BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan beribu-ribu pulau dengan beraneka ragam suku, budaya, agama maupun ras. Hal inilah yang membuat Indonesia terkenal dengan kemajemukannya. Namun kemajemukan ini tidak menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang terpecah belah. Keberagaman yang ada justru menjadi kekayaan bagi bangsa Indonesia yang diharapkan tetap menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap manusia hidup dalam kebudayaan. Dengan kebudayaan, kita dapat mengenal kehidupan manusia, cara-cara kelompok manusia menyusun pengetahuan, menampilkan perasaan dan cara mereka bertindak. Menurut Kroeber dan Klukhohn kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda- benda materi1. Kebudayaan juga merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupan dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh E.B Taylor yang menulis dalam bukunya yang 1 M. Munandar Sulaeman,Ilmu Budaya Dasar: Pengantar ke Arah Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Bandung: Refika Aditama,2012), hlm. 36 1 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Primitive Culture kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat2. Tanpa masyarakat akan sukar bagi manusia untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik secara individual maupun masyarakat dapat mempertahankan kehidupannnya sehingga kebudayaan merupakan kebudayaan manusia. Masyarakat adalah wadah, dan budaya adalah isi. Terdapat hubungan mutlak antara manusia dengan kebudayaan, yakni manusia menciptakan budaya kemudian budaya memberikan arah dalam hidup dan tingkah laku manusia sehingga manusia pada hakekatnya disebut makhluk budaya. Leviathan manusia mempunyai naluri berpolitik dan melibatkan diri dalam organisasi sosial3. Naluri manusia tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alami sehingga dia bisa melakukan tindakan apa saja untuk mengubah peranannya dalam masyarakat demi memenangkan atau merebut kekuasaan. Karena itu yang namanya masyarakat dibentuk oleh agregasi manusia yang ingin mempertahankan keinginan dan kebutuhannya. Hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan yang paling realistis ditunjukkan melalui keberadaan kebudayaan sebagai wadah untuk mempertahankan masyarakat dari berbagaiancaman yang menghadang mereka. kebudayaan dapan menginformasikan tentang nilai suatu dan 2 Setiadi, Elly M, dkk. Ilmu sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta:Kencana, 2007), hal. 27 3Alo Liliweri, Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 10 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 beberapa peristiwa yang terjadi di masa lalu, sekarang dan akan datang. Kebudayaan mengajarkan kepada setiap manusia tentang apa yang harus dibuat oleh generasi manusia. Wajarlah kalau setiap kelompok budaya masyarakat selalu menciptakan hubungan yang mewajibkan generasi yang lebih tua mensosialisasikan nilai perilaku-perilaku budaya baik secara bertahap maupun dipercepat melalui institusi sosial kepada generasi berikutnya. Kebudayaan yang juga mencakup aturan, prinsip, dan ketentuan- ketentuan kepercayaan yang tersususun rapi yang secara turun-temurun diwariskan kepada generasi ke generasi yang harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Setiap suku yang ada di Indonesia, masih banyak yang tetap mempertahankan keaslian kebudayaannya. Ini merupakan daya tarik utama bagi negara lain sehingga menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara pariwisata. Kebudayaan masyarakat yang masih bertahan sampai sekarang cukup banyak. Bentuknya pun beragam. Dari bentuk kesenian rakyat hingga tari pergaulan, seperti pertunjukan Tari Tayub diadakan dalam upacara bersih desa. Tayub berasal dari kata Ditata Ben Guyub (jawa: kerata basa), yang artinya ditata, dibentuk dan dikreasi supaya dapat membawa kebersamaan. Tayub merupakan salah satu bentuk tari pergaulan tetapi dalan perwujudannya bisa bersifat romantis dan bisa pula erotis. Biasa ditarikan oleh penari wanita yang disebut dengan Waranggana dan selalu melibatkan penonton pria untuk menari bersama (penayub). Tayub merupakan tarian digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 pergaulan yang menjadi hiburan masyarakat jelata dan tersebar hampir di seluruh pelosok Jawa. Pengertian lain tari Tayub atau Tayuban adalah salah satu kesenian Jawa yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini mirip dengan tari Jaipong dari Jawa Barat dan tari Gambyong yang lebih populer dari Jawa Tengah. Tayub adalah salah satu seni pertunjukan tradisional di Jawa yang mengalami perkembangan, setelah dilakukan berbagai upaya pembinaan yang dimulai sejak tahun 1975. Pembinaan tersebut dilakukan secara terus menerus oleh Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sehingga mengalami perkembangan yang menyolok dalam bentuk pertunjukan dan kehidupannya di masyarakat. Tayub dipertunjukkan pada berbagai hajat masyarakat terutama sebagai sarana upacara ritual, seperti: upacara bersih desa dan perkawinan. Tayub yang dipertunjukkan dalam upacara bersih desa mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendapat kesuburan tanah, hasil panen yang melimpah, ketenangan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.Sementara itu, tayub yang dipertunjukan dalam upacara perkawinan mempunyai maksud agar pasangan pengantin dapat segera mendapatkan keturunan. Dalam pagelaran Langen Tayub terdapat banyak makna simbolik yang bahkan bagi generasi muda Jawa sendiri sebagai pemilik warisan budaya, belum tentu tahu dan paham akan makna dan tujuan dari segala aktifitas yang terdapat pada ritual upacara adat yang dilangsungkan. Mengetahui dan melestarikan tradisi dan budaya adalah penting agar sebagai manusia Indonesia kita memiliki identitas diri dan tidak mudah terombang- digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 5 ambing dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sarat dengan nilai-nilai baru dan asing. Memang tidaklah mudah bagi kita untuk dapat menjaga dan mempertahankan tradisi dan budaya warisan leluhur. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa tradisi leluhur sudah kuno. Faktor lain adalah keterbatasan orang-orang yang memahami dan mengetahui tentang apa dan bagaimana tradisi itu. Dengan begitu tidak heran lagi jika ada tradisi suatu daerah mulai sirna dan cenderung dilupakan. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi serta masuknya budaya asing ke negara kita telah memberi pengaruh bagi kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan nilai-nilai budaya mulai ditinggalkan. Tuntutan-tuntutan jaman yang memberikan tekanan kepada masyarakat untuk selalu berbudaya sesuai dengan perkembangan jaman, membuat budaya asli bangsa kita perlahan tersingkir dari kehidupan modern dimana telah terjadi kekeliruan besar pada masyarakat dalam mengartikan modernisasi. Sunguh sangat menyedihkan ketika kebudayaan tidak dihargai oleh negeri ini, sementara dunia begitu mengaguminya. Hal ini juga telah terasa dalam budaya Jawa. Sebagian besar masyarakat terutama generasi muda yang merupakan generasi penerus untuk melestarikan kebudayaan, mulai meninggalkan kebudayaan tradisioal Jawa. Makna pesan yang terkandung dalam setiap kebudayaan Jawa oleh kebanyakan masyarakat Jawa sendiri sudah sangat asing. Masyarakat Jawa mungkin masih sering melihat proses acara upacara adat yang dilakukan tetapi tidak tahu makna yang terdapat di balik semua itu. Generasi muda terhenti hanya sebatas menikmati atau hanya digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6 dianggap sebagai hiburan saja dan tidak punya inisiatif untuk mencari tahu apa pesan-pesan yang ada dibalik semua acara itu. Dewasa ini tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa kesenian Tayub adalah pertunjukan porno dan sangat berhubungan dengan unsur negatif. Terutama bagi mereka yang telah menjadi bagian dari kehidupan modern. Pada umumnya mereka merendahkan keberadaan Tayubbahkan ada juga yang mengecam. Sebab mereka menilai dari adanya minuman keras yang disuguhkan dan juga bagaimana para penari wanita berbusana. Namun bagaimanapun juga Tayub tetap menjadi bagian dari kebudayaan yang patut untuk dilestarikan. Begitupun halnya dengan Tayub yang hampir sebagian generasi muda tidak tahu makna pesan dibalik tari tersebut. Berangkat dari konsep pemaknaan terhadap simbol-simbol dalam pagelaran Langen Tayub, diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk memaknai Tayub sehingga krisis kesadaran masyarakat khususnya generasi muda terhadap pentingnya memahami pesan yang terkandung dalam Tayub dapat terselesaikan. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, penulis merasa perlu mengkaji lebih jauh ke dalam bentuk penelitian yang berjudul MAKNA PESAN PADA KESENIAN LANGEN TAYUB DI KABUPATEN NGANJUK. B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7 1. Bagaimana makna pesan kesenian Langen Tayub di kabupaten Nganjuk? 2. Pesan apa yang terkandung dari setiap atribut-atribut yang digunakan dalam kesenian Langen Tayub di kabupaten Nganjuk? 3. Pesan apa yang terkandung dari setiap gerakan-gerakan tubuh penari dalam kesenian Langen Tayub di kabupaten Nganjuk? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui makna pesan kesenian Langen Tayub di kabupaten Nganjuk. 2. Mengetahui pesan yang terkandung dari setiap atribut-atribut yang digunakan dalam kesenian Langen Tayub di kabupaten Nganjuk. 3. Untuk mengetahui pesan apa yang terkandung dari setiap gerakan- gerakan tubuh penari dalam kesenian Langen Tayub di kabupaten Nganjuk. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang melakukan penelitian di bidang komunikasi antarbudaya. b. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan komunikasi pada khususnya dalam melengkapi kepustakaan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 8 2. Praktis a. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya b. Penambah wawasan tentang budaya Jawa bagi masyarakat dalam memahami makna pagelaran Langen Tayub. E. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dipaparkan mengenai contoh penelitian lain sebagai Tinjauan Penelitian Terdahulu. Tujuan mencantumkan contoh penelitian lain ialah dengan maksud agar penelitian yang diteliti penulis tidak berdasarkan plagiat atau dengan istilah lain menjiplak karya tulis peneliti lain. Hal ini hanya sebagai perbandingan dengan karya tulis orang lain, sehingga dapat dilihat perbedaannya dengan penelitian yang penulis kerjakan. Untuk membandingkan dengan penelitian lainnya, maka penulis mengambil contoh karya tulis atau penelitian lainnya sebagai berikut: 1. Pada penelitian terdahulu dengan judul analisis dramaturgi (Studi Deskriptif Waranggana Tayub Di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nurul Prabaningtyas4. Peneliti menganalisis bahwa tari merupakan salah satu cabang dari kesenian, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Sejatinya tari bukan hanya sebagai sarana mengekspresikan diri, tetapi 4 Mahasiswa Programstudi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga Surabaya 2013 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9 juga sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat dimana masyarakat membutuhkan sebuah tarian bukan hanya sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana berlangsungnya upacara Agama dan Adat, salah satunya adalah tayub. Berbeda dengan fokus penelitian yang penulis kerjakan, pertunjukkan tari tayub dalam dramaturgi saat Waranggana berada di atas panggung dan alasan Waranggana dalam upaya melestarikan kesenian tayub. 2. Pada penelitian terdahulu dengan judul Masyarakat Di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjung Erry Kharisma Arindha Pradhana5. Peneliti menganalisis bahwa fungsi seni tayub bagi kehidupan bermasyarakan di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjung Anom Kabupaten Nganjuk. Pelaksanaan tayub sebagai ritual memang memiliki beberapa aturan yang harus dilaksanakan oleh pelaku seni, jika tidak dilaksanakan akan berdampak buruk bagi masyarakat ataupun bagi pelakunya sendiri. Karena ritual tersebut masih bersifat mistis. Ini merupakan suatu kepercayaan dari masyarakat desa Sambirejo yang wajib dilakukan. Berbeda dengan fokus penelitian yang penulis kerjakan, pagelaran Langen Tayub memiliki fungsi sebagai bentuk persembahan 5 Mahasiswa Dept. Antropologi FISIP-UNAIR 2013 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 masyarakan kepada dhayang penghuni desa mereka, tari Tayub wajib untuk dipentaskan karena masyarakat meyakini apabila tidak dipentaskan pada upacara adat didaerah setempat maka dhayang penghuni desa akan marah dan murka terhadap desa tersebut. Kedua penelitian berikut yang telah dipaparkan diatas jelas sangat berbeda dengan fokus kajian yang peneliti kerjakan. Peneliti fokus pada apa makna dan arti pesan Tari Tayub dalam upacara adat bersih desa di dusun Ngrajek, desa Sambirejo, kecamatan Tanjunganom, kabupaten Nganjuk. Serta, apa makna dari setiap atribut dan gerakan dalam Tari Tayub. F. Definisi Konsep Penelitian Definisi operasional yang digunakan untuk memudahkan batasan pengukuran dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut: 1. Makna Pesan Makna adalah hubungan antara suatu objek dengan lambangnya. Makna pada dasarnya terbentuk berdasarkan hubungan antara lambang komunikasi (simbol), akal budi manusia penggunanya (obyek).6 Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan 6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2004), hal. 255 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Description: