ebook img

10 Dalil Naqli dan Aqli Yang Menyatakan Bahwa Al Qur'an Adalah Kalamullah Bukan Makhluk PDF

18 Pages·2017·0.11 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 10 Dalil Naqli dan Aqli Yang Menyatakan Bahwa Al Qur'an Adalah Kalamullah Bukan Makhluk

219613 - 10 Dalil Naqli dan Aqli Yang Menyatakan Bahwa Al Qur’an Adalah Kalamullah Bukan Makhluk Pertanyaan Saya berharap agar anda menjelaskan kepada kami tentang cara bermuamalah dengan syubhat- syubhat pelaku bid’ah, khususnya bid’ahnya pernyataan bahwa al Qur’an adalah makhluk, saya berharap agar anda merinci bagaimana cara menjawab syubhat mereka, disertai dengan penyebutan buku-buku para ulama yang terpercaya yang telah menjelaskan dengan panjang lebar untuk menolak ahli bid’ah dalam masalah ini. Jawaban Terperinci Alhamdulillah. Untuk menjawab bid’ah bertumpu pertama kali pada penguasaan tentang sunnah, penguasaan dasar-dasar aqidah, memposisikan ilmu pada konsep yang benar yang bertumpu pada al Qur’an dan Sunnah. Hal ini tidak akan sempurna hanya dengan fatwa-fatwa yang terpecah belah, atau dengan bacaan yang tidak sistematis, akan tetapi dengan cara belajar secara sistematis dengan menuntut ilmu untuk mengetahui dasar-dasarnya yang akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti, menghafal, memahami dan mendapatkannya. Pada saat itulah memungkinkan baginya untuk memahami syubhat, memahami perkataan para ulama, menganalisa kejanggalan yang menyisakan permasalah aqidah yang besar seperti ini. Kami di sini akan memberikan contoh kecil saja yang memungkinkan untuk dijadikan dasar bahwa Al Qur’an adalah kalamullah dan menolak syubhat bahwa al Qur’an adalah makhluk, dengan 1 / 18 singkat dan padat kami nukil dari salah satu penelitian khusus, dengan demikian semoga anda mengetahui sedikit tentang hal-hal yang memungkinkan untuk didiskusikan dalam masalah- masalah akidah, keluasannya, rinciannya dan membutuhkan pembahasan dan penelitian. Adalah memungkinkan dengan 10 dalil untuk menyatakan Al Qur’an al Karim adalah kalamullah bukan makhluk, dalil-dalil tersebut adalah: Dalil pertama: Alloh –Ta’ala- berfirman: ( ﺲﻤﱠﺸﻟاو ﺎًﺜﻴﺜﺣ ﻪﺒُﻠْﻄﻳ رﺎﻬﱠﻨﻟا ﻞﻴﱠﻠﻟا ﺸْﻐﻳ ِشﺮﻌْﻟا َﻠﻋ ىﻮَﺘﺳا ﻢُﺛ مﺎﻳا ﺔﱠﺘﺳ ﻓ ضراو ِتاوﺎﻤﺴﻟا ﻖَﻠَﺧ يِﺬﱠﻟا ﻪﻟا ﻢﺑر ﱠنا 54 /فاﺮﻋﻷا( ﻦﻴﻤَﻟﺎﻌْﻟا بر ﻪﻟا َكرﺎﺒَﺗ ﺮﻣاو ﻖْﻠَﺨْﻟا ﻪَﻟ ا هِﺮﻣﺎِﺑ ٍتاﺮﱠﺨﺴﻣ مﻮﺠﱡﻨﻟاو ﺮﻤَﻘْﻟاو. “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al A’raf: 54) Berhujjah dengan ayat ini dari dua sisi: Pertama: Bahwa Alloh –Ta’ala- telah membedakan antara menciptakan dan memerintah, keduanya adalah bagian dari sifat-sifat-Nya, menyandarkan keduanya kepada Dzat-Nya. Adapun penciptaan adalah perbuatan-Nya, sedangkan perintah-Nya adalah firman-Nya. Hukum asal dari dua kata yang digabungkan masing-masing mempunyai arti yang berbeda, kecuali jika ada indikasi yang menyatakan tidak demikian, dalam ayat tersebut ada banyak indikasi yang menguatkan adanya perbedaan antara keduanya di antaranya adalah sebagaimana yang akan disebutkan kemudian. 2 / 18 Kedua: Bahwa penciptaan itu tidak terjadi kecuali dengan perintah, sebagaimana firman Alloh –Ta’ala-: ( 82 /ﺲﻳ ( ُنﻮﻴَﻓ ﻦﻛ ﻪَﻟ لﻮُﻘﻳ ْنا ﺎﯩﻴَﺷ دارا اَذا هﺮﻣا ﺎﻤﱠﻧا . “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia”. (QS. Yaasiin: 82) Firman Alloh: “Kun !” adalah perintah-Nya, jika dianggap sebagai makhluk pasti ciptaan-Nya tersebut membutuhkan perintah, perintah membutuhkan perintah, dan demikian seterusnya, yang demikian itu bisa dipastikan kebatilannya. Imam Ahmad –rahimahullah- telah berhujjah dengan ayat ini atas Jahmiyah dan Mu’tazilah, beliau berkata: “Pendapat saya: “Alloh berfirman: ( ﺮﻣﻷاو ﻖﻠﺨﻟا ﻪﻟ ﻻأ ) “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah”. (QS. Al A’raf: 54) Dia telah membedakan antara penciptaan dan perintah”. (Diriwayatkan dari Ibnu Hambal dalam Al Mihnah: 53) Beliau juga berkata kepada mereka: “Firman Alloh: ( 1 :ﻞﺤﻨﻟا] (... ﻪﻟا ﺮﻣأ ﺗأ] “ Telah pasti datangnya ketetapan Allah”. (QS. An Nahl: 1) 3 / 18 Maka perintah-Nya, firman-Nya dan kekuasaan-Nya bukanlah makhluk, maka janganlah kalian membenturkan sebagian kitabullah dengan sebagian lainnya”. (Diriwayatkan dari Ibnu Hambal dalam Al Mihnah: 54) Beliau juga menyampaikan dalam surat kepada Al Mutawakkil pada saat ditanya tentang masalah al Qur’an: “Alloh –Ta’ala- telah berfirman: ( 6 /ﺔﺑﻮﺘﻟا( َنﻮﻤَﻠﻌﻳ  مﻮَﻗ ﻢﻬﱠﻧﺎِﺑ َﻚﻟَذ ﻪَﻨﻣﺎﻣ ﻪْﻐﻠﺑا ﻢُﺛ ﻪﻟا مَﻛ ﻊﻤﺴﻳ ﱠﺘﺣ هﺮِﺟﺎَﻓ َكرﺎﺠَﺘﺳا ﻦﻴﻛِﺮْﺸﻤْﻟا ﻦﻣ ٌﺪﺣا ْناو “Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”. (QS. At Taubah: 6) Dia juga berfirman: ( ﺮﻣﻷاو ﻖﻠﺨﻟا ﻪﻟ ﻻأ ) “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah”. (QS. Al A’raf: 54) Dia (Alloh) telah mengabarkan dengan kata: “penciptaan” kemudian berfirman: “dan perintah”, maka Dia Alloh telah menjelaskan bahwa perintah bukanlah penciptaan”. (Diriwayatkan oleh Sholeh anaknya beliau dalam Al Mihnah: 120-121) Imam Sufyan bin Uyainah al Hilali al Hafidz, dipercaya dan cerdas yang merupakan guru dari Imam Ahmad telah mendahului beliau dalam berhujjah seperti ini, beliau berkata: “Alloh –‘Azza wa Jalla- berfirman: ( ﺮﻣﻷاو ﻖﻠﺨﻟا ﻪﻟ ﻻأ ) 4 / 18 “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah”. (QS. Al A’raf: 54) Yang dimaksud dengan “Al Kholqu” pada ayat tersebut bahwa Alloh –Tabaraka wa Ta’ala- telah menciptakannya, sedangkan “Al Amru” yaitu Al Qur’an”. (Diriwayatkan oleh Al Aajiri dalam Asy Syari’ah: 80 dengan sanad yang baik) Dalil kedua: Alloh –Ta’ala- berfirman: ( 3 – 1 /ﻦﻤﺣﺮﻟا( َنﺎﺴْﻧا ﻖَﻠَﺧ . َنآﺮُﻘْﻟا ﻢﱠﻠﻋ . ﻦﻤﺣﺮﻟا . “ (Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur'an. Dia menciptakan manusia”. (QS. Ar Rahman: 1-3) Alloh –Ta’ala- telah membedakan antara llmu-Nya dan ciptaan-Nya, Al Qur’an adalah ilmu-Nya sedangkan manusia adalah ciptaan-Nya. Ilmunya Alloh berbeda dengan makhluk-Nya. Alloh –Ta’ala- berfirman: ( 120 /ةﺮﻘﺒﻟا( ٍﺮﻴﺼَﻧ و ﻟو ﻦﻣ ﻪﻟا ﻦﻣ َﻚَﻟ ﺎﻣ ﻢْﻠﻌْﻟا ﻦﻣ َكءﺎﺟ يِﺬﱠﻟا َﺪﻌﺑ ﻢﻫءاﻮﻫا ﺖﻌﺒﱠﺗا ﻦﺌَﻟو ىَﺪﻬْﻟا ﻮﻫ ﻪﻟا ىَﺪﻫ ﱠنا ﻞُﻗ. “Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al Baqarah: 120) Alloh –Ta’ala- telah menamakan Al Qur’an sebagai ilmu, Nabi telah mendapatkannya dari Tuhannya, Dialah Alloh yang telah mengajarkan kepadanya –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan ilmu-Nya bukanlah makhluk, jikalau ilmu-Nya makhluk maka Alloh akan bersifat dengan lawan katanya sebelum menciptakan, Maha Tinggi Alloh dan Maha Suci Alloh dari semua hal itu. Imam Ahmad –rahimahullah- telah berhujjah dengan hal itu, beliau sampaikan dalam kisah diskusi 5 / 18 beliau dengan Jahmiyyah di majelisnya Al Mu’tashim: “Abdurrahman Al Qazzaz berkata kepada saya: “Alloh ada sebelum Al Qur’an”. Saya jawab: “Kalau begitu maka Alloh ada namun tidak mempunyai ilmu..”, dia terdiam. “Kalau dia mengklaim bahwa Alloh ada namun tidak mempunyai ilmu, maka dia telah berlaku kafir kepada Alloh”. (Diriwayatkan oleh Hambal dalam Al Mihnah: 45) Dikatakan juga kepada beliau –rahimahullah-: “Suatu kaum berkata: “Jika seseorang berkata: “kalamullah bukanlah makhluk”. Mereka berkata: “Siapa imam anda dalam masalah ini ?, dari mana ucapanmu bahwa Al Qur’an bukan makhluk ?” Beliau berkata: “Hujjahnya adalah firman Alloh –Tabaaraka wa Ta’ala- : ( ﻢﻠﻌﻟا ﻦﻣ كءﺎﺟ ﺎﻣ ﺪﻌﺑ ﻦﻣ ﻪﻴﻓ ﻚﺟﺎﺣ ﻦﻤﻓ ) “Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu)”. (QS. Ali Imron: 61) Dan tidaklah yang datang kepada beliau kecuali Al Qur’an”. Beliau –rahimahullah- juga berkata: “Al Qur’an bagian dari ilmu Alloh, maka barang siapa yang mengklaim bahwa ilmu Alloh adalah makhluk maka dia telah menjadi kafir”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hani’ dalam Al Masa’il: 2/153-154) Dalil yang ketiga: Alloh –Ta’ala- berfirman: 6 / 18 ( 109 /ﻒﻬﻟا( ادَﺪﻣ ﻪﻠْﺜﻤِﺑ ﺎَﻨﯩِﺟ ﻮَﻟو ِﺑر تﺎﻤﻠﻛ َﺪَﻔْﻨَﺗ ْنا ﻞﺒَﻗ ﺮﺤﺒْﻟا َﺪﻔَﻨَﻟ ِﺑر ِتﺎﻤﻠﻟ اداَﺪﻣ ﺮﺤﺒْﻟا َنﺎﻛ ﻮَﻟ ﻞُﻗ. “Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al Kahfi: 109) Alloh –Ta’ala- berfirman: ( 27 /نﺎﻤﻘﻟ( ﻢﻴﺣ ﺰﻳِﺰﻋ ﻪﻟا ﱠنا ﻪﻟا تﺎﻤﻠﻛ تَﺪﻔَﻧ ﺎﻣ ٍﺮﺤﺑا ُﺔﻌﺒﺳ هِﺪﻌﺑ ﻦﻣ هﱡﺪﻤﻳ ﺮﺤﺒْﻟاو مَْﻗا ةﺮﺠَﺷ ﻦﻣ ِضرا ﻓ ﺎﻤﱠﻧا ﻮَﻟو. “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Luqman: 27) Alloh –Ta’ala- telah mengabarkan –dan firman-Nya adalah benar- bahwa kalimat-kalimat-Nya tidak terbatas, kalau saja semua lautan yang telah Dia ciptakan dijadikan tinta untuk menulisnya, dan semua pohon menjadi penanya, maka akan habis tinta semua lautan tersebut, penanya pun akan rusak, sedangkan kalimat-kalimat Alloh belum habis. Penjelasan ini maksudnya adalah tentang keagungan kalam Alloh –Ta’ala- dan kalam tersebut adalah sifat dan ilmu-Nya. Hal ini tentunya tidak bisa dianalogikan dengan kalamnya makhluk yang akan musnah, jika kalam Alloh adalah makhluk maka akan habis sebelum habisnya tinta satu lautan dari semua lautan yang ada; karena Alloh telah menetapkan kerusakan pada semua makhluk tidak pada Dzat dan sifat-Nya. Dalil Keempat: Nama-nama Alloh –Ta’ala- di dalam Al Qur’an seperti: (Alloh, Ar Rahman, Ar Rahim, As Samii’, Al ‘Aliim, Al Ghafuur, Al Kariim) dan lainnya dari Asma’ul Husna, semua itu adalah bagian dari kalam- Nya; karena Dia-lah sendiri yang menamakannya dengan nama-nama tersebut, baik secara lafadz maupun maknanya. 7 / 18 Alloh –Ta’ala- telah menyamakan antara bertasbih pada Dzat-Nya dan bertasbih dengan Nama- nama-Nya, Alloh –Ta’ala- berfirman: ( 1 /ﻠﻋﻷا ( َﻠﻋا َﻚِﺑر ﻢﺳا ﺢِﺒﺳ، “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi”. (QS. Al A’la: 1) Alloh –Ta’ala- juga telah menyamakan antara berdo’a kepada Dzat-Nya dan berdo’a kepada Nama- nama-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: ( 180/فاﺮﻋﻷا( ﺎﻬِﺑ هﻮﻋدﺎَﻓ َﻨﺴﺤْﻟا ءﺎﻤﺳا ﻪﻟو “Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu”. (QS. Al A’raf: 180) Demikian juga Alloh –Ta’ala- menyamakan antara berdzikir kepada-Nya dengan berdzikir kepada Nama-nama-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: ( 25/نﺎﺴﻧﻹا( ًﻴﺻاو ًةﺮﺑ َﻚِﺑر ﻢﺳا ِﺮﻛْذاو . “Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang”. (QS. Al Insan: 25) Tasbih, do’a dan dzikir tersebut jika dilakukan kepada makhluk, maka berarti kufur kepada Alloh. Jika dikatakan: “Sungguh kalam Alloh –Ta’ala- adalah makhluk”. Maka berarti nama-nama-Nya termasuk di dalamnya, dan barang siapa yang mengklaim demikian, maka dia telah menjadi kafir sebagaimana yang telah kami sebutkan; karena hal itu mengandung arti bahwa Alloh –Ta’ala- tidak mempunyai nama-nama tersebut sebelum menciptakan kalam-Nya. Maka juga berarti orang yang bersumpah dengan salah satu dari nama-nama-Nya adalah musyrik; karena dia telah bersumpah kepada makhluk, sedangkan makhluk bukanlah sebagai Al Kholiq 8 / 18 (pencipta). Dengan hujjah inilah sekelompok ulama salaf dan para imam berdalil bahwa Al Qur’an bukanlah makhluk, di antara mereka adalah: Imam Hujjah Sufyan bin Sa’id ats Tsauri berkata: “Barang siapa yang berkata: “ﺪﻤﺼﻟا ﻪﻟا ،ﺪﺣأ ﻪﻟا ﻮﻫ ﻞﻗ “ adalah makhluk, maka dia telah menjadi kafir”. (Diriwayatkan oleh Abdullah dalam As Sunnah: 13 dengan sanad yang baik) Imam Syafi’i berkata: “Barang siapa yang bersumpah dengan salah satu nama dari nama-nama Alloh, lalu dia melanggarnya maka wajib membayar kaffarat; karena nama Alloh bukanlah makhluk, dan barang siapa yang bersumpah dengan Ka’bah atau dengan Shofa dan Marwah maka tidak wajib membayar kaffarat; karena dia adalah makhluk, sedangkan nama-Nya bukanlah makhluk”. (HR. Ibnu Abi Hatim dalam Adab Syafi’i: 193 dengan sanad yang benar) Ahmad bin Hambal berkata: “Nama-nama Alloh yang ada di dalam Al Qur’an, dan Al Qur’an termasuk ilmu Alloh, barang siapa yang mengklaim bahwa Al Qur’an itu makhluk maka dia menjadi kafir, dan barang siapa yang mengklaim bahwa nama-nama Alloh adalah makhluk maka dia menjadi kafir”. (HR. Sholeh dalam Al Mihnah: 52, 66-67) Dalil kelima: Alloh –Ta’ala- telah mengabarkan bahwa Al Qur’an telah diturunkan oleh-Nya dan disandarkan kepada-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: ( 2 /ةﺪﺠﺴﻟا( ﻦﻴﻤَﻟﺎﻌْﻟا ِبر ﻦﻣ ﻪﻴﻓ ﺐﻳر  ِبﺎَﺘْﻟا ﻞﻳِﺰْﻨَﺗ 9 / 18 “Turunnya Al Qur'an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam”. (QS. As Sajdah: 2) Dia juga berfirman: ( 114/مﺎﻌﻧﻷا ( ﻖﺤْﻟﺎِﺑ َﻚِﺑر ﻦﻣ لﺰَﻨﻣ ﻪﱠﻧا َنﻮﻤَﻠﻌﻳ بﺎَﺘْﻟا ﻢﻫﺎَﻨﻴَﺗآ ﻦﻳِﺬﱠﻟاو “Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya”. (QS. Al An’am: 114) Dia juga berfirman: ( 102 /ﻞﺤﻨﻟا ( ﻖﺤْﻟﺎِﺑ َﻚِﺑر ﻦﻣ ِسُﺪُﻘْﻟا حور ﻪَﻟﺰَﻧ ﻞُﻗ “Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar”. (QS. An Nahl: 102) Dia (Alloh) tidak menyandarkan sesuatu yang diturunkan kepada Dzat-Nya kecuali kalam-Nya, hal ini menunjukkan adanya kekhususan dari sisi artinya, maka hal itu tidaklah sama dengan turunnya hujan, besi dan lain sebagainya. Kesemuanya itu Alloh telah mengabarkan bahwa juga diturunkan, akan tetapi tidak menyandarkan kepada Dzat-Nya secara langsung, berbeda dengan kalam (firman) Nya, kalam itu adalah sifat, sedangkan sifat itu tidak disandarkan kecuali kepada yang memilikinya tidak kepada yang lainnya, jika sifat itu adalah makhluk, maka akan berpisah dengan penciptanya dan tidak sah menjadi sifat-Nya; karena Alloh –Ta’ala- tidak membutuhkan makhluknya dan tidak memiliki sedikitpun dari sifat makhluk-Nya. Dalil yang keenam: Dari Khoulah bin Hakim As Sulaimiyyah berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: 10 / 18

Description:
dasar-dasar aqidah, memposisikan ilmu pada konsep yang benar yang Adalah memungkinkan dengan 10 dalil untuk menyatakan Al Qur'an al
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.