tilawati al- Santri mampu menguasai irama atau Al-Qur’an (Ayat- c. Qur’an lagu tilawah dengan baik. Ayat Pilihan) Santri dapat memahami isi d. Tafsir al-Qur’an Diktat tafsir kandungan al-Qur’an. e. Tarjamah Santri mampu mengartikan kosa kata Al-Qur’an al- 103 Tim Penulis, Profil Lembaga Kursus Al Qur’an, 4. 104 Ali Muaffa, Wawancara, Surabaya, 28 Maret 2016. 105 A. Khudlori, Wawancara, Surabaya, 28 Maret 20 16. 106 Tim LKF, Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus LKF Tahun 2011 – 2015, 3-4. 107 Zamroni, Wawancara, Surabaya, 22 Maret 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 47 Lafdziyah al- ayat-ayat al-Qur’an. Karim Qur’an Sholat dan Santri memahami aturan dan teknis f. Diktat SHI Hukum Islam ibadah keseharian. Santri mampu memahami isi g. Al-Hadist Diktat hadist kandungan al-Hadith. Santri mampu berbicara Bahasa Arab Diktat Bahasa h. Bahasa Arab dan mengerti kaidah tata bahasanya. Arab Diktat i. Dakwah Santri mampu berpidato dengan baik. Kondisional Tahfidz al- Santri mampu menghafal Juz Amma Al-Qur’an al- j. Qur’an dan Juz 1-29. Karim Santri memiliki keimanan yang k. Akidah Akhlaq Diktat akidah kokoh dan akhlaq yang mahmudah. Percepatan Santri mampu mengkhatamkan al- Al-Qur’an al- l. Khatam al- Qur’an dalam waktu 6 bulan dengan Karim Qur’an baik dan benar. Sholat Jama’ah Santri mampu jadi imam sholat dan m. & Perawatan Diktat SHI merawat jenazah dengan baik. Jenazah Santri mampu memperbaiki bacaan Tahsin al- al-Qur’an (makhroj dan sifat huruf, Al-Qur’an al- n. Qur’an panjang, pendek dan bacaan Karim dengung). Santri mampu membaca al-Qur’an Diktat Qiro’ah o. Qiro’ah Sab’ah dengan 7 macam bacaan. Sab’ah Siroh Diktat Siroh p. Santri mampu Nabawiyah Nabawiyah 3. Keadaan Santri Pada dasarnya perkembangan santri atau peserta kursus akan terus mengalami perubahan. Hal tersebut juga berlaku di Lembaga Kursus Al- Qur’an Al-Falah ini, sejak berdiri hingga sekarang lembaga ini selalu mengalami perubahan jumlah santri tiap-tiap periodenya. Sebelum lembaga kursus dikelola secara profesional, terdapat banyak santri yang belajar. Namun lama-kelamaan santri-santri tersebut malah banyak yang kurang sema ngat dan akhirnya mrotholi. Pada digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Description:
Kemudian pada tahun 1984 M atau bertepatan pada tahun 1405 H, 86 Tim Yayasan Masjid Al-Falah, Kenangan Masjid Al-Falah 1985 – 1995, 104 antaranya akidah akhlak, pertepatan khatam al-Qur'an, SHI 4, tahsin al-.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.