BAB III KEPENTINGAN SINGAPURA DAN POTENSI ANCAMAN KLAIM CHINA Bab ini akan memaparkan dua hal secara umum, yang pertama ialah mengenai kepentingan Singapura terhadap jalur perairan Selat Malaka. kedua adalah potensi ancaman klaim China di Laut China Selatan. Klaim yang China lakukan membuat beberapa negara mulai mengambil tindakan karena klaim yang lakukan terdapat tumpang tindih dengan beberapa wilayah.1 Klaim China ini terletak di jalur perairan yang mempunyai sumber daya yang melimpah dan salah satu jalur perairan tersibuk.2 Salah satu negara yang berpotensi terancam adalah Singapura dengan letak Selat Malaka sebagai jantung perekonomian mereka berdekatan dengan Laut China Selatan.3 Potensi ancaman perlu didefinisikan agar potensi ancaman tidak menjadi abstrak tanpa eksplanasi yang kuat. Untuk mendifinisikan potensi ancaman, penulis meminjam gagasan Stephen M. Walt mengenai source of threats.4 Pemikiran dasar Walt dalam gagasannya adalah tentang bagaimana mengidentifikasikan ancaman. Terdapat beberapa faktor yang 1 Amos Simanungkalit, “Konflik Laut China Selatan dibahas di KTT ASEAN”, Tempo, diakses dari https://dunia.tempo.co/read/news/2014/11/12/118621393/konflik-laut-cina-selatan-dibahas-di- ktt-asean, pada tanggal 07 Maret 2017 pukul 00:13 2 Fajar Nughraha, “Cikal Bakal Konflik Laut China Selatan”, OkeZone News, diakses dari http://news.okezone.com/read/2012/08/17/411/679284/cikal-bakal-konflik-laut-china-selatan, pada tanggal 15 Maret 2017 pukul 23:53 3 Siska Amelie F Deil, “Port of Singapore, Pelabuhan Yang Jadi Pusat Dagang 123 Negara”, liputan6.com, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2049305/port-of-singapore-pelabuhan- yang-jadi-pusat-dagang-123-negara, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 17:50 4 Stephen M. Walt, 1985, Alliance Formation and the Balance of World Power dalam International Security, Volume 9, no. 4, The MIT Press, hal. 9-12. 57 menjadi dasar sebuah negara dapat menjadi sebuah ancaman menurut Walt adalah kekuatan agregat, kedekatan geografis, kekuatan ofensif dan niat ofensif.5 Pembahasan bab ini sesuai dengan data yang telah disediakan di bab sebelumnya dan berdasarkan dengan teori yang digunakan agar dapat melihat gambaran secara jelas potensi ancaman klaim China di Laut China Selatan terhadap terganggunya kepentingan Singapura di Selat Malaka. 3.1 Kepentingan Singapura di Selat Malaka Singapura memiliki pelabuhan yang cukup besar dan menjadi tempat persinggahan berbagai kapal yang membawa banyak macam sumber daya melewati Selat Malaka.6 Selat Malaka bisa dikatakan sebagai jantung perkembangan ekonomi untuk Singapura hal ini terkait dengan pelabuhan yang dimiliki oleh Singapura bergantung pada jalur perairan ini. Singapura sebagai pemilik Port of Singapore yang merupakan pelabuhan terbesar ke-2 didunia.7 Hal ini menjadi jelas bahwa Selat Malaka adalah salah satu perairan tersibuk sebagai jalur keuntungan untuk berbagai negara dalam perdagangan dan sumber daya. Singapura pula adalah salah satu negara yang memperjuangkan dan berperan dalam perumusan atau format kerjasama regional atau yang lebih dikenal Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).8 Sebagai salah satu negara yang membentuk awal ASEAN, Singapura merasa penting untuk mempertahankan ASEAN. Hal ini dikarenakan wilayah klaim China telah memasuki wilayah Asia Tenggara dan klaim ini pula 5 Ibid, hal. 9 6 Siska Amelie F Deil, “Port of Singapore, Pelabuhan Yang Jadi Pusat Dagang 123 Negara”, liputan6.com, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2049305/port-of-singapore-pelabuhan- yang-jadi-pusat-dagang-123-negara, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 17:54 7 ibid 8 Association of Southeast Asian Nations, “History, The Founding of ASEAN”, ASEAN, diakses dari http://asean.org/asean/about-asean/history/, pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 22:13 58 telah bersengketa dengan beberapa negara anggota dari ASEAN.9 Singapura yang jantung perkonomianya berpusat pada pelabuhannya yang berada disalah satu perairan tersibuk di dunia yaitu Selat Malaka10 dan sebagai salah satu negara yang membangun awal mula dari kerjasama regional Asia Tenggara yaitu ASEAN dirasa perlu untuk melindungi apa yang menjadi kepentingannya. Maka dari itu kepentingan Singapura akan dibahas dengan membagi menjadi dua pembahasan yaitu kepentingan negara Singapura itu sendiri dan kepentingan Singapura dalam perspektif ASEAN. Hal ini agar memudahkan dalam memahami pandangan Singapura dalam melindungi kepentingan negaranya dan kepentingan negaranya dalam pandangan ASEAN. 3.1.1 Kepentingan Singapura Singapura melihat fungsi dari Selat Malaka ini sebagai SLOT (Sea Lanes of Trade) yaitu fungsi Selat Malaka yang dipandang oleh Singapura sebagai jalur perdagangan internasional.11 Singapura, Malaysia, dan Indonesia adalah negara yang memiliki wewenang dalam keamanan Selat Malaka. Di satu sisi, Singapura dengan luas pantai yang tidak begitu panjang menjadi satu pelabuhan yang sangat besar di dunia. Kebutuhan perekonomian Singapura sangat bergantung pada perkapalan yang melalui selat tersebut. Singapura melihat fungsi Selat Malaka terutama sebagai SLOT (Sea Lanes of Trade).12 Di sisi lain, Indonesia dan Malaysia 9 Amos Simanungkalit, “Konflik Laut China Selatan dibahas di KTT ASEAN”, Tempo, diakses dari https://dunia.tempo.co/read/news/2014/11/12/118621393/konflik-laut-cina-selatan-dibahas-di- ktt-asean, pada tanggal 07 Maret 2017 pukul 00:13 10 Siska Amelie F Deil, “Port of Singapore, Pelabuhan Yang Jadi Pusat Dagang 123 Negara”, liputan6.com, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2049305/port-of-singapore-pelabuhan- yang-jadi-pusat-dagang-123-negara, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 17:50 11 Djalal Hasjim, “Persoalan Selat Malaka-Singapura”, Kementrian Sekretaris Negara Republik Indonesia, diakses dari http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=22, pada tanggal 10 April 2015 pukul 13:52 12 SLOT adalah Jalur perdagangan Internasional, SLOC adalah Jalur Komunikasi Laut 59 dengan luas pantai yang sangat panjang dan kehidupan masyarakat pantai yang sebagian besar masih sebagai nelayan, lebih mementingkan fungsi pemeliharaan lingkungan laut untuk menjaga sumber-sumber perikanan selain sebagai SLOC (Sea Lanes of Communication).13 Terdapat pula beberapa negara yang menjadikan Selat Malaka sebagai jalur perkembangan perdagangan dan sumber daya mereka. Selat Malaka sendiri terletak berdekatan dengan Laut China Selatan yang sampai sekarang menjadi wilayah sengketa, sehingga terdapat potensi ancaman jalur perairan yang dijadikan sebagai jalur perekonomian ini. Singapura yang memiliki Port of Singapore, merupakan pelabuhan terbesar ke-2 di dunia.14 Pelabuhan ini mengelola 25,86 juta unit kontainer masing-masing sepanjang 20 kaki. Sebagai pelabuhan yang besar begitu banyak kapal yang datang ke pelabuhan ini rata-rata 130.575 kapal barang. Fasilitas yang tersedia di pelabuhan tersebut termasuk terminal kontener, alat derek, gudang penyimpanan, sistem informasi, sistem transportasi inter-modal, dan tentu saja dermaga tempat kapal bersandar pelabuhan ini dikelola atas tanggung jawab dan pengambangan The Maritime and Port Authority of Singapore (MPA).15 Pelabuhan ini mampu menghubungkan 600 pelabuhan yang tersebar di 123 negara dari berbagai plosok dunia.16 Selain fasilitas yang disebutkan, dengan luas gudang-gudang penyimpanan barang dan lahan pelabuhan dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan, 13 ibid 14 Siska Amelie F Deil, “Port of Singapore, Pelabuhan Yang Jadi Pusat Dagang 123 Negara”, liputan6.com, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2049305/port-of-singapore-pelabuhan- yang-jadi-pusat-dagang-123-negara, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 17:54 15 MPA Singapore, “Port of Singapore”, Singapore Government, diakses dari http://www.mpa.gov.sg/web/portal/home/port-of-singapore, pada tanggal 03 Mei 2017 pukul 13:48 16 Siska Amelie F Deil, Op.cit 60 pengemasan, konsolidasi, dan ditribusi kargo.17 Berikut adalah jumlah kapal yang menggunakan Port of Singapore Table 2.2 Daftar per-tahun kapal yang masuk wilayah Port of Singapore (perhitungan berdasarkan pada akhir tahun)18 Years Number 2007 3.553 2008 3.843 2009 3.950 2010 3.978 2011 4.111 2012 4.232 2013 4.379 2014 4.595 2015 4.739 2016 4.717 2016 Jan 4.767 Feb 4.790 Mar 4.781 Apr 4.775 May 4.770 Jun 4.759 Jul 4.760 Aug 4.737 Sep 4.728 Oct 4.728 Nov 4.730 Dec 4.717 2017 17 ibid 18 MPA Singapore, “Port Statics”, Singapore Government, diakses dari http://www.mpa.gov.sg/web/portal/home/port-of-singapore/port-statistics, pada tanggal 03 Mei 2017 pukul 14:26 61 Jan 4.721 Feb 4.713 Pelabuhan milik Singapura ini telah menjembatani berbagai negara dalam sektor jasa dan perdagangan di wilayah perairan. Singapura menjadikan pelabuhan ini sebagai sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi khususnya dalam hal sektor jasa dan perdagangan. Port of Singapore ini terhubung dengan Selat Malaka yang merupakan jalur perairan tersibuk didunia.19 Sebagai jalur perairan tersibuk dunia Singapura mengambil keuntungan ini dengan membangun sebuah pelabuhan yang menjadi jantung perekonomian mereka dan negara lain yang bergantung pada perairan ini. Pelabuhan yang begitu besar pada letak jalur perairan yang strategis pasti mendapat keuntungan dari negara lain sebgai pengguna dari jalur perairan tersebut. Pendapatan pelabuhan ini sendiri di tahun 2014 sebesar 1,433,868,325 USD20, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 1,516,041,373 USD.21 Port of Singapore dengan pendapatan sebesar itu merupakan hal yang harus dijadikan kepentingan agar dapat mempertahankan perkembangan ekonomi mereka. Terdapat pula beberapa negara yang memakai Selat Malaka sebagai jalur perdagangan dan perkembangan ekonominya adalah Australia, China, Jepang, 19 Djalal Hasjim, “Persoalan Selat Malaka-Singapura”, Kementrian Sekretaris Negara Republik Indonesia, diakses dari http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=22, pada tanggal 10 April 2015 pukul 13:52 20 MPA Singapore, “Financial Report 2015”, Singapore Government, diakses dari http://www.mpa.gov.sg/web/wcm/connect/www/27bba404-11a8-4a89-aec6- 6aa4a86c7256/combinepdf.pdf?MOD=AJPERES&CACHEID=27bba404-11a8-4a89-aec6- 6aa4a86c7256, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 01:43 21 ibid 62 Jerman, India, dan Denmark.22 Negara-negara ini pula sebagai pengguna dari Port of Singapore yang merupakan sumber pendapatan untuk Singapura. Terdapat beberapa negara yang menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan dan sumber daya mereka. Negara-negara yang memakai jalur perairan Selat Malaka diantaranya adalah Arab Gulf, S.E. Asia, Japan, Asia NIEs (Hongkong, Korea Selatan, dan Taiwan), Eropa, India, China Africa, Australia, dan Amerika Serikat.23 Negara-negara tersebut baik melakukan ekspor ataupn improt melalui jalur Selat Malaka. Tahun 1993 terdata hampir 2.300 pelayaran sebagian besar lalu lintas ini adalah supertanker yang lebih besar.24 Berikut adalah rincian transitnya kapal-kapal supertanker di jalur perairan Selat Malaka: Table 2.3 Transitnya kapal-kapal supertanker di jalur perairan Selat Malaka , 1993 25 22 Bagus Kurniawan, “Selat Malaka dan Selat Singapura, Jalur Sempit dengan Ribuan Kapal Setiap Tahun”, DetikNews, diakses dari https://news.detik.com/berita/3307281/selat-malaka-dan- selat-singapura-jalur-sempit-dengan-ribuan-kapal-setiap-tahun, pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 15:36 23 John H. Noer, Chokepoints Maritime Economic Concerns in Southast Asia, National Defense University Press, Washington,DC, hal. 10 24 Ibid, hal. 78 25 Ibid, hal. 79 63 Sebagai negara kecil yang mengandalkan sektor jasa dan perdagangan dalam perairan, masalah di Laut China Selatan akan mempengaruhi kepentingan mereka.26 Singapura sebagai negara yang tidak memiliki klaim teritorial di perairan itu, pihaknya memiliki kepentingan dalam semua hal yang berdampak pada kebebasan bergerak di jalur laut internasional.27 Sikap Singapura di Laut China Selatan diartikulasikan dengan baik oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong saat pidato Hari Nasional pada tahun 2016.28 Beliau mengatakan bahwa Singapura tidak memiliki klaim atas Laut China Selatan tetapi, Singapura memiliki klaim tersendiri yaitu tiga hal kepentingan Singapura diantaranya hukun internasional, kebebsan navigasi dan ASEAN yang bersatu.29 Menegakkan hukum internasional sebagai upaya penyelesaian perselisihan damai merupakan kepentingan penting bagi sebuah negara kecil seperti Singapura tetapi, negara besar menuntut kepentingan merea sendiri dan tidak tunduk pada pengadilan internasional jika hal aturan bukanlah hal penting maka negara kecil seperti Singapura tidak memiliki kesempatan bertahan hidup. Terkait dengan kebebasan navigasi Singapura memiki dua jalur laut yang penting, satu melalui Laut China Selatan dan yang lain melalui Selat Malaka penting bagi Singapura untuk memastikan perselisihan di Laut China Selatan tidak mempengaruhi kebebasan navigasi. Singapura juga membutuhkan 26 Kompas.com, “Singapura Desak China Jelaskan Klaim”, Kompas.com, diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2011/06/21/03490365/Singapura.Desak.China.Jelaskan.Klai m, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 17.16 27 BBC Indonesia, “Singapura Desak China Soal Klaim Wilayah”, BBC Indonesian, diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2011/06/110620_sporechina.shtml, pada tanggal 03 Mei 2017 pukul 14:50 28 Martino Tan, “South China Sea Disputes: Is China Really Angry With Singapore ?”, mothership.sg, diakses dari http://mothership.sg/2016/10/south-china-sea-disputes-is-china-really- angry-with-singapore/, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 02:16 29 Disarikan dalam ibid 64 ASEAN yang bersatu dan efektif untuk mengambil sikap dalam menyelesaikan permasalahan di Laut China Selatan. 3.1.2 Kepentingan Singapura dalam Perspektif ASEAN Singapura sendiri memiliki kepentingan dalam perspektif ASEAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa singapura adalah salah satu negara yang ikut serta dalam pembentukan ASEAN.30 Singapura yang merupakan salah satu negara pendiri ASEAN memiliki pandangan ASEAN dalam menanggapai klaim di Laut China Selatan yang tercatat beberapa negara anggota ASEAN terlibat dalam klaim tersebut.31 Kepentingan Singapura dalam perspektif ASEAN, disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam dalam menjawab pertanyaan parlemen pada 13 Agustus 2012.32 K Shanmugam,33 mengatakan bahwa Singapura dalam perselisihan Laut China Selatan bukan sebagai negara penggugat dan selalu mengatakan bahwa konflik ini hanya dapat diselesaikan oleh pihak-pihak yang terkait secara langsung tetapi, Singapura memiliki kepentingan dalam klaim ini salah satunya adalah kebebasan navigasi. Konflik ini menjadi peringatan tersendiri bagi ASEAN seperti yang disampaikan K Shanmugam dalam lanjutannya, ASEAN perlu untuk meninjau kembali awal mula dari pembentukan ASEAN Singapura dalam awal 30 Association of Southeast Asian Nations, “History, The Founding of ASEAN”, ASEAN, diakses dari http://asean.org/asean/about-asean/history/, pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 22:13 31 Amos Simanungkalit, “Konflik Laut China Selatan dibahas di KTT ASEAN”, Tempo, diakses dari https://dunia.tempo.co/read/news/2014/11/12/118621393/konflik-laut-cina-selatan-dibahas-di- ktt-asean, pada tanggal 07 Maret 2017 pukul 00:13 32 Singapore Goverment, “Singapore Minister's Comments in Parliament on ASEAN and South China Sea”, Ministry of Foreign Affairs, diakses dari https://www.mfa.gov.sg/content/mfa/overseasmission/phnom_penh/press_statements_speeches/em bassy_news_press_releases/2012/201208/Press_13082012.html/, pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 13:33 33 Disarikan dalam ibid 65 mula pembentukan sepakat untuk membangun wilayah yang dipersatukan oleh keinginan untuk stabilitas dan otonomi, mempromosikan kerjasama regional daripada persaingan. Ketertiban merupakan prasyarat penting bagi pembangunan dan kemakmuran bagi masyarakat ASEAN, membangun ASEAN yang kuat, kohesif dan otonom tetap menjadi tujuan utama kebijakan luar negeri Singapura. K Shanmugam mengatakan bahwa hanya ASEAN yang bersatu dapat secara kredibel memainkan peran sentral dalam melibatkan kekuatan-kekuatan besar menuju tujuan bersama untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran regional. Pendirian strategis ASEAN mendapat dorongan baru dengan penandatanganan piagam di Singapura pada tanggal 20 November 2007, yang mengantarkan ASEAN dalam fase baru norma-norma regional berbasis peraturan dan berprinsip sayangnya tidak ada komunikasi bersama yang dikelurakan pada pertemuan selanjutnya dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-45 di Phnom Penh. Kurangnya komunikasi bersama mencerminkan perpecahan dalam ASEAN, kesatuan dan sentralisasi ASEAN adalah kunci bagi visi komunitas ASEAN. Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam melanjutkan, jika kita tidak bisa mengatasi masalah besar yang mempengaruhi atau terjadi di wilayah kita, sentralisasi ASEAN akan dilihat sebagai slogan tanpa substansi. K Shanmugam menjelaskan alasan mengapa tidak ada komunikasi bersama adalah bahwa tidak ada konsensus tentang bagaimana merefleksikan perkembangan terkahir di Laut China Selatan. Klaim teritorial di Laut China selatan melibatkan empat negara anggota ASEAN dan China namun, klaim tersebut bukanlah keseluruhan interaksi ASEAN dan China karena hanya beberapa bagian dari 66
Description: