BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus 1. Sejarah MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus Berdirinya MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus dilatarbelakangi adanya keinginan dari tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama yakni K.H. Abdul Haris yang kebetulan saat itu menjabat sebagai kepala desa Colo Dawe Kudus periode (1998-2007) agar di desa Colo wujud lembaga pendidikan tingkat menengah atas memberikan kesempatan kepada putra-putri terbaik daerah yang telah banyak menyelesaikan program studinya, baik yang dari pendidikan non-formal (mutakhorijin pondok pesantren) maupun pendidikan formal (alumni perguruan tinggi) untuk mengembangkan keilmuannya di dunia pendidikan. Selain itu juga memberikan kesempatan terhadap anak usia sekolah di desa Colo dan sekitarnya yang baru bisa mengenyam pendidikan menengah pertama untuk bisa melanjutkan di tingkat menengah atas. Adanya himmah dan harapan yang kuat dari K.H. Abdul Haris, maka pada tahun 2004 dikumpulkanlah tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh akademisi balai desa Colo diantaranya K.H. Muhtadi A. MA, K.H. Hasyim, K. Salman, dan lain-lain. Untuk membahas hal tersebut, keinginan tersebut ditanggapi secara positif oleh para peserta yang hadir dengan kesepakatan mendirikan sekolah yang diberi nama MA NU Raden Umar Sa’id (nama tersebut diambil dari salah satu nama wali songo yang kebetulan berada di Gunung Muria Desa Colo) yang berada di bawah naungan LP. Ma’arif NU cabang kudus. Untuk menindak lanjuti hasil musyawarah di tahun 2004, maka pada tahun 2005 K.H. Abdul Haris mengumpulkan kembali para kiyai, akademisi dan tokoh masyarakat untuk membentuk struktur kepemimpinan. Dengan diangkatnya kepemimpinan yang baru yakni Muhammad Zaenul Anwar, S. Pd.I., MM dan K.H. Abdul 40 41 Haris selaku ketua pengurus, serta munculnya Ruhul Jihad untuk Izzatul Islam Wal Muslimin dari segenap stakeholder, maka pada tahun 2008 dimualilah perintisan pembangunan gedung MA NU raden Umar Sa’id Colo melalui proses awal pembelian sebidang tanah seluas 8800 M² yang tepat berada di bawah gedung TPQ At-Taqwa Colo, dengan sumber pembiayaan dari swadaya masyarakat dan para aghniya’ Desa Colo dan sekitarnya. MA NU Raden Umar Sa’id berada diantara 110º36’-110 º50’ BT (Bujur Timur) dan 6 º51-7 º16 LS (Lintang Selatan) pada ketinggian rata- rata 900 M di atas permukaan air laut dengan iklim tropis temperature sedang 23 º-28 º C serta curah hujan ± 2060 MM / tahun tepat berada di bawah kaki Gunung Muria yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Japan b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kajar c. Sebelah barat adalah pegunungan Muria d. Sebelah utara adalah pegunungan Muria Lokasi MA NU Raden Umar Sa’id secara demokratis berada di Desa Colo Kecamatan dawe Kabupaten Kudus, tepatnya di kawasan wisata religi Kanjeng Sunan Muria atau raden Umar Sa’id yang merupakan salah satu walisongo di tanah Jawa.1 2. Identitas Sekolah Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada profil sekolah dibawah ini: Nama sekolah : MA NU Raden Umar Sa’id Alamat/Desa : Desa Colo Kecamatan/Kab. : Dawe/Kudus No.Telp./HP : 02914101205 1 Dukumentasi MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, pada Tanggal 4 Mei 2016 42 NSS/NPSN : 203630712 MA NU Raden Umar Sa’id colo Dawe Kudus memiliki dua program keterampilan, diantaranya adalah: a. Handy craft b. Desain grafis 3. Visi MA NU Raden Umar Sa’id Visi, misi dan tujuan merupakan hal penting yang harus dirumuskan oleh suatu lembaga pendidikan. Visi, misi dan tujuan yang baik tentunya dapat menjadikan lembaga tersebut sukses dalam mencetak generasi yang cerdas serta berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun visi MA NU Raden Umar Sa’id adalah terwujudnya madrasah unggulan yang menanamkan nilai-nilai Islam untuk mengahsilkan kader pemimpin umat yang berilmu pengetahuan, terampil, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT berdasarkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. 4. Misi MA NU Raden Umar Sa’id Misi MA NU Raden Umar Sa’id adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan bahan kualitas dan bahan ajar sejalan dengan nilai- nilai Islam dan perkembangan mutakhir IPTEK. b. Membangun kualitas guru sebagai pendidik profesional. c. Menyelenggarakan sarana dan prasarana pendidikan sejalan dengan pendidikan menengah umum yang bermutu tinggi. d. Menjadikan kemajuan dan keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikan, sebagai pusat orientasi dan tujuan yang paling diutamakan dalam semua kegiatan. e. Membentuk dan melatih peserta didik untuk selalu bersikap dan berperilaku yang mencerminkan akhlak mulia dalam lingkungan madrasah, keluarga dan masyarakat. 2 Dikutip dari Profil MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus Tahun, pada Tanggal 17 Mei 2016 43 f. Menanamkan dasar-dasar agama yang kuat berdasarkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai bekal kehidupan dunia akhirat. 5. Tujuan MA NU Raden Umar Sa’id Tujuan MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus adalah meningkatkan penguasaan bahasa Asing agar peserta didik berprestasi secara kompetitif dengan menumbuhkan budaya Islami ala Ahlussunnah Wal Jama’ah, sehingga terbentuk kader-kader pemimpin umat yang berilmu, beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.3 6. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta Didik a. Keadaan guru dan karyawan Keadaan guru dan karyawan sangat penting dalam penyelenggaraan pembelajaran. guru merupakan salah satu faktor penting sebagai penentu keberhasilan proses belajar mengajar. Tugas guru tidak hanya menyiapkan materi pelajaran, tetapi guru berkewajiban untuk membina dan mengarahkan kepribadian peserta didik. Begitu juga dengan keberadaan karyawan, dengan adanya karyawan, pelayanan administrasi dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus menjadi lancar dan tertib. Tabel 1.1 Daftar Guru dan Karyawan MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus4 PENDIDIKAN/ NO NAMA GURU L/P JURUSAN 1 Abdul Haris L - 2 Listiyono L - 3 Muhtadi L - 4 Hasyim L - 5 Salman L - 3 Dukumentasi MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, pada Tanggal 4 Mei 2016. 4 Dukumentasi MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, pada Tanggal 4 Mei 2016. 44 6 Zaenal Arifin L - 7 Fatkhul Mu’arief L - 8 Bapak M. Zaenul Anwar L - 9 Anita Novianti P - 10 Rohmah Dwi Harumi P - 11 Munadi L - 12 Ahmad Zainuri L - 13 Hikmawati Inaya P - 14 Nur Khamim L - 15 Zulia Rahmawati P - 16 Bahruddin L - 17 Noor Arifin L - 18 Hana Lismawati P - 19 Anif Sulfia Listiyani P - 20 Argo Wahyu Hartanto L - b. Keadaan Peserta Didik Peserta didik merupakan salah satu faktor yang menentukan tercapainya program pendidikan. Latar belakang peserta didik di sekolah ini cukup bermacam-macam, baik dari segi ekonomi, keadaan ekonomi orang tua juga berbeda dan bermacam-macam. Mulai keadaan ekonomi yang kurang mampu sampai ekonomi yang tinggi. Tabel 1.2 Data Peserta Didik MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus5 KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS Jmlh X.A X.B XI.A XI.B XII.A XIIB L 12 10 12 10 12 11 67 P 18 21 16 16 13 14 98 61 54 50 165 Jumlah 2 2 2 6 Rombel 165 5 Dukumentasi MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, pada Tanggal 4 Mei 2016 45 c. Keadaan Sarana dan Prasarana Jmlah Jmlah Kategori Jmlah ruang ruang No Jenis Prasarana Rusak Rusak Rusak ruang kondisi kondisi ringan sedang berat baik rusak 1 Ruang Kelas 6 6 - - - - 2 Perpustakaan - - - - - - 3 R Lab IPA - - - - - - 4 R. Lab Biologi - - - - - - 5 R.Lab Fisika - - - - - - 6 R.Lab Kimia - - - - - - 7 R. Lab Komputer 1 - 1 1 - - 8 R. Lab Bahasa - - - - - - 9 R. Pimpinan 1 1 - - - - 10 R. Guru 1 1 - - - - 11 R. Tata Usaha 1 1 - - - - 12 R. Konseling - - - - - - 13 Mushola 1 1 - - - - 14 R. UKS - - - - - - 15 Jamban 4 3 1 - 1 - 16 Gudang 1 1 - - - - 17 R. Sirkulasi 2 2 - - - - 18 Ruang Olah Raga - - - - - - 19 R. Organisasi 1 1 - - - - Kesiswaan 20 R. Lainnya - - - - - - d. Struktur Organisasi Pengorganisasian adalah proses pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada seseorang sehingga tercipta suatu organisasi yang digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penyusunan strukur 46 orgnanisasi di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus menggunakan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh lembaga madrasah. Struktur organisasi ini dibuat untuk memudahkan sistem kerja dari kewenangan masing-masing, sesuai dengan bidang yang telah ditentukan agar tidak terjadi penyalahgunaan hak dan kewajiban sehingga program kerja dari lembaga dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Adapun struktur organisasi di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus adalah sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah : Bapak M. Zaenul Anwar, S.Pd.I, MM 2. Wakil Kepala Kurikulum : Fatkhul Muarief, S.Pd.I 3. Wakil Kepala Kesiswaan : Bahrudin, S.H.I 4. Wakil Kepala Agama dan Humas : K. Salman 5. Wakil kepala Sarana dan Prasarana : Noor Arifin, S.Pd.I 6. Bendahara : Anita Novianti, S.Pd 7. Kepala TU : Anif Sulfia Listiyani 8. Wali Kelas : a. Kelas X A : Noor Arifin, S.Pd.I b. Kelas X B : Anif Sulfia Listiyani c. Kelas XI IPS A : Zulia Rahmawati, S.Pd d. Kelas XI IPS B : Hana Lismawati e. Kelas XII IPS A : Munadi, S.Pd.I f. Kelas XII IPS B : Rohmah Dwi Harumi, S.Pd. 6 B. Gambaran Umum Penerapan Model Pembelajaran Sensitivity Consideration pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman 6 Dukumentasi MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, pada Tanggal 4 Mei 2016 47 bagi para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Adapun fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran sensitivity consideration merupakan rencana yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam merencanakan pembelajaran yang bertujuan untuk memelihara sikap empati peserta didik. Model pembelajaran sensitivity consideration pada mata pelajaran aqidah akhlak dilakukan oleh guru mata pelajaran aqidah akhlak pada peserta didik kelas XI B. Adapun penerapan model pembelajaran sensitivity consideration pada mata pelajaran aqidah akhlak di kelas XI B MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan materi yang mengandung konflik dalam kehidupan sehari-hari yang ada pada mata pelajaran aqidah akhlak untuk kelas XI. Materi tersebut adalah materi fitnah. 2. Guru membagi kelompok diskusi menjadi tiga kelompok, dan masing- masing kelompok merespon atau mendiskusikan materi yang mengandung konflik tersebut. Dalam diskusi, peserta didik disuruh untuk menganalisis problem yang diberikan oleh guru, dan masing-masing kelompok memiliki respon atau pendapat yang berbeda-beda. 3. Setelah diskusi selesai, guru menyuruh salah satu kelompok untuk bermain peran di depan kelas. Disini guru memilih tiga orang peserta didik dari salah satu kelompok untuk memainkan peran tentang konflik tersebut (materi fitnah). 4. Setelah diskusi dan permainan peran selesai, guru memberi penguatan dan saran atas berbagai pendapat yang diutarakan oleh masing-masing kelompok bahwa setiap kelompok memiliki pendapat yang berbeda-beda dan harus saling menghargai pendapat orang lain, terutama dalam diskusi di kelas agar tidak menimbulkan perselisihan.7 7 Hasil Observasi pada Tanggal 10 Mei 2016 di Kelas XI B MA NU Raden Umar Sa’id Colo dawe Kudus. 48 C. Data Penelitian 1. Deskripsi Data Penerapan Model Pembelajaran Sensitivity Consideration pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus Guru yang baik adalah guru yang peduli dengan sikap dan akhlak peserta didiknya. Jadi, dalam pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi dan peserta didik hanya mendengarkan saja, namun guru menggunakan model pembelajaran yang dapat membentuk akhlak peserta didiknya menjadi seseorang yang peduli terhadap sesamanya. Seperti halnya yang dikatakan dalam wawancara oleh Bapak M. Zaenul Anwar sebagai kepala madrasah dan selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak menjelaskan bahwa: “Manusia pada zaman sekarang banyak yang mementingkan egonya masing-masing. Dalam suatu forum, menghargai pendapat anggotanya itu sangat penting agar tidak menimbulkan perpecahan dan permasalahan. Maka dari itu, saya dalam pembelajaran aqidah akhlak menggunakan model pembelajaran yang dapat membentuk manusia yang memiliki sikap empati terhadap orang lain. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran sensitivity consideration (kepekaan perhatian/empati). Model pembelajaran sensitivity consideration merupakan model pembelajaran moral atau pembelajaran karakter sehingga dengan model tersebut akan dapat membentuk karakter peserta didik memiliki sikap empati terhadap sesama”.8 Senada dengan hal ini, Bapak Fatkhul Mu’arief sebagai waka kurikulum menjelaskan bahwa: “Kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pada dasarnya adalah kurikulum yang harus diikuti oleh lembaga pendidikan yaitu kurikulum 2013. Dalam implementasi kurikulum 2013, dimungkinkan akan betul-betul dapat menghasilkan manusia yang berkarakter. Karena pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia 8M. Zaenul Anwar, Sebagai Kepala Sekolah dan Guru Aqidah Akhlak di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, Wawancara pada Tanggal 4 Mei 2016. 49 peserta didik secara utuh. Namun, di MA NU Raden Umar Sa’id belum menerapkan kurikulum 2013, tetapi masih menggunakan kurikulum KTSP. Meskipun begitu, waka kurikulum tetap menganjurkan kepada semua dewan guru untuk semua mata pelajaran, dalam pembelajarannya disertai pendidikan karakter. Ada banyak sekali model pembelajaran karakter, diantara adalah model pengembangan moral-kognitif, model pembelajaran non- direktif, model pembelajaran konsiderasi dan lain sebagainya.9 Pernyataan tersebut diperkuat hasil wawancara dengan peserta didik kelas XI B mengatakan bahwa dalam pembelajaran aqidah akhlak, guru mata pelajaran aqidah akhlak menggunakan model pembelajaran kepekaan perhatian atau sensitivity consideration. Dijelaskan oleh Ahmad Atriyanto kelas XI B. Bapak M. Zaenul Anwar ketika mengajar mata pelajaran aqidah akhlak di kelas XI B, menyuruh kami untuk berdiskusi, setelah itu salah satu kelompok dari kami disuruh bermain peran mengenai materi yang sudah dipelajari. Namun bermain perannya hanya materi yang dapat dimain perankan saja. Materi yang tidak dapat dimain perankan ya tidak disuruh bermain peran. Kata Bapak M. Zaenul Anwar, model tadi adalah model kepekaan perhatian (sensitivity consideration).10 Penerapan model pembelajaran sensitivity consideration atau kepekaan perhatian sangat penting dalam pembelajaran aqidah akhlak. Seperti halnya yang dipaparkan oleh Bapak M. Zaenul Anwar dalam wawancara menjelaskan bahwa: Model pembelajaran moral atau dapat disebut dengan model pembelajaran sensitivity consideration memang sangat penting. Mata pelajaran aqidah akhlak sendiri memang sudah menjelaskan bagaimana akhlak seorang muslim sehari-hari dan akhlak dalam hal apapun. Namun, tanpa adanya strategi, metode atau model yang digunakan dalam menyampaikan materi aqidah akhlak tersebut, maka tujuan dari pembelajaran aqidah akhlak itu sendiri tidak akan tercapai secara maksimal. Yang dimaksud dengan 9 Fathkhul Mu’arief, Sebagai waka kurikulum dan guru Sejarah Kebudayaan Islam di MA NU Raden Umar Sa’id Colo Dawe Kudus, Wawancara pada Tanggal 4 Mei 2016 10 Ahmad Atriyanto, Kelas XI B, Wawancara pada Tanggal 9 Mei 2016
Description: