ebook img

121 PERANAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh PDF

18 Pages·2016·1.04 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 121 PERANAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh

121 PERANAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Ahmad Lahmi Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Email: [email protected] Abstract Education seems to still be the key words in building era of progress and civilization of mankind on this earth. Does not end there, that in Islam era means of space-time surrounding the creatures of the universe in this context the term that covers humans in any stages of social development of culture, politics, religion, system of values- norms are combined into one circle of civilization. Civilization itself drawn from the word 'adab (Islam) or civilization (Western) which means implies regularly, manners, discipline, respect, inclusive, caring, mutual help and so forth. Islamic education takes place in at least three neighborhoods that were interconnected, namely, home, community and school. Basically three educational environments are equally important because it contributes in giving, embed and develop the potential of the unique values and skills related to both affective and psychomotor. But today, the paradigm of education by the community has begun to shift by looking at formal educational institutions (schools) as a real education. This paper examines the role of school want to change the morals of learners in order to establish the Islamic civilization. Keyword: Education, the Role of School, Islamic Eeducation. Pendahuluan Proses pendidikan Islam adalah proses yang panjang dan melibatkan beberapa pihak seperti, pemerintah yang mengatur regulasi, sumber daya manusia, peserta didik, sekolah, lingkungan, masyarakat dan lain sebagainya. Pandangan di atas menjelaskan bahwa sekolah bukan satu-satunya faktor terpenting bagi berhasilnya Volume 1, Nomor 2, Januari-Juni 2016 122 pendidikan. Persektif demikian bukan tanpa alasan jika dilihat dari konstribusi luaran sekolah sangat mempengaruhi struktur sosial masyarakat sehari-hari. Dengan mengenyampingkan (pemahaman yang kurang utuh) lingkungan pendidikan lainnya, maka banyak sedikit menggerus arti pendidikan yang sebenarnya saling bersenergi satu sama lain untuk bersama membetuk nilai di samping mengembangkan kecakapan dan keahlian peserta didik. Dengan perspektif di atas, sekolah mau tidak mau harus mengambil peran yang lebih komprehensif selain sebagai pabrik intelektuan-ijazah juga sebagai pabrik nilai (akhlak) guna untuk mewujudkan semangat dan cita-cita social yang teduh serta damai. Pada konteks inipenulis ingin menyoroti hubungan sekolah-pendidik dan peserta didik di sekolah. Peranan Sekolah dalam Perubahan Akhlak Peserta Didik Menguraikan peranan sekolah dalam pembentukan akhlak peserta didik di sekolah. Maka akan dibicarakan tentang arti kedudukan karena konsekwensi kedudukan tersebut berkait dengan peran yang menyertainya. Bahwa kedudukan atau status seseorang, lembaga atau instansi dan sebagainya menetukan hubungannya dengan orang lain atau lembaga lainnya. Bagaimana orang tua atau guru (di sekolah) memperlakukan anaknya atau peserta didiknya dan sebaliknya. Kedudukan atau status akan menentukan akhlak/kelakuan lembaga atau seseorang tertentu. Peranan itu sendiri adalah konsekwensi atau akibat kedudukan lembaga atau seseorang itu1. 1 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet V, h. 75 ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam 123 Sekolah sebagai the three education center (tiga pusat pendidikan) sangat mempunyai peran strategis dalam pembentukan peserta didik seperti ungkapan Durkheim seorang sosiolog (dalam Zainudin Maliki) bahwa lembaga pendidikan (sekolah) berperan penting dalam menjaga nilai-nilai moral yang menjadi landasan bagi tumbuh berkembangnya masyarakat (ikut di dalam remaja). Durkheim menggambarkan betapa generasi muda memerlukan bantuan pendidikan untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan di tengah- tengah masyarakat yang memiliki tata nilai sendiri. Dimana sasaran pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kekuatan fisik, intelektual dan moral yang dibutuhkan oleh lingkungan di mana ia tinggal. Karena menurutnya sekolah adalah bagian terpenting untuk memjaga keberlangsungan masyarakat2. Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah sekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah ialah sekolahnya. Anak remaja dalam usia sekolah dalam pendekatan ini adalah peserta didik yang sudah duduk di bangku SMP atau SMA/SMK umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya. Itu berarti bahwa sepertitiga dari waktunya setiap hari di lewankan di sekolah. Tidak mengherankan kalau pengaruh sekolah terhadap pembentukan jiwa peserta didik cukup besar3. Dalam pendidikan Islam jika dilihat dari prosesnya mengarah kepada pengembangan segala potensi manusia (peserta didik) untuk 2 Zainuddin Maliki, Sosiologi Pendidikan,(Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers, 2010), Cet, II, h.89-00 3 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Edisi revisi h.150 Volume 1, Nomor 2, Januari-Juni 2016 124 memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Pengertian pendidikan secara umum di atas dikaitkan dengan pendidikan Islam ialah memberikan acuan tatanan kehidupan manusia (peserta didik) yang bersendikan pada ajaran tauhid dan bersumberkan Al-Qur‟an dan Hadist, tentunya akan memberikan makna berbeda seperti pendidikan umum lainya. Dengan kata lain, pendidikan Islam mempunyai peran karakteristik yang tipikal Islami dalam proses pendidikan dan produk pendidikan harus diacukan pada misi dan fungsi manusia sebagai khalifah. Sebagaimana hendaknya peran pendidikan/sekolah memberi peranan untuk membentuk manusia yang utuh yang membawanya bahagia dunia dan akhirat. Secara eksplisit Hasan Langgulung (dalam Djamaludin Darwis) bahwa pendidikan adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, menstransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasil di akhirat4. Lembaga pendidikan sekolah mempunyai peran yang penting untuk mempengaruhi perkembangan atau membentuk perkembangan pola tingkah laku atau perangai peserta didiknya. Dalam hal ini An- Nahlawi5 (dalam Bukhari Umar) merinci tugas yang harus diemban dan direalisasikan oleh sekolah, yaitu : a. Merealisasikan pendidikan berdasarkan atas prinsip pikir. Akidah, dan tasyri‟ yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk realisai itu adalah agar peserta didik melaksanakan ibadah, mentauhidkan Allah Swt. tunduk dan patuh atas perintah dan larangan-Nya. 4 Djamaludin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam, sejarah, Ragam dan Kelembagaan, (Semarang: RaSAIL, 2010), Cet II, h. 134 5 Bukhari Umar, Op.cit,h. 155-157 ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam 125 b. Memelihara fitrah peserta didik sebagai insan yang mulia, agar ia tidak menyimpang dari tujuan Allah menciptakannya. c. Memberikan kepada peserta didik seperangkat peradaban dan kebudayaan islami, dengan cara mengintegrasikan antara ilmu alam, ilmu sosia, ilmu ekstra dengan landasa ilmu agama, sehingga peserta didik mampu melibatkan dirinya kepada perkembangan iptek. d. Membersihkan pikiran dan peserta didik dari pengaruh subjektivitas karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah kepadaa penyimpangan fitrah manusiawi. e. Memberikan wawasan nilai dan moral serta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran peserta didik menjadi berkembang f. Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antara peserta didik. g. Tugas mengkoordinasikan dan membenahi kegiatan pendidikan lembaga-lembaga pendidikan keluarga, masjid, dan pesantren mempunyai saham tersendiri dalam merealisasikan tujuan pendidikan. h. Menyempurnakan tugas-tugas lembaga pendidikan keluarga, masjid, dan pesantren. Pendidikan sekolah adalah sebagai agent of change sebagai tempat penyemaian bibit generasi ungggul di masa depan tentu tidak diputuskan dengan korelasinnya dengan lembaga pendidikan keluarga. Setidaknya antara sekolah dan orang tua (dalam keluarga peserta didik) menjalin komunikasi intensif untuk membangun karaktera tipikal islami. Untuk itu diperlukan kerjsama dari keduanya. Di keluarga waktu anak lebih besar tentu signifikansi pengaruh juga Volume 1, Nomor 2, Januari-Juni 2016 126 lebih besar karena pesan dan kegiatan lebih banyak terserap di keluarga. Kalau dicermati tugas kependidikan orang tua terhadap anak begitu besarnya sehingga akan wajar dan logis sebenarnya tidak sepenuhnya bisa dipikulkan kepada orang lain (guru) di sekolah. Sebagai tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.6 Penting untuk diingat bahwa pelimpahan kependidikan peserta didik (anak) oleh orang tua terhadap pendidik sekolah sangat diperlukan kepercayaanya untuk menggantikan peranannya di rumah yaitu di sekolah. Menurut GBHN 1993 menyatakan bahwa pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antarberbagai jalur, jenis, dan jemjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat segaia mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Pada prinsipnya antara sekolah dan keluarga dapat dan harus membangun kerjasama karena pemerintah dan masyarakat adalah mitra yang saling mengisi dan membutuhkan. Pada dasarnya cukup banyak cara yang ditempuh untuk menjalin kerjasama antara keluarga dengan sekolah di antaranya yaitu7: a. Adanya kunjungan ke rumah peserta didik Kunjungan ke rumah peserta didik ini berdampak sangat positif, di antaranya : 6 Hasbullah, Op.cit¸h. 88 7Ibid, h. 91-94 ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam 127 1) Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolah selalu memperhatikan dan mengawasinnya 2) Kunjungan tersebut memberi kesmpatan kepada pendidik melhata sendiri secara langsung cara anak belajar di ru,ah, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga. 3) Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan- penerangan kepada orang tua peserta didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah sedang dihadapi anaknya. 4) Hubungan antara orang tua peserta didik dengan sekolah akan bertambah erat. 5) Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua peserta didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya. 6) Pendidik memppunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian yang ingi diketahuinya. 7) Terjadinya komunikasi dan saling memberi informasi tentang keadaan peserta didik saling memberi petunjuk antara guru dan orang tua. b. Diundang orang tua ke sekolah Ada beberapa kegiatan yang bagus untu mengundang orang tua, seperti class meeting yang berisikan perlombaan-perlombaan , pameran, pemutaran film pendidikan, dan sebaginya. Minimal undangan terhadap orang tua ke sekolah satu kali dalam satu tahun, Volume 1, Nomor 2, Januari-Juni 2016 128 sehingga orang tua dapat melihat, mencari informasi lansung di sekolah bagaimana kegiatan pendidikan berlangsung di sekolah. c. Case conference Case comperence adalah merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling. Peserta konferebsi adalah orang-orang mau ikut membicarakan masalah peserta didik secara terbuka dan suka rela, seperti orang tua peserta didik, para pendidik, petugas bimbingan lainya. Tujuan konferensi tersebut ialah mencari jalan keluar yang paling tepat untuk mengatasi masalah peserta didik yang bermasalah. Karena hasil konferensi akan lebih baik karena data dikumpulkan dari beberapa orang, serta interprestasi, analisis dan penentuan diangnosis suatu masalah dilakukan dengan sistem musyawarah mufakat. d. Badan pembantu sekolah Yaitu organisasi orang tua peserta didik dan pendidik. Organisasi dimaksud merupakan kejasama yang paling terorganisir antara orang tua dan wali atau orang tua peserta didik. Kalau sekarang dengan istilah Komite Sekolah. e. Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan orang keluarga (orang tua peserta didik). Surat-menyurat ini diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan peserta didik, seperti surat peringatan kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat belajar kerena sering bolos, membuat keributan, dan sebagainya f. Adanya daftar nilai atau rapor Rapor biasanya diberikan satu kali dalam satu semester kepada peserta didik ini dapat menjadi penghubung antara orang tua dan ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam 129 sekolah. Sekolah dapat memberi surat peringatan kepada orang tua bila hasil rapor peserta didik kurang baik dan perlu ditingkatkan dengan bantuan orag tuanya. Untuk memantapkan peranan sekolah tentu dengan bantuan mitra seperti orang akan lebih dapat memberikan hasil yang lebih baik. Karena tugas sekolah berperan mempengaruhi sebagian saja dari merubah perilaku peserta didik, sesuai waktu yang digunakan atau dilalui peeserta didik disekolah. Karena menurut Hasan Langgulung di atas bahwa penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, menstransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasil di akhirat. 1. Kedudukan dan peran pendidik di Sekolah Pendidik kedudukanya adalah bapak ruhani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk8. Salaby dalam bukunya “sejarah pendidikan Islam” mengatakan budi pekerti peserta didik kepada pendidiknya ialah hendaklah bersikap rendah-diri terhadap gurunya, ia harus menghormati dan memuliakanya, serta mematuhi nasehat-nasehatnya, laksana seorang sakit yang mematuhi petunjuk dokter yang berusaha menyembuhkannya9. Senada dengan pendapat Salaby di atas, Asy-Syawki10 bersyair : “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja seorang rasul”. 8 Bukhari Umar,Op,cit,h.86 9 Ahmad Salabi, Op.cit, 311 10 Bukhari Umar, Op,cit,h. 86 Volume 1, Nomor 2, Januari-Juni 2016 130 Menyisiri dari kedudukan pendidik atau pendidikan tersebut tentu perannya sangatlah besar jua dalam pendidikan Islam. bahwa peranan pendidik di sekolah juga ditentukan oleh kedudukanya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai pegawai. Berdasarkan kedudukanya sebagai pengajar dan pendidik ia harus menunjukan kelakuan yang layak. Pendidik sebagai pengayom dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Sebagai sebagai seorang pendidik ia harus menjadi pendidik selama 24 jam kapan dan dimana saja. Seorang pendidik harus siap dipandang sebagai guru yang akan digugu dan tiru oleh masyarakat, khusunya peserta didiknya11. Menurut Al-Gazali, peranan pendidikan yang utama pendidik ialah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membimbing hati manusia (peserta didik) untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Swt. hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan kepada peserta didiknya, berarti ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didik memiliki prestasi akademik yang luar biasa. Hal tersebut akan mengandung arti akan berkaitan antara ilmu dan amal shaleh12. Realisasi kegiatan pelaksanaan pendekatan diri kepada Allah ialah dengan memanfaatkan waktu senggang di sekolah seperti shalat zuhur berjamaah, membaca Al-Qur‟an sebelum pelajaran di mulai. kegiatan pengembangan diri yang telah dianjurkan oleh Peraturan 11 S. Nasution, Op,cit, h. 91 12Bukhari Umar, Op,cit,h. 87 ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam

Description:
drawn from the word 'adab (Islam) or civilization (Western) which . keluarga. Setidaknya antara sekolah dan orang tua (dalam keluarga.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.