ebook img

BAB II SEJARAH DAN PROFIL TOKOH DZIKIR MANAQIB SYAIKH ABDUL QADIR JAILANI DI ... PDF

25 Pages·2017·3.17 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB II SEJARAH DAN PROFIL TOKOH DZIKIR MANAQIB SYAIKH ABDUL QADIR JAILANI DI ...

BAB II SEJARAH DAN PROFIL TOKOH DZIKIR MANAQIB SYAIKH ABDUL QADIR JAILANI DI PONDOK PESANTREN AL-QODIRI A. Sejarah Dzikir Manaqib Sejarah munculnya dzikir manaqib terkait dengan tersebarnya ajaran tasawuf di Indonesia. Oleh karena itu, timbullah bermacam-macam amalan termasuk amalan dzikir dalam Islam, seperti tarekat yang kemudian berkembang menjadi sebuah amalan-amalan baru, seperti manaqib yang telah menyebar diberbagai penjuru. Dzikir sebagai sebuah cara pendekatan diri kepada Allah memiliki beberapa teknis, sebagaimana terdapat dikalangan para pengamal tarekat maupun pengamal manaqib. Dzikir merupakan latihan yang bernilai ibadah untuk mendapatkan keberkahan sejati dari Allah. Disamping itu juga merupakan suatu cara untuk menyebut, mensucikan sifat-sifat Allah akan kesempurnaan-Nya.1 Sebagaimana yang dijelaskan dalam kajian sejarah, bahwa sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia terkenal sebagai jalur perdagangan. Awal abad Masehi telah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan, antara kepulauan Indonesia dengan daerah di Asia Tenggara. Khusunya wilayah barat Nusantara dan selat Malaka menjadi daya tarik. Selain itu, penyebaran Islam di Nusantara tidak hanya melalui pendekatan bisnis melainkan juga melalui pendekatan tasawuf.2 Para pelayar dari berbagai wilayah banyak yang berbondong-bondong datang kesana, karena hasil bumi yang dijual disana dapat menarik perhatian bagi para pedagang untuk 1 M. yusuf Asri. Profil paham dan Gerakan Keagamaan (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2009), 41. 2 Mahjudin, Kuliah Akhlaq Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), 93. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 20 menjadikan daerah lintasan antara Cina dan India.3 Umumnya di daerah pesisir pulau Jawa dan Sumatera pada abad ke-1 dan ke-7 M menjadi pelabuhan penting yang banyak disingahi oleh para pedagang. Sedangkan pedagang-pedagang Muslim dari negara Arab, Persia, dan India berdagang ke Nusantara sejak abad ke-7 M (1H), hal itu terjadi ketika Islam sedang berkembang di Timur Tengah. Menurut J. C. Van Leur, perjalanan para pedagang Arab diperkirakan sejak 674 M sudah ada di barat laut Sumatera, tepatnya yaitu di Barus, dimana daerah tersebut terkenal dengan penghasil kapur barus. Selanjutnya, masuknya pedagang India menurut sebagian pengamat bahwa Islam yang masuk ke wilayah Indonesia bukan merupakan Islam yang murni dari Timur Tengah, melainkan Islam yang banyak dipengaruhi oleh paham mistik, sehingga mangakibatkan banyak kejanggalan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara murni. Selain itu, Islam yang diterapkan di masyarakat Indonesia tidak sepenuhnya sejajar dengan kemurnian yang telah digariskan oleh Alquran dan Sunnah, karena ajaran Islam yang diajarkan bukan ajaran Islam yang berasal dari sumbernya yaitu Timur Tengah, tetapi Islam yang berdasarkan kitab-kitab Fiqih dan Teologi yang telah ditetapkan semenjak abad ketiga hijriyah.4 Melihat kenyataan nilai-nilai ajaran tradisional Hindu-Budha telah banyak mempengaruhi substansi pelaksanaan tradisi Islam di Indonesia.5 Penyelerasan dengan budaya Hindu-Budha sebenarnya telah melekat dan bercampur dengan budaya local, khususnya budaya di Jawa dan 3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 191. 4 Ajid Tohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004), 292. 5 Syamsul Wahidin dan Abdurrahman, Perkembangan Ringkas Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Akademia Presindo, 1984), 290. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 21 Sumatera yang lebih menonjolkan hal mistik daripada aspek hukum sebagai corak ajaran islam aslinya. Besarnya pengaruh Hindu-Budha sangat melekat di masyarakat Indonesia saat itu sebelum datangnya Islam, maka para pendakwah Islam berusaha mengakulturasi budaya-budaya Hindu-Budha kedalam Islam. Sehingga Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia saat itu. Strategi ini yang menjadikan ajaran Islam mudah menyebar hingga kepelosok daerah. Ajaran mistik lainnya yang banyak diikuti hingga dewasa ini yaitu ajaran Tasawuf yang dibawa oleh tokoh Sufi. Ajaran Tarekat esensinya lebih menonjolkan dan bergerak pada ranah ruhaniah, bukan lahiriyah.sehingga para Sufi mendakwahkan ajaran-ajaran Islam bernilai sufistik atau mistik. Jika masuknya Islam di negara-negara lain dengan menggunakan kekuatan militer atau ekpansi wilayah, berbeda dengan cara tokoh Sufi yang melakukan dakwahnya dengan jalan damai dan penuh toleransi. Sehingga, penyebaran Islam cukup pesat dan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.6 Melalui tersebarnya paham Tasawuf di Indonesia sebenarnya sudah tercatat sejak awal Islam masuk ke Indonesia, yaittu ditandai dengan masuknya para pedagang Islam yang tidak hanya bertujuan untuk dagang, disamping itu mereka juga melakukan penyebaran agama Islam dengan cara pendekatan Tasawuf.7 Sebab, Tasawuf memiliki sifat spesifik yang sudah terima oleh lingkungan masyarakat dan terbukti bahwa ajaran Islam diseluruh Indonesia sebagian besar menganut ajaran Tasawuf jasa dari para tokoh Sufi baik itu yang bergabung dalam jalan Tarekat 6 Roeslan Abdulghani, Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia (Jakarta: Pustaka Antar Kota, 1983), 26-27 7 Mahjudin, Kuliah Akhlaq Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), 93. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 22 maupun bukan dari golongan Tarekat. Hal ini menunjukkan esksistensi bahwa ajaran Tasawuf melekat pada budaya Indonesia. Adapun para tokoh yang menyebarluaskan Islam serta paham-paham tasawufnya yaitu, Hamzah Fansuri, Nuruddin ar-Raniri, Abdurrauf Singkel, Samsudin Sumatrani, al-Palimbani. Mereka sangat berjasa dan berpengaruh dalam perkembangan Islam di Sumatera, sedangkan di Jawa perekembangan Islam di sebarluaskan oleh wali songo. Strategi dan taktik yang diperankan oleh wali songo ketika menyebarkan Islam menggunakan pendekatan tasawuf. Sebab, hal tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat Jawa masih dilatarbelakangi oleh kepercayaan budaya Hindu-Budha yang tentunya berkaitan dengan kehidupan mistik. Dengan adanya kesamaan dimensi mistik inilah menjadikan perjalanan dakwah para wali songo berjalan dengan lancar. Dengan demikian dapat terlihat bahwa kesuksesan para wali memperkenalkan dan menyebarkan Islam terlihat nyata banyak yang mengikutinya. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat Hindu-Budha yang tertarik untuk berpindah agama dan memeluk ajaran Islam, meskipun masih dicampuradukkan budaya Hindu-Budha dalam mengamalkan ajaran Islam yang mereka anut sebelumnya.8 Para ulama Jawa mendapat sebuatan atau gelar dwali songo karena dianggap sebagai penyebar agama Islam terpenting. Sebab, mereka menyiarkan dakwah dengan sangat giat dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam. Para ulama ini memiliki keistimewahan (karomah) yang lebih mumpuni. Keistimewaan tersebut terletak pada kekeramatan, ilmu yang tinggi, dan juga kekuatan batin yang lebih, 8 Ibid., 94. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 23 serta selalu menggabungkan kehidupan kerohanian didalam ajaran Islam yang disampaikannya. Sama halnya dengan adanya manaqib yang telah menjadi sebuah budaya masyarakat Indonesia yang terus mengalami perkembangan terhadap para pengikut khususnya di Jawa. Para Wali Songo mengajarkan tentang ilmu tarekat, manaqib dan amalan-amalan lainnya. Dengan adanya praktek-praktek yang telah ditanamkan oleh para Wali, terus berkembang sampai sekarang bahkan oleh masyarakat dijadikan sebagai sarana dakwah Islamiyah.9 Sejarah perkembangan manaqib di Indonesia sudah ada sejak para ulama Islam yang dipimpin oleh para sufi yang mengajarkan Islam. Dimulai dari ajaran yang berupa amalan-amalan tarekat, hingga yang berbentuk amalan-amalan dzikir lainnya karena merupakan budaya sejak awal Islam datang ke Indonesia. Selain itu, sarana dakwah Islamiyah ini didasarkan pada wujud karakteristik masyarakat Indonesia yang masih dianggap mempercayai hal mistik, seperti meyakini kekeramatan sang wali, karamah sang wali, dan keistiewaan-keistimewaan para tokoh yang mereka anggap sebagai waliyullah sehingga dijadikan sebagai panutan dengan cara malakukan kegiatan dzikir manaqib secara rutin. Dibanding ajaran- ajarannya, justru pengenalan masyarakat terhadap Syaikh Abdul Qadir lebih dominan pada keajaiban-keajaiban, keluarbiasaan, dan kesaktian atau keampuhannya yang bersumber pada kitab-kitab manaqib.10 Dengan demikian dzikir manaqib sangat 9 Imron Abu Bakar, Kitab Manaqib Tidak Merusak Aqidah Islamiyah (Kudus: Menara Kudus: 1989), 11. 10 Yang dimaksud dengan kitab-kitab manaqib yaitu kitab nurul burhani, dimana kitab tersebut mengandung sifat-sifat keistimewaan atau karomah Syaikh Abdul Qadir Jailani yang paling dianggap istimewa dan diyakini memiliki berkah besar dalam upacara manaqiban, adalah karena dalam kitab manaqib terdapat silsilah nasab Syaikh. Dengan memb aca silsilah nasab ini seseorang akan mendapat berkah yang sangat banyak. Muhammad Sholikhin, 17 Jalan menggapai Mahkota Sufi Syaikh Abdul Qadir Jailan (Yogjakarta: Mutiara Media, 2009), 19. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 24 digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, khusunya di daerah Jawa yang notabennya adalah wilayah pesantren yang banyak mengamalkan ritual dzikir manaqib serta dari tahun ketahun menumbuhkan para jamaahnya.11 1. Pengertian Manaqib Manaqiban bearasal dari kata manaqib, yang berarti biografi ditambah dengan akhiran: -an, menjadi manqiban sebagai istilah yang berarti kegiatan pembacaan manaqib (biografi) Syaikh Abdul Qadir Jailani.12 Selain makna tersebut arti manaqib menurut bahasa adalah kisah kekeramatan atau keistimewahan sang wali.13 Secara bahasa, kata manaqib merupakan isim makan dari lafadz naqaba yang mempunyai arti, memimpin, menolong, dan menjelajah. Selain makna tersebut, terdapat dalam kamus bahasa arab yang mengartikan kata naqaba sebagai menyelidiki, memeriksa, dan menggali.14 Sedangkan dalam Quran lafadz naqaba disebutkan sebanyak tiga kali dalam berbagai bentuknya, misalnya seperti naqiiban, yang mengandung arti pemimpin. Terdapat dalam ayat Quran yang berbunyi: َۡ ِئَى ًۖۡ لُ عَ ٌَ نِّّ ِإ للُّ َ ٱ لَ اَكوَ ۖابٗ يِلَُ شََ َ عَ نِۡ َ ثۡ ٱ ًُ ُٓ ِۡ ٌِ اَِ ثۡ عَ بَ وَ وَ يِءَٰٓرَ سۡ ِإ نِٓ ِ َب قَ َٰثَ يٌِ للّ ُ َ ٱ ذَ خَ َأ دۡ لَ َىوَ َ َ ّ َ ُ َ ٗ َ َ ً ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ ُ ُ ۡ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ َٰ َ َ ُ ُ ۡ َ َ َ َ َٰ َ َ ُ ُ ۡ َ َ نرِفكلَّ اِسح اضر ك للّٱ ًجضركأو ًٍْٔترزعو لِِ سرِب ًجٌِاءو ة ٔنزلٱ ًجيثاءو ةٔيصلٱ ًجٍقأ ًۡ لُ ٌِِ مَ ِلَٰذَ دَ عۡ بَ رَ فَ كَ ٍََ فَ رُ َٰهَ َُۡلَّۡ ٱ آَ ِجحۡۡ َ ٌَِ مِرجۡۡ َ تت َََٰٰ نَ ًۡ لُ َِ َيخِ خۡ ُلََّ وَ ًۡ لُ ِثا ئ َ ِّ سَ ًۡ لُ ِعَ . وِ يِبسَ لٱ ءَ ٓأَ سَ وَ ضَ دۡ لَ فَ Artinya: Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan 11 Qurrotul Uyun, wawancara, Jember, 28 November 2016. 12 Kharisudin Aqib, Al-Hikmah (Memahami Teolosofi Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah) (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 109. 13 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 533. 14 Hefni Zein, Mutiara di Tengah Samudera (Surabaya: Elkaf, 2007), 29. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 25 shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai- sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.15 Sedangkan kata naqban yang bermakna menolong, terdapat dalam ayat Quran, yang berbunyi: ابٗ لۡ جَ ۥ لُ َ ْ أعُ َٰطَ جَ سۡ ٱ اٌَ وَ ُهورُ َٓ ظۡ حَ نَأ ْ أٓ عُ َٰطَ سۡ ٱ اٍَ فَ Artinya: “Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.”16 Sementara kata naqabu memiliki makna menjelajah. Terdapat dalam ayat Qurat, yaitu: َ ۡ َ ََٰ ۡ ْ ُ َ َ َ ٗ ۡ َ ُ ۡ ُّ َ َ ۡ ُ ۡ َ ّ ُ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ صٍ يِمَّ ٌَِ وْ دِ لِلۡٱ فِِ أبلِف اشطب ًٌِِٓ دشأ ًْ نٍ رك ٌَِ ًٓيبق اِهيْأ ًكو Artinya” “Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan).”17 Ketiga makna sebagaimana disebut dalam ayat Alquran diatas ternyata mempunyai kesesuian dengan tujuan dasar pelaksanaan dzikir manaqib, yaitu dimaksudkan dalam rangka menggali, menyelidiki, dan 15 Alquran, 5 (Al-Maidah), 12. 16 Alquran, 18 (Al-Kahfi), 97. 17 Alquran, 50 (Qaaf), 36. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 26 meneliti sejarah kehidupan seseorang pemimpin panutan umat untuk diteladani dan berdoa untuk mendapatkan pertolongan Allah Swt. melalui perantara para orang suci yang telah menjadi kekasih Allah. Jadi, dzikir manaqib sesungguhnya berkaitan erat dengan konsep tawasul, sebagaimana disebutkan dalam Alquran: نَ ٔحُ ِيفۡ تُ ًۡ لُ يَ عَ َى ۦِ ِّييِبسَ فِِ ْاودُ ِٓ َٰجَ وَ ةَ َييسِ َٔ ۡلٱ ِّلَۡ َِإ ْ أ ٓ غُ جَ بۡ ٱ وَ للَّ َ ٱ ْا ٔلُ تَ ٱ ْأُِ ٌَ اءَ ََ يِلََّ ٱ آَ حُّ أَ يَٰٓ َ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”18 Dalam Hadits Qudsi juga disebutkan : “sesunggunya Allah adalah suci, tidak terima kecuali yang suci pula”. Sedangkan dalam riwayat lain juga disebutkan, "barang siapa yang ingin dicintai Allah, merapatlah dengan para kekasih Allah (waliyullah), duduklah bersama mereka, bergabunglah dengan mereka, maka kalian akan terciprati cahaya ruhaniyah mereka, kalian akan dibahasi oleh pancaran kecintaan Allah melalui mereka.” (HR. Ibnu Mas’ud).19 Dalam hal ini arti yang lebih cocok adalah apa yang terdapat dalam kamus al Munjid, dimana kata manaqibul insan diartikan; “Apa yang dikenal pada diri manusia tentang budi pekertinya yang terpuji dan akhlaknya yang baik”.20 18 Alquran, 5 (Al-Maidah), 35 19 Hefni Zein, Mutiara di Tengah Samudera (Surabaya: Elkaf, 2007), 30 20 Louis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughah (Beirut: Dar al-Masyriq, t. th), 630. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 27 Dengan demikian, secara umum disebutkan bahwa dzikir manaqib adalah aktivitas dzikir dan istighasah dengan membaca sejumlah kalimat tayyibah dan doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah dan mencari Ridhanya melalui perantara (tawasul) orang-orang suci kekasih Allah. Selain itu, manaqib juga dikenal dengan istilah ceerita-cerita mengenai kekeramatan para wali yang biasanya dapat di dengar atau dibaca dalam sejarah-sejarah.21 2. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Qodiri Pondok pesantren Al-Qodiri Jember yang saat ini berlokasi di Jl. Manggar 139 A, Kelurahan Gebang Poreng Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Pondok Pesantren Al-Qodiri didirikan pada hari Kamis malam Jumat tanggal 06 Juni 1974 oleh Kyai Akhmad Muzakki Syah sebagai pengasuh sekaligus pendiri pertama Pondok Pesantren Al-Qodiri di Jember. Lokasi Pesantren Al-Qodiri terletak kurang lebih 2 km sebelah utara alun-alun kota Jember. Lokasi ini berada pada jalur strategis, sebab lokasi tersebut sangat mudah dijangkau dari segi transportasi, selain itu juga berada pada wilayah yang luas dan asri sehingga sangat kondusif dan cocok untuk perkembangan lembaga pendidikan. Secara makro, sebagai daerah yang diapit oleh empat kabupaten lain, posisi pesantren Al-Qodiri Jember menjadi pusat, sebab ia merupakan lalu lintas pendidikan kota-kota lainnya, seperti Probolinggo, Lumajang, Banyuwangi dan juga Bali. Empat jalur komunikasi dan sektor pembangunan di empat kabupaten 21 Abu Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tassawuf (Solo: Romadloni, 1990), 335. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 28 lainnya harus diakses dari Jember. Dengan demikian, Jember merupakan ukuran daerah tapal kuda, selain itu Jember merupakan barometer pesatnya perkembangan pendidikan di Kabupaten Jember secara nyata juga melampaui kota-kota lainnya. Pemberian nama Al-Qodiri pada pesantren ini didasarkan pada dua hal, pertama disandarkan pada asma Allah yaitu “Al-Qaadir” berarti zat yang maha kuasa diatas segalanya. Penyandaran kepada asma Allah tersebut dimaksudkan agar kuasa Allah terpusat dipondok pesantren ini, sehingga seluruh tamu yang datang, para santri, jamaah atau siapapun yang dating ke Al-Qodiri dikabulkan semua hajatnya, sebeb Allah maha kuasa atas segala sesuatu termasuk mengabulkan hajat-hajat mereka, yang tentunya diniatkan untuk beribadah karena Allah. Kedua, penamaan Al-Qodiri dinisbatkan pada nama besar Syaikh Abdul Qodir Jailani, sebab kyai Muzakki sejak kelas 2 SD sudah mengamalkan Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani. Penyandaran kepada nama Syaikh Abdul Qadir Jailani, dimaksudkan agar pondok pesantren ini kelak mendapat siraman karomah sebesar karomahnya Syaikh Abdul Qadir Jailani.22 Pondok pesantren Al-Qodiri berawal hanya dengan jumlah 9 santri, kemudian dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan hingga mencapai 2065 santri. Selain itu, dengan fasilitas dan lembaga pendidikan, awalnya kamar- kamar santri hanya terdiri dari gubuk-gubuk bambu yang berdiri diatas tanah kurang dari ½ hektar, kini sudah direlokasi dan direhab menjadi bangunan permanen yang berdiri megah diatas tanah seluas kurang lebih 24 hektar. 22 Hefni Zain, Pemikiran, Perjuangan, dan Biografi KH Muzakki Syah (Jember: LKIS, 2007), 35-51. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Description:
QADIR JAILANI DI PONDOK PESANTREN AL-QODIRI. A. Sejarah Dzikir Manaqib. Sejarah munculnya dzikir manaqib terkait dengan tersebarnya
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.