Hidup mahasiswa..!!! transformasi itu? Di sini mahasiswa dituntut untuk bisa berpikir kritis dan bijaksana dalam memahami Assalaamu`alaikum.Wr.Wb. hal tersebut, tentunya terlepas dari pro dan kontra, karena perbedaan pendapat itu hal wajar. Yang tidak Puji dan syukur kami wajar adalah cara menyikapi perbedaan itu, karena panjatkan kepada kehadirat sesungguhnya dengan perbedaan itu akan muncul ide- Tuhan yang Maha Kuasa atas ide cemerlang yang menghantarkan kepada kemajuan. izin-Nya Buletin Tinta Pena Selain itu mahasiswa adalah penggerak perubahan Sastra bisa terbit di bulan April yang mempunyai andil besar dalam memajukan ini. bangsa, khususnya di fakultas itu sendiri. Dalam kepengurusan kedua Redaksi TIPIS ini, Segenap Tim Redaksi Tinta Pena Sastra kami hadir dengan mengulas tema “Budaya” dalam mengucapkan terima kasih atas perhatian dan edisi kali ini. Sehubungan dengan transformasi dukungan yang kalian berikan sehingga buletin ini Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu budaya, bisa terbit. Albert Einsten pernah berkata “Belajaralah tentunya bukan hal yang mudah untuk perubahan dari masa lalu, lakukan hari ini, dan berharap untuk tersebut dilakukan tanpa dukungan berbagai pihak, hari esok. Yang penting jangan pernah berhenti baik internal maupun eksternal FIB sendiri. mempertanyakan sesuatu.” Sesungguhnya tema yang kami hadirkan ini Jatinangor, 11 April 2012 sangat berkaitan erat dengan transformasi itu sendiri, yaitu budaya. Namun apakah kita sebagai mahasiswa Pemimpin Redaksi FIB sudah memahami tujuan dan dampak dari Re daksi Tinta Pena Sastra Pelindung 2010),Hana Farhati (Jerman 2010), Eka Winda Dr.Heriyanto, M.Hum Rachmawati (Indonesia 2011), Khoerunnisa (Jerman 2011), Hani Dwi Meiliza (Jepang 2011), Rahmaniyar Penasehat (Jepang 2010), Garry Tiopan. B (Rusia 2011), Fouzna Ade Krisniawan (Indonesia 2009) (Jepang 2010) Wandra (Sejarah 2009) Editor Bahasa Pemimpin Asri Anugerah Gustini (Jepang 2010), M. Abid Ubaidillah Deni Hamdani (Jepang 2011) (Indonesia 2011), Wirantika (Jepang 2011), Gita Ayu Inggarwangi (Inggris 2011), Abdul Toyib sodikin (Jerman Redaktur Pelaksana 2010), Rama (Jerman 2011), Melvina Charitas (Jerman Kusrianto Ryan (Sejarah 2011) 2011), Angki Nurjajang (Jepang 2011), Nurasiyah Jamil Sekrtaris (Indonedia 2011) Fia angraini (Jerman 2010) Layouting Bendahara Hanifah Hidayati Reswi (Jepang 2010), Probo Agung Nurul Magfira Rauf (Arab 2010) Laksono (Indonesia 2011), Ficca Oxy Putra Ridai (Arab 2011), Abu Dzar Al-Ghifari (Arab 2011) Redaksi Annisa Citradelita (Jepang 2011), Abrori Abdul Rozaq Photografer (Arab 2010), Anastasia Anggoro.S (Sejarah 2011), Denti Dewi (Rusia 2011) Rahayu (Jerman 2011), Tia Yusmiati (Inggris 2010), Monica (Jepang 2011) Debby Citra Kristanti (Inggris 2011), Nurul Fathimah (Jepang 2010), Nurfathia Yasmin (Inggris 2011) Distribusi Anggota Buletin Tinta Pena Sastra Reporter Novita Yulisya (Jepang 2010), Rindi Astriani (Indonesia Alamat Redaksi 2010), Rachman Tri Saptianto (Jepang 2010), Tsani Sofi Student Center Lt.2, FIB Unpad CP:085659982561 Aini (Arab 2011),Dinda Puteri Alhumaira (Jepang 2011), E-mail : [email protected] Fitriayu (Jerman 2010), M. Agustian Ari Putra (Indonesia Blog http:/bemgamafasaunpad.wordpress.com/tipis Feature >> Indonesia merupakan sebuah negara budaya yang diwariskan nenek moyang kita dengan sejuta pesona yang telah dianugerahkan tidak tergerus oleh kemajuan zaman. Menurut Tuhan. Setiap jengkal tanah dan setetes air data dari Departemen Pariwisata mengenai yang terhampar dari Sabang sampai Merauke, jumlah kunjungan wisatawan asing di dari Pulau Taulud hingga Pulau Rote, adalah Indonesia pada tahun 2011, Bali dan mukjizat bagi penghuni bumi pertiwi ini. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata Indonesia adalah negara yang kaya akan dengan angka kunjungan tertinggi di Indonesia. keindahan alam dan budaya, yang terdiri dari Padahal, jika kita telusuri masih banyak daerah sekitar 18 ribu pulau, 750 bahasa dan 1128 yang memiliki pesona keindahan alam yang suku bangsa! Adakah negara lain di dunia ini tidak kalah menarik. yang memiliki kekayaan budaya seperti Indonesia? Akan tetapi, ada satu hal yang telah dilupakan oleh generasi kita sekarang, yaitu budaya yang diwariskan nenek moyang kita. Budaya adalah sebuah harta yang sangat berharga dan merupakan jati diri bangsa kita di mata dunia. Setiap daerah di Indonesia memiliki khazanah budayanya masing-masing. Hal inilah yang harus dimanfaatkan untuk Keunikan dari daerah ini adalah memperkenalkan bangsa kita kepada dunia pertunjukan seni budaya yang dijadikan sebagai internasional. Contohnya, pembaca mungkin alat utama untuk menarik wisatawan, terutama sudah tidak asing lagi dengan tempat-tempat wisatawan mancanegara. Yogyakarta misalnya, seperti Bali dan Yogyakarta, tetapi masih hampir sepanjang tahunnya menggelar event- banyak yang bertanya mengapa daerah ini event pertunjukan bertemakan seni budaya. begitu istimewa dibandingkan tempat-tempat di Antara lain, Festival Kebudayaan Yogyakarta daerah lain. Setiap orang yang pernah berlibur yang rutin diadakan tiap pertengahan bulan ke tempat ini pasti akan memiliki kesan yang Juni setiap tahunnya. Pada ajang festival ini, mendalam dan merasa seperti berada di dunia wisatawan akan dimanjakan dengan berbagai yang berbeda, jauh dari hiruk-pikuk dan macam pertunjukan seperti festival gamelan, hedonisme kota metropolitan. pameran budaya, dan pameran kerajinan tangan khas masyarakat Yogyakarta. Selain itu ada Ya, Bali dan Yogyakarta merupakan juga festival sekaten yang rutin diadakan setiap tempat dimana tradisi dan budaya berpadu menjelang perayaan Maulid Nabi, dimana pasar dengan modernisasi sehingga menghasilkan malam akan dibuka selama sebulan penuh. sebuah harmoni yang indah. Di sini, nilai-nilai 2 TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD Kemudian, festival tersebut akan diikuti oleh musik tradisional, kerajinan tangan, dan segala pameran keraton Yogyakarta, dan akan ditutup kegiatan yang berhubungan dengan dengan tradisi Grebeg Maulud. Tentu masih kebudayaan masyarakat Bali. banyak yang belum mengetahui apa itu Grebeg Selain di kedua daerah tersebut, Maulud, bukan? Tradisi ini merupakan bentuk sebenarnya masih banyak tempat-tempat lain cinta kasih raja kepada rakyatnya, dimana di Indonesia yang memiliki keunikan tradisi sultan memberikan 7 gunungan, yaitu 3 dan seni budaya sendiri. Seperti tradisi Gunungan Kakung, Putri, Gepak, Pawuhan, pemakaman Suku Toraja di Sulawesi Selatan, dan Dharat yang dikeluarkan dari dalam tradisi Hombo Batu Nias di Sumatera Utara, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. tradisi bakar batu di Papua, dan masih banyak Kemudian, ketujuh gunungan tersebut diarak lagi. Apabila pemerintah lebih serius untuk melewati Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-Alun mengelola potensi yang dimiliki negara kita, Utara hingga berakhir di halaman Masjid Gede tentu akan banyak keuntungan yang dapat Kauman Yogyakarta. Setelah diarak, seluruh diperoleh. Pertama, devisa negara dari sektor masyarakat yang mengikuti ritual ini akan pariwisata sudah pasti akan terdongkrak, berebut untuk mendapatkan isi gunungan itu. kemudian tradisi dan budaya bangsa kita akan semakin dikenal dunia internasional. Sayangnya, salah satu kelemahan negara kita adalah kurangnya perhatian pemerintah untuk menggali potensi yang ada di pelosok negeri. Sekarang, sebagai generasi pewaris dan penjaga budaya nusantara, kita semua memiliki kewajiban untuk melestarikan warisan-warisan itu. Tradisi dan budaya merupakan sebuah cipta karya manusia sebagai tanda jejak peradaban Tidak kalah dengan di Yogyakarta, Bali umat manusia dari masa ke masa. Seperti yang juga memiliki pertunjukan seni budaya seperti pernah dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, upacara ngaben yang merupakan upacara bahwa budaya merupakan hasil perjuangan penyucian atma (roh), sebuah fase pertama manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni sebagai kewajiban suci umat Hindu Bali zaman dan alam yang merupakan bukti terhadap seseorang yang telah wafat. kejayaan hidup manusia. Kita boleh hidup Pertunjukan tari kecak yang sering diadakan mengikuti kemajuan zaman akan tetapi kita dan sangat menarik minat wisatawan, karena tidak bisa begitu saja melupakan warisan tarian ini mengandung unsur mistis. Satu lagi budaya kita bukan? (TIPIS/IA/KY) event yang tidak boleh dilewatkan adalah “Bali Arts Festival” yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya, selama sebulan penuh. Festival tersebut diadakan pertunjukan seni tari dan TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD 3 Seputar fIb >> Forum Diskusi Mahasiswa (Fordisma) yang menjadi FIB. Senat Unpad berinisiatif mengadakan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2012 di teras abu sidang terbuka pada 3 Januari 2012 sebagai reaksi Gedung C sebagai wadah sosialisasi perubahan nama lamanya proses persetujuan pergantian nama oleh Fakultas Sastra (Fasa) menjadi Fakultas Ilmu Budaya kemendiknas. Hasilnya Bapak Ganjar Kurnia (Rektor (FIB). Diundang Reza Dinaputra (Pembantu Dekan 1) Universitas Padjadjaran) menyetujui untuk dan M. Nasihuddin (ketua BEM GAMA FASA mengesahkan Surat Keputusan Perubahan Nama Fasa UNPAD periode 2010-2011) sebagai narasumber. menjadi FIB pada tanggal 5 Januari 2012. Disaat yang Acara serupa direncanakan akan diadakan setiap dua hampir bersamaan Fakultas Ekonomi Universitas bulan sekali, tentunya dengan mengangkat tema Padjadjaran pun berganti nama menjadi Fakultas berbeda setiap edisinya. Ekonomik dan Bisnis. Dengan nama yang sudah berubah maka mulai tahun ajaran 2012 akan diterapkan Berdasarkan penuturan Bapak Reza Dinaputra, sebuah kurikulum yang berbasis kompetensi dengan Fakultas Sastra berdiri pada tanggal 1 November 1958 ditambahkannya empat kompetensi dasar yang harus dengan tiga progam studi Ilmu Sejarah, Sastra dimiliki setiap mahasiswa yaitu: kepariwisataan, Indonesia/Daerah, dan Satra Inggris. Kemudian dibuka kewirausahaan, kajian budaya, dan diplomatik. program studi Sastra Mandarin dan Antropologi. Pada Diharapkan nantinya mahasiswa akan lebih aktif dan tahun 1965 Prodi Sastra Mandarin dibubarkan aplikatif dalam berkomunikasi menggunakan bahasa sedangkan prodi Antropologi dipindahkan ke Fakultas yang telah dipelajari di kampus. Akan dibuka juga Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tahun 1987 dibuka program studi Arkeologi dan Kepariwisataan untuk program studi Usaha Perjalanan Wisata untuk jenjang jenjang S1, S2 dan S3. Serta setelah pengesahan Surat III. Penambahan kurikulum kajian budaya dan Diploma Keputusan oleh Kementrian Pendidikan, lulusan FIB filologi pada tahun 2000. Perubahan nama dan akan bergelar Sarjana Humaniora (S.Hum). kurikulum berarti pula adanya kebutuhan tenaga pengajar yang tidak hanya punya pengetahuan Pembenahan sarana dan prasarana juga kesusastraan saja tetapi juga mengenai kebudayaan. dilakukan: pembangun gedung perkuliahan baru dan renovasi laboratorium bahasa. “Pada tanggal 10 April Menurut beliau gagasan tentang pergantian 2012 nanti akan diadakan peluncuran FIB yang nama ini sudah berhembus sejak 2002 namun tak diharapkan diikuti oleh semua [mahasiswa] jenjang mendapatkan perhatian serius. Usulan ini masih (D3 dan S1) dari semua program studi. Dan mulai dari sebatas semangat perubahan menuju arah yang lebih saat ini saya harapkan kalian semua [mahasiswa FIB- baik. Memerlukan proses yang panjang agar perubahan red] akan menyuarakan bahwa kalian bangga menjadi nama ini bisa direalisasikan sekarang pada saat Bapak mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya!” pungkas Bapak Dadang Suganda menjabat sebagai Dekan FIB. Reza. Tahun 2010 Senat Universitas Padjadjaran menyetujui rencana terkait perubahan nama Fasa 4 TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD Seputar fIb >> Diubahnya nama Fasa menjadi FIB fakultas. Hasilnya diturunkannya Izin Prinsip seperti penuturan Prof. Dr. Dadang Suganda Direktur Kelembagaan dan Kerjasama sebenarnya sudah lama digagas oleh Bapak Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nomor Prof. Dr. Edi S. Ekajadti ketika menjabat 921/D5.1/T/12 tanggal 21 Februari 2011 dan sebagai Dekan Fasa Unpad periode 1995-2002 Surat Keputusan Rektor Nomor silam. Hal tersebut hanya menjadi wacana yang 350/UN6.RKT/PP/2012 tanggal 5 Januari 2012 tidak direalisasikan. Tetapi perubahan nama yang meresmikan perubahan nama Fakultas dirasakan menjadi sangat perlu seiring Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Dampak berjalannya waktu. Dan pada kenyataannya dari perubahan nama ini dalam berbagai bidang yang di pelajari setiap hari tidak hanya ilmu yaitu sebagai berikut: kebahasaannya saja tetapi juga kebudayaan 1. Akademik. Penambahan Mata Kuliah Umum masing-masing jurusan. (MKU) diplomasi, kewirausahaan, pariwisata, dan kajian budaya dengan mengurangi bobot SKS MKU yang diambil tetapi tidak menghapus MKU yang sudah ada. Kebijakan ini akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2012/2013. Bagi mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 diberikan kebebasan untuk mengambil atau tidak MKU baru tersebut. Terkait dengan penambahan Mata Alasan-alasan lain, pertama adanya Kuliah Jurusan, itu tergantung kebijakan kekhawatiran akan lulusan Fasa kurang setiap jurusan. Namun yang pasti MKJ baru memiliki kompetensi di masyarakat. Kedua tersebut harus menititikberatkan pada aspek terkait akan ada banyak akses program kebudayaan. kejasama lapangan kerja dengan alumni. Serta 2. Tenaga pengajar. FIB akan bekerjasama perlunya penyesuaian kurikulum dengan dengan beberapa instansi untuk dinamika masyarakat saat ini. mendatangkan tenaga pengajar bagi tiga Tahun 2008 dimulailah upaya-upaya MKU tambahan: pakar budaya untuk MKU realisasi perubahan nama fakultas ini. Diawali Kajian Budaya, NHI untuk MKU Pariwisata, dengan sosialisasi dan pembentukan tim KADIN untuk MKU Kewirausahaan, dan pengurus seluruh persyaratan perubahan FISIP Unpad untuk MKU Diplomasi. Selain 5 TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD itu juga meningkatkan wawasan dosen pengajar FIB dengan mengikutkan pada seminar setiap bulan serta les bahasa Inggris. 3. Fasilitas. Fasilitas-fasilitas tambahan sebagai penunjang pembelajaran akan dipusatkan di Gedung D yang sedang dalam proses pembangunan, meliputi Pusat Linguistik, Budaya, dan Bahasa di lantai 2 dan Museum di lantai pertama. Peemenuhan fasilitas di lulusannya mampu bekerja dalam ranah kerja bidang kepariwisataan akan berkerjasama yang berhubungan dengan kebudayaannya. dengan NHI. 8. Visi, misi, dan Hymne Fakultas. Sudah ada 4. Perubahan nama program studi. Masih revisi visi misi, dan hymne Fakultas dan akan dalam proses, namun Prodi Sastra Sunda disosialisasikan pada saat peluncuran FIB sudah mengusulkan menjadi Prodi Kajian Unpad pada tanggal 10 April 2012. Sunda. 9. Selain perubahan-perubahan tersebut, muncul 5. Gelar. Perubahan nama gelar lulusan dari wacana penambahan program studi baru di sebelumnya Sarjana Sastra (S.S) menjadi fakultas ini yaitu Program Studi Filsafat, Sarjana Humaniora (S.Hum) belum dapat Perfilman (Dokumenter) dan Program Studi dilakukan untuk saat ini, masih menunggu Seni (Kotemporer/Tradisional). Tetapi belum pengakuan dari nomenklaktur kepegawaian. dapat direalisasikan karena masih 6. Penjurusan akademik. Diluar penjurusan diperlukannya proses pembangunan fisik dan yang sudah terlebih dulu ada (linguistik, sastra, non fisik pada FIB ini. Tulisan “Fakultas dan filologi) akan ditambah dengan diplomasi, Sastra” di Gedung A direncanakan akan tetap kewirausahaan, pariwisata, kajian budaya. dipertahanknan untuk mengingat nilai Bagi angkatan-angkatan sebelum tahun 2012 histotris yang mendalam yang terkandung di dipersilakan untuk mengambil penjurusan dalamnya. baru atau mengambil tema skripsi jurusan 10. Beliau pun berharap setelah perubahan nama yang baru. fakultas ini, mahasiswa mampu memperkaya 7. Prospek kerja. Jaminan lulusan FIB dapat kegiatan yang berbasis budaya secara luas menguasai dan berkomunikasi dengan bahasa guna mengembangkan diri serta siap bahu- yang telah dipelajari dengan langkah konkrit membahu dalam pembangunannya ke depan mengadakan tes kebahasaan (TOEFL, sehingga masyarakat tidak ragu untuk DELF/DALF, dan lain-lain) yang menerima lulusan FIB Unpad kelak. (TIPIS/FA) diselengglarakan oleh FIB, sehingga 6 TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD Seputar fIb >> Gelaring Fakultas Ilmu Budaya (10/4) lagu, Lili Suparti M.sn selaku pencipta yang bertempat di Pelataran Parkir Fakultas karategan FIB dan Kunto Sofianto, Ph.D selaku Ilmu Budaya di hadiri oleh Rektor Universitas pencipta Mars FIB kepada Dekan FIB, Prof. Padjadjaran, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA., Dr. Dadang Suganda, M.Hum . serta para undangan yaitu Dekan FMIPA, FTIP, Setelah itu beranjak ke sesi acara Fakultas Keperawatan, Fakultas Farmasi serta berikutnya yaitu pembukaan PILDEK 2012 Dirut Bank BNI. Acara diawali dengan arak- (Piala Dekan 2012) oleh dekan FIB, Prof. Dr. arakan yang meriah, peserta arak-arakan Dadang Suganda, M.Hum yang diawali dengan merupakan perwakilan jurusan-jurusan FIB dan parade perwakilan atlet dari setiap cabang lembaga-lembaga kemahasiswaan. Dimulai olahraga yang di lombakan yaitu cabang bulu pukul 08.00 WIB para perserta arak-arakan tangkis, bola basket, futsal dan sepak bola. beranjak dari Balai Santika menuju Fakultas Kemudian para undangan, dosen, staf, dan Sastra, sesampainya rombongan arak-arakan di mahasiswa melukis bersama di atas sebuah Fakultas Sastra dilaksanakanlah pengguntian kanvas besar dalam rangka Berekspresi pita FIB yang menandakan bahwa Fakultas bersama FIB dalam bahasa rupa. Tidak Ilmu Budaya telah diresmikan dengan ketinggalan juga partisipasi himpunan- penandatanganan prastasti dan peresmian tugu himpunan mahasiswa dan LK (lembaga FIB oleh rektor dengan di iringi oleh tarian kemahasiswaan) yang turut menyemarakkan merak yang sangat indah, maka resmilah gelaring FIB dengan menampilkan pentas Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya. kreativitas seni. Kemudian acara dilanjutkan dengan Rangkaian acara gelaring FIB selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne pada pukul 15.00 WIB, acara ini sekaligus Unpad dan Hymne Sastra yang ditembangkan menjadi tonggak sejarah perubahan Fakultas untuk terakhir kalinya. Setelah itu dilanjutkan Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya yang oleh sambutan dr.Reiza D. Diena Putra selaku diharapkan dapat menjadi fakultas yang lebih ketua panitia Gelaring FIB. Di acara ini di baik dan membawa perubahan positif bagi perkenalkan juga Karategan FIB dan Mars FIB seluruh elemen civitas akademia yang di nyanyikan oleh perwakilan civitas FIB FIB.(TIPIS/FA/DR) kemudian secara simbolis teks Karategan FIB dan Mars FIB yang diserahkan dari pencipta 7 TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD Testimoni acara gelaring FIB: “ Spektakuler, sebuah sejarah yang spektakuler, perubahan ini harus disyukuri oleh mahasiswa Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA. Rektor dan dosen, acara ini spektakuler karena dari Unpad sekian banyak rumpun bisa bersatu” “ Perubahan sedianya membawa perubahan- perubahan lainya, apalah arti sebuah nama, Damayanti Priatin, M.hum, Dosen Sastra seperti bunga rose mau di ganti menjadi apapun Jerman namanya harus tetap semerbak. Semoga “ Perubahan nama itu bagus dan harus menjadi perubahan ini akan membawa semangat dan lebih baik, kurikulum dan akademik harus juga jangan hanya namanya saja yang berubah” disesuaikan dengan nama, acara ini menyenangkan yang menandai adanya sebuah Prof. Dr. Anas Subarnas, MSc., Apt., Dekan perubahan” Farmasi 8 TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Description: