BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD IQBAL A. Riwayat Hidup Iqbal Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Punjab. Mengenai tahun kelahirannya terdapat perbedaan pendapat, pertama pendapat yang didukung oleh Miss Luce-Claude Maitre, Osman Raliby dan Bahrum Rangkuti yang mengatakan bahwa Iqbal lahir pada tanggal 22 Februari 1873, sementara pendapat yang kedua dikemukakan W.C Smith yang mengatakan bahwa Iqbal lahir pada tahun 1876. Sedangkan J. Mark dari Universitas Praha mengatakan bahwa Iqbal lahir pada tanggal 9 November 1876.1 Sedangkan dalam buku yang berisi tentang Seminar Pemikiran Islam yang ber-tema “Iqbal dan Pembentukan Semula Identiti Muslim” or Iqbal and The Revivification Of The Muslim Identity, tertulis bahwa Iqbal lahir pada 9 November 1877 di Punjab.2 Muhammad Nur, orang tua Iqbal, ia adalah seorang pegawai negeri, tetapi berhenti dan beralih profesi sebagai pedagang. Dia adalah seorang yang saleh dan memiliki kecendrungan yang kuat pada mistik.3 Dari Punjab Iqbal pindah ke Lahore, salah satu kota besar di India. Di kota ini Iqbal masuk Government College untuk meneruskan studinya. Pada tahun 1897 dia berhasil meraih gelar Bachelor of Art dan diberi kesempatan 1Jurnal Ushuluddin, Vol. XV No. 2, Juli 2009, Saleh Nur: Muhammad Iqbal Studi Pemikiran Filsafat dan Tasawuf,hlm. 228. 2Seminar Pemikiran Islam, oleh: Prof. Syed Muhd. Al-Naquib Al-Attas, (Malaysia: Balai Seminar, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1978), jam. 8.30 pagi. 3W.F Smith, Modern islam in india: A Social Analysis,Usha Publication, (New Delhi: 1979), hlm.188. 15 16 untuk meneruskannya ke program Master di Universitas yang sama. Di sinilah Iqbal berkenalan dengan Sir Thomas Arnold, dosennya pada mata kuliah filsafat Islam.Dari dialah Iqbal banyak mengetahui bentuk dan seluk beluk filsafat Barat.4 Setelah ia berhasil memperoleh gelar B.A. pada tahun 1897, ia masih berkeinginan untuk melanjutkan studinya ketingkat yang lebih tinggi. Akhirnya meraih gelar M.A dalam Filsafat pada tahun 1899.5 Setelah Iqbal menyelesaikan studinya di Government College Lahore, ia di angkat menjadi staf dosen di perguruan tinggi pemerintah (Government College) menjadi pengajar di bidang ilmu sejarah dan filsafat di samping bahasa Inggris. Karena keluasan wawasan ilmu pengetahuan, keluhuran moral serta pandangannya, menjadikan ia sangat terkenal dan di pandang sebagai seorang pengajar yang berbakat. Keinginan Iqbal untuk menanamkan nilai-nilai kebudayaan Islam dengan menggunakan persajakan justru sebagai alat penjelma semata.Iqbal memang penyair yang hendak menggabungkan suatu pesan, dia telah mempelajari rahasia kehidupan dan inginlah dia menyampaikan rahasia ini kepada umat Islam. Pada tahun 1905 atas anjuran nasehat dan dorongan T.W Arnold seorang orientalis yang berkebangsaan Inggris yang merupakan salah satu guru Iqbal di Goverent College, akhirnya dapat mempangaruhi Iqbal untuk dapat melanjutkan studi pada Universitas Cambridge London. Dari dia juga Iqbal memperoleh prinsip dan teknik penelitian modern serta kritik Barat 4Lihat Skripsi, Iskandar Arnel:Insan Kamil,Bab II, hlm. 2. 5H.A Mukti Ali, Alam Pikiram Islam Modern di Iindia, (Bandung: Mizan,1992), hlm. 174. 17 terhadap disiplin pengetahuan kuno.6 Dari Mir Hassan, Iqbal mengenal nilai- nilai tinggi dalam dunia Timur, dan dari Sir Thomas Arnold, dia mengenal nilai-nilai kultural dan filsafat Barat. Setelah itu, Iqbal mengajar bahasa Arab di Universitas Oriental College, Lahore, menjadi assisten professor bahasa Inggris tidak tetap di Islamic College dan Government College di Lahore.7 Dengan uang tabungannya selama mengajar, Iqbal pergi ke Eropa.Iqbal belajar di Inggris dan Jerman. Di London, Iqbal belajar di Lincoln’s Inn untuk gelar pengacara, dan di Trinity College, Universitas Cambridge, dia mendaftarkan diri sebagai mahasiswa tingkat sarjana muda. Ini adalah hal yang tidak lazim, mengingat Iqbal telah meraih gelar Master Filsafat dari Universitas Punjab di Lahore, dan juga sedang menyelesaikan sebuah disertasi doktor, juga dalam bidang filsafat, untuk diajukan ke Universitas Munich. Universitas Jerman itu tidak hanya mengijinkannya menulis disertasi dalam bahasa Inggris, tetapi untuk belajar dua semester di kampus tersebut sebelum mengajukan disertasinya yang berjudul The Development of Methaphysics in Persia kepada Prof. F. Homme, Iqbal meraih gelar doctoris philosophiae gradum pada 4 November 1907 setelah berhasil mempertahankan disertasinya, dan pada tahun berikutnya disertasi tersebut diterbitkan di London, dipersembahkan untuk T.W Arnold.8 Sebagai seorang mahasiswa yang haus akan ilmu terutama filsafat, bukan tidak mungkin dia akan menemukan tokoh-tokoh filosof lainnya dalam 6Alim Roswantoro, Gagasan Manusia Otentik Dalam Eksistensialisme Religius Muhammad Iqbal,(Yogyakarta: IDEA Press, 2008), hlm. 20. 7Ibid. 8Ibid., hlm. 20-21. 18 perjalanannya mengembara di dunia Eropa khususnya. Dalam studinya di Eropa, Iqbal mengenal sederatan filosof besar pada masa itu, seperti Nietzsche, Bergson, dan mengikuti kuliah-kuliah dari dua orang penganut neo Hegelianisme9, Jhon Mc. Taggart dan James Ward.Kehandalannya di bidang filsafat tidak hanya diakui oleh mereka, tetapi Iqbal juga dikenal kritis terhadap bangunan filsafat Barat.10 Sekembalinya Iqbal dari Jerman ke London, ia di tunjuk sebagai guru besar dalam bidang bahasa Arab di Universitas London. Tetapi jabatan itu tidak lama di pegangnya, dan menjelang keberangkatannya kembali ke Lahore tahun 1908, ia di serahi jabatan sebagai ketua jurusan Kajian-kajian filosofis juga sebagai Dekan Fakultas Kajian-kajian Ketimuran juga sebagai anggota dalam komisi-komisi yang meneliti masalah perbaikan pendidikan di India. itupun segera di lepaskan, setelah itu ia mengabdikan diri ke dunia hukum. Propesi ini digelutinya sampai ia sering sakit tahun 1934, empat tahun sebelum ia meninggal dunia. Kemudian dilanjutkan dengan menulis puisi- puisi dan karangan prosa yang dipelajarinya di Timur dan Barat, serta warisan intelektual Islam untuk menghasilkan reinterpretasi pemahaman Islam.11 9Hegelianisme adalah gerakan filssafat yang berkembang pada abad ke 19 dan dicetus oleh Georg Wilhelm Fiedrich Hegel. Pemikiran ini berpusat kepada tsejarah dan logika dan mengutamakan realita daripada hal-hal dialektik untuk menguasai ide absolu mengenal suatu fenomena.Dialektik adalah tatacara penalaran yang menggunakan langkah-langkah pertentangan antara suatu dalil (tesis) dengan lawan dalilnya (antitesis) untuk mencapai suatu paduan dalil (sintesis) sebagai kesimpulan atau dalil baru.Dalam sintesis itu tesis dan antitesis menjadi “aufgehoben”. Aufgehoben adalah yang bersangkutan dengan proses dialektik. Lihat, Ali Mudhofir, Kamus Istilah Filsafat dan Ilmu, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2001), hlm. 43 dan web http://www.britannica.com/EBchecked/topic/259438/Hegelianism. 10Alim Roswantoro,Gagasan Manusia Otentik……,hlm. 21. 11Hasyimsyah Nasution,Filssafat Islam,hlm. 183. 19 Selama tiga tahun keberadaannya di eropa, Iqbal tidak pernah bosan menemui para ilmuan untuk berdiskusi dengan mereka tentang berbagai objek ilmu pengetahuan dan filsafat.Ia sering juga membincangkan islam dan peradaban. Karena itu, pada tahun 1922 seorang wartawan Inggris mengusulkan kepada pemerintahnya untuk diberi gelar sir kepada Iqbal.Ia pun mendapat undangan penguasa Inggris untuk pertama kalinya, awalnya ia menolak, namun sahabatnya Mirza Jalaluddin membujuknya hingga akhirnya ia memenuhi undangan tersebut. Gelar sir ia terima dengan syarat gurunya Mir Hassan, yang ahli dengan sastra Arab dan sastra Persia juga mendapat gelarSyams al-Ulama dan syarat itupun diterima oleh penguasa Inggris.12 Tidak hanya sampai disitu perjuangan yang harus ia dapatkan dan lewati, karena gelar tersebut membuat dia harus menerima sebagian surat kabar yang memuat kritik atas sikap Iqbal yang menerima gelar tersebut. Padahal gelar tersebut tidak ada pengaruhnya dengan karya Iqbal.13Mungkin hal inilah yang membuat sebagian karyanya banyak yang mengajak agar manusia mau menyadari bahwasanya kehidupan ini harus penuh perjuangan, keteguhan, harapan, dan kegigihan. Sepulang dari Eropa, Iqbal bergabung dengan Government College, Lahore, sebagai professor filsafat dan sastra Inggris.Dia juga diijinkan melakukan praktek hokum.Dua setengah tahun kemudian, dia menghentikan kegiatan mengajar di kampus tersebut.Alasannya adalah bahwa dia merasatidak dapat bebas mengekspresikan ide-idenya karena batasan-batasan 12Ibid. 13Ibid., hlm. 184. 20 pemerintah. Kemudian ia bergabung dengan universitas Punjab, selama bertahun-tahun menjabat sebagai dekan Fakultas Studi-studi Ketimuran dan Ketua Departemen Filsafat.14Perubahan spiritual dan ideologinya semakin mendalam. Di tanah airnya Iqbal aktif terjun dalam dunia pendidikan hukum dan politik, namun kegemarannya menggubah puisi tidak pernah padam.Pada masa inilah, Iqbal melahirkan karya-karya puisi sebagai sarana untuk mengekspresikan getaran kalbunya, serta mengajak umat Islam untuk kembali menelaah ajaran agamanya dan hidup dinamis sebagaimana yang dianjurkan kitab suci Al-Qur’an.Juga teladan yang diberikan nabi, para sahabat dan sufi- sufi kenamaan. Meskipun Iqbal pernah menghirup ilmu pengetahuan dan pemikiran Barat selama tiga tahun keberadaannya di sana, namun Iqbal tidak pernah merasa kagum terhadap kebudayaan Eropa, sebaliknya ia mengkritiknya dan menunjukkan kelemahannya. Sebelum kembali ke Lahore Iqbal sempat memperingatkan Barat tentang bencana yang akan menimpa mereka jika terus berpegang pada paham meterialsme. Sebagaimana yang tertera dalam sya’irnya: Wahai bangsa barat Bumi tuhan bukanlah murni Kini ternyata tak bernilai Kebudayaan akan bunuh diri Dengan senjata sendiri Sangkar yang kau bina atas dahan Lapuk tidak jadi aman.15 14Alim Roswantoro,Gagasan Manusia Otentik……,hlm. 21. 15Ibid.,hlm.25. 21 Iqbal adalah orang yang pertama kalinya yang menyerukan dibaginya India, sehingga kaum muslimin mempunyai Negara otonom, dan hal itu tidaklah bertentangan dengan persatuan umat Islam dengan pan-Islamis.Sebab itulah dia dijuluki bapak Pakistan.16 Dengan pengetahuan yang telah di peroleh selama di London, ia kembali ke Lahore dan berpraktek sebagai advokat. Disamping ia aktif dalam dunia pendidikan dan advokat, dia juga aktif dalam dunia politik praktis, bahkan tahun 1930 Iqbal dipercaya untuk memimpin siding liga muslim kemudian terpilih menjadi presiden liga tersebut.17 Dengan kecerdasan dan ketauladan ilmu pengetahuannya ia akan dapat mencapai jabatan tinggi di bidang keadvokatan. Profesi ini ia jabat hingga tahun 1934, sebelum empat tahun ia meninggal dunia, ia telah melepaskan jabatannyakarena sakit yang menimpanya. Dengan eratnya hubungan Iqbal dengan lembaga-lembaga keilmuan yang ada di Lahore dan kota-kota lainya. Pada ceramah yang materinya di edit menjadi sebuah buku dengan ini di pandang sebuah prosa terbesar Iqbal dalam bidang filsafat. Di samping ia aktif dalam dunia pendidikan dan advokat ia pun juga aktif dalam dunia politik praktis, bahkan tahun 1930 Iqbal di percaya untuk 16Ibid. 17Ibid. 22 memimpin siding liga muslim kemudian terpilih menjadi presiden liga tersebut.18 Dalam salah satu pidatonya, Iqbal pernah mengingatkan bahwa persatuan India, sulit untuk dicapai kecuali dengan adanya pengakuan dari suatu kelompok lain serta adanya kerja sama. Dalam pada itu, Iqbal menolak pendapat renan yang mendasarkan terbentuknya suatu bangsa tidak di bentuk oleh kelompok-kelompok atau tanah air, namun oleh perasaan yang menyatukan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Tahun 1931-1932, Iqbal ikut dalam Konfrensi Meja Bundar di London membahas konstitusi baru bagi India. Pada tahun berikutnya ia mengikuti Konfrensi Meja Bundar ketiga kalinya di London. Waktu ia kembali lewat Spanyol untuk menyaksikan peninggalan-peninggalan kaum Muslimin di Negara tersebut. Semasa inilah puisi-puisi dan sajak-sajaknya digubahnya dan diterbitkan dalam Bal-I Jibril, salah satu karyanya yang terkenal. Pada tahun 1935, isterinya meninggal dunia.Hal ini membuat Iqbal lemah dan sedih berkepanjangan, padahal Pakistan masih membutuhkan karya-karyanya. Berbagai penyakit menyerang tubuhnyanamun ia tetap gigih dalam berkarya, mengubah sajak-sajaknya dan terus menerus menuliskan karya-karyanya tak pernah kenal kata lelah. Pada tahun 1938, sakitnya semakin parah dan ia merasa ajalnya semakin dekat, ia tetap mampu memberikan pesan kepada sahabat-sahabatnya: Ku katakan kepadamu tanda seorang mukmin Bila maut datang, akan merekah senyum di bibir.19 ………………………………………………………….. 18Harun nasution, Pembaruan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1987), hlm. 190. 19Ibid., 23 Melodi selamat tinggal akan menggema atau tidak Nafiri akan berbunyi dari Hejaz atau tidak Hari faqir ini telah sampai pada batasannya Pujangga yang lain akan datang atau tidak!20 Akhirnya ketika fajar 21 April 1938, dalam usia 60 M tahun dan 63 H Iqbal meninggal dunia. B. Karya-karyanya Iqbal dapat di golongkan sebagai seorang pemikir dan penyair muslim terbesar pada abad XX yang kreatif dan penuh kedinamisan.hal ini terbukti dengan adanya beberapa karya-karya yang di wariskan kaum muslim dan umat manusia. Sebahagian besar karya-karyanya muncul dalam bentuk prosa.Kecendrungan Iqbal dalam mengekspresikan ide-ide, pikiran, dan perasaannya, melalui puisi sesungguhnya di latar belakangi oleh jiwa dan bakat kepenyairannya yang tumbuh sejak dini dan berkembang melalui bimbingan orang yang mengerti akan bakat dan potensi yang dimiliki Iqbal, yaitu : gurunya Mir Hasan yang telah mendorong dan memberikan semagat dalam mengekspresikan ide-ide dan getaran sukmanya. Pada 1935, ia diundang untuk memberi serangkaian kuliah di Universitas Oxford, namun dia terpaksa tak bisa memenuhi undangan tersebut karena jatuh sakit. Berikut karya-karya pentingnya : 1. Payãm-i Mashriq 20Muhammad Iqbal,Asrar-i Khudi atau Rahasia-rahasia Diri,hlm. 110. 24 Karya dalam bahasa Persia yang terbit di Lahore pada tahun 1823, versi Inggrisnya terjemahan R.A. Nicholson yang berjudul The Message of the East tahun 1920. 2. The Develompment of Metaphysics in Persia: A Contribution to The History of Muslim Philosophy, Karya akademiknya untuk jenjang doctoral di Munich pada tahun 1908, terbit di Lahore tahun 1964. 3. Asrãr-i Khûdi Iqbal berkonsentrasi pada pertanyaan dan penjelasannya tentang aktivisme dinamis dan nilai utama dari Islam. Terbitnya karyanya Asrãr-i Khûdi pada tahun 1918 di Lahore, versi Inggrisnya salah satunya terjemahan R.A. Nicholson berjudul The Secret of The Self: Philosophical Poem, London 1920 dan di Lahore pada tahun 1955. 4. Rumûz-i Bekhûd Karya dalam bahasa Persia terbit di Lahore pada tahun 1918, versi Inggrisnya antara lain terjemahan A.J.Arberry yang berjudul The Mistery of Selflessness yang terbit di London tahun 1953, dan terjemahan A.R Tariq dengan judul The Secrets of Collective Self yang terbit di Lahore tahun 1970. 5. Bãng-i Darã Karya dalam bahasa Urdu terbit di Lahore tahun 1924, A.J. Arberry menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris berjudul The Complaint and the answer terbit di Lahore pada tahun 1955. 6. Zabûr-i ‘Ajam
Description: