130 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Konsep nilai pendidikan aqidah menurut Miftahul Luthfi Muhammad dalam buku Filsafat Manusia. Pembahasan mengenai aqidah adalah hal mutlak bagi seorang muslim mukmin. Dikarenakan aqidah mengandung muatan aspek yang paling penting dalam beragama. Nilai aqidah dalam beragama yang tertuang pada pendidikan mempunyai dampak besar bagi para pendidik dan peserta didik. Sejatinya aqidah mengkaji aspek keimanan yang melahirkan akhlak sebagai wujud implementatif dari teori atau dogma. Maka keimanan dan taqwa adalah hal yang paling dasar bagi kaum muslim mukmin untuk dipelajari dan di hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan. Konsep pendidikan aqidah sudah ditawarkan oleh beberapa ulama dan cendikiawan muslim yang ahli di bidangnya. Mulai dari ulama salaf hingga ulama kontemporer, aqidah merupakan kajian utama untuk terus dikembangkan agar menjadi solusi bagi perubahan zaman. Dalam hal ini konsep ranah teori praktis. Para pakar dan ahli di bidangnya seperti al- Ghazali, Ibnu Maskawaih, Ahmad Amin, dan Hamka mempunyai konsep dan definisi masing-masing terkait pendidikan aqidah dan akhlak. Karena pendidikan aqidah ini adalah dasar pokok dari pendidikan islam, maka pendidikan ini diletakkan di awal ketika manusia mengawali tahap-tahap dalam kehidupannya. Kajian aqidah seputar iman dan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 131 keyakinan akan dzat yang di luar kemampuan manusia adalah sangat penting bagi kehidupan muslim mukmin. Disebabkan mempelajari aqidah ibarat membangun pondasi awal dalam membangun rumah. Bila aqidah itu kuat maka tahap pembangunan akan lancar hingga selesai. Namun sebaliknya jika rapuh, maka tahap pembangunan akan menemui hambatan dan kendala. Usaha Miftahul Luthfi Muhammad dalam mengonsep nilai pendidikan aqidah melalui triple i yaitu mengolah rasa berislam, beriman, dan berihsan menjadi sesuatu yang mudah di lakukan dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan langkah-langkah dalam membangun pribadi yang beriman dan bertaqwa. Muatan hadits jibril menjadi dasar bahwa nilai pendidikan aqidah yang diusungnya dapat menyumbang pendidikan islam menjadi lebih baik. Sebab aqidah tidak hanya terbatas dengan teori dan perdebatan saja. Aspek rasa dan keyakinan sebelum melangkah pada jenjang keilmuan merupakan hal yang utama yang harus dimiliki seorang muslim mukmin menurut pemikirannya. Allah berfirman:1 ٢١ نَ وصُِ ي بأ تُ لََ َفَأ مۡۚأ كُ سي فُ نَأ فِٓ ي وَ ٢٠ ينَ ينيقومُ لأ يل تٞ َٰيَ اءَ ضي رَۡلۡأ ٱ فِي وَ Artinya: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan”.2 (QS. Adz-Dzariyat: 20-21) 1. Dinul Islam 1 Miftahul Luthfi Muhammad, Filsafat Manusia, 35. 2 Al-Quran dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ al-Malik Fahd Lithiba’at al-Mushaf, 1998). digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 132 Disinilah menurut penulis, awal dari nilai pendidikan aqidah yang diterapkan oleh Miftahul Luthfi Muhammad dalam kehidupan khususnya pada pendidikan islam. Jargon dinul islam seringkali diulang-ulang dalam rangka membumikan dinul islam serta mengajak kaum muslim mukmin menghayati kembali konsep islam selama ini yang telah dipahami. Islam-iman-ihsan (triple i) itulah prinsip dasar dinul islam. Ia input keagamaan dan keberagamaan seorang muslim mukmin. Sedangkan output keagamaan dan keberagamaannya adalah sehat, sejahtera, dan bahagia. Pengamalan triple i harus didampingi neraca syariat (al-Quran, al-mizan, al-ilm ad-diniah). Dan triple i merupakan pokok-pokok dinul islam yang harus dimengerti, dipahami dan diamalkan oleh segenap kaum muslim mukmin.3 Miftahul Luthfi Muhammad menilai bahwa manusia sebagai makhluk yang fitrahnya tunduk pada sesuatu atau dzat yang ada di luar kemampuan nalarnya pada akhirnya akan berserah diri. Penyerahan diri tersebut menandakan bahwa manusia tersebut meletakkan dirinya pada ikatan kehendak-Nya. Sedangkan segenap ikatan kehendaknya inilah yang disebut dinul islam sebagaimana dalam al-Quran innad- dina indallahi islam. sesungguhnya ikatan kehendak yang diterimanya adalah al-islam. 3 Miftahul Luthfi Muhammad, ar-Risalatul Luthfiah, 53. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 133 Oleh karena itu menurutnya tidak sesuai jika dinul islam dipahami sebatas agama islam, sebab cakupan makna dinul islam lebih luas ketimbang dimaknai dengan sekedar agama islam. Pemahaman seperti ini harus segera diluruskan karena akan berdampak pada proses pengajaran dan pendidikan yang akan disampaikan kepada umat manusia. “Agama islam” adalah lebih mengarah pada pola “tradisi islam” sedangkan dinul islam adalah totalitas kehendak Allah Swt. Dengan demikian agama islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dinul islam akan tetapi dinul islam tidaklah terwakili hanya dengan penyebutan agama islam.4 Disini penulis melihat triple i sebagai satu kesatuan yang seyogyanya muslim mukmin jalani. Iman sebagai dasar, islam sebagai konsekuensi, dan ikhsan sebagai penyempurna. Al-Quran berulang kali menyeru kepada orang-orang yang beriman untuk melaksanakan amal shalih dalam artian iman sebagai bukti abstrak dan islam adalah bukti kongkritnya. Maka penyebutan dinul islam secara harfiah maupun makna mengandung bahwa ukuran kualitas iman seseorang terletak bagaimana dia mengaplikasikan amal shalih dalam kehidupan. Dinul islam mengajarkan untuk membumikan syariat sebagai bentuk tindakan setelah tashdiqul qalbi. Selanjutnya dinul islam menjelaskan: a. Taqwa kepada Allah 4 Miftahul Luthfi Muhammad, Filsafat Manusia, 104. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 134 Dinul islam telah mengajarkan arti penting keimanan dan ketaqwaan kepada Allah untuk manusia. Sebab dengan taqwa, manusia dengan sendirinya telah menunjukkan kualitas diri sebagai makhluk yang ditakdirkan-Nya untuk menjadi pemakmur bumi. Taqwa kepada Allah yaitu mengerjakan apa yang diperintahkan- Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya. Tentunya dalam melaksanakan hal tersebut bagi seorang muslim mukmin haruslah totalitas. Artinya, iman dan taqwa mempunyai fungsi yang berperan dalam kehidupan muslim mukmin apabila diwujudkan secara menyeluruh dan ikhlas. Iman kepada Allah adalah sebuah kekuatan yang mendorong dan mensinergikan segala sisi kehidupan manusia. Menunjukkan manusia kepada satu tujuan dan melepaskannya. Semuanya bersumber dari kekuatan Allah, untuk mewujudkan kehendaknya sebagai khalifah di bumi dan memakmurkannya. Taqwa kepada Allah adalah sebuah kesadaran nyata yang membentengi manusia dari kemunduran, melebihi batas, dan tertipu dalam semangat bergerak dan semangat hidup. Taqwa kepada Allah juga merupakan hal yang mengarahkan usaha manusia untuk berhati-hati dan merasa malu. Sehingga ia tidak melebihi batas maupun mengalami kemunduran.5 5 Mukmin Fathi al-Haddad, Iman Sehat Pangkal Bahagia, (Surakarta: Insan Kamil, 2008), 202- 203. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 135 Karenanya kata kunci dalam pendidikan islam adalah masuknya iman di dalam hati. Apabila iman telah masuk di dalam hati maka islam dan ihsan akan cepat mengalami persemaian. Sehingga manusia yang terdidik terebut mampu mengembangkan diri menjadi manusia mulia dan sukses.6 Adalah tujuan dari penyelenggaraan proses pendidikan islam yakni menyucikan jiwa (tazkiatun nafs) para peserta didiknya. Dikarenakan, di dalam konsep pendidikan islam dikatakan berhasil manakala manusia yang terdidik telah memiliki sikap keimanan yang terjewantahkan dalam perilaku taqwallah.7 Maka, di dalam proses sikap keimanan yang berbuah taqwallah, seseorang pasti merasakan peran iman tersebut dalam mengubah hidup dan hari-harinya. Sehingga muslim mukmin dapat menyimpulkan bahwa fungsi iman sangatlah besar bagi dirinya sebelum dia sempat mengetahui teori-teori tentang hakikat iman yang akan dipelajarinya. Pada akhirnya pendidikan tersebut akan berjalan mantab pada tahapan-tahapannya karena manusianya mengetahui fungsi iman yang dimilikinya. Seperti dijabarkan oleh Miftahul Luthfi Muhammad bahwa fungsi iman yaitu antara lain:8 1) Mengangkat derajat umat manusia 6 Miftahul Luthfi Muhammad, Indahnya Perbedaan, 2. 7 Miftahul Luthfi Muhammad, Filsafat Manusia, 58. 8 Ibid, 91-94. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 136 2) Menjadikan manusia selalu ingat dengan penciptanya 3) Membuat hati seorang tenang 4) Membuat kehidupan seseorang aman 5) Menjadikan seseorang memperoleh hidayah 6) Menjadikan seseorang terhindar dari cemas dan gelisah 7) Mengembalikan fungsi indera, ilmu, dan hati seseorang 8) Meningkatkan kecerdasan intuisional (In-Q) 9) Menjadikan seseorang taslim dan ridha 10) Meningkatkan keberanian dan percaya diri Pada beberapa poin tentang fungsi iman diatas, Miftahul Luthfi Muhammad sengaja menjelaskan dengan terperinci bahwa iman benar-benar membawa perubahan pada hidup seseorang. Mulai dari iman mengangkat derajat seseorang hingga dapat meningkatkan keberanian dan percaya diri. Mulai dari tekstual seperti yang disebutkan kurang lebih 35 ayat di beberapa surat dalam al-Quran tentang panggilan Allah terhadap orang mukmin, dan salah satunya seperti dalam surat al-Mujadilah yaitu diangkatnya derajat orang- orang beriman dan berilmu oleh Allah. Begitu juga aspek psikologis, bahwa fungsi keimanan bagi manusia berdampak pada kejiwaan. Karena orang beriman cenderung tidak takut dengan perihal yang bukan urusannya dan menyerahkan segala ketentuan pada Allah Azza wa Jalla. Seperti firman-Nya: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 137 ْ ُ َ َٰ َ َ ْ ُ َ أ َ أ َ َّ ُ ُ َ َ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُ أ ُ أ َ َّ اودهج و اوباتري مل مث ۦيلِي وسرو ي للّٱيب اونماء نيلَّي ٱ نونمي ؤملٱ امنيإ َ ُ ََّٰ ُ ُ َ ََٰٓ ْ ُ َّ َ أ ُ َ َ أ َ أ َ ١٥ نوقدي صلٱ مه كيئل وأ يۡۚللّٱ لي ييبس فِي مهي سي فنأو مهي يلَٰومأيب Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul- Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”.9 (QS. Al-Hujurat: 15) Pada akhirnya, ketika iman telah tertancap pada hati manusia dengan kuat menandakan bahwa proses pendidikan islam telah berhasil. Dan ini akan dapat dilihat ketika sikap taqwallahnya telah berbuah dan akan berangsur-angsur menjadi simultan. Sedangkan taqwa menurut al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin adalah meninggalkan apa yang meragukan kepada hal yang tidak meragukan.10Kemudian seterusnya meningkatkan taqwallah hingga menjadi yang terbaik seperti firman Allah Swt: َ َ أ ُ َٰ َ أ َّ َ أ ُ َ َ أ َّ مۡۚ كىقتأ يللّٱ دنعي مكمركأ نيإ Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu”.11 (QS. Al-Hujurat: 13) Rasulullah Saw bersabda: ( : امثيح للّا قتا ملسو هبحصو لِآو هيلع للّا لىص للّا لوسر لاق .) نسح قلبخ سالنا قلاخو اهحمت ةنسلحا ةئيسلا عبتأو تنك Artinya: “Bertaqwalah kalian dimana saja kalian berada, dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik niscaya dapat meleburnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”12 9 Al-Quran dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ al-Malik Fahd Lithiba’at al-Mushaf, 1998) 10 Muhdlor Ahmad, Etika Dalam Islam, (Surabaya: A l-Ikhlas, tt), 123. 11 Al-Quran dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ al-Malik Fahd Lithiba’at al-Mushaf, 1998) 12 HR. ad-Darimi, Kitab: ar-Riqoq, Bab: Husnul Khuluq, No. Hadits: 2791. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 138 b. Implementasi Sunnah Rasul Adalah termasuk iman bila manusia mukmin muttaqin berorientasi dalam kesehariannya terhadap sunnah Rasulullah Saw. Karena iman akan menuntun seseorang dalam meneladani dan menghiasi diri dengan akhlak yang luhur. Dan akhlak yang luhur adalah akhlak Rasulullah Saw yakni akhlak al-Quran. Segala yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw mengandung kemaslahatan bagi umat ini. Dan segala larangannya bila dijauhi akan mendatangkan kebahagiaan. Sebab Allah telah memberitahukan kewajiban meneladani Rasulullah Saw dalam firman-Nya: َ َّ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ ُ أ َ أ ُ َٰ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ ُ ُ َّ ُ ُ َٰ َ َ ٓ َ َ َۖللّٱ اوقتٱو اوۡۚ هتنٱف هنع م كىهن امو هوذخف لوسرلٱ مكىتاء امو َ أ ُ َ َ َّ َّ ٧ بي اقعي لٱ ديدي ش للّٱ نيإ Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.13 (QS. Al-Hasyr: 7) Jika kita menoleh kepada sirah nabawiah, keberhasilan Nabi Saw di dalam mendidik para sahabat dan kaum muslimin awal. Lebih dikarenakan perubahan-perubahan itu langsung dilakonkan oleh pribadi Rasulullah Saw, sehingga keteladanan beliau langsung mendapatkan peneladanan dari para sahabat dan masyarakat. Sebab para sahabat dan masyarakat langsung menatap seorang figur yag 13 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 139 dapat diikuti oleh mereka.14 Namun keuntungan para sahabat hidup sezaman dengan Nabi Saw berbeda dengan keuntungan orang yang beriman kepada Rasulullah Saw tanpa melihatnya. Seperti dalam hadits: : اثيدح انثدح ةعجم بيلۡ تلق لاق زييرمح ابأ نأ ميرالدا جرخأ : معن لاق ملسو لِآو هيلع للّا لىص للّا لوسر نم هتعمس لِآو هيلع للّا لىص للّا لوسر عم انيذغت اديج اثيدح كثدحأ : دحأ له للّا لوسر اي لاقف حارلجا نب ةديبع وبأ انعمو ملسو . مكدعب نم موق معن لاق كعم اندهاجو كعم انملسأ انميرخ نيوري ملو بي نونمؤي Artinya: Diriwayatkan dari Abu Jum’ah ra yang berkata” suatu saat kami pernah makan siang bersama Rasulullah Saw dan ketika itu ada Abu Ubaidah bin Jarrah ra yang berkata” wahai Rasulullah adakah orang yang lebih baik dari kami? Kami memeluk islam dan berjihad bersama engkau. Beliau Saw menjawab, “ya ada yaitu kaum yang akan datang setelah kalian, yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku”.15 (HR. ad-Darimi, dan juga Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad) Hal ini menandakan bahwa mengimani dengan meneladani Rasulullah Saw secara multidimensi. Artinya tanpa batas waktu dan tempat. Implementasi Sunnah Rasulullah, keberadaan pribadi yang komitmen dalam beriman dan dinul islam sangat menjunjung tinggi bagi seorang muslim mukmin yang melakukannya sekuat tenaga. Inilah yang disebut dengan manusia paripurna (al-Insan al-Kamil). 14 Miftahul Luthfi Muhammad, Filsafat Manusia, 34. 15 HR. ad-Darimi, Kitab: ar-Riqoq, Bab: Mu’minina Khoirun, No. Hadits: 2744. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Description: