BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata bukanlah fenomena baru akan tetapi pariwisata mulai terlihat sejak berakhirnya Perang Dunia II dan pada dasawarsa terakhir ini meledak dalam skala besar sebagai salah satu kekuatan ekonomi, bahkan telah menjadi mega bisnis. Jutaan orang mengelurkan uangnya, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan diri guna menghabiskan waktu luang. Hal ini menjadikan parwisata menjadi bagian penting dalam kehidupan dan gaya hidup di negara-negara maju (MacDonald dalam Pitana dan Diarta 2009:32). Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU No.9 tahun 1990 pasal 1). Jadi pengertian wisata mempunyai luas lingkup: a. Kegiatan perjalanan. b. Dilakukan secara sukarela. c. Bersifat sementara, dan d. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Bersadarkan UU No. 9 tahun 1990 pasal 1 pariwisata didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk penguasaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Luas lingkup pariwisata ini meliputi: 1 a. Semua kegitan yang berhubungan dengan perjalan wisata. b. Penguasahan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, taman reakreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat dan bersifat alamiah seperti: keindahan alam, gunung merapi, danau, pantai, dan lain-lain. c. Penusaha jasa dan sarana pariwisata, seperti: biro perjalan wisata, pramugari, pameran, angkutan wisata, akomodasi dan lain-lain. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (UU No.9 Bab I pasal 1). Jadi kepariwisataan ini meliputi: perencanaan pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta maupun oleh masyarakat (Sedarmayanti, 2005:4-5). Di Indonesia pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda pembangunan karena dapat dijadikan sebagai penghasil devisa negara. Disamping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata juga sebagai wahana untuk mengurangi angka pengangguran seperti penciptaan lapangan pekerjaan. Dalam perekonomian nasional, pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan melalui penerimaan devisa. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2011 sektor pariwisata menciptakan devisa 2 sebesar US$8,55 miliar atau menngkat 12,5% dari tahun 2010. Selain itu sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di kawasan atau daerah tujuan wisata (http://.ibbi.ac.id/bahan/HASRUL-4pdf). Berikut ini adalah statistik kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dari tahun 2004-2010: Tabel 1.1 Dari data statistik diatas terlihat bahwa jumlah kedatangan wisatawan mancanegara dan pendapatan devisa pertahunnya terus meningkat, hanya tahun 2005-2006 saja yangmengalami penurunan. Selain data statistik wisatawan mancanegara, adapun data statistik kunjungan wisatawan nusantara yang memberikan sumbangsih besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Pada tabel 1.2 berikut adalah data statistik perkembangan kunjungan wisatawan nusantara dari tahun 2004-2010. 3 Tabel 1.2 Kontribusi sektor pariwisata pada perekonomian Indonesia tidak hanya berhenti disitu saja. Selain berperan dalam menciptakan kesempatan kerja bagi orang-orang yang terampil dan pendapatan Negara dari sektor pajak, pariwisata juga membuat budaya bangsa semakin memperoleh apreasiasi dari bangsa-bangsa lain (Pendit, 2006:6). Sumber devisa negara dari sektor pariwisata, tidak luput dari peran serta provinsi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Provinsi Sumatera Barat. Destinasi wisata yang dikunjungi antara lain: Kota Pariaman, Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Mentawai, dan Kabupaten Solok Selatan (Republika, 02 November 2013) Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat kunjungan wisatawan mancanegara seperti dilihat tabel 1.3 berikut ini : 4 Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan Mancanaegara melalui Pintu Gerbang Masuk Bandara Internasional Minangkabau ( BIM) dan Pelabuhan Teluk Bayur Tahun 2013 No Kebangsaan Total 1 Malaysia 23.109 orang 2 Australia 1.855 orang 3 Cina 404 orang 4 Singapura 873 orang 5 Jepang 167 orang 6 India 91 orang 7 Thailand 115 orang 8 Amerika 169 orang 9 Perancis 393 orang 10 Inggris 160 orang Jumlah 32.736 orang Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Barat Tahun 2013 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah wisawatan asing terbanyak yang mengunjungi objek wisata di Sumatera Barat adalah wisatawan Negara Malaysia dan yang terkecil adalah wisatawan Negara India. Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Barat yang menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara. Tanah Datar saat ini memiliki banyak potensi wisata yang dikembangkan sebagai objek wisata baik potensi alam, budaya, sejarah dan buatan. Objek wisata tersebut diantaranya : istano basa pagaruyuang, lembah anai, tabek pateh, puncak pato, tanjuang mutiara / danau singkarak, batu angkek-angkek, kiniko, batu batikam, batu basurek, rumah tuo balimbing, nagari tuo pariangan, Tenunan Pandai Sikek, dan bukik shaduali (Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar). 5 Tabel 1.4 Data Pengunjung Wisata/Destinasi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2013-2014 Tahun No 2013 2014 Nama Objek Wisma Wisnu Wisma Wisnu 1 Istano Basa Pagaruyuang 9.418 38.068 26.679 375.806 2 Lembah Anai 1.278 33.655 22.509 129.016 3 Tabek Patah 1.008 15.884 360 9.153 4 Puncak Pato 295 12.025 220 7.639 5 Tanjung Mutiara 174 4.103 358 14.932 6 Batu Angkek-angkek 722 8.944 292 9.679 7 Kiniko 1.067 37.021 4.609 12.902 8 Batu Batikam 3.772 19.821 1.125 16.746 9 Batu Basurek 3.244 15.934 9.368 33.577 10 Rumah Tuo Balimbiang 2.369 19.935 1.061 9.313 11 Nagari Tuo Pariangan 723 16.521 511 5.651 12 Bukik Shaduali 3.045 5.733 950 4.394 13 Aia Angek Padang Gantiang 2.388 18.788 2.427 16.299 14 Pandai Sikek 14.899 88.785 15.423 90.030 Jumlah 44.402 335.217 101.245 825.055 Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar, Tahun 2013-2014 Berdasarkan tabel 1.4 diatas terlihat bahwa jumlah pengunjung wisatawan mancanegara maupun umum setiap tahunnya mengalami peningkatan. Objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah istano basa pagaruyuang dan yang terkeci adalah objek wisata batu angkek-angkek. Salah satu daerah di Kabupaten Tanah Datar yang memiliki banyak tempat objek wisata , baik wisata alam maupun wisata budaya adalah Nagari Tuo Pariangan. Menurut Tambo Minangkabau Pariangan merupakan nagari tertua di ranah minang. Pariangan merupakan salah satu Nagari di Kecamatan Pariangan. Daerah ini terletak di lereng gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut (http//wisatatanahdatar.blogspot.com). 6 Nagari Tuo Pariangan memiliki banyak objek wisata, ada 26 objek wisata diantaranya : Masjid Tuo Minangkabau, Kuburan Panjang, Balai Saruang, Lurah Nan Indak Baraia, Bukik Nan Indak Barangin, Komplek Rumah Gadang, Stone Chair, Lubuak Siguntang-Guntang, Sawah Gadang Satampang Baniah, Pacu Jawi, Batu Tigo Luak, Batu basurek, Pamandian Aia angek, Rumah Kelahiran Syekh Burhanuddin, Alam Pariangan Nan Elok, Makam Datuak Tampaik, Lasuang Gadang, Kincia, Batu Nan Gadang, Batu Tagak, Tungku Dakak-dakak, dan Manuskrip Kuno (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar Tahun 2012). Berdasarkan pengamatan penulis, semua objek wisata tersebut belum dikembangkan secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, dikarenakan hal tersebut pemerintah melakukan upaya seperti memasukkan pariwisata Nagari Tuo Paringan kedalam situs pariwisata cagar budaya Kabupaten tanah Datar, selain itu pemerintah juga mengupayakan partisipasi dari masyarakat dalam bentuk sosialisasi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan pariwisata Nagari Tuo Pariangan. Dilihat dari uraian yang dijelaskan diatas, penelitian ini menjabarkan bahwa dengan upaya yang telah dilakukan pemerintah dengan memasukkan wisata Nagari tuo Pariangan kedalam situs pariwisata cagar budaya, masyarakat belum memberi dukungan untuk ikut serta dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat. Jadi penelitian ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui mengapa pariwisata cagar budaya Nagari Tuo Pariangan belum mendapat dukungan dari masyarakat sehingga pariwisata tersebut tidak terkelola dengan baik. 7 1.2 Rumusan Masalah Nagari Pariangan merupakan Nagari tertua di Minangkabau, sebagai Nagari tertua tentu Pariangan memiliki banyak sejarah-sejarah tentang budaya Minangkabau. Pada bulan Mei tahun 2012 pemerintah menjadikan sumber- sumber sejarah tersebut kedalam situs pariwisata cagar budayaKabupaten Tanah Datar. Namun sampai saat sekarang ini peneliti melihat tidak ada perkembangan dalam manajemen pengelolaannya seperti tidak adanya karcis masuk, dan tanggapan masyarakat yang tidak peduli terhadap pelestarian objek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata ini oleh pemerintah ingin melibatkan partisipasi aktif masyarakat, namun sampai sekarang belum terlihat keikutsertaan masyarakat tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas yang menjadi rumusan masaalah penelitian adalah “ Mengapa pariwisata cagar budaya Nagari Pariangan belum mendapat dukungan dari masyarakat sehingga pariwisata tersebut tidak terkelola dengan baik “? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.3.1 Tujuan Umum : Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kendala pengelolaan pariwisata cagar budaya Nagari Tuo Pariangan berbasis masyarakat. 1.3.2 Tujuan Khusus : 8 1. Mendeskripsikan pemahaman masyarakat tentang pencanangan Nagari Tuo Pariangan sebagai pariwisata cagar budaya. 2. Mendeskripsikan kendala dalam pengembangan pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat di Nagari Tuo Pariangan. 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Bagi Aspek Akademis 1. Memberikan kontribusi ilmu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan disiplin ilmu sosial, terutama dalam bidang pembangunan pedesaan. 2. Bahan masukan bagi peneliti lain khususnya pihak-pihak yang tertarik meneliti permasalahaan ini lebih lanjut. 1.4.2 Bagi Aspek Praktis Sebagai bahan informasi dan pedoman bagi pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk lebih memperhatikan sektor pariwisata Nagari Tuo Pariangan berbasis masyarakat. 1.5 Tinjauan pustaka 1.5.1 Tinjauan Sosioligis Sosiologi merupakan suatu disiplin ilmu sosial yang mengkaji masalah- masalah sosial dimana sosiologi merupakan ilmu berparadigma ganda. Diantaranya ada beberapa paradigma seperti: Paradigma Fakta Sosial, Paradigma Definisi Sosial, Paradigma Perilaku Sosial. Semua paradigma tersebut mampu dalam menjelaskan setiap permasalahan sosial masyarakat. Di dalam kajian 9 skripsi ini mengenai “Pengelolaan P ariwista Berbasis Masyarakat” dan penulis menggunakan Teori Strukturasi yang dikemukakan oleh Giddens. Meski konsep agen (agency) pada umumnya merujuk kepada tingkat mikro yaitu aktor adalah manusia individual, konsep ini pun dapat merujuk kepada kolektivitas (makro) yaitu struktur yang membuat aktor bertindak. Misalnya, Burns memandang pengertian agen manusia meliputi “individu maupun kelompok terorganisir, organisasi dan bangsa”. Touraine bahkan memandang kelas sosial sebagai aktor. Bila kita menerima kolektivitas seperti itu sebagai agen, maka kita tidak dapat menyamakan agen dengan fenomena tingkat mikro. Lagi pula, meskipun konsep struktur biasanya mengacu pada struktur sosial berskala besar, konsep ini pun dapat mengacu pada struktur mikro seperti orang yang terlibat dalam interaksi individual. Definisi Giddens tentang sistem (yang lebih dekat dengan makna struktur yang biasa ketimbang makna konsep sendiri tentang struktur) secara tidak langsung mencakup kedua tipe struktur tersebut. Jadi baik agen maupun struktur dapat mengacu kepada fenomena tingkat mikro atau makro, atau kepada kedua-duanya (Ritzer, 2010:506). Kembali ke perbedaan mikro-makro, mikro sering mengacu kepada kesadaran atau aktor kreatif menurut pemikiran kebanyakan teoritis agen. Namun, pengertian mikro ini juga mengacu pada “behavior” menurut pemahaman teoritis behavior, teoritis pertukaran dan teoritis pilihan rasional. Begitu pula istilah makro tidak hanya mengacu kepada struktur sosial berskala luas tetapi juga dapat mengacu kepada kultur dari kolektivitas tertentu. Jadi, mikro mungkin bisa atau 10
Description: