FASAL I 'Arabiyyah dan Sunanul 'Arab fi Kalamiha. Ahmad bin Faris FIQHULLUGHAH (FILOLOGI) membatasi maksud fiqhullufhah dalam mukaddimah bukunya yang tersebut tadi. Lalu dia mengatakan bahwa ilmu bahasa Arab Fiqhullughah Menurut Para Linguis Arab terbagi atas dua bagian: asal (pokok) dan far'i (cabang). Adapun 1. Kata fiqh menurut bahasa: Far'i adalah pengetahuan tentang isim dan sifat. Dan inilah yang Kata fiqh berarti ilmu (pengetahuan) dan husnul idrak dimulai ketika belajar. Adapun asal (pokok) adalah pembicaraan (pemahaman yang baik). Dikatakan dalam Mu'jam Maqayis al- tentang topik, prioritas, dan sumber bahasa kemudian tentang Lughah, karangan Ibnu Faris: Faqihtul haditsa afqahahu; wa kullu tulisan Arab dalam dialog dan variasi seninya, baik secara hakiki ilmin bisyain fiqh(Saya memahami hadits yang paling faqih; maupun majazi. Tampaknya aspek yang terakhir ini adalah apa segala pengetahuan akan sesuatu adalah fiqh) . Mereka yang dimaksud dengan kajian fiqhullughah (filologi). Buktinya mengatakan: La Yafqahu wala yanqahu; afqahtuka asy-syaia idza ialah bahwa kita mendapatinya telah diterapkannya definisi ini bayyatuhu laka(Ia tidak memahami; saya memberi pema-haman pada kajian bahasa yang dilakukan dalam kitab ini. Kemudian ia tentang sesuatu kepadamu apabila perkara itu telah saya jelaskan menjelaskan bahwa bahasa adalah taufiq dari sisi Allah SWT kepadamu) . karena firman-Nya: (dan Dia mengajari Adam nama-nama benda Dalam Lisanul 'Arab tertera: al-Fiqhu huwal 'ilmu seluruhnya (QS. Al-Baqarah: 31) kemudian ia berbicara tentang bisysyaii wal fahmu lahu. Faqiha fiqhan berarti 'alima 'ilman; pertumbuhan khat (tulisan) Arab dan mengemukakan pendapat faqiha 'anhu dengan kasrah berarti fahima; dan al-fiqhu adalah al- para ulama tentang hal itu serta sampai pada bahwa khat itu taufiq fithnah. dari sisi Allah karena firman-Nya: {Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah mencip-takan manusia dari 2. Makna kata fiqh menurut istilah: segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Kata fiqh berarti ilmu syariat. Dikatakan dalam Mu'jam Maqayis Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya} (QS Al- al-Lughah: Li kulli 'alimin bil halali wal harami faqihun(Setiap Falaq: 1-5). ulama yang memahami perkara yang halal dan yang haram adalah Setelah itu ia beralih ke pembicaraan tentang kehidupan ahli fiqih) . Dalam Lisanul Arab: Wa ghalabal fiqhu fi ilmiddin bahasa Arab. Lalu bahasa Arab dibagi ke dalam dua bagian: lisiyadatihi wa syarafihi wa fadhlihi 'ala sairil 'ulum (Dan fiqh pertama, bahasa Arab Utara, yaitu bahasa Arab 'Aribah dan kedua mendominasi ilmu agama karena kemuliaanya dan keunggulannya bahasa Arab Selatan, yaitu bahasa Arab musta'ribah dan atas segala ilmu) dinamakan Himyariyah. Di tengah-tengah pembicaraannya ia menegaskan bahwa setiap kaum mempunyai bahasa untuk 3. Kata fiqh dan kajian bahasa: berkomunikasi. Kemudian dikemukakan kehidupan bahasa Arab Pertama: Kitab ash-Shahibi 'Aribah, lalu dibaginya ke dalam bahasa fusha (baku) dan bahasa Mula-mula Ahmad bin Faris memakai kata fiqh dalam bahasa ‘amiyah (non-baku/dialek). Dan ia menjelaskan bahwa kajian bahasa dalam bukunya Ash-Shahibi fi Fiqhullughah al- suku Quraisy adalah bangsa Arab yang paling fasih bahasanya, Studi Linguistik 1 2 Studi Linguistik paling bersih bahasanya. Yang demikian itu karena Allah SWT Kemudian ia berbicara tentang perkembangan yang terjadi telah memilih mereka dari segenap bangsa Arab dan memilih dari pada bahasa Arab setelah Allah menurunkan agama-Nya yang kalangan mereka Nabi pembawa rahmat, Muhammad SAW, lalu hanif kepada rasul-Nya yang terpercaya. Di antara gejala dijadikan suku Quraisy sebagai penduduk tanah Haram dan para perkembangan ini adalah dibuatnya makna-makna baru bagi kata- tetangga Baitul Haram serta para pengurusnya. kata lama, antara lain mu'min, kafir, munafiq, shalat, ruku, sujud, Adapun bahasa ‘amiyah (non-baku/dialek) dijelaskan, dan mukhadhram. Sebelum Islam, kata mu'min berasal dari kata antara lain: aman dan iman, yaitu membenarkan, kemudian syariah (1) 'An'anah Tamim, yaitu menukar hamzah dengan 'ain dalam menambahkan persyaratan dan sifat-sifat untuk dapat dinamakan sebagian percakapan mereka. Mereka mengatakan: Sami’tu 'anna mu'min secara umum. Demikian pula dengan kata Islam dan Fulanan qala; maksud mereka adalah anna. muslim. Sesungguhnya bangsa Arab hanya mengenal dari kata itu (2) Kasykasyah Asad, yaitu menukar kaf (al-mukhatabah) dengan Islamusy syai. Kemudian pula bangsa Arab tidak menganal kata syin. Lalu mereka mengatakan 'alaisy dengan arti ‘alaik. kufur kecuali tutup dan tirai. (3) Kaskasah Rabi'ah, yaitu menyambungkan kaf dengan sin, lalu Kemudian ia berbicara tentang karakteristik-karakteristik mereka mengatakan 'alaikas. Setelah itu ditelusuri aspek-aspek bahasa Arab dan menjelaskan, antara lain: perbedaan antarberbagai dialek Arab dan dibatasi pada perbedaan (1) Bayan, yaitu pemerian ujaran yang paling komunikatif; Allah harakat, seperti nasta'inu dan nisti'inu atau menukar huruf, seperti SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Alqur'an ini benar-benar ulaika dan ulalika; perbedaan dalam i'rab, seperti ma zaidun diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar-Ruh qaiman dan ma zaidun qaimun; dan perbedaan dalam waqaf pada Al-amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu ha ta'nits, seperti hadzi ummat dan hadzihi ummat. menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi Setelah itu ia beralih ke pembicaraan tentang bahasa sebagai peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas) (QS Asy-Syu'ara 192- media turunnya Al-Quran, lalu dikemukakan pendapat para ulama 195). Dan Allah SWT mengkhususkan bahasa Arab dengan dalam menafsirkan hadits Nabi yang mulia: Al-Qur'an diturunkan bayan. Ibnu Faris berpendapat bahwa al-bayan membuat bahasa atas tujuh huruf. Dia mengatakan bahwa tujuh huruf itu berarti Arab sebagai bahasa yang paling utama dan paling luas. Oleh tujuh bahasa, antara lain, lima dengan bahasa al-'Ujz dari kabilah karena itu seorang penerjemah tidak akan mampu mengalihkan Hawazin. Kemudian dia menjelaskan bahwa inilah yang terdapat Alqur'an dalam bahasa lain sebagaimana adanya. Akan tetapi dalam bahasa kabilah Mudhar. Akan tetapi dalam Alqur'an tidak mereka (para penerjemah) dapat mengalihkan Injil dari bahasa terdapat sesuatupun selain bahasa Arab, karena firman-Nya: Suryani ke dalam bahasa Ethopia dan bahasa Rumawi. Sesungguhnya Kami telah menjadikannya Qur'an dalam bahasa (2) I'rab, yaitu pembeda antara makna-makna yang setara lafalnya. Arab(QS Azzukhruf: 3) dan karena firman-Nya: Tidaklah Kami Dengan i'rab, khabar dapat diketahui yang merupakan pokok mengutus seorang rasul kecuali dengan bahasa kaumnya(QS ujaran. Dan seandainya tidak ada i'rab, tentu tidak dapat dibedakan Ibrahim: 4) serta firman-Nya: Dengan bahasa Arab yang jelas(QS fa'il dari maf'ul , mudhaf dari man'ut, ta'ajjub dari istifham, shadar Asy-Syuara: 195). (fi'il) dari mashdar, na'at dari taukid. Studi Linguistik 3 4 Studi Linguistik Setelah itu Ibnu Faris beralih ke pembicaraan tentang tataran (3) Mengganti huruf, seperti pada madahahu (هحدم) dan kajian bahasa, yaitu ashwat (fonologi), sharaf (morfologi), nahwu madahahu (هھدم); rifl (لفر) dan rifn (نفر). (sintaksis), dan dalalah (semantik). (1) Ashwat (Fonologi) berbicara tentang segala bunyi selain bahasa Arab dan menjelaskan cara pengubahannya dalam bahasa Arab. Dia berkata tentang ini dengan mengalihkan dari Ibnu Sharaf (Morfologi) Duraid: Huruf yang tidak dilafalkan oleh bangsa Arab kecuali Ia berbicara tentang pentingnya tataran kajian morfologi apabila perlu. Apabila mereka terpaksa kepadanya, maka mereka dalam bahasa. Adapun tashrif (deklinasi), orang yang kehilang- mengubahnya ketika berbicara dengannya kepada huruf yang an ilmunya, maka ia kehilangan sebagian besarnya. Sebab kita paling mendekati makhrajnya. Di antara huruf-huruf itu adalah mengatakan: wajada, yaitu kata yang samar. Apabila kita yang terletak pada ba dan fa. Misalnya, kata bur, apabila mereka menashrifnya, maka jelaslah kata itu. Lalu kita mengatakan terpaksa, maka mereka mengatakan fur; huruf yang ada di antara wujdan pada harta; wijdanan dalam kesesatan; maujidatan dalam qaf dan kaf serta jim, yaitu bahasa yang beredar di Yaman, seperti marah; dan wajdan dalam kesedihan. Allah SWT. Berfirman: jamal apabila mereka terpaksa, maka mereka mengatakan kamal; {Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka huruf yang ada di antara syin, jim, dan ya; dalam mudzakar mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam}(QS Al-Jinn:15) ghalamij dan dalam muannats ghalamisy. Adapun Bani Tamim, Dan Allah SWT berfirman: {Dan berlaku adillah, sesungguhnya maka mereka membubuhkan kaf dengan lahah (anak lidah) Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil}(QS Al-Hujurat: sampai keras sekali. Maka mereka mengatakan alqayyum hingga 15). Bagaimana makna dapat berubah melalui tashrif adil ke berada antara kaf dan qaf. Dan inilah bahasa pada mereka. zalim. Hal yang demikian itu terjadi dalam isim (nomina) dan fi’il (2) Huruf-huruf bergabung: dalam kata-kata Arab yang banyak (verba). Kemudian mereka mengatakan untuk jalan di pasir frekuensi pemakaiannya disyaratkan tersusun dari huruf-huruf khibbah; untuk tanah yang subur dan kering khabbah; tentang bergabung. Adapun huruf yang tak bertitik, maka diperikan bahwa tanah yang datar khuwwarah: kharat – khauran – khauran; tentnag huruf itu terbagi atas dua macam. Pertama yang tidak boleh sama banteng; khara – khuwaran; tentang manusia apabila lemah: khara sekali tersusun huruf-hurufnya pada bangsa Arab, yaitu seperti – khawaran. Dan mereka mengatakan untuk wanita yang besar: jim disusun dengan kaf atau kaf didahulukan atas jim dan seperti dhanakum; untuk anak bungsu dhunakun. Mereka mengatakan 'ain dengan ghain atau ha (tengah tenggorokan) n atau ha untuk yang telah habis susunya syaulun: syaulun adalah bentuk (pangkal tenggorokan) atau ghain. Kedua, tidak boleh huruf- jamak dari syailun; untuk unta yang tidak ada ekornya: hurufnya bergabung, tetapi bangsa Arab tidak mengata-kannya, syuwwalun, yaitu jamak dari syailun. Mereka mengatakan orang seperti ghadhakha. Dan ketiga, yaitu seseorang yang hendak yang sedang rindu ‘ammid; untuk unta yang tinggi punuknya mengatakan suatu kata atas lima huruf yang tidak ada di antara ‘amid dan ujaran selain itu itu yang tak terhitung(1) yang lima huruf itu salah satu huruf dzalq atau ithbaq. Morfologi berbicara tentang topik-topik morfologis berikut: Studi Linguistik 5 6 Studi Linguistik (1) Isim mufrad, mutsana, dan jama’; Pusaka Arab dikenal sebagai buku kedua yang (2) Dalalah fi’il madhi terhadap zaman madhi dan mudhari; dan mengandung istilah filologi yang berjudul buku Fiqhullughah dalalah mudhari terhadap madhi; (Filologi) dan Sirrul al-Arabiyyah (Rahasia bahasa Arab) karya (3) Membedakan fi’il lazim (verba intransitif) dan fi’il muta’addi Abu Mansur Tsa’labi yang wafat tahun 430 H. Tsa’labi semangat (verba transitif); dengan Ibnu Faris. Tsa’labi menyusun bukunya setelah mun- (4) Wazan-wazan yang menunjukkan banyak, seperti fa’ul. fa’aal culnya buku Shahibi yang lebih dahulu dikenal. Buku Tsa’labi dalam contoh dharub dan dharrab; terbagi atas dua bagian. Bagian pertama, yang dinamakan fiq- (5) Makna-makna wazan fi’il. hullughah menurut Tsa’labi adalah salah satu kamus bahasa yang merupakan wadah tersusunnya materi secara maknawi, bukan Nahwu (Sintaksis) berdasarkan susunan huruf hija (abjad). Adapun manfaatnya Nahwu (Sintaksis) dalam tataran ini mempelajari macam- adalah bagi orang mengetahui makna, menuntut lafal yang macam kalimat dalam bahasa Arab. Kalimat terbagi atas khabar mengartikannya, berbeda dengan kamus lafal yang hendak diteliti (berita), istikhbar (istifham/tanya), amar (perintah), nahy tentang makna-makna lafal yang hendak ditafsirkan oleh peneliti. (larangan), du’a (permohonan), thalab (permintaan), ‘ardh Kitab Fiqhullughah Tsa’labi ada hubungan erat dengan kitab Al- (tawaran/ajakan), tahdhid (anjuran), tammani (harapan/angan- Gharib al-Mashnaf karya Abu Abdil Qasim bin Salam. Ia angan), dan ta’ajjub (aklamasi). dianggap sebagai pembuka jalan untuk menyusun kitab Al- Mukhashash karya Ibnu Sayyidih. Dalalah (Semantik) Dan karangan Tsa’labi yang menyerupai kitab Shahibi Dalalah (Semantik) berbicara tentang hakikat (makna adalah bagian kedua dari kitabnya: Sirrul al-‘Arabiyah (1) berbeda sebenarnya) dan majaz (makna kiasan/pinjaman), taraduf dengan materi Fiqhullughah menurut Ibnu Faris. (sinonim), tadhad (antonim), dan musytarak lafdhi (polisemi). Fiqhullughah (filologi) menurut Tsa’labi berarti memahami Dari sajian ini, dapat kami simpulkan bahwa fiqhullughah menurut perbedaan-perbedaan yang mendetail antarmakna yang berkisar Ibnu Faris berarti: seputar topik yang sama, yaitu mempelajari apa yang dapat (1) kajian tentang asal usul, perkembangan, dan pembagian bahasa dinamakan fiqhullughah (filologi) menurut para linguis Arab ke dalam beberapa dialek; Modern. (2) studi berbagai tataran bahasa: fonologi, morfologi, sintaksis dan dalalah. Kitab Fiqhullughah karangan Ali Abdul Wahid Wafi: Dia mengaitkan studi filologi dengan pemahaman Al- Dr. Ali Abdul Wahid Wafi berpendapat bahwa ada dua Qur’anul Karim secara baik dan cermat. Seolah-olah tujuan studi ilmu untuk mengkaji bahasa. Pertama mengkaji bahasa secara filologi adalah studi dan pemahaman teks Alqur’an. umum dari segi aturan-aturan umum bagi perlakuan bahasa tentang pertumbuhannya, peralihannya dari generasi (ulama) salaf Kedua: Filologi dan Rahasia Bahasa Arab (terdahulu) ke generasi (ulama) khalaf (terakhir), pem-bagiannya Studi Linguistik 7 8 Studi Linguistik ke dalam beberapa cabang, terbentuknya kelompok bahasa dan 2. Makna menurut istilah: rumpun-rumpunnya, pergulatannya satu sama lain, dan Para linguis Eropa bersilang pendapat dalam membatasi perkembangannya dari generasi salaf ke generasi khalaf. Ilmu ini konsep filologi menurut istilah. Pendapat terpenting tentang hal itu dinamakan istilah ilmu lughah (linguistik). Kedua mengkaji adalah sebagai berikut. rumpun bahasa tertentu, yaitu rumpun bahasa semit secara umum a. Sebagian linguis berpendapat bahwa filologi berarti hanya dan bahasa Arab secara khusus. Ilmu ini dinamakan Fiqhullughah mengkaji kaidah-kaidah sintaksis dan morfologi dan mengkritik (Filologi). Dia mengatakan dalam muqadimah kitabnya teks-teks peninggalan klasik. (Fiqhullughah): Karangan kami ini dengan kedudukan bagian b. Sebagian linguis lain berpendapat bahwa filologi berarti kedua dari buku kami adalah ilmu lughah (linguistik), hanya saja mengkaji kata-kata, aturan-aturan, susunannya dalam kamus. kami lebih mengutamakan penamaannya dengan nama khusus c. Senior Guidi berpendapat bahwa filologi mangkaji sejarah yang sering dipakai dalam topik-topik yang disajikannya, bahasa dan mengkontraskan bahasa-bahasa, sintaksis, morfologi, khususnya apa yang berkaitan dengan bahasa Arab. Topik-topik 'arudh, ilmu balaghah, ilmu sastra dengan arti luas. Maka filologi yang dibahas dalam bukunya (fiqhullughah) mencakup hal-hal mencakup sejarah sastra, sejarah ilmu pengetahuan, dari segi berikut: penyusunan buku-buku ilmiah, sejarah fiqh dari segi pembuku- 1. karakteristik bahasa Semit dan ciri terpenting, annya pada lembaga-lembaga dan majalah-majalah, sejarah- 2. pertumbuhan dan perkembangan bahasa Arab, sejarah agama dari segi pengkajian kitab-kitab suci, dan karangan 3. studi tataran bahasa Arab: fonologi, morfologi, sintaksis, buku-buku keagamaan dan ketuhanan. semantik, dan stailistik (gaya bahasa). d. John B. Carrol berpendapat dalam bukunya (studi bahasa) Fiqhullughah (Filologi) menurut Dr. Ali Abdul Wahid bahwa folologi adalah bumi (disiplin ilmu) yang luas antara Wafi berarti kajian tentang topik-topik pertumbuhan dan linguistik dari satu segi dan kajian-kajian sastra dan sosial dari perkembangan bahasa, ciri-ciri bahasa, dan studi berbagai tataran segi lain. Atas dasar ini filologi menaruh perhatian terhadap bahasa. Ini menyerupai pendapat kami menurut Ibnu Faris dan dokumen-dokumen budaya dan sosial dengan berbagai jenisnya. Tsa'labi dalam bagian yang berbicara tentang rahasia bahasa Arab. Demikian pula, filologi mementingkan kajian-kajian sastra dan budaya. Kemudian pada akhirnya dia menjelaskan bahwa di antara Filologi Menurut Para Linguis Barat hasil kajian filologi adalah kajian sejarah budaya bahasa dan pembuatan kaidah-kaidah umum serta penjelasan karya sastra dan 1. Makna menurut bahasa: sastra masyarakat(1) Sesungguhnya istilah filologi berasal dari bahasa Yunani, e. Robins berpendapat bahwa filologi dipakai sedikit berbeda oleh yang tersusun dari (philos) dengan arti kecintaan atau persaha- setiap orang-orang Baritania, orang-orang Jerman, dan orang- batan dan (logos) dengan arti bahasa. Maknanya secara kese- orang Perancis. Dalam pemakaian orang-ornag Baritania, luruhan adalah cinta bahasa. istilahnya sama dengan filologi bandingan, yaitu yang sekarang dinamakan linguistik bandingan dalam istilah kebahasaan. Adapun Studi Linguistik 9 10 Studi Linguistik istilah ini menurut orang-orang Jerman berarti kajian ilmiah FASAL II tentang teks-teks sastra lama, khususnya teks-teks bahasa Yunani LINGUISTIK dan bahasa Rumawi klasik. Lebih dari itu, filologi barati kajian tentang tentang budaya dan peradaban melalui teks-teks sastra. 1. Linguistik menurut para linguis Arab Adapun filologi bandingan menurut orang-orang Inggris Orang yang pertama kali memakai istilah ini adalah Ibnu dikontraskan dengan linguistik bandingan menurut orang-orang Khaldun dalam mukadimahnya. Menurut pendapatnya, linguistik Jerman. Dan Robins mengemukakan pendapatnya : Barangkali berarti leksikologi dengan berbagai jenisnya, baik berkaitan tafsiran orang-orang Jerman terhadap istilah ini berarti bahwa dengan pengumpulan lafal-lafal yang bertahap di bawah satu topik filologi mengaitkan linguistik dengan kajian keindahan dan sosial atau ia berkaitan dengan sinonim, kata serapan, dan polisemi. tentang sastra dan bidang acuan ahli berbagai fenomena peradaban Setelah itu, istilah linguistik dipakai oleh Jalaluddin sebagai judul pada kesimpulan linguistik dalam memahami teks-teks dan bukunya "Al-Muzhir fi 'Ulumil Lughah wa Anwa'iha". prasasti-prasati dan dalam membuat asas-asas yang mengacu pada Sebelumnya telah kami jelaskan bahwa buku ini tidak berbeda manuskrip-manuskrip, dokumen-dokumen, dan bahan-bahan dengan buku "Fiqhullughah al-'Arabiyah" karangan Ibnu Faris untuk dijadikan landasan kajiannya. Hubungan antara linguistik dan "Fiqhullughah" karangan Tsa'labi. dan filologi dengan makna yang terakhir ini sangat dekat dan Ini berarti bahwa para linguistik Arab terdahulu tidak lapangan keduanya sering bertemu. Linguistik dengan arti sempit membedakan dalam pemakaiannya konsep kedua istilah: memusatkan perhatinnya pada analisis untuk mensintesis dan fiqhullughah (filologi) dan ilmullughah (linguistik)(1). memerikan bahasa. Manakala para linguis memperluas bidang garapannya, lalu mengolah makna, maka mereka mendekati 2. Linguistik menurut para linguis Barat bidang filologi Eropa pada abad 19, yaitu filologi pernah Linguistik ialah ilmu yang mengkaji secara ilmiah bahasa mendominasi bidang kajian bahasa. Itu sebagai akibat penemuan itu sendiri dan maksudnya itu sendiri. Ilmu ini berdasar pada bahasa sangsekerta(1). prinsip tidak melebihkan suatu bahasa atas bahasa lain. Ia Setelah penyajian ini, kita dapat mengatakan bahwa mengkaji bahasa seluruh masyarakat sosial. Dalam kajiannya, ia filologi menurut orang-orang Barat berarti kajian bahasa secara menaruh perhatian pada struktur setiap bahasa dan cara historis dan komparatif dan penyelidikan teks-teks untuk pemakaiannya dari pihak para anggota masyarakat yang bertutur memahami sejarah budaya dan sastra masyarakat bagi bangsa dengan bahasa itu sebagai objek kajiannya serta hubungan bahasa yang bertutur dengan bahasa itu sebagai tempat kajiannya. Dan ini dengan bahasa-bahasa lainnya. Demikian pula ilmu ini pemahaman akan istilah itu dengan makna ini dekat dengan mengkaji bagaimana bahasa itu bisa berbeda dari satu dialek ke pemahamannya menurut para linguis Arab terdahulu dan modern. dialek lain dan bagaimana ia berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Sesungguhnya kita telah mengetahui atas dasar bahasa bahwasanya itu adalah kajian ilmiah tentang bahasa. Definisi yang Studi Linguistik 11 12 Studi Linguistik sederhana ini menutup - dibalik itu – perbedaan pendapat tentang susunan. Linguis dalam analisis yang dilakukannya mengguna-kan pembatasan makna istilah kajian ilmiah tentang bahasa. Oleh tiga aturan, yaitu: karena itu secara sederhana dapat kita katakan bahwa kajian (1). menyeluruh, yaitu analisis yang menyeluruh terhadap semua ilmiah adalah kajian yang berdasar pada organisasi korpus bahasa bahan (korpus) yang dihimpun; sesuai dengan salah satu metode penelitian bahasa. Linguis (2). terpadu, yaitu tidak ada kontradiksi antarberbagai bagian mengkaji bahasa untuk menemukan karakteristik sistem bahasa kajian; yang mendasar. Tentu dia tidak akan mampu melakukan yang (3). ekonomis, yaitu semakin ungkapan yang dipakai dalam demikian itu kecuali ia memiliki latar belakang pengetahuan memerikan struktur tertentu itu sedikit, maka ini semakin lebih tentang metode-metode struktur bahasa. baik daripada berlaku umum. Dari segi lain, linguis harus mengkaji teori yang akan Menyeluruh dan ekonomis itu bebas. Artinya bahwa dipilihnya tentang struktur bahasa untuk membuktikan bahwa teori ungkapan yang ringkas atau penjelasan yang ringkas itu tidak itu sesuai dengan fakta bahasa yang dikumpulkannya melalui lebih baik apabila penjelasan itu tidak menyeluruh/mencakup kajiannya. Dari berbagai kecenderungan penelitian bahasa, akan semua bagian yang dikaji. Dari segi lain kita dapati bahwa jelaslah bagi kita bahwa sebagian kecenderungan itu terpusat pada pemerian yang menyeluruh kadang-kadang berubah dengan suatu masalah tertentu sementara kecenderungan lain berpusat adanya penyimpangan kaidah yang tidak dapat dihindari. Sebagai pada masalah yang lain. Mazhab bahasa berpusat pada organisasi kesimpulan dari penerapan asas-asas yang tiga ini, linguis bahan dan masalah kurikulum yang kadang-kadang dihadapi oleh mengantisipasi bahwa dia telah mematuhi objektivitas dalam peneliti ketika penelitian itu sedang berlangsung. Sebagian yang pemeriannya. Tujuannya selalu mengajukan analisis yang dapat lain meneliti cara penutur mengalihkan gagasannya kepada diterima untuk diterapkan oleh pihak penganalisis itu sendiri dan pendengar. Atau dengan kata lain bagaimana penutur mengadakan dari pihak lain yang mematuhi metodenya dalam pemerian. hubungan komunikasi dengan pendengar. Akan tetapi meskipun Sesungguhnya mematuhi objektivitas dalam kajian kebahasaan – demikian dapat dikatakan bahwa berbagai teori kebahasaan sebagimana akan tampak jelas bagi kita nanti – termasuk salah berpusat pada struktur bahasa dan kajian tentang bahan (korpus) satu ciri metode ilmiah bagi linguistik(1). bahasa yang dihimpun sesuai dengan sistem tertentu. Dalam Pada masa modern kajian-kajian kebahasaan telah meluas linguistik – sebagaimana dalam ilmu-ilmu lain - kita dapati bahwa dan sekarang para linguis membedakan dua bidang garapan teori dan aplikasi itu terpadu dan saling berkaitan. liguistik. Sesungguhnya segala jenis analisis bahasa berdasar pada Pertama, bidang yang luas yang mengkaji secara umum prinsip asumsi bahwa bahasa adalah kompleks. Ini berarti bahwa dan menyeluruh segala apa yang berkaitan dengan bahasa. ujaran apapun yang kita dengar tidak terdiri dari kata-kata secra Kemudian dikajinya dari aspek psikologis; inilah yang diistilahkan acak, tetapi ia yang tersusun sesuai dengan asas-asas tertentu. dengan nama “psikolinguistik”; dikajinya dari aspek sosial; inilah Asas-asas ini membatasi kata-kata yang digunakan, bentuk, dan yang diistilahkan dengan nama “sosiolinguistik”; dari aspek sejarah; inilah yang dinamakan “linguistik historis”; dikajinya dari Studi Linguistik 13 14 Studi Linguistik penyakit ujaran yang menimpa sebagian orang; inilah yang lama. Akan tetapi dengan makna baru, ini menuntut perubahan dinamakan “patologi bicara”; dikajinya dari arah pandang segala istilah terdahulu karena istilah-istilah yang dipakai dalam komunikasi dan alat hitung otomatis; bidang inilah yang linguistik saling bergantung satu sama lain. Suatu istilah terkadang dinamakan “makrolinguistik” membatasi istilah lain atau sebaliknya terkadang terbatas dengannya. Misalnya, apabila kita himpun lafal-lafal dan kita lihat Kedua, bidang yang terbatas pada struktur bahasa yang sebagiannya diakhiri dengan alif dan nun, maka kita tidak dapat mencakup struktur fonologi, sintaksis, dan semantik. Inilah bidang mengatakan bahwa itu semuanya adalah mutsanna (dualis), seperti khusus dalam kajian bahasa dan dinamakan “mikrolinguistik”(1). wildan dan Utsman. Sebab, wildan mempunyai bentuk mufrad (tunggal), yaitu walad. Adapun Utsman, maka ia tidak mempunyai Ciri-ciri Metode Ilmiah Linguistik bentuk mufrad. Ini berarti bahwa ia adalah mufrad dengan Pada alinea terdahulu, telah kami jelaskan bahwa linguistik sendirinya. Dari sini kita mengeluarkan definisi mutsanna bahwa mengikuti metode ilmiah dalam mengkaji bahasa dan telah kami mutsanna adalah isim (nomina) yang diakhiri dengan alif dan nun jelaskan bahwa objektivitas dapat membentuk salah asas metode dengan syarat ia mempunyai bentuk mufrad dari lafalnya. Adapun ini. Jadi apa asas-asas ini? Metode ini berdasar pada tiga asas, apabila kita mengatakan bahwa mutsanna adalah lafal yang yaitu: (1) diqqah (akurasi), (2) tandhim (sistematisasi), dan (3) diakhiri dengan alif zaidah dan nun ziadah, maka definisi ini tidak maudui’yyah (objektivitas). tepat karena alif dan nun dalam kata seperti ‘athasyan, itu adalah zaidah. Sekalipun demikian ia bukan mutsanna karena tidak Diqqah (Akurasi) mempunyai bentuk mufrad dari lafalnya. Yang dimaksud dengan diqqah (akurasi) adalah memba- Jadi, supaya cermat dalam keputusan-keputusannya, tasi secara akurat (cermat) makna istilah-istilah yang kita hadapi linguis mengacu pada prinsip penting, yaitu taqabul (peng- dalam kajian kebahasaan kita. Misalnya, apabila kita menghadapi kontrasan). Unsur ini dipakai dalam semua tahapan analisis definisi isim (nomina), kita tidak dapat menerima definisi yang kebahasaanya. Dan prinsip inilah yang bertanggung jawab mengatakan bahwa isim (nomina) adalah kata yang menunjuk- terhadap pembedaan berikut dalam kajian fonologis: majhur kan suatu yang diberi nama. Akan tetapi definisi yang lebih (bersuara) kontras dengan mahmus (takbersuara); mufakhkham diutamakan oleh linguistik adalah kata yang didahului oleh salah (ditebalkan ucapannya) kontras dengan muraqqaq (ditipiskan satu harf jarr atau menerima alif lam atau tanwin atau salah satu pelafalannya); infijari (hambat) kontras dengan ihtikaki (frikatif); huruf nida atau isnad (predikasi). Dan ia mempunyai basith (sederhana) kontras dengan murakkab (kompleks); shamit keistimewaan karena dapat ditatsniyahkan dan menerima tanda- (konsonan) kontras dengan harakat (vokal). tanda i’rab dan idhafat. Dalam bidang sharaf (morfologi), mufrad (tunggal) Linguis tidak dapat mengacu pada istilah-istilah yang tetap kontras dengan mutsanna (dualis) dan jama’; mudzakkar kontras manakala ia menganalisis bahasa yang dikajinya. Masalah ini dengan muannats; isim (nomina) kontras dengan fi’il (verba); isim terkadang menuntut pemakaian istilah baru atau pemakaian istilah kontras dengan sifat (ajektiva), dharaf (adverbia), dan dhamir Studi Linguistik 15 16 Studi Linguistik (pronomina). Dan dalam bidang nahwu (sintaksis) jumlah ismiyah melainkan berarti bahwa penjelasan tentang keinginan berbicara (kalimat nominal) kontras dengan jumlah fi’liyah (kalimat verbal); itu telah muncul sebelum itu. jumlah basithah (kalimat sederhana) dengan jumlah murakkabah Ini berarti bahwa shighat mudhari’ dipakai dalam kedua (jumlah kompleks). contoh tadi untuk menunjukkan zaman lampau. Demikian pula Pengkontrasan itu harus cermat (teliti) sekali. Jika tidak, fi’il mudhari’ pada contoh-contoh lain menunjukkan mudhari’. maka studi itu tidak akan membuahkan kesimpulan yang baik. Misalnya: Akhi yaktubu ad-dars fi al-hujrah wa ummi tu’iddu ath- Misalnya, apabila kita katakan bahwa fi’il mudhari menunjukkan tha’am fi al-mathbakh. peristiwa yang terjadi pada masa kini, seperti Muhammad yal’abu Kesimpulan yang akurat yang dapat diinduksi ialah bahwa dan fi’il madhi menunjukkan peristiwa yang terjadi pada masa mudhari’ mununjukkan madhi dalam beberapa konteks dan lalu, seperti: Muhammad la’iba, serta dari hasil analisis itu kita menunjukkan mudhari’ dalam konteks-konteks lain. simpulkan, maka kesimpulan ini tidaklah akurat. Sebab, kita Kesimpulan ini mengalihkan kita ke pertanyaan lain: mengabaikan faktor penting sebelum sampai kepada kesimpulan Apakah ada unsur-unsur kebahasaan lain yang menunjukkan ini, yaitu hubungan antara zaman (tense) dan waktu (time). Di sini waktu selain fi’il-fi’il. Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita kita harus mempertanyakan: Apakah zaman fi’il madhi membawa harus memperhatikan pertanyaan berikut: peranan lain dalam bahasa selain mengisyaratkan waktu tertentu? Shallaitu al-jum’ata ams ma’a ashdiqai fi al-ka’bah al Apakah ada cara lain yang dipakai oleh bahasa untuk musyarrafah wa adzhabu ghadan ilaa ‘amalin fi ar-Riyadh. mengisyaratkan waktu tertentu yang jauh dari pemakaian sistem Kalimat ini memberi pengertian bahwa pelaksanaan shalat jum’at zaman? Kita tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini telah terjadi pada waktu yang lalu sebelum munculnya kalimat itu kecuali apabila kita telah mengumpulkan sampel (korpus) bahasa dan kepergian ke pekerjaan akan berlangsung setelah munculnya tertentu dan kita telah mengkajinya. Sekarang marilah kita kalimat tersebut. perhatikan contoh-contoh berikut. Jadi, kita dapat sampai kepada kesimpulan yang cermat 1. Dalam iklan salah satu surat kabar terdapat: Assayyid Fulan yang memberi pengertian bahwa zaraf makan (keterangan tempat) yamuutu fi al-mustasyfaa. Kalimat ini tidak berarti bahwa sayyid dapat menentukan waktu secara lebih cermat dalam kalimat tadi. ini sedang sakaratul maut pada waktu terbitnya surat kabar, melainkan berarti bahwa ia betul-betul telah mati. Tandhim (Sistematisasi) 2. Misalnya, engkau adalah penanggung jawab pada salah satu Prinsip ini berarti bahwa usaha yang pertama kali kantor pemerintah, kemudian engkau memanggil salah seorang dilakukan oleh linguis ialah menghimpun bahan (korpus) keba- pegawai dan kaukatakan kepadanya ketika memasuki ruangan: hasaan yang hendak dikajinya, kemudian setelah itu meng- Yaquulu zamiiluka innaka turiidu an tatakallama ma’ii. Ini tidak analisisnya berdasarkan tataran-tataran berikut. berarti bahwa engkau menerangkan keinginanmu untuk berbicara 1. Tataran bunyi, mencakup fonetik dan fonologi. dengan pegawai ini pada waktu engkau berbicara dengannya a. Fonetik, dalam fonetik linguis menaruh perhatian pada kajian gerakan-gerakan organik yang dilakukan oleh organ yang Studi Linguistik 17 18 Studi Linguistik membentang dari dada sampai kepala, nada bunyi yang (3) Meninggikan suara atau merendahkannya; ini menunjukkan diakibatkan oleh gerakan-gerakan ini, penelusuran peralihannya kepribadian penutur. Terkadang dia menonjolkan bunyi tertentu dalam udara sampai bertabrakan dengan gendang telinga, karena menginginkan sesuatu tertentu. Inilah yang dinamakan pembagian bunyi yang tampak ke dalam shawamit (konsonan) dan nabr (stress) dan tanghim (intonasi). harakat (vokal), pembagian konsonan ke dalam majhur (bersuara) dan mahmus (takbersuara), infijari (hambat) dan ihtikaki (frikatif), murraqqaq (bunyi tipis) dan bunyi mufakhkham (bunyi tebal), vokal depan, vokal belakang, dan vokal tengah dan pembagiannya 2. Tataran Morfologi ke dalam bunyi tinggi dan bunyi rendah. Dalam tataran morfologi linguis menaruh perhatian pada b. Fonologi, dalam fonologi linguis menaruh perhatian pada studi kontruksi intern kosakata, mengetahui konstruksi dasar, penelusuran aspek-aspek berikut. menentukan afiks yang melekatnya, dan menelusuri perubahan (1) Cara pelafalan satu bunyi oleh para penutur. Tidak syak lagi yang terjadi padanya untuk menghasilkan berbagai makna. bahwa masing-masing dari kita berbicara dengan caranya yang Misalnya: kataba, aktaba, dan kaataba. Kataba hanya bermakna khas sesuai dengan pembentukan psikologis dan kebiasaan menulis ; aktaba bermakna bahwa seseorang mendiktekan sesuatu berbahasanya. Oleh karena itu kita dapat membedakan suara-suara kepada orang lain untuk ditulisnya; dan kaataba bermakna bahwa orang lain ketika mereka berbicara – misalnya – melalui telepon. seseorang berkorespendensi dengan orang lain. Demikianlah bunyi-bunyi yang digunakan dalam bahasa apapun tidak diucapkan dengan satu pola, tetapi diucapkan oleh anggota- 3. Tataran Sintaksis anggota masyarakat dengan berbagai cara. Dalam tataran sintaksis linguis mengkaji teknik-teknik (2) Cara pelafalan bunyi yang sama dalam berbagai konteks penyusunan kata-kata dalam kalimat dan sarana-sarana keterpa- bahasa. Tidak syak lagi bahwa masing-masing dari kita tidak duannya, yaitu bentuk morfologi, posisi letak, persesuaian dalam mengucapkan satu bunyi dengan bentuk yang sama dalam bentuk tunggal, dualisme dan jamak; dalam jenis, ta’yin dan tanda berbagai konteks bahasa. Yang demikan itu karena kontekslah i’rab. Misalnya, kalimat: Akala Muhammad ath-tha’aama dikaji yang membatasi bentuk ucapan. Misalnya, bunyi alif mamdudah oleh linguis sesuai dengan sistem berikut: terpengaruh oleh bunyi-bunyi yang sebelumnya atau sesudahnya. Jika bunyi yang mendahuluinya itu muraqqaq, maka diucapkan ةيلعف ةلمج muraqqaq (ditipiskan), seperti saala dan baada, sedangkan jika bunyi yang sebelumnya itu mufakhkham, maka diucapkan (2) (1) mufakhkham, seperti shaala dan baadha. لوعفم لعاف لعف Juga, kontekslah yang membatasi munculnya bunyi ماعطلا دمحم لكأ tertentu dalam suatu kata dan kesamaran bunyi itu dalam kata lainnya, seperti min dan mim ; asy-syams dan al-qamar. (1) Dari segi unsur-unsur morfologi: Studi Linguistik 19 20 Studi Linguistik
Description: