ETIKA KOMUNIKASI LISAN MENURUT AL-QUR’AN: KAJIAN TAFSIR TEMATIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaUshuluddin(S.Ud) Oleh: AMIR MU’MIN SOLIHIN NIM:106034001218 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar strata 1 (S1), di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,18Maret2011 Penulis, (Amir Mu’min Solihin) ii ETIKA KOMUNIKASI LISAN MENURUT AL-QUR’AN: KAJIAN TAFSIR TEMATIK Skripsi Diajukan Kepada FakultasUshuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaUshuluddin ( S.Ud) Oleh : AMIR MU’MIN SOLIHIN NIM. 106034001218 Di bawah Bimbingan : Dr. Ahzami Sami’un Jazuli,MA NIP.19620624200003 1 001 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul Etika Komunikasi Lisan Menurut Al-Qur’an: Kajian Tafsir Tematik telah di ujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada15 Maret2011. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) pada JurusanTafsir Hadits. Jakarta,17Maret2011 SIDANG MUNAQASAH Ketua, Sekertaris, Dr.M. Suryadinata, MA Muslim, S. Th.I NIP.19600908 198903 1 005 NIP. Anggota, Penguji I, Penguji II, Dr.M.Suryadinata, M.A Dr.Yusuf Rahman, MA NIP.19600908198903 1 005 NIP.19670213 199203 1 002 Pembimbing, Dr.Ahzami Sami’un Jazuli,MA NIP.19620624200003 1 001 iv PEDOMAN TRANSLITERASI1 Konsonan Huruf Arab Huruf Latin Keterangan tidak dilambangkan B Be T Te Ts te dan es J Je H h dengan garis bawah Kh ka dan ha D da Dz De dan zet R Er Z Zet S Es Sy es dan ye S es dengan garis bawah D de dengan garis bawah T te dengan garis bawah Z zet dengan garis bawah ‘ koma terbalik keatas, menghadap ke kanan Gh ge dan ha 1 Pedoman ini disesuaikan dengan pedoman akademik fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN SyarifHidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007, hal. 101-105 v F Ef Q Ki K Ka L El M Em N En W We H Ha ـﻫ ‘ Apostrof Y Ye Vokal Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal alih aksaranya adalah sebai beeriku: Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan (cid:95)(cid:95)(cid:95)(cid:1614)(cid:95)(cid:95)(cid:95) a fathah ___(cid:1616)___ i kasrah (cid:95)(cid:95)(cid:95)(cid:1615)(cid:95)(cid:95)(cid:95) u dammah Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut: Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ي__َ__ ai a dan i و __َ__ au a dan u vi Vokal Panjang (Madd) Ketentuan alih aksara vokal panjang (Madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut: Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ﺎَــ â a dengan topi di atas ﻲــ î i dengan topi di atas ﻮـــ û u dengan topi di atas Kata Sandang Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/ , baik diikuti oleh huruf syamsyiah maupun qamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukanad-dîwân. Syaddah(Tashdid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kaata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang secaraa lisan berbunyi ad-daruurah, tidak ditulis “ad-darûrah”, melainkan “al-darûrah”, demikian seterusnya. Ta Marbûtah Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruftamarbûtahterdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t)(lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebutdialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3). vii Contoh: no Kata Arab Alih aksara 1 tarîqah ﺔﻘﻳﺮﻃ 2 al-jâmî ah al-islâmiyyah 3 wahdat al-wujûd Huruf Kapital Meskipun dalam tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain yang menuliskan kalimat, huruf awal nama tempat nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâli bukan Abû Hamid Al- Ghazâli, al-Kindi bukan Al-Kindi. viii ABSTRAK Amir Mu’min Solihin, “Etika Komunikasi Lisan Menurut Al-Qur’an: Kajian Tafsir Tematik” Salah satu keistimewaan yang diberikan oleh Allah Swt, kepada manusia adalah kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya secara efektif, dan mempermudah untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu, kemampuan komunikasi yang baik dan benar dapat menjadi jalan untuk mengantarkan seseorang dalam meraih kesuksesan dan akan membawa kemaslahatan bagi orang lain. Sebaliknya, komunikasi juga bisa menjadi pemicu munculnya kemudaratan, khususnya jika seseorang salah dalam berkomunikasi atau membuat orang lain terganggu. Apa lagi pembicaraan yang tidak baik tersebut muncul dari seseorang di pandang sebagai pejabat publik atau public figure, sebab pembicaraan yang kurang terkontrol akan menimbulkan keresahan dimasyarakat atau menyebabkan munculnya reaksi negatifterhadap dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui etika komunikasi menurut al-Qur’an, sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman oleh setiap muslim, khususnya dalam berkomunikasi. Penelitian ini berpijak dari pemikiran bahwa setiap muslim harus berpedoman kepada al-Qur’an dalam merambah kehidupan di dunia. Berkomunikasi merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Agar setiap orang mampu berkomunikasi secara baik dan benar serta mendatangkan kemaslahatan maka ia harus berpedoman pada etika komunikasi sebagaimana digariskan dalam al-Qur”an Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir maudhu’i (tematik), yang secara umum menggunakan langkah-langkah: menetapkan masalah yang akan dibahas (topik); menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah; menyusun tuntutan ayat sesuai dengan masalah turunnya, disertai pengetahuan tentang asbabun Nuzul-nya; menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (outline); melengkapi bahasan dengan hadits-hadits yang relevan; dan mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan. Selain itu, penulis juga menggunakan metode content analisis atau analisis isi. Data yang ditemukan menunjukkan bahwa kata komunikasi banyak di temukan dalam al-Qur’an baik yang menggunakan kata qala takallama, dan lain- lain.Yangsecara umum berkaitan erat dengan masalah etika komunikasi lisan. Setelah mengkaji ayat-ayat tersebut secara seksama, penulis dapat menyimpulkan bahwa etika komunikasi lisan menurut al-Qur’an dapat dirumuskan sebagai berikut; berkomunikasi haruslah baik; isi pembicaraan harus benar; dalam berkomunikasi harus menggunakan kalimat yang baik dan menjauhi ix kalimat buruk; tidak bolehberkata bohong dan salah (batil), merendahkan dirisaat berkomunikasi, larangan bersikap manja bagi wanita ketika berkomunikasi di depan laki-laki yang bukan muhrim dan dalam berkomunikasi hendaklah berlaku adil. x
Description: